04. Envy Girl

Jika bukan kehendak-Nyah, kita bisa apa?

Apalagi Surti, dia hanya keset Welcome yang selalu diinjak-injak.

---

Bayu melepas kaos hitamnya dan berganti menggunakan sweater tebal yang juga berwarna hitam untuk setelahnya pergi dengan tas kecil di punggungnya. Ia mengunci kamar kosnya sebelum benar-benar meninggalkannya.

Malam telah menjemput, bahkan hampir menginjak waktu sempurna tengah malam. Namun, Bayu justru berada di halte, merongoh saku celana jeans-nya dan memanggil seseorang.

"Gue udah di lokasi. Lo di mana?" tanya Bayu langsung.

"2 detik lagi," jawab si penerima telepon sebelumnya akhirnya memutuskan sambungan teleponnya secara sepihak.

Bayu menghela napas kecil, kemudian langsung beranjak mendekat pada seseorang yang menepikan motor Kawasaki hitam di seberangnya. Dalam hitungan detik, Bayu naik di boncengan orang itu dan melesat menempuh jauhnya jarak di dinginnya angin malam yang menusuk tulang.

Tiga puluh menit mereka tempuh untuk dapat sampai di sebuah arena balapan mobil yang penuh hingar bingar dan ilegal. Bayu turun dari boncengan dan mendekati stan khusus untuk para peserta yang berada di serambi kanan arena.

Bayu menyapa beberapa, sebelum duduk di seberang 'tuan'-nya.

"Bay," kata Erwin, laki-laki yang membayarnya untuk ikut balapan dan menang. Bayu diperlakukan seperti sewaan di sini, namun itu tak melukainya selama ia dibayar dengan pantas. "Pastikan lo menang hari ini, ya."

"Siap," balas Bayu seperti biasanya.

"Sekarang ada Vano, saingan yang mesti lo perhatikan. Dia baru di sini, tapi udah terkenal di daerah lain." Erwin menjelaskan dengan tenang, sebelum akhirnya mendekat dan berbisik tajam. "Jangan sia-siakan duit 10 juta gue."

Bayu mengangguk, kemudian menelan ludahnya ketika kini telah benar-benar berada di mobil balap milik Erwin dan akan memulai pertandingan. Ia menoleh ke kanan, tepatnya pada Vano yang dibicarakan Erwin.

Konsentrasi Bayu harus tinggi, harus menang dan mendapatkan uang untuk dirinya, keluarganya ... juga Surti.

Ketika pada akhirnya suara siap diudarakan, Bayu segera menginjakkan kakinya di injakan gas, tanpa lupa untuk mengeremnya. Kemudian suara sedia, dan pada akhirnya, pertandingan dimulai. Bayu segera melepas injakan pada remnya untuk melesat secepat-cepatnya, saling menyusul dengan peserta lain.

Bayu sudah hafal rutenya, karenanya ia sempat memimpin dengan jarak tipis dengan Vano. Laki-laki itu berada satu meter di belakangnya.

Bayu menggeram, menipiskan bibirnya untuk melesat dengan kecepatan super kencang. Lima menit seperti itu, hingga akhirnya suara riuh dari tim Erwin bersorak gembira.

Helaan napas Bayu terdengar jelas ketika ia keluar dari mobil balap Erwin. Tubuhnya bungkuk, cara jalannya seolah akan jatuh kapan saja dan ketika dekat, Erwin langsung membawanya dalam dekap bangga.

"Bagus, Bay. Gue kasih 5 juta sekarang."

Senyum bahagia Bayu terukir. Pada hasil kerja kerasnya yang bahkan tak diketahui keluarga serta Surti, Bayu berharap uang itu dapat membawa bahagia yang ia inginkan.

***

Hari Sabtu menjadi hari sibuk bagi Surti karena dia harus bekerja di restoran Italia yang berada di dekat pusat kota. Restoran itu selalu padat dan ramai, butuh tenaga ekstra untuk Surti dapat menjalankan hari ini.

Jika Surti tak bekerja, dari mana ia akan mendapatkan uang. Hidupnya yang terlalu sulit ini perlu diperjuangkan sekeras-kerasnya.

