Gadis Bercadar

Ruang tengah itu menjadi tempat dimana Ilham serta Umi Huraira memperkenalkan Alvin, Putranya kepada Ibrahim secara mendalam.

Terakhir kali Ibrahim melihat Alvin dua puluh lima tahun yang lalu sewaktu mereka masih menetap di kota jakarta. Namun, saat Ibrahim pindah tugas, akhirnya mereka pun tak pernah berjumpa lagi. Meski demikian, tali silatuhami antara keduanya masih tetap terjaga sampai saat ini.

Sebelum pindah, Ilham dan Ibrahim sepakat untuk menjodohkan Putra-Putri mereka.

Semula perjodohan itu diniatkan kepada Algazali, tetapi pria berusia dua puluh sembilan tahun tersebut menolak dengan alasan, bahwa ia tidak setuju dengan perjodohan. Pemikiran Algazali cukup luas. Meski paham akan agama yang dianutnya.

Mengenai pendidikan, Al sangat mengutamakan. Namun, bukan berarti ia mendurhakai kedua orang tua yang telah melahirkan dirinya.

Di sisi lain, Ilham serta Umi Huraira tidak berencana memaksakan kehendak padanya. Sebab, Al merupakan anak yang cukup tegas dengan prinsip hidupnya. Sedangkan Alvin, pemuda dengan cambang tipis itu sangat penurut.

Sifatnya bertolak belakang dengan Sang Abang. Itulah sebabnya Ilham lebih memilih Putra bungsunya itu untuk menjalani taaruf. Selain patuh, Alvin mudah menerima keadaan dengan lapang dada. Baktinya terhadap mereka dijunjung tinggi selayaknya raja dan ratu.

Bagi Alvin, ridha orang tua adalah ridha Allah juga. Maka pantas lah ia menjadi Imam bagi Khalifa.

"Jadi, apakah Tua setuju untuk menikahkah Anak-anak kita dalam waktu dekat?" tanya Ilham kepada Ibrahim.

Di ruangan sederhana itu ada Ibrahim, Yusuf selaku saudara dari mendiang Umi Khalifa, Umi Kalsum yang merupakan istri Yusuf, serta Yahya, saudara bungsu Ibrahim. Sedangkan Khalifa masih berada di dalam kamar.

Setelah terjadi kesepakatan antara dua keluarga, baru lah ia diperbolehkan keluar.

"Setelah merundingkan bersama keluarga, In sya Allah kami setuju, Tik," sahut Ibrahim bersungguh-sungguh.

Kayakinan pria paruh baya tersebut sudah bulat. Terlebih lagi mengingat kondisinya yang semakin memburuk. Di sisi lain, Alvin adalah pria yang baik serta berasal dari keluarga yang agamanya dijamin taat.

Ibrahim yakin, bahwa pemuda tampan tersebut dapat menjaga Putrinya setelah ia tiada.

Alvin akan menggantikan dirinya, serta menjadi sosok Imam yang amanah. Alvin pasti bisa membahagaiakan Putri semata wayangnya itu.

"Alhamdulillah, akhirnya sebentar lagi kita akan menjadi besan, Tua." Betapa girangnya Ilham kala Ibrahim menerima niat baiknya.

Pun saudara pria tersebut, maka nikmat mana lagi yang akan ia dustakan?

Namun, beda dengan Alvin. Meski tampak menurut, tetapi hati pria tersebut sangat lah sakit. Ia tidak menginginkan perjodohan ini terjadi dalam hidupnya. Bahkan tak pernah sekalipun berpikir akan dinikahkan bersama gadis asing.

Rukaya lah satu-satunya gadis yang ia inginkan. Hanya wanita itu yang dicintainya, bukan Khalifa.

Kemudian senyuman Rukaya pun hadir di ujung mata, seolah tengah bermain manja padanya. Alhasil Alvin pun menarik kedua sudut bibir, membentuk senyuman penuh cinta.

"In sya Allah minggu depan kami akan khitbah." Namun, senyuman itu seketika sirna tatkala Abahnya hendak melangsungkan khitbah minggu depan.

Sungguh waktu yang cukup cepat. Ia seakan tak diberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat. Semua telah diputuskan oleh Abah serta Uminya.

"Bagaimana Alvin? Bukankah kau setuju?" KemudianIlham beralih pada Putranya itu untuk menanyakan pendapatnya.

"Bukankah Abah telah membuat keputusan? Lantas mengapa masih bertanya? Memangnya pendapatku masih dibutuhkan?" Cukup pelan Alvin menyuarakan isi hati, nyaris terdengar oleh Ibrahim.

Ilham menyikut pelan Putranya itu, seolah hendak memberi tahu, bahwa yang ia lakukan adalah sebuah kesalahan.

"Tentu, saya setuju." Alhasil Alvin pun memberi jawaban mutlak.

"Alhamdulillah." Sehingga semua orang yang ada di sana mengucap syukur tiada tara. Namun, Umi Huraira paham, bahwa saat ini Putranya tengah gelisah.

