Terjerat Cinta Dosen Killer

Terjerat Cinta Dosen Killer

Hukuman

"Vanessa Meidina..." panggil Pak Arga dengan suara nyaring dan seolah hampir saja membuat gendang telinga Vanessa pecah.

"Iya, Pak! Saya." jawab gadis itu percaya diri. sudah tentu bukan rahasia umum kalau Vanessa adalah satu - satunya mahasiswa yang berani dengan seorang dosen killer sekelas Pak Arga.

"Mana tugas kamu?" Ujar Pria itu dingin, dengan wajahnya yang terlihat begitu galak.

"Kan, sudah saya kumpulkan." balas Gadis itu santai saja, seolah tak ada beban sama sekali.

"Mana ada tugas kamu cuman satu, satu lagi tidak ada." Tegas pria itu.

"Astaga, bakal habis ini nasib gua." batin gadis mulai terlihat panik, tapi masih bisa berkamuflase seolah baik - baik saja.

"Lupa Pak." Kata Vanessa tenang.

Pria dingin itu tersenyum penuh kemenangan, karena dengan begini ia bisa menghukum gadis menjengkelkan itu.

"Selesai kuliah ikut saya ke ruangan saya." kata Pria itu begitu tegas, masih dengan wajah begitu dingin dan datar. Setelah itu ia melangkah kakinya untuk pergi dan mejauhi meja Vanessa.

Gadis itu hanya mengangguk saja, malas sebenernya berurusan dengan dosen killer dan menyebalkan seperti Pak Arga. Tapi tak apa demi kesejahteraan pada mata kuliah pria itu, ia lebih memilih menurut saja.

Beberapa menit kemudian mata kuliah yang diajarkan oleh Pak Arga akhirnya selesai. Padahal hari sudah hampir magrib. tapi pria itu benar - benar tak membiarkan Vanessa lolos hari ini.

"Duduk!" titah pria itu dingin.

"Iya pak, jangan galak - galak kenapa sih? nanti di doakan yang buruk - buruk loh sama para mahasiswa." Jawab Vanessa tanpa takut sama sekali.

"Kamu ngatain saya?" tanya Pria itu masih memperlihatkan wajah sanggar dan galaknya.

"Ngatain? ya tidaklah, itu adalah sebuah kenyataan. Jadi bapak harus mau di juluki galak dan killer oleh semua orang." jawab Vanessa.

"Diam kamu. Bantuin saya memasukan nilai - nilai mahasiswa." intrupsi pria itu masih dengan wajah yang begitu dingin. ia menyerahkan ratusan lembar kertas berisi hasil ujian para mahasiswa, dan tentu saja hal itu membuat Vanessa melonggo tak percaya.

"Gila ini orang, balas dendam apa gimana sih sama gua heran deh gua." batin Vanessa.

"Kenapa? kamu keberatan?" tanya Pria itu sembari duduk di kursi kebesarannya.

"Ya jelaslah Pak, yang benar saja anda ini. mana selesai segini banyak. Anda kalau balas dendam sama saya bilang dong." jawab Vanessa kesal dan mulai marah - marah.

"Tidak usah banyak bicara, kerjakan saja. Nanti saya kasih kamu imbalan." balas Pak Arga lagi.

"Tidak Perlu Pak, orang tua sama masih mampu Pak, buat menghidupi saya." jawab Vanessa.

"ck! sombong sekali ya kamu ini." umpat Pria itu, lalu nampak sibuk sendiri dengan laptopnya.

Walaupun sangat keberatan dan hatinya setengah dongkol dengan pria dingin yang statusnya adalah dosennya itu. Gadis cantik dan munggil itu tetap saja menginput semua nilai yang sudah tertera di kertas itu.

"Pak saya mau sholat dulu." ujar gadis itu saat adzan Maghrib mulai terdengar berkumandang di masjid fakultas.

"silahkan." jawab pria itu.

Selesai mendapatkan izin, Vanessa langsung beranjak dan pergi ke masjid fakultas. gadis itu dengan khusyu' menjalankan ibadah tiga rakaat itu.

"Van, loh kog kamu masih di kampus?" tanya seorang pria yang satu tingkat lebih tinggi dari Vanessa. Dia adalah Roni pacar Vanessa.

"Iya kak, aku di hukum sama si dosen killer dan terkut*k itu." jawab Vanessa dengan memperlihatkan wajah lelahnya.

