"Angel, Aunty mengajakmu ke sini karena ingin mengatakan sesuatu,"
"Iya, Aunty. Ada apa?"
Lovi dan Angel kembali bertemu di sela kegiatan Angel yang kini bukan hanya menjadi seorang mahasiswa melainkan menjadi waitress juga di salah satu restoran.
"Andrean tetap dengan keputusannya,"
Kening Angel mengerinyit. Ternyata Andrean lagi yang akan mereka bahas.
"Ia mau memenuhi keinginan Aunty. Tapi kalau menikah dalam waktu dekat, dia belum siap,"
Senyum Angel terbit. Ia bisa bernapas lega. Setidaknya hal itu juga yang Ia inginkan. Setidaknya Ia dan Andrean butuh waktu untuk meyakinkan hati mereka masing-masing sembari saling mengenal satu sama lain walaupun tak dipungkiri perkenalan sudah lama terjadi. Tapi mengenal dekat belum pernah. Sebab setiap bertemu Andrean lebih banyak diam begitupun dengan Angel karena Ia terlalu pandai membawa diri. Angel canggung sekali jika bersama orang-orang baik seperti mereka.
"Oh ya, nanti Andrean akan menjemput kamu. Aunty sudah berikan nomor ponsel mu padanya,"
Mata Angel mengerjap. Kemudian Ia tersenyum kaku. Biasanya selalu ada Lovi di tengah mereka. Tapi nanti tidak. Entah akan bagaimana interaksi mereka nanti.
"Aunty tidak habis pikir pada kalian berdua. Kenapa tidak saling bertukar nomor ponsel padahal sudah berteman sejak kecil," setengah menggerutu Lovi meneguk minuman di mejanya.
Tadi pagi Lovi mengingatkan Andrean agar bergerak, tidak seperti sebelumnya yang hanya bergeming setelah tahu bahwa Ia dijodohkan dengan Angel.
Dan kali ini, sepertinya Andrean akan melakukan permintaan Ibunya itu. Ia akan mulai mendekati Angel dan bersikap layaknya seorang laki-laki yang memang menginginkan seorang perempuan sebagai pendamping hidupnya.
Selama ini, Ia hanya menyetujui perjodohan itu tanpa melakukan sesuatu yang membuat Angel semakin ragu saja dengan perjodohan itu. Ia merasa tidak diinginkan. Andrean bingung harus bagaimana sehingga Ia hanya bisa menyetujui tanpa melakukan apapun. Ia tidak mengerti bahwa kedua orangtuanya ingin Ia sendiri yang merangkul Angel tanpa harus disuruh terlebih dahulu.
"Iy--iya, Aunty." Angel hanya mampu membalas nya seperti itu. Ia tidak tahu nanti akan bersikap seperti apa. Selama ini saja Ia kaku bila bertemu Andrean.
*****
"Hah! Belum apa-apa kamu sudah mengabaikan aku, Ean!"
"Astaga, baiklah, aku akan menjemput mu dulu,"
Andrean menghembuskan napas pelan karena adiknya yang menggerutu kesal setelah Ia mengatakan bahwa sore ini Ia tidak bisa menjemput Auristella karena ingin menjemput Angel di restoran tempatnya bekerja.
Lagipula tadi pagi Auristella memastikan akan pulang dengan Adrian. Oleh sebab itu Ia juga menyanggupi permintaan Mommynya.
"Tapi setelah menjemputku, kita jalan-jalan dulu ya,"
"Kemana, Auris? Aku harus menjemput Angel,"
"Ihhh kamu tega sekali menolak permintaan ku!"
"Aku tidak ingin mengecewakan Mommy,"
Auristella mencibir kakak tertuanya itu. Dengan cepat gadis itu mematikan sambungan telepon mereka.
Andrean menggeleng pelan menatap layar ponselnya. Setelah itu Ia kembali ke ruangan dimana Ia dan beberapa pegawainya sedang melakukan meeting. Ia terpaksa meninggalkan salah satu dari pegawainya yang sedang presentasi mengenai rencana pembaruan dari aplikasi belajar online nya.
*****
"Aku duduk di depan!"
Angel mengangguk tanpa membantah setelah Auristella memintanya untuk duduk di belakang.
Sebelumnya, Auristella tidak segalak itu padanya. Tapi setelah tahu bahwa Angel dijodohkan dengan Andrean, sikap Auristella berubah. Angel tahu sekali betapa posesif nya Auristella terhadap kedua kakak kembarnya. Bahkan ketika Ia tidak sengaja bertemu tatap dengan Adrian saja Auristella bisa menegur tegas. Tapi Angel tak pernah mempermasalahkan hal itu. Karena Ia sendiri tidak ada niat untuk merebut kasih sayang Andrean atau Adrian dari adik mereka itu.
Andrean tampak menatapnya sekilas seolah bertanya 'tidak apa?' Angel sontak mengangguk pelan dengan senyum tipisnya.