Namun, harinya tak akan berjalan lancar tanpa doa, karenanya ia mengunjungi makan ayah dan ibunya terlebih dahulu dan memberi bunga-bungaan untuk mempercantiknya sebelum berangkat bekerja paruh waktu.

"Pagi, pak. sapa Surti pada satpam yang berjaga. Satpam yang berjaga itu mengangguk, tersenyum, menyapa kembali pada Surti.

Surti masuk pintu belakang dan bergabung dengan pelayan lain yang sedang berganti baju. Surti berjalan menuju lokernya, mengambil totebag berisi seragam kerjanya, kemudian berganti di kamar ganti.

Surti hanya bertugas menyampaikan pesanan, mengambil kembali piring bekas dan membersihkan meja kotor di restoran tingkat dua yang luas itu. Restoran memiliki 150 meja dan 600 kursi yang selalu penuh tiap hari, apalagi weekend seperti kali ini.

Pukul 10.00 telah tiba, artinya waktunya restoran untuk buka. Surti bekerja seperti biasanya, menyajikan minum, makan, mengambil piring, gelas beserta sampah lainnya yang ditinggalkan pelanggan. Tak lupa, ia mengelap meja bekas pelanggan yang telah pergi.

Sejauh ini semuanya baik-baik saja, normal-normal saja, sebelum akhirnya ia harus mengantarkan smoothie dan cheese cake pada salah satu meja yang rupanya diduduki oleh Sultan.

Tubuh Surti menegang, apalagi melihat punggung seorang wanita berhijab yang menjadi lawan duduk Sultan. Surti mencoba untuk menetralisir dekat jantungnya yang tiba-tiba berdebar luar biasa tak normal, kemudian berjalan selayaknya pelayan.

Namun, ketika sampai di meja itu, Surti benar-benar tak bisa menormalkan tingkahnya. Kakinya amat gemetar ketika meletakkan nampan pesanan itu. Tanpa bisa dicegah, tangannya ikut gemetar ketika menyajikan smoothie untuk wanita berhijab itu, hingga membuat gelas itu bergerak tak normal dan isinya sedikit tumpah pada pakaian yang dipakai pelanggan itu.

Ia langsung menjerit, berdiri dengan panik. "Ya ampun, lo kenapa sih? Kok ditumpah-tumpah di baju gue? Argh, ini baju limited edition, tau!"

Mereka menjadi perhatian dan Sultan memalingkan wajah karena benci kejadian ini. Apalagi melihat perempuan itu menjadi penyebabnya.

"Ah, maaf-maaf, saya nggak sengaja--" perkataan Surti yang diikuti gerakan tangan kanannya untuk mencoba memberikan tetesan smoothie di pakaian itu terhenti ketika sebuah tangan langsung menamparnya.

Orang-orang menatapnya sambil menahan napas, sementara Sultan hanya menatap datar tanpa minat.

Surti membatu. Perih, sakit, malu, marah, kesal, semua rasa menjadi satu, namun ia menahannya karena itu etika bekerja. Ramah, bertanggung jawab dan memperlakukan pelanggan sebagai raja.

"Jangan sentuh! Jijik!" serunya marah. "Argh, lo ngerusak hari gue! Gue lagi nge-date sama Sultan hari ini! Restoran ini tempat favorit gue, tapi pelayannya kok udik gini, sih?"

Surti langsung tergagap, ia buru-buru bersuara. "Ma-maaf, mba. Saya bisa ganti, biar saya perbaiki--"

"Orang miskin kayak lo, nggak bakal mampu."

"Siti," intrupsi Sultan, bangkit dan menatap Siti dengan datar. "Udah."

Tanpa kata-kata lagi, Sultan akhirnya pergi dalam langkah yang bahkan dapat menambah debar pada jantung Surti. Siti menatap Surti dengan tatapan masih marah, kemudian berbisik tajam di telinganya.

"Beruntung lo hari ini."

Menyusul Sultan, Siti pergi dalam langkah anggun yang bahkan Surti saja dibuat terpesona dengannya. Belum lagi pada wajah cantik, aroma parfum mahal dan kulit terawatnya.

