Bab 5

"Mommy, apa yang terjadi? Aku sudah berpesan tadi agar Mommy tetap beristirahat,"

Begitu melihat Sheva yang berbaring di kamar dengan kondisi lemah, Adrina langsung mencecar Mommy nya itu. Sementara Adrian dengan setia mengikuti. Ia juga khawatir dengan kondisi Sheva, Istri dari salah satu sahabat Daddy nya yang tinggal sangat berdekatan dengan dirinya.

"Mommy baik-baik saja, Sayang,"

Sheva bangkit dari ranjang untuk duduk hingga Adrian dan Adrina bergerak cepat untuk membantunya.

"Adrian ingin minum apa? Biar Bibi---"

"Kalau aku haus, aku bisa minum di rumah, Aunty. Rumah kita berhadapan kalau Aunty lupa. Tidak usah memikirkan aku. Kondisimu jauh lebih penting,"

Sheva terkekeh kecil. Ia mengangguk dan menyandarkan punggung nya di headboard. Ia menatap kedua muda mudi itu bergantian.

"Dari kampus langsung ke sini?"

"Iya, aku benar-benar khawatir padamu, Mom. Oh ya, dimana Dad? Apa dia tidak tahu kalau--"

Sheva menahan anaknya yang akan menghubungi Jino, sang suami. Adrina pasti akan memberi tahu Daddy nya mengenai kondisi Sheva.

"Jangan membuat Dad khawatir. Mommy baik-baik saja,"

"Aku antar ke rumah sakit saja ya?" Tawar Adrian yang belum juga hilang rasa khawatirnya. Begitulah Adrian kalau Mommy nya sendiri juga sakit. Biarpun Ia seorang anak laki-laki tapi perhatian nya terhadap orangtua bisa-bisa mengalahkan anak perempuan. Ia begitu pandai menyampaikan rasa kasih sayang nya dengan perbuatan secara terang-terangan. Berbeda dengan Andrean yang merupakan sosok laki-laki penyimpan. Ia tidak pandai mengekspresikan perasaannya.

"Tidak perlu, Aunty baik-baik saja, Sayang,"

"Kamu pulang saja. Terimakasih sudah mengantarku,"

Adrian tersenyum dan refleks menepuk pelan puncak kepala Adrina. Membuat gadis itu berdecak dan menjauh.

Adrina membuka pintu lebih lebar lalu mempersilahkan Adrian keluar.

"Waktu dan tempat dipersilahkan," ujar gadis itu yang mengundang tatapan tajam dari Adrian.

Sialan gadis ini! Ia sudah berbaik hati mengantarkannya sampai di rumah dengan keadaan selamat dengan waktu yang cepat. Sekarang Ia malah diusir. Ingatkan Adrian untuk balas dendam pada kembar beda rahimnya itu.

******

Adrian mengemudikan mobilnya ke kampus sang adik. Ia tidak tahu apakah adiknya memutuskan untuk pulang sendiri atau tetap menunggunya. Ia harus beribu-ribu kali meminta maaf. Agar adiknya tak merajuk lagi. Atau sepertinya Ia harus memberikan sesuatu untuk adiknya itu sebagai bentuk permintaan maaf? Ah itu akan Ia tanyakan nanti pada Auristella.

Tak sampai lima belas menit Ia tiba di kampus sang adik. Beruntung jalanan lengang jadi Ia bisa sampai lebih cepat.

Ia terkekeh melihat adiknya menatap penuh perhitungan ke arah mobilnya. "Ternyata dia setia menunggu," gumamnya seraya mendekati sang adik lalu menghentikan laju mobilnya.

"Hai, cantik. Maaf ya, kakak mu yang tampan ini terlambat menjemput,"

Dengan gigi beradu, Auristella memiting telinga kakaknya dengan kesal. Setelah terlambat datang, bisa-bisanya Adrian tersenyum lebar seperti sekarang.

Wajar bukan kalau Auristella jadi main tangan dengan kakak nya itu? Beruntung hanya telinga yang jadi sasaran.

"Kamu mempermalukan ku, Auris!" Sungut Adrian kesal.

"Siapa yang peduli?"

Auristella memutar pandangan ke sekitarnya. Tidak ada siapapun kecuali Ryn yang memperhatikan keduanya dari jarak yang tidak begitu jauh, Ryn baru saja dari toilet. Ia menemani Auristella sedari tadi.