"Emang kamu melakukan kesalahan apa?" tanya Roni perhatian. Ia merasa kasihan sekali dengan Pacarnya itu, tapi mana bisa bantu kalau urusannya dengan Pak Arga yang terkenal paling killer seantero fakultas itu.

"Lupa ngerjain tugas." jawab Vanessa seraya tersenyum.

"Ya kamu sih, pakai acara lupa segala. makanya lain kali jangan sampai lupa." Nasehat Roni sembari mengelus kepala Vanessa.

"Iya, kak. Ya sudah kak, aku balik ke ruangan pak Arga dulu ya! Entar aku kena murka lagi." jawab Vanessa berpamitan pada Roni.

"Oke, hati - hati. kalau sudah selasai japri ya, entar aku jemput." balas Roni seraya melambaikan tangan.

"Siap." Gumam Vanessa lalu langsung kembali ke ruangan milik Pak Arga. ia langsung mengetuk pintu, tapi nampaknya pria itu tengah sibuk dengan bertelponan kekasihnya.

[Kamu yang sadar dong, orang tua aku kan masih belum setuju sama hubungan kita. aku bisa di usir sama papa mama kalau pakai cara kotor seperti itu.] kata pria itu pada sambungan teleponnya.

[Ya, pokoknya aku enggak mau tahu, kamu harus segara nikahi aku. kalau enggak kita sudahan saja.] kata wanita yang sedang bertelponan dengan Pak Arga.

[sabar..] belum sempat pria itu menyelesaikan panggilan teleponnya, pacarnya sudah memutuskan telepon itu begitu saja.

"sial, kenapa karin enggak sabar dan enggak ngerti sih." gumam pria itu.

Vanessa tentu saja mendengar ucapan pria galak itu. Dalam hati ia mengetawai pria yang begitu angkuh dan sombong itu.

"Kasihan banget deh, cinta tak di restui." gumam Vanessa seraya terkekeh kecil, bertepatan dengan pintu ruangan itu terbuka lebar.

"Kenapa kamu tertawa? jangan bilang kamu nguping pembicaraan saya." tuduh pria itu.

"Mohon maaf nih Pak, kayanya saya kurang kerjaan sekali ya kalau harus nguping pembicaraa bapak. ini saya boleh masuk atau tidak? kalau tidak makasih banget jadi saya bisa pulang." Jawab Vanessa.

"Masuk." kata Pria itu dingin dan datar. Setelah itu ia pergi dan meninggalkan Vanessa sendirian.

"Dasar enggak jelas. Kok ya ada orang modelan Pak Arga." umpat Vanessa seraya masuk kembali ke ruangan itu.

Gadis itu nampak fokus kembali memasukan nilai, tak peduli sudah malam, asal jangan sampai ia mengulang mata kuliah Pak Arga semester ini. Ia pasti akan senang dan bahagia.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 malam dan pria itu belum kembali.Tumpukan kertas itu juga masih ratusan entah berapa jam lagi akan selesai.

"Ini yang punya ruangan menghilang kemana lagi? enggak tahu apa Kalau gua takut sendirian. Entar kalau tiba - tiba ada penghuni lain yang nongol gimana?" gumam Vanessa pelan.

Srett.. derit suara pintu berbunyi, Vanessa menoleh ke arah pintu. Tapi belum menemukan siapapun disana.

"Ya salam, ini ruangan benaran horor deh." ucap Vanessa lagi.

Vanessa bahkan sampai berdzikir di dalam hati saking takutnya. Hingga beberapa saat setelah itu ada tangan yang menyentuh bahunya.

"Astaghfirullah." kata Vanessa sembari berlari bahkan sampai menabrak meja.

"Aww.. Kaki ku sakit." Keluh Vanessa.

Ternyata Pak Arga yang menjahili Vanessa. Ia langsung berjalan ke arah Vanessa yang sedang terduduk di lantai dengan wajah penuh penyesalan.

"Maaf, kamu ternyata beneran takut. saya pikir cewek galak seperti kamu tidak penakut." Kata Pak Arga seraya tertawa sendiri.

Terpopuler

Comments

Hari Dunddung

Hari Dunddung

Hadir....

2023-09-23

0

Mrs ariyanto

Mrs ariyanto

mampir thor nabung bab dulu baru dikit soalnya biar gak penasaran..semangat nulisnya ya🤩🤩

2023-05-27

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!