Bab 2

Auristella memasuki rumahnya nya setelah pergi bersama teman-teman nya, merayakan kemenangan dirinya yang berhasil mengalahkan para kontestan di lomba bermain piano tadi pagi.

Ia berjalan menuju ruang keluarga. Terdengar suara televisi yang menyambutnya dan juga Ia melihat punggung seseorang yang sedang duduk di sofa depan televisi.

"Hello, Everybody. Eh hanya ada satu orang,"

Adrian mendengus, melirik adiknya yang mendekat tanpa minat. Ia kembali fokus menatap layar televisi di depan nya.

"Kemana yang lain?"

Adrian hanya mengangkat bahunya acuh. Hal itu membuat sang adik menggeram. Auristella memukul bahu kakak keduanya itu hingga membuat Adrian berdecak.

"Jangan membuat asap dari hidungku keluar ya!" Ujar adrian memperingati.

Ia sedang kesal. Tapi entah karena apa. Yang jelas suasana hatinya berubah setelah lagi-lagi Ia melihat Adrina yang diantar pulang oleh seorang laki-laki yang sama dengan yang Ia lihat tempo hari memarkirkan mobilnya di depan tempat tinggal gadis itu. Adrina menolak ajakan untuk pulang bersamanya dan ternyata pulang dengan orang lain.

Ada apa dengan dirinya? Tidak mungkin 'kan bila Ia merasa cemburu? Atau hanya karena tidak terima dengan penolakan Adrina yang menyebalkan itu?

"Kamu aneh. Wajahmu kusut sekali. Ada masalah apa sih?"

"Sudahlah, jangan ganggu aku. Aku hanya kelelahan,"

"Huh! Ya sudah, aku ke kamar dulu ya. Kalau ada masalah cerita, Ian. Aku tahu kamu tidak punya pasangan, jadi kalau ada apa-apa jangan sungkan untuk menjadikan aku sebagai teman curhat---"

"Heheheh okay, aku ke kamar sekarang,"

Auristella beranjak buru-buru karena Adrian menatapnya dengan tajam hingga Ia tak kuasa melanjutkan ucapannya.

*****

"Mommy dan Daddy belum pulang, Ean," jelas Auristella karena Ia melihat Andrean mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruang makan.

Di ruangan itu hanya ada Auristella dan Andrean.

"Kakak mu?"

"Ini kakak ku," jawab Auristella ketika Andrean bertanya. Telunjuk gadis Itu mengarah pada Andrean.

"Maksudku, dimana kakak mu yang satu lagi?"

"Di kamar nya mungkin,"

Acuh nya sang adik membuat Andrean bingung. Biasanya Auristella itu rajin sekali mengabseni Ia dan Adrian mengingat betapa over posessive nya Auristella. Auristella masih sulit membiarkan kedua kakaknya memiliki dunia mereka sendiri.

"Mungkin? Kamu tidak tahu dia kemana?"

"Tidak, karena tadi siang begitu aku pulang langsung masuk ke kamar sementara dia menonton televisi. Hmm dia terlihat sedang ada masalah. Aku mencoba untuk mencari tahunya tapi dia malah kesal,"

Andrean menghela napas pelan sembari menggeleng. Apalagi yang dialami adiknya yang satu itu? Apa masalah karir nya, pendidikan, atau masalah percintaan? Ah sepertinya tidak ada yang aneh dari karir dan pendidikan Adrian. Mungkin, masalah yang sedang dialami adiknya adalah tentang percintaan.

*******

"Terimakasih atas waktunya, Angel. Kami pulang dulu ya,"

"Terimakasih juga sudah mengajakku ke sini, Aunty, Uncle,"

Angel bangkit mengantar sepasang suami istri itu menuju mobil mereka. Setelah hampir dua jam menghabiskan waktu di sebuah restoran, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

Kali ini Lovi mengajak Angel makan bersama dirinya dan sang suami, tanpa Andrean. Lovi benar-benar ingin Angel serius menanggapi rencana dirinya. Begitu juga yang Ia minta semalam pada Andrean. Ia sudah lelah menunggu mereka berdua yang tak kunjung ada kejelasan.

"Aku benar-benar berharap Angel bisa memenuhi keinginanku,"

Devan tersenyum seraya mengusap salah satu sisi wajah sang istri. "Apapun yang terbaik, terima saja ya, Sayang,"

Lovi mengangguk. Ia tahu bahwa memaksakan kehendak bukanlah hal yang baik apalagi ini pada anak sebaik Angel. Tapi berharap bahwa Ia bisa memiliki Angel sebagai menantu, tidak ada salahnya bukan?

Andrean dan Auristella mengalihkan mata mereka saat melihat kedua orangtua nya sudah datang dan kini bergabung di meja makan.

"Darimana saja, Mom, Dad?"

"Bertemu dengan Angel," Lovi mengatakan itu seraya melirik anak sulung nya. Tidak ada reaksi apapun. Hal itu membuat Lovi mendengus. Katanya menerima apapun keputusan orangtua, tapi sikap Andrean terlihat tidak peduli.

