Semua Karena Angel

Semua Karena Angel

Bab 1

Lovi yakin keputusannya bersama sang suami untuk menjadikan Angel sebagai pendamping Andrean adalah hal yang tepat.

Ia sudah mengenal anak itu sejak kecil. Angel yang merupakan anak dari mantan teman one night stand suaminya adalah gadis yang baik.

Angel adalah buah cinta dari Lianne dan suaminya yang bernama Geno. Setelah divonis memiliki penyakit serius, Geno meninggalkan Lianne bersama Angel.

Ditinggal ayah sudah cukup menyedihkan untuk Angel ditambah lagi Ia harus kembali ditinggal pergi untuk selamanya oleh Lianne yang menyerah dengan penyakitnya.

Setelah menikah dengan Devan, Ia sudah berjanji untuk menerima baik dan buruk suaminya, termasuk bagaimana masa lalu Devan yang dulu banyak sekali bermain wanita. Lianne adalah salah satunya. Tapi Lovi bersyukur karena hubungan mereka hanya sebatas teman satu malam dan Devan tidak pernah lagi memiliki urusan dengan perempuan lain setelah memilikinya. Jadi, menyayangi Angel, tidak ada salahnya.

Angel hanya tinggal bersama neneknya setelah kepergian sang Ibu. Angel tak jarang membantu sang nenek untuk mencukupi kebutuhan mereka. Hal itulah yang membuat hati Lovi dan Devan tergerak untuk membantu. Keduanya sering mendatangi Angel dan itulah yang membuat mereka sangat dekat dengan Angel juga mengenal baik anak itu. Mereka juga sering mengajak serta Andrean, Adrian, dan Auristella agar mereka bisa berteman baik.

Pertemanan itu nyatanya berlangsung hingga sekarang. Lovi yang merasa bahwa anak sulungnya sudah cukup dewasa untuk menikah, akhirnya memutuskan untuk mencarikan perempuan yang tepat. Pikirnya, daripada mencari jauh-jauh yang belum Ia ketahui luar dalam, lebih baik Andrean dengan Angel saja.

Oleh sebab itu, Ia berusaha keras untuk membuat hubungan keduanya lebih dari sekedar teman. Ternyata langkahnya itu tak seratus persen didukung oleh anak bungsunya, Auristella yang dari dulu sampai sekarang sangat posesif dengan kedua kakaknya. Gadis itu masih belum bisa menerima kenyataan bahwa Andrean dan Adrian sudah cukup dewasa untuk memiliki pendamping.

"Belum tua. Menikahnya nanti saja! Temani aku dulu," ujar Auristella dengan raut sendu begitu mendengar rencana Mommy dan Daddy nya.

Siapapun yang berpotensi menjadi tambatan hati kedua kakaknya, pasti akan diperlakukan sedikit kurang menyenangkan oleh Auristella. Tak terkecuali Angel yang sudah menjadi temannya juga sejak kecil.

Berbeda dengan Auristella, Adrian justru berbanding terbalik. Ia mendukung karena Ia lihat kehidupan kakak nya datar-datar saja. Tak pernah juga Ia lihat Andrean dekat dengan seorang perempuan.

"Jangan iya-iya saja, Andrean. Kali ini kamu harus bergerak!"

Andrean menghela napas pelan. Selama ini Ia diminta begitu. Tapi bagaimana Ia harus memulai? Ia bingung.

"Mom, aku tidak tahu harus melakukan apa,"

"Astaga,"

Lovi menatap anaknya gemas. Sudah dari usia Andrean menginjak dua puluh delapan tahun, Lovi sudah mendorong Adrean untuk mendekati Angel. Anaknya mengatakan 'iya' tapi tidak ada pergerakan sama sekali. Tidak mungkin Angel yang memulai. Ia tahu betul bagaimana gadis itu. Terlalu sungkan untuk menganggap kedekatan mereka lebih dari sekedar teman. Padahal Lovi juga sudah terang-terangan meminta Angel agar menikah saja dengan Andrean.

