Khalifa Humaira

Khalifa Humaira

Keputusan Abah

Fajar masing baru hendak menyingsing. Sedangkan ayam sejak tadi telah berkokok, menyuarakan seruannya.

Hembusan angin menyeruak ke dalam ruangan berukuran sederhana lewat sela-sela jendela kayu.

Tirainya berwarna biru, sedangkan lampunya remang-remang. Di sana ada gadis cantik jelita tengah melaksanakan ibadah seperti biasa.

Adalah Khalifa Humaira, gadis bercadar nan rupawan. Kesolehannya terhadap Sang pencipta serta kedua orang tua, membuat banyak pria menaruh hati padanya. Akan tetapi, gadis itu menutup diri.

Cintanya telah ia persembahkan hanya untuk Sang pembolak-balik hati, sampai akhirnya Tuhan menakdirkan dirinya untuk seorang Imam yang tepat.

Masih menjalankan ibadah, Khalifa begitu sapaannya lantas melantunkan ayat-ayat suci Al-quran dengan merdunya.

Bagi siapa saja yang mendengar suara gadis bercadar tersebut pasti akan betah berlama-lama di sana.

Sungguh, secantik-cantiknya perhiasan dunia adalah wanita solehah. Seperti Khalifa Humaira contohnya.

Gadis itu bertutur kata lembut pada siapapun yang mengajaknya bicara. Namun, ia akan menundukan pandangan bila berjumpa lawan jenisnya.

Sungguh gadis seperti Khalifa telah langkah. Terlebih lagi di zaman modern seperti sekarag ini.

Maka tak ayal keluarga Ilham Akbar menaruh hati padanya. Pria paruh baya itu berencana akan menjodohkan Putranya, Alvin Ilham bersama Khalifa Humaira.

"Aku tidak mau menikahi gadis yang belum ku kenal, Bah." Sayangnya, Alvin menolak mentah-mentah perjodohan tersebut. Dia tidak siap untuk membina rumah tangga bersama gadis asing.

"Perjodohan ini telah lama Abah dan Umi rencanakan." Namun, Ilham tetap kekeh hendak menjodohkan Putranya tersebut. Anggapannya adalah Khalifa merupakan gadis yang tepat untuk Alvin.

"Mengapa Abah tidak menjodohkan wanita itu bersama Bang Al? Mengapa harus aku?" Alvin pun mempertanyakan alasan dibalik perjodohan tersebut. Pasalnya, Ilham bukan hanya mempunya satu Putra, melainkan ada Algazali Ilham Akbar, Kakak Alvin.

"Bukankah kau tahu sendiri, bahwa Abangmu masih fokus dengan pendidikannya di Maroko? Lagi pula, pesantren yang saat ini kau tempati, kelak akan menjadi milikmu. Sedangkan Algazali menolak itu," papar Ilham.

"Lalu, apakah aku tidak diperbolehkan untuk menolak seperti yang dilakukan Bang Al? Sepertinya aku dilarang untuk menyuarakan pendapat di sini." Alvin sangat kecewa terhadap keputusan Abahnya yang dianggap tak adil.

Pasalnya, Algazali diberi kebebasan untuk menentukan pilihan. Sedangkan tidak untuk dirinya. Alhasil Alvin merasa tertekan. Jiwanya hendak memberontak, tetapi daya tak mampu bertindak.

"Percayalah, Nak. Kelak kau akan mengucap syukur setelah mengenal siapa calon istrimu." Ilham berdiri, lantas memegang pundak Alvin yang membelakangi dirinya.

"Tapi, Abah. Aku tidak ingin menikahi gadis itu. Bahkan namanya aku tak tahu."

"Khalifa Humaira, itulah namanya. Nama yang cantik, bukan?" ucap Ilham dengan sedikit senyuman.

Sedangkan wajah Alvin ditekuk cemberut. Ia menolak perjodohan itu. Pasalnya, ada gadis lain yang ia taksir untuk dijadikan calon istri.

Adalah Glenka Rukaya Pasha, gadis berhijab yang diam-diam berkomitmen dengannya untuk merangkai masa depan bersama.

Rukaya adalah Putri dari mendiang Ustad Arifin, salah satu santri di pondok pesantren Az-zahra.

Sialnya, Alvin tak pernah memberitahu kedua orang tuanya perihal Rukaya selama tiga tahun terakhir. Sedangkan mereka telah menyusun masa depan bersama.

"Tapi, Abah, Aku--" Suara Alvin bergetar, tak kuasa menolak permintaan Sang Ayah.

Matanya turut berkaca-kaca, seolah menandakan hatinya terluka. Pemuda berkulit putih itu merupakan sosok yang patuh nan taat. Pabila Abahnya meminta, maka ia siap menerima. Lantas bagaimana dengan perjodohan yang satu ini? Akankah ia juga rela menerima? Entahlah, yang pasti pemuda itu menginginkan Rukaya yang menjadi pendamping hidupnya. Baik dalam suka maupun duka.

Bukan orang lain yang bahkan namanya pun baru diketahui setelah perjodohan itu terjadi.