Andrean membuka pintu di samping kemudi dan pintu di bagian belakang lalu mempersilahkan Auristella serta Angel untuk masuk ke dalam.
Ia benar-benar membawa Adiknya itu jalan-jalan terlebih dahulu sebelum menjemput Angel.
Hingga Ia merasa tidak enak hati pada Angel. Namun melihat gadis itu sepertinya tidak keberatan, Ia jadi sedikit tenang. Ah? Kenapa dia sekhawatir itu atas reaksi Angel terhadap keterlambatan dirinya dalam menjemput gadis itu?
"Kamu sudah lama bekerja di sana?"
"Belum lama, Auris,"
"Oh, kenapa bekerja? Bukannya uang kuliah mu sudah diselesaikan oleh Mommy dan Daddy ku?"
Andrean melirik adiknya sekilas disela fokusnya menyetir. Ia pikir pertanyaan itu terlalu mencampuri urusan Angel.
Angel tersenyum sebelum menjawab, "Untuk mengisi waktu luang ku saja,"
Bohong, Ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan yang entah kenapa semakin hari semakin bertambah banyak saja. Padahal biasanya sisa dari uang kuliah pemberian Devan masih cukup untuk kebutuhannya sehari-hari.
Mungkin hal ini disebabkan oleh ayahnya yang tidak henti menghabiskan uang untuk hal-hal negatif seperti bermain perempuan dan mengonsumsi obat terlarang.
Sementara itu, kakak tirinya juga berbelanja sesuka hati tanpa bekerja. Angel begitu lemah hingga Ia tidak bisa berbuat lebih untuk menghentikan keburukan ayah dan kakak tirinya itu. Ia sudah mencoba namun tetap saja kalah dan berakhir mendapat tamparan serta kekerasan lain dari ayahnya yang tempramental itu.
"Segitu lengang nya waktu kamu ya? Berbeda sekali dengan kakak ku yang super sibuk,"
Entah apa maksud Auristella berkata seperti itu. Tapi Angel menangkap bahwa secara tidak langsung Auristella tidak suka Ia yang memiliki banyak waktu kosong, sementara Andrean memiliki pekerjaan yang tetap dan mapan. Waktu kosongnya tidak banyak.
Andrean berpikir keras untuk merubah suasana di dalam mobil. Ia mencari-cari topik pembicaraan yang tepat.
"Kamu ingin langsung pulang 'kan?" tanya Andrean seraya melirik Angel melalui kaca di depannya. Angel mengangguk cepat. Ia sudah cukup terlambat untuk pulang ke rumah. Nanti ayahnya pasti marah. Ia belum menyiapkan makan malam.
Ia terlambat karena kedatangan Andrean yang lama. Lovi sudah berkata padanya bahwa Andrean akan menjemput. Ia tidak mungkin tiba-tiba saja pulang lebih dulu sebelum dijemput oleh anak sulung Lovi itu.
******
"Kamu tunggu sebentar di mobil,"
"Kenapa kamu harus turun juga sih, Ean?!" Seru Auristella kesal saat kakaknya ingin mengantar Angel sampai di depan gerbang rumahnya yang sederhana itu. Auristella kira setelah Angel keluar dari mobil, Andrean akan langsung melajukan mobilnya.
Tanpa mengatakan apapun, Andrean turun mengikuti Angel yang sudah turun lebih dulu usai mengucapkan terimakasih pada Andrean dan Auristella. Ia ingin berbicara sesuatu pada Angel sebelum gadis itu masuk ke dalam rumahnya.
Angel sudah tiba di depan pintu rumahnya dan Ia belum menyadari kalau Andrean mengikuti.
"Darimana saja kamu?! Sudah tahu belum masak untuk makan malam ayah dan Gesty, kenapa malah pulang terlambat?! Hah?!"
Alis Andrean terangkat begitu menyaksikan secara langsung betapa kasarnya sikap ayah Angel terhadap putrinya itu. Tidak hanya perkataan, bahkan gestur nya pun terlihat begitu arogan. Lelaki itu berkacak pinggang di depan Angel.
Sedetik kemudian mata lelaki kejam itu mengarah pada Andrean dan juga pada mobil yang berada di belakang Andrean.
"Oh kamu habis menjual diri? Bagus! Dapat uang berapa?!"
"Ayah---"
Andrean berjalan cepat mendekati Angel yang sumpah demi apapun baru Ia ketahui memiliki nasib semenyedihkan ini.
"Tuan, maaf sebelumnya,"
Keberadaan Andrean membuat Angel terkejut dan malu bukan main. Ia tidak siap orang lain tahu bagaimana ayahnya bersikap selama ini.
"Maaf membuat Angel terlambat pulang. Ini semua salahku. Dan Angel bukan menjual dirinya. Dia calon istriku,"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
🟡𓆉︎ᵐᵈˡ 𝐀⃝🥀sthe⏤͟͟͞R🔰¢ᖱ'D⃤
konflik di mulai
auris posesif mulai beraksi
2023-05-25
1