"Coba bersikap lebih manusiawi, Ean,"

Ucapan Mommy nya itu membuat Adrean mengerinyit dalam. Memang selama ini Ia bersikap tidak manusiawi?

"Maksud Mommy, jangan terlalu dingin dengan Angel,"

"Aku memang seperti ini, Mom. Aku tidak bisa merubahnya,"

"Kamu bisa, Sayang. Jangan terlalu kaku. Jangan juga seperti Adrian,"

Suara siulan terdengar memasuki ruang makan. Kebetulan yang sempurna. Baru saja dibicarakan, pemilik nama sudah datang.

"Ada apa bawa-bawa namaku? Kalian berdua rindu kah dengan aku yang dua hari ini syuting sampai tidak sempat pulang?"

Lovi mendengus saat putra keduanya itu bicara melantur. Dengan santai Adrian mengambil soda dari kabinet dapur lalu duduk diantara Lovi dan Andrean.

"Wajah kalian serius sekali. Ada apa sebenarnya?"

"Tentang Angel,"

"Oh, kenapa?"

"Sudahlah, kamu tidak perlu tahu," decak Lovi seraya mengibas tangannya bermaksud mengusir Adrian yang mengganggu pembicaraan nya bersama Andrean.

"Perjodohan itu? Aku kira Mommy tidak melanjutkannya. Karena aku lihat, tidak ada yang berubah,"

"Ya bagaimana mau berubah kalau Ean masih saja diam di tempat. Padahal Ean dan Angel sudah sama-sama tahu rencana Mommy,"

"Harus kamu yang memulai," ujar Adrian seraya menepuk bahu kakak yang lahir hanya beberapa menit sebelum dirinya itu.

"Sudah mau kepala tiga. Jangan fokus kerja terus, Ean,"

"Coba berkaca," jawab Andrean dengan suara tenang nya. Usia mereka sama, pencapaian mereka juga sama walaupun bidang yang ditekuni berbeda. Tapi masalah jodoh, keduanya sama-sama belum ada.

"Ya kamu dulu, baru aku. Sesuai urutan lahir,"

Andrean menyandarkan punggung nya di kursi. Ia meraup wajahnya lalu menoleh pada sang Ibu.

"Mommy tidak ada niat menjodohkan Adrian dengan Adrina?"

Alis Adrian menukik bingung karena kakaknya bicara seperti itu.

"Kamu dulu, baru aku. Paham?"

Lovi berdecak melihat perdebatan kecil kedua putranya. Perdebatan ini memang beberapa kali terjadi karena keduanya masih sama-sama nyaman dengan kesendirian.

"Lagipula aku mudah mencari pasangan. Sekali kedip, ada banyak wanita mengantri," lanjut Adrian percaya diri.

"Kamu jangan main-main dengan perempuan ya! Sebentar lagi giliran kamu,"

"Main-main gimana sih, Mom? Aku---"

"Kamu dekat dengan Adrina, tapi dekat juga dengan yang lain. Yang benar saja kamu!"

"Adrina sahabatku, Mom,"

"Kenapa kamu sering menggodanya?"

"Biar bertengkar, Mom," jawab Adrian santai lalu beranjak dari kursi dengan satu kaleng minuman di tangan, Ia bergegas ke kamar untuk mandi dan istirahat.

*******

Untuk kesekian kalinya Lovi mengajak Andrean dan Angel menghabiskan waktu bertiga. Karena kalau Ia meminta mereka hanya pergi berdua, tidak akan mungkin terjadi.

Mereka pergi ke departemen store, setelah itu makan lalu berbincang di sana.

"Berapa lama kita tidak bertemu? Setahun sepertinya ya,"

"Baru satu bulan, Mom," gumam Andrean tak terima Ibunya melebih-lebihkan. Sebulan lalu Lovi mengajak Andrean dan Angel pergi juga. Tapi seperti biasa, tidak pernah ada kelanjutan.