"Oh, ada apa memangnya?" Tanya Auristella penasaran.

Auristella sepertinya lupa dengan niat Ibunya yang ingin kakak sulungnya segera menikah dengan Angel.

"Mommy mau Angel menikah dengan Andrean,"

"HAH?!"

"Mom, yang benar saja?! Masih berharap mereka bersatu?"

Andrean mendengus pelan seraya mengusap daun telinganya. Suara Auristella benar-benar nyaring hingga telinganya terasa sakit.

"Memang kenapa? Angel anak yang baik. Kita sudah mengenalnya bahkan sejak kalian sama-sama masih kecil,"

"Ya, tapi---tapi-- aku tidak mau kakak ku menikah dulu. Aku selalu bilang begitu 'kan? Aku kira Mommy tidak lagi memaksa Andrean, rupanya masih. Nanti aku bagaimana? aku akan kehilangan salah satu kakak ku,"

"Astaga, Auristella. Pada akhirnya kalian bertiga akan memiliki kehidupan masing-masing. Mau sampai kapan kamu melarang kedua kakak mu untuk memiliki kekasih?"

Devan sudah lelah sekali menasihati anak bungsunya itu. Harus bagaimana lagi Ia memberi tahu Auristella bahwa semua kasih sayang dan perhatian Andrean, Adrian, untuknya tidak akan berkurang sekalipun keduanya telah memiliki istri bahkan anak.

"Aaaa aku tidak mau! Aku tidak mau kehilangan Ean, Dad,"

Auristella berkaca-kaca ditengah rengekannya. Membayangkan Andrean akan menikah, Ia benar-benar sedih. Sekaku apapun interaksi diantara Ia dan Andrean, tetap saja tak bisa dipungkiri bahwa Andrean adalah kakak tertuanya yang sangat menyayanginya sekalipun Ia tak pernah menunjukkan hal itu secara terang-terangan.

Auristella bangkit dari tempatnya. Ia berdiri seraya mendorong kursi dengan kaki belakang nya lalu Ia berjalan menuju kamar dengan langkah terhentak.

Devan dan Lovi menghembuskan napas kasar. Mereka kini menatap Andrean yang sejak tadi terlihat datar, seperti biasa.

"Andrean, Mommy berharap sekali kamu bisa menikah di tahun ini. Karena Mommy rasa sudah saatnya, Sayang. Dan pilihan Mommy tetap Angel. Kamu tidak keberatan 'kan?" Sekali lagi Lovi memastikan apakah anaknya merasa keberatan atau tidak. Sebab, biar bagaimanapun, Ia tahu bahwa Andrean berhak untuk menentukan pilihannya karena Ia sudah dewasa.

"Sejujurnya, aku belum ada keinginan untuk menikah dalam waktu dekat, Mom,"

"Okay Mommy paham. Kalau begitu, Mommy tidak akan memaksa kamu untuk menikah dalam waktu dekat. Tapi sekali lagi Mommy tanya apa kamu sudah memiliki kekasih?"

"Mommy tahu jawabannya,"

"Jadi, kalau Mommy meminta kamu bersama dengan Angel, paling tidak saling mengenal terlebih dahulu, kamu keberatan?"

"Tidak, aku akan mencobanya,"

Tegasnya jawaban Andrean membuat Lovi tersenyum lebar. Walaupun keinginan nya untuk menjadikan Angel sebagai menantu dalam waktu dekat belum bisa terwujud, tapi paling tidak Andrean mau menerima keputusannya.

Semoga saja kali ini Andrean benar-benar bergerak menarik perhatian Angel, bukan hanya sekedar menyetujui seperti sebelumnya namun bingung harus melakukan apa.

"Aku menerima ini semua karena aku yakin pilihan Mommy dan Daddy tidak akan pernah salah. Kalian yang paling tahu mana yang terbaik untuk aku,"

Andrean memang keras dalam urusan cita-cita. Ia tidak ingin dipaksa menjadi seperti Devan, pengusaha property dan sejenisnya. Tapi untuk masalah lain, Andrean tidak seperti itu. Ia memang patut dicap sebagai anak yang penurut. Bahkan dari kecil pun, Ia yang terkenal penurut daripada kembarannya, Adrian.

*****

Tok

Tok

Tok

Auristella yang sedang terlungkup di ranjang nya terpaksa bangkit karena mendengar pintu kamarnya di ketuk.

Ia membuka pintu lalu sosok Adrian lah yang berada di depannya saat ini.

"Astaga, pantas saja berisik. Ternyata kamu melempari barang-barangmu tadi? Ada apa sih?"

Auristella berdecak. Ia baru saja merasa tenang setelah melempar bantalnya ke meja rias yang menyebabkan segala perlengkapan nya jatuh ke lantai. Sekarang, kakak keduanya yang super menyebalkan itu datang dan bertanya hal yang malas sekali Ia jawab.

Adrian menahan pintu yang akan ditutup adiknya.