"Alvin, Abah yakin. Suatu saat nanti kau akan berterimakasih kepada Abah, karena telah menikahkanmu dengannya. Dia adalah gadis yang baik, Nak. Percayalah, em?" Ketekunan hati Ilham tak juga goyah. Perjodohan yang menurut Putranya tak masuk akal, tetap terlaksana.

Alvin hanya bisa terduduk lemas dan diam, meratapi nasib perjodohannya. Dalam hati pemuda berlesung pipi itu memikirkan Rukaya, gadis yang dicintainya.

"Yang dikatakan Abahmu benar, Nak. Kelak kau akan bersujud syukur atas perjodohan ini. Kau tidak akan menyesali keputusan kami." Umi Huraira yang sejak tadi diam, kini angkat bicara. Ia membenarkan perkataan suaminya perihal Khalifa.

Alvin pun semakain tersungkur dilema. Antara orang tua dan cinta, sungguh membuatnya tak berdaya.

Sementara itu, jauh di sudut kota. Khalifa tengah menandatangani surat izin beasiswanya untuk melanjutkan pendidikan ke Mesir.

Sudah sejak lama ia mendambakan negara tersebut untuk tempatnya menimba ilmu. Banyak penduduk dari tanah air yang tergila-gila untuk memperdalam ilmu agama di sana. Pun dengan dirinya yang tak jauh beda dari mereka.

"Assalamu alaikum, apakah Abah boleh masuk?" Datanglah Ibrahim, Abah Khalifa.

Pria paruh baya yang tampak pucat karena sakit itu, memasuki kamar Putri semata wayangnya.

Di dalam rumah sederhana tersebut hanya tinggal mereka berdua. Sedangkan Ibunya telah lama meninggal dunia pasca melahirkan Khalifa.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokaatu. Eh, Abah. Ayo masuk, Bah." Khalifa pun mempersilahkan cinta pertamanya itu untuk masuk ke dalam kamar.

"Sedang apa?" tanya Ibrahim setelah mendaratkan diri di tepi ranjang Sang Putri.

"Ini, Bah. Sedang membaca surat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke Mesir," sahut Khalifa dengan begitu girangnya.

Ibrahim pun tak tega untuk memudarkan senyuman tersebut dari Putrinya. Pasalnya, beberapa menit yang lalu, ia telah menandatangani surat persetujuan tersebut.

Hati Ibrahim bergetir, tetapi ia tak ada pilihan lain. Khalifa harus mengubur dalam-dalam impiannya itu.

Mata Ibrahim pun berkaca-kaca. Sungguh ia tak tega melihat Putrinya berduka. Namun, di sisi lain Ibrahim telah menyepakati sebuah perjanjian bersama sahabat lamanya.

Di samping itu juga, kondisi kesehatannya yang semakin memburuk, membuat ia berada dalam dilema.

Antara mendukung impian Sang Putri kesayangan, atau justru menunaikan perjanjian bersama sahabat. Sedangkan ia tak memiliki banyak waktu. Ibrahim harus segera menikahkan Putrinya itu bersama Putra dari sahabatnya tersebut.

"Oh iya, Bah. Ada apa? tumben kemari. Biasanya juga Abah meminta Bibi untuk menemuiku," imbuh gadis bercadar itu.

"Ada hal yang ingin Abah sampaikan padamu, Nak." Sembari menahan getir, Ibrahim menyampaikan isi hatinya.

"Katakan saja, Bah. Kok kaya ragu-ragu. Emang Abah mau cakap apa sama Khalifa?" Lagi-lagi Ibrahim tak kuasa menahan diri. Sampai  akhirnya ia meneteskan air mata.

"Loh, kok Abah menangis? Ada apa? Apakah Abah sakit lagi? Bagian mana yang sakit? Kita ke dokter ya, Bah? Supaya penyakit Abah disembuhkan. Kita ikhtiar saja." Khalifa mulai panik begitu melihat kondisi Abahnya.

"Tenaglah, Nak. Abah baik-baik saja kok," jawab Ibrahim, menenangkan Khalifa.

"Terus, mengapa Abah menangis? Apakah terjadi sesuatu? Atau jangan-jangan Abah tak rela melepas Khalifa untuk menimba ilmu ke Mesir?" lirih Khalifa.

Lagi-lagi hati Ibrahim terkoyak, rupanya Khalifa sangat mendambakan impiannya terwujud.

"Kau akan segera menikah, Nak."

"Apa?"

Terpopuler

Comments

Sari N

Sari N

masih mantau ceritanya ya thor.. ayo semangat 🙏

2023-06-07

0

Icha Qazara Putri

Icha Qazara Putri

Harus mengorbankan masa depan demi menuruti keinginan Abah. begitupun Alvin yang harus meninggalkan pujaan hati karena perjodohan ini..

2023-06-04

0

Siti Nurhasanah

Siti Nurhasanah

mengorbankan beasiswa ny demi mnjalankan keputusan abah,semoga pengorbanan mu tdak sia² khalifa🤧

2023-06-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!