Mereka mengobrol hanya saat bertemu. Itupun hanya sedikit dan selalu canggung padahal mereka sudah lama saling mengenal. Angel terlalu segan untuk mengajak Andrean berinteraksi sementara Andrean sendiri memang dingin dan kaku pada semua orang. Itu yang membuat Lovi gemas dengan keduanya.

"Kabarmu bagaimana?"

"Baik, Aunty," jawab Angel seraya tersenyum.

"Nenek sehat?"

"Iya, Nenek sehat,"

Lihatlah, lebih banyak Lovi yang menguasai pembicaraan sementara Andrean makan dalam diam.

Lovi menghentak pelan lengan sang anak yang ada di atas meja. "Kamu tidak mau mengobrol dengan Angel? Yang mau kenal lebih dekat itu kamu, Andrean. Kamu yang akan menikah dengan Angel. Bukan Mommy,"

Bisikan pelan Ibunya membuat Andrean menghela napas. "Sudah kenal dekat, Mom. Apalagi?"

Lovi menggertakan giginya kesal. Andrean luar biasa menyebalkan. Kenapa bisa berbeda sekali dengan Adrian yang begitu mudah berinteraksi dengan orang lain.

"Bagaimana kabarmu?"

Dari sekian banyak pertanyaan yang seharusnya bisa diajukan Andrean, tapi hanya pertanyaan itulah yang keluar dari bibirnya yang anti nikotin itu. Ia mengulang pertanyaan yang sama, sebelumnya ditanyakan oleh Lovi.

Lovi mendesah pelan, Ia meletakkan siku di atas meja, mengepalkan kelima jari kanan nya lalu dijadikan sebagai penopang dahinya. Lovi menggeleng pelan dan bergumam lirih, "Anakku sayang, apa kamu tidak dengar kalau tadi Mommy sudah bertanya seperti itu?"

"Baik, Andrean. Tadi aku jawab begitu," jawab Angel seraya terkekeh kecil. Sorot geli nya tak bisa ditahan lagi. Basa-basi Andrean sangat terlihat.

Andrean mengangguk pelan dengan otak berputar mencari pertanyaan lain yang sekiranya membantu Ia keluar dari kubangan rasa malu.

"Sudah mulai menyusun tugas akhir?"

Lovi diam-diam menghela napas lega karena anaknya mengeluarkan pertanyaan yang lebih baik dari sebelumnya.

"Belum, kamu sudah ya?"

Andrean mengangguk. Angel tahu bahwa Andrean sebentar lagi akan menyelesaikan pendidikan postgraduate nya.

"Semangat ya. Sebentar lagi akan bertambah gelar mu,"

Lengkungan sabit di bibir Angel terlihat begitu manis. Lovi sampai ikut tersenyum melihatnya. Sementara Andrean masih serius menyantap makan siangnya.

"Sebenarnya melanjutkan pendidikan setelah menikah itu lebih menyenangkan. Mommy sudah mengalaminya,"

Lovi yang menikah di usia tujuh belas tahun tentu belum berhasil menyelesaikan pendidikan nya. Berkat hadirnya tekad yang kuat dan dukungan dari sang suami, nyatanya Ia bisa menyelesaikan pendidikannya meskipun harus disertai dengan mengurus anak, suami, dan karir nya sebagai seorang designer sekaligus pemilik boutique.

"Sambil mengurus anak, tidak terbayang akan sebesar apa keseruannya," ujar Angel menanggapi.

"Iya, menyenangkan. Mommy sudah mengalaminya. Ya walaupun memang melelahkan,"

Terpopuler

Comments

Meilinda Bakarbessy

Meilinda Bakarbessy

saya mau cerita yg hot biar asyik bacanya

2023-10-05

0

Pejuang Rupiah

Pejuang Rupiah

ceritanya sangat bagus

2023-08-03

0

🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ¢ᖱ'D⃤🐬asthe⏤͟͟͞R⒋ⷨ͢⚤

🏡 ⃝⃯᷵Ꭲᶬ¢ᖱ'D⃤🐬asthe⏤͟͟͞R⒋ⷨ͢⚤

andrean yang kaku belum berubah 🤭

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!