"Ingat ya, kamar kita letaknya tidak jauh. Jadi---"

"Berisik! Aku sedang tidak ingin diganggu,"

"Ck! Kenapa jadi kamu yang marah?"

"Pergi! Kamu jangan ganggu!"

"Hey, anak kecil! Yang mengganggu itu kamu!"

Andrean yang baru selesai makan  sekaligus berbicara dengan Lovi dan Devan langsung beranjak ke kamarnya. Dan sebelum tiba di kamar, Ia melihat perdebatan antara kedua adiknya.

Ia harus turun tangan kalau tidak mau ketenangannya diganggu oleh mereka berdua, mengingat kamar mereka yang berdekatan.

"Ada apa? Kalian tahu sekarang sudah malam? Bukan waktunya untuk adu mulut,"

Jarang-jarang Andrean bicara seperti itu. Biasanya Ia lebih memilih untuk tidak menanggapi. Dan kedua adiknya langsung terdiam saling melempar tatapan tajam.

"Lihat kamarnya!" Titah Adrian pada Andrean agar megikuti arah yang ditunjuknya. Auristella segera menghalangi penglihatan kakak nya dengan postur tubuhnya yang ramping.

"Apa yang kamu lakukan, Auris?"

"Aku kesal, Ean! Aku tidak mau kamu menikah. Aku tidak mau kehilangan kakak ku,"

"Hah? Menikah? Andrean mau menikah? Sekarang?"

" Kamu juga mau menyusul?! Erghh!"

Auristella kembali ingin menutup pintu kamarnya namun berhasil dihalangi Oleh Andrean.

"Kamu mau membiarkan aku seperti ini terus?"

Auristella mengangguk pelan. Hal itu membuat mata Adrian membulat. Kalau Auristella ingin selamanya Andrean single, maka itu pasti berlaku juga dengannya.

"Sembarangan anak ini! Kalau kami berdua tidak boleh menikah, lantas kamu bagaimana?"

"Aku akan menikah! Tapi nanti!"

Adrian menggeram, "Sial!" Tangannya tergerak untuk menarik pipi adiknya dengan gemas.

"Kamu bicara kasar, akan aku katakan pada Mommy,"

"Biar saja. Aku tidak takut!"

"Selama ini Angel selalu baik padamu 'kan?" Tanya Andrean.

Auristella diam setelah mengusap-usap pipinya yang baru saja meniadi sasaran Adrian.

Auristella memang mengenal Angel. Seperti yang sudah diketahui, mereka bersama sejak kecil. Tidak jarang Angel diundang untuk sekedar makan bersama dengan keluarga nya. Tapi Ia tidak menyangka kalau gadis itu akan menjadi istri dari Andrean.

"Kapan menikah nya? benar dengan Angel sesuai keinginan mommy?"

"Iya! Dia akan menikah dengan Angel. Angel yang pernah kamu kagumi dulu, Ian. Eh mungkin sekarang masih,"

Bukan Andrean yang menjawab melainkan Auristella yang begitu menggebu, belum bisa terima bahwa ternyata kedua orangtuanya masih berusaha keras membuat kakak sulungnya dan Angel menikah.

"Ck! Padahal selain nyaman dengan Adrina, aku juga nyaman dengan dia. Aku kira kalian tidak jadi berjodoh. Rencana nya aku saja yang maju," ujarnya yang mulai usil.

Andrean melirik adiknya yang bergumam seperti itu. "Jangan jadi brengsek, Adrian. Cukup satu, dan pastikan itu bukan Angel,"

"Wow, posessif, Dude?"

Andrean meninggalkan kedua adiknya yang kini terdiam menatap kepergian kakak mereka.

"KENAPA SEKARANG KAMU MAU MENIKAH DENGAN ANGEL PADAHAL SELAMA INI KAMU TERKESAN TIDAK PEDULI DENGANNYA?! HEY, ANDREAN. DENGARKAN AKU DULU,"

Sayang nya seruan Auristella tidak membuat Andrean menghentikan langkahnya. Andrean masuk ke kamarnya hingga membuat kedua adiknya berdecak kesal. Bahkan Auristella misuh-misuh di tempatnya berdiri saat ini.

Ia bingung kenapa adiknya ribut sekali padahal Ia tidak menikah besok.

"Dia benar-benar serius menerima perjodohan itu. Ihhhh aku benci dirimu, Ean!"

"Mommy dan Daddy mu benar-benar kurang kerjaan ya sampai harus menjodohkan Andrean dan Angel," Sentak Auristella seraya menutup pintu kamarnya dengan kencang. Adrian dibuat tersentak.

"Hei, mereka juga orangtuamu. Jangan kurang ajar kalau masih mau menikmati fasilitas---"

"BERISIK!"

Brak

"Astaga,"

Adrian mengusap dadanya saat mendengar suara pintu di depannya yang dilempari suatu barang, entah apa.

Terpopuler

Comments

🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤

🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤

keributan yang tak pernah usai 🤣🤣🤣

2023-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!