"Kalau ada paparazi bagaimana? Kamu lupa kalau aku ini sangat terkenal,"

Auristella mendengus, lalu Ia menoleh pada Ryn. "Aku pulang ya. Terimakasih sudah menemaniku. Hati-hati di jalan,"

"Okay, bye, Auris,"

Ryn melambai, malu untuk mendekat dan memeluk Auristella sebagai tanda perpisahan seperti biasa karena Adrian tengah menatapnya. Ia salah tingkah.

"Kamu tidak ingin say bye juga denganku?" Tanya Adrian dengan senyum lebarnya. Ia menggoda Ryn, karena Ia tahu Ryn mengidolakannya. Auristella segera saja meraup wajah tampan kakaknya agar tidak senyum lebar seperti kuda lagi. Lalu setelahnya, Ia masuk ke dalam mobil.

*****

"Mau kemana lagi, Adrian? Baru juga pulang,"

"Ada perform, Mom. Sebentar saja,"

"Oh okay, hati-hati dan semangat ya, Sayang,"

Adrian selesai mengenakan jam tangannya di undakan tangga terakhir, lalu Ia mendekati Lovi yang menatapnya di lantai bawah. Ia memeluk perempuan yang melahirkannya itu.

"Terimakasih, Mom. Aku pergi dulu ya,"

"ADRIAN, TUNGGU-TUNGGU!"

Adrian berdecak tatkala mendengar suara nyaring adik perempuan satu-satunya. Autistella menuruni tangga dengan langkah cepat hingga mengundang teguran dari sang Ibu.

"Hati-hati, nanti kamu terjatuh,"

"Kalau dia jatuh, aku orang pertama yang akan tertawa, Mom. Dan aku akan memotret nya,"

"Berisik!"

Begitu tiba di dekat kakaknya, Auristella menghela napas lega. Ia membenarkan letak sling bag di bahunya lalu tersenyum manis pada Adrian.

"Aku mau ikut boleh ya?"

"Hah?! Ikut kemana?"

"Ikut kemanapun kamu pergi,"

Kalimat adiknya itu membuat Adrian menepuk keningnya kesal. Entah apa maksud Auristella. Apa Ia melakukan ini sebagai bentuk penjagaan agar Adrian tetap single?

"Kamu terlalu ketakutan aku bertemu dengan wanita cantik ya?"

"Ck! Aku hanya bosan di rumah! Jangan terlalu percaya diri ya!"

"Seharusnya kamu hangout saja dengan teman-teman mu atau---"

"Tidak, aku bosan pergi dengan mereka. Yang dibicarakan selalu kamu,"

Dengan bangga Adrian mengusap dagunya lalu mengacak rambutnya dengan sangat percaya diri.

"Aku artis papan atas yang tampan. Jadi banyak yang mengidolakan termasuk teman-temanmu. Oh ya, siapa nama teman mu yang begitu fanatik denganku? Hmm--- Ryn ya? Okay, sampaikan salamku pada Ryn. Dan sekarang aku harus pergi. Karena ada GR sebelum live,"

"Aku ikut, Ian!"

"Aku ikut!" Tegas gadis itu sekali lagi.

Auristella berjalan lebih dulu. Adrian menatap Mommy nya dengan tampang 'Mom, kenapa aku harus punya adik seperti dia?'

Lovi terkekeh pelan seraya mendorong pelan bahu anaknya agar segera menyusul sebelum Putri kecil Devan itu kesal.

******

"Aku GR dulu ya. Kamu duduk saja di sini,"

Adrian menyuruh adiknya menunggu di tempat khusus yang disediakan pihak acara untuknya.

Adrian sudah memegang microfone nya, bersiap untuk latihan sebelum live dimulai. Auristella nampak senang berada di sana. Ia bisa merasakan langsung suasana backstage yang selama ini selalu berteman dengan kakaknya yang seorang penyanyi itu.

Ia menuruti titah Adrian untuk duduk. Sementara Adrian sudah naik ke stage untuk berlatih agar penampilannya nanti maksimal.

"Hai Ad---lho, Adrian dimana?"

Seorang gadis yang baru saja memasuki ruang untuk Adrian beristirahat mengerinyit saat tidak menemukan sosok yang Ia cari. Ia malah melihat seorang gadis.

"Adrian sedang GR. Ada apa?" Tanya Auristella padanya.

"Oh, aku ingin membuat konten bernyanyi bersama. Aku sudah ada janji dengan Adrian kemarin,"

Auristella hanya mengangguk kemudian Ia kembali fokus pada ponsel. Sementara gadis yang tadi bicara padanya sudah keluar lagi.