Ah, siapa ya dia. Pacarnya? Atau ... tunangannya?

Semakin dalam Surti memikirkan hubungan Sultan dan Siti yang membuat mereka melakukan date, semakin sakit juga hatinya terasa. Surti memegang dadanya, kemudian menghela napas kecil sambil membereskan pesanan yang belum dibayar itu.

Surti meminum smoothie itu dan memakan sepotong cheese cake yang luar biasa enak dikunyah dalam mulutnya untuk memudarkan rasa cemburu butanya ini.

Jelas, Surti akan membayarnya dan akan puasa satu Minggu untuk menggantikan uangnya.

***

Dalam lajunya mobil yang disupiri, Siti tak henti-hentinya menatap wajah datar Sultan dari samping dengan wajah penuh tanda tanya. Banyak sekali tanya yang ingin ia utarakan pada laki-laki yang akan menjadi suaminya karena perjodohan itu.

Namun, jelas yang pertama adalah, "kamu kenapa?"

Sultan langsung menoleh, membalas tatapan heran Siti dengan sorot tajam. "Mau lo apa lagi sekarang?"

Wajar Sultan bertanya seperti itu, karena tadi pagi Siti entah telah melakukan apa pada ayah dan ibunya sehingga kedua orang tuanya itu menyuruh Sultan untuk datang pagi-pagi ke kediaman Siti. Jelas, tujuan Siti adalah untuk mengajaknya kencan, namun Sultan tak habis pikir jika Siti akan menghabiskan waktu tiga jam untuk berpakaian dan berpoles make up.

Sultan rasa perjodohan ini sangat merugikan baginya. Merugikan waktu, energi dan rasa.

"Kamu kok sensi, ya," kata Siti sambil tertawa hambar. "Aku kan cuma tanya, kamu kenapa hari ini. Aku rasa kamu lebih dingin dari biasanya."

"Nggak," balas Sultan dingin. "Lo halu."

Siti cemberut. "Yaudah, deh. Sekarang kita ke mana? Kan tadi date kita gagal karena ada gembel yang resek. Mau main, makan atau jalan-jalan aja?"

"Pulang aja deh, gue capek."

"Yah, kok pulang? Nggak seru," keluh Siti kecewa. Ia mendekat dan memeluk lengan Sultan dengan manja. "Kita ke mall yuk, aku mau beli baju, sambil makan juga kita. Kamu nggak lapar?"

Sultan berdecak, langsung menepis tangan manja Siti. Ia menatap Siti yang lagi-lagi cemberut dengan wajah merenggut dengan sorot tajam.

"Gue capek. Lo budeg, ya?"

Mata bening Siti membulat, kemudian mulai berair beserta hatinya yang sakit dan hancur berkeping-keping. "Harus banget ya kamu bilang kasar kayak gitu?"

Sultan hanya bergeming, mengalihkan wajah dan tak pernah peduli lagi bahkan ketika Siti menutup wajahnya yang penuh air mata. Sebanyak apapun suara Isak tangis dan kata-kata penenang dari supir, Sultan tak pernah mengalihkan pandangannya.

Jika Siti tak menyukai laki-laki kasar, dia bisa tinggalkan Sultan.

Sultan rela.

"Sultan," rengek Siti tak lelahnya menarik perhatian Sultan.

Masih tak dihiraukan.

"Sultan!"

Tak juga dihiraukan.

"Sultaaaaaaaaaaaaan."

Tak juga memalingkan wajah.

Siti akhirnya berdecak, melipat tangan di atas dada dan bersumpah pada dirinya sendiri untuk tak menangis lagi. "Oke, kalau itu yang kamu mau."

Senyum Sultan sedikit terkembang mendengarnya.

"Aku akan main sama ibu kamu. Siapa tau kamu juga disuruh main."

Double shit. **** you, man, umpat Sultan dalam hati, menggeram marah, tak habis pikir dengan pola pikir anak dari ulama besar di kotanya.

***

Terpopuler

Comments

Nofa_

Nofa_

hai, semangat yaa thor.
jgn lupa mampir jg ke karya ku 👐

2020-08-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!