Alvin tidak bahagia dengan perjodohan yang mereka rancang. Meski demikian, Umi yakin, bahwa perasaan tersebut hanya berlaku sementara. Begitu Alvin melihar Khalifa, ia pasti akan jatuh cinta.

Bukankah ada pepatah yang mengatakan, bahwa cinta akan tumbuh seiring berjalannya waktu? Serta cinta akan hadir karena adanya kebersamaan.

Seperti inilah sekiranya harapan Umi Huraira serta suaminya. Meski, takdir Tuhan tak pernah ada yang tahu. Dia lah Sang maha pembolak-balikan hati serta keadaan tiap hamba-Nya.

"Rukaya." Sementara Alvin hanya bisa tersenyum menahan getir di dalam hati sembari menyebut nama wanitanya.

"Dek, bisakah kau memanggil Khalifa? Kita telah mencapai kesepatakan." Kemudian Ibrahim meminta Umi Kalsum untuk memanggil Khalifa menemui calon suami serta mertuanya.

"Baik, Bang," sahut Umi Kalsum.

Wanita dengan khimar coklat itu berdiri, menemui Khalifa yang masih meratapi nasib di meja rias.

Gadis itu menatap nanar wajahnya sendiri dengan sedikit air mata.

"Assalamualaikum," ucap Umi Kalsum, mengetuk pintu kamar Sang keponakan.

"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokaatu," sahut Khalifa setelah menyeka air mata di pipi.

"Waktunya telah tiba. Ayo temui calon suami serta mertuamu, Nak," kata Umi Kalsum.

Hati Khalifa seperti tersayat kata-kata wanita paruh baya tersebut. Bukan karena akan menemui pria yang kelak akan menjadi suaminya, atau calon mertuanya. Melainkan memikirkan impian yang terpaksa dikubur dalam-dalam.

Jika berbicara ihwal taaruf atau pernikahan, maka Khalifa ikhlas lahir batin. Pilihan Abah adalah sudah tentu yang terbaik dari Tuhan. Namun, bukan itu poin pentingnya. Melainkan cita-cita terpaksa kandas sebelum dimulai.

"Baik, Umi," sahut Khalifa pasrah.

Khalifa memantapkan hati serta menguatkan diri untuk menemui calon suami serta kedua mertuanya.

Degup jantung pun berdenyut kencang. Khalifa tak percaya akan segera menikah di usianya yang masih terbilang muda.

Jika masalahnya adalah pria asing, maka Khalifa ikhlas menerima. Namun, lagi-lagi ia ingin memperdalam ilmu agama di negara yang dikenal sebagai negeri piramid tersebut.

Sembari menundukan kepala, Khalifa memelankan langkah kala memasuki ruang tengah. Sedangkan Alvin menundukan pandangan. Tak sudi kiranya melihat Sang calon istri.

Alvin yakin, bahwa gadis yang hendak menjadi istrinya itu adalah wanita buruk rupa serta tak bercadar. Kecantikannya tak melebihi kecantikan Rukaya.

Pun akhlakul karimahnya, sudah tentu Rukaya lah juaranya.

"Alvin, lihatlah," bisik Umi Huraira begitu Khalifa hadir di antara mereka.

Dengan ekspresi bermalas-malasan, Alvin pun mengangkat kepala, memandang Khalifa yang wajahnya tertutup cadar abu-abu.

Seperti ada sebuah getaran yang aneh hadir di dalam hati Alvin untuk sepersekian detik setelah matanya menangkap aura positif dari Khalifa.

Kemudian mata coklat itu saling beradu pandang selama beberapa detik. Sampai akhirnya Khalifa duduk di sisi Umi Kalsum.

Untuk beberapa detik pula mata Alvin tak berkedip. "Apa Umi bilang, dia cantik, kan?" Hingga Umi Huraira membuyarkan lamunan pria tersebut.

"Ehem." Dan Alvin hanya berdehem sahaja. Tak berencana mengucap satu kata.

"Ini Khalifa, Putri saya." Ibrahim memperkenalkan Khalifa kepada keluarga Alvin.

"Assalamualaikum, Abah, Umi," ucap Khalifa sopan seraya mengangkat pandangan. Setelah itu kembali menundukan kepala tanpa menoleh kepada Alvin.

Tak pelak membuat pemuda dengan baju koko putih itu terlihat tak suka. Tatapannya sangat sinis, seolah membenci cara Khalifa. Akan tetapi, bukankah sudah seharusnya sikap Khalifa seperti demikian?

Menundukan pandangan dari pria yang bukan mahramnya, sangat disukai Tuhan.

Sekiranya itulah ajaran yang patut diterapkan sebagai umat Muslim.

Terpopuler

Comments

Paulina Nurhadiati

Paulina Nurhadiati

jadi Alvin ini punya wanita spesial si rukaya duh cian amat ini si khalifah ya layan peernikahan yg dilandasai karena keterpaksaan bakal jadi momok besar buat Alvin nih

2023-06-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!