"Membuat konten bernyanyi di sela-sela live memang bisa? Bukankah dalam acara ini, Adrian ada di beberapa segmen? Ah entahlah,"

Auristella menggeleng tak ingin pusing. Seperti biasa, Jarinya dengan lihai berselancar di atas layar ponsel, menjelajahi media sosial.

********

"Okay terimakasih, Adrian. Aku senang sekali bisa mengajakmu kolaborasi di channel youtube ku,"

Adrian tersenyum mengangguk. Ia menerima uluran tangan Ganea, penyanyi perempuan yang usianya terpaut dua tahun lebih muda darinya. Mereka sudah mengenal cukup lama. Oleh sebab itu Adrian tidak akan menolak ajakan Ganea untuk berkolaborasi dengannya membuat konten di channel youtube gadis itu.

Mereka bernyanyi dua lagu di backstage itupun harus terganggu beberapa kali karena Adrian ada di empat segmen dalam acara live tersebut yang mengharuskan Ia lebih sering untuk naik ke stage, meninggalkan Ganea dan kamera nya.

Usai Ganea pergi, Adrian mulai bersiap pulang. Ia menarik pelan rambut adiknya yang sibuk dengan ponsel.

"Kamu mau di sini saja?"

"Oh sudah? Aku kira urusan dengan Ganea masih lama,"

"Hanya untuk satu konten, Auris,"

Auristella mengangguk. Ia pun beranjak, menunggu kakaknya melepaskan segala atribut yang menjadi kebutuhan selama live tadi.

"Sudah?"

Adrian mengangguk lalu berjalan lebih dulu. Auristella yang tidak terima lantas menyela langkah kakak keduanya itu hingga Adrian nyaris limbung ke lantai. Huh! Bisa malu setengah mati dia kalau sampai hal itu terjadi.

Adrian menoleh dan menemukan senyum puas adik semata wayangnya. Ia berdesis, "Jangan cari masalah,"

Tanpa peduli, Auristella memutar bola matanya lalu menabrak bahu Adrian kemudian berjalan mendahului kakak keduanya itu.

"Dasar aneh! Aku salah apa sampai dia begitu?"

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 40
42 Bab 41
43 Bab 42
44 Bab 43
45 Bab 44
46 Bab 45
47 Bab 46
48 Bab 47
49 Bab 48
50 Bab 49
51 Bab 50
52 Bab 51
53 Bab 52
54 Bab 53
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128
129 Bab 129
130 Bab 130
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 141
142 Bab 142
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
159 Bab 159
160 Bab 160
161 Bab 161
162 Bab 162
163 Bab 163
164 Bab 164
165 Bab 165
166 Bab 166
167 Bab 167
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
171 Bab 171
172 Bab 172
173 Bab 173
174 Bab 174
175 Bab 175
176 Bab 176
177 Bab 177
178 Bab 178
179 Bab 179
180 Bab 180
181 Bab 181
182 Bab 182
183 Bab 183
184 Bab 184
185 Bab 185
186 Bab 186
187 Bab 187
188 Bab 188
189 Bab 189
190 Bab 190
191 Bab 191
192 Bab 192
193 Bab 193
194 Bab 194
195 Bab 195
196 Bab 196
197 Bab 197
198 Bab 198
199 Bab 199
200 Bab 200
201 Bab 201
202 Bab 202
203 Bab 203
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 40
42
Bab 41
43
Bab 42
44
Bab 43
45
Bab 44
46
Bab 45
47
Bab 46
48
Bab 47
49
Bab 48
50
Bab 49
51
Bab 50
52
Bab 51
53
Bab 52
54
Bab 53
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128
129
Bab 129
130
Bab 130
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 141
142
Bab 142
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158
159
Bab 159
160
Bab 160
161
Bab 161
162
Bab 162
163
Bab 163
164
Bab 164
165
Bab 165
166
Bab 166
167
Bab 167
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170
171
Bab 171
172
Bab 172
173
Bab 173
174
Bab 174
175
Bab 175
176
Bab 176
177
Bab 177
178
Bab 178
179
Bab 179
180
Bab 180
181
Bab 181
182
Bab 182
183
Bab 183
184
Bab 184
185
Bab 185
186
Bab 186
187
Bab 187
188
Bab 188
189
Bab 189
190
Bab 190
191
Bab 191
192
Bab 192
193
Bab 193
194
Bab 194
195
Bab 195
196
Bab 196
197
Bab 197
198
Bab 198
199
Bab 199
200
Bab 200
201
Bab 201
202
Bab 202
203
Bab 203

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!