TAKDIR CINTA

TAKDIR CINTA

Suram

'Seorang pendosa belum tentu di tempatakan di golongan orang-orang munafik, tidak ada yang tau bagaimana isi hati seseorang" -riri-can

🌾🌾🌾

Disha baru saja bergabung sarapan pagi dan mendapat tatapan sinis dari kedua saudaranya.

Disha adalah anak kedua dari tiga bersaudara, mereka bertiga bukanlah saudara seperti pada umumnya. Nyatanya ketiganya saling menjatuhkan, terlebih kedua saudaranya itu begitu gelap mata pada harta, kadang membuat Disha geram dengan harta hal itu.

Seandainya dirinya memiliki saudara yang baik dan perhatian maka beda pula ceritanya, entah kenapa kedua saudaranya selalu mencemooh dirinya dengan perkataan kasar dan mengatakan jika dirinya adalah anak hasil selingkuhan.

Disha paham mereka berbuat sedemikian karena memang benar jika dirinya adalah putri hasil dari hubungan gelap Duanda dengan seorang wanita bayaran yang bernama Mila. Mila menolak kehadiran dirinya dan memberikan Disha pada Duanda pada saat berusia 5 tahun.

Disha masih mengingat dengan jelas bagaimana istri sah dari Duanda menolaknya saat itu. Bahkan Maria dengan teganya mengirimkannya saat itu ke panti asuhan tetapi Duanda kembali menjemputnya membuat rumah tangga Duanda saat itu terserang badai yang sangat besar.

Beruntungnya Duanda bisa mengatasinya, dengan perjanjian jika nama keluarga Duanda tidak melekat pada ujung nama Disha.

Disha adalah korban dari keegoisan Duanda dan Mila, kehadirannya merupakan bencana bagi keluarga Duanda sehingga keluarga Duanda satu pun tidak ada yang menyukainya.

'Ehemm... Pa, sebentar lagi pembayaran UKT apa bisa papa lebihin uangnya buat beli tas yang Fara incar?" ujar Fara dengan wajah memohon

Fara adalah mahasiswa semester 4 yang satu universitas dengan Disha, bedanya Disha mendapatkan beasiswa sedangkan Fara tidak.

'Berapa yang kamu butuhkan?" tanya Duanda menatap putri bungsunya itu

'Hanya 30 juta pa" Fara melirik Disha sinis

'Baiklah nanti papa transfer ke rekening kamu" Duanda sekilas melihat Disha yang fokus pada makanannya

'Aku juga dong pa, Gea juga pengen beli baju soalnya Gea udah 3 hari nggak belanja" rengek Gea yang merupakan anak sah pertama Duanda

'Baiklah nanti papa kirim, dan kamu Disha apa tidak butuh sesuatu?" tanya Duanda melihat Disha yang ingin berbicara tetapi langsung di potong Maria

'Sudahlah pa, papa kan tau sendiri jika anak haram tidak mendapatkan harta dari ayah biologisnya, bahkan di dalam agama pun anak haram ada di nasab ibunya jadi sudah jelas jika Disha tidak boleh papa nafkahi" ujar Maria dengan menghina Disha

'Lagian dia numpang di rumah ini saja sudah syukur" sambung Maria menatap tajam Disha yang diam saja

Duanda melotot pada Maria, menurutnya perkataan istrinya sudah begitu menusuk pada Disha, Duanda sadar jika semua ini terjadi karena perbuatannya sendiri, seandainya waktu bisa di putar maka Duanda lebih memilih tidak bermain dengan Mila sehingga Disha tidak akan pernah lahir ke dunia ini.

'Disha tidak ada pembayaran pa, lagian Disha dapat beasiswa" jawab Disha dengan nada tegas seolah mengejek kedua saudaranya yang tidak pernah mendapatkan beasiswa

Gea dan Fara melotot marah karena merasa di ejek oleh Disha yang merupakan anak haram.

'Cih! Hanya anak haram belagu banget. Sadar diri dong! kamu itu adalah putri wanita malam! wanita penggoda!" hardik Fara

Disha menutup matanya menahan rasa sakit di uluh hatinya, perkataan tajam itu sudah berulangkali Fara ucapkan padanya tetapi rasanya masih begitu sakit di hatinya.

'Fara! hentikan!" teriak Duanda

'Aku sudah kenyang, permisi" pamit Disha segera meraih tas nya

Disha menghidupkan motor maticnya yang merupakan hasil kerja kerasnya yang bekerja di sebuah restoran sebagai pelayan selama hampir 3 tahun.

Disha sadar jika dirinya tidak akan berhak mendapatkan harta dari Duanda karena secara agama dirinya bukanlah tanggung jawab Duanda melainkan tanggung jawab ibunya.

'Sebentar lagi, hanya sebentar lagi kamu akan keluar dari kekejaman ini, sabarlah Disha" Disha menguatkan dirinya sendiri

Disha tengah magang di salah satu perusahaan ternama, kampus merekomendasikan dirinya untuk magang di perusahaan itu karena nilai-nilai Disha di atas rata-rata bahkan nilainya selalu sempurna sehingga dirinya di terima magang di perusahaan yang bergerak dalam bidang desain bangunan.

'Astagaa! Bahkan besok gue harus bimbingan, susah bener dah harus kesana kemari, mana tabungan semakin menipis" runtuk Disha

Disha memutuskan untuk berhenti di restoran itu karena fokus pada skripsinya dan magangnya, dan beruntungnya perusahaan tempatnya magang memberikan gaji pada anak magang dengan catatan mereka harus bekerja seperti karyawan pada umumnya.

Gaji itu lumayan untuk kebutuhannya terlebih di semester akhir ini pengeluarannya berkali-kali lipat dari sebelumnya membuatnya harus irit.

Disha sampai di perusahaan itu langsung duduk di kursinya, memeriksa beberapa desain yang dikirim oleh bagian desain untuknya.

'Bersabarlah Disha menjadi seorang arsitek tidak akan mudah, butuh usaha yang keras" Disha menyemangati dirinya

'Pagi Disha" sapa Juna yang merupakan satu divisi dengannya

Juna merupakan anak magang juga dari universitas lain, di perusahaan itu ada tiga orang anak magang dan mereka di tempatkan di bagian pemeriksaan, tugas itu sangatlah berat karena itu merupakan hasil akhir.

'Pagi juga Jun" balas Disha kembali fokus pada kerjaannya

'Tumben cepat?" Juna kepo pada Disha

'Huss... nggak usah sibuk urusi urusan orang, sana ke kursi lo" usir Disha yang tidak mau di ganggu untuk hari ini

Jujur saja Disha merasa hari ini terasa suram, hatinya begitu gelap dengan semua cemooh saudaranya.

'Santai dong, sepulang kerja nanti divisi kita ngadain makan-makan, lo ikut nggak?" tanya Juna

'Gue masih sibuk ngurusin skripsi gue Jun, lain kali aja" tolak Disha halus

Disha juga ingin ikut tetapi tugasnya lebih penting, nanti setelah skripsinya sudah selesai maka Disha akan makan sepuasnya.

'Alah gitu aja alasannya, kita udah hampir 2 bulan magang tapi lo nggak pernah ikut makan-makan, ntar yang lain mikir kalau lo itu sombong" Juna mengeluarkan pendapatnya

'Udahlah Jun, jangan ganggu gue dulu lagi fokus ini, sana pergi aja" usir Disha

Akhirnya Juna memilih pergi ke merjanya yang sesekali melirik Disha yang masih fokus pada beberapa desain yang harus di periksa.

Disha paham jika ucapan Juna tadi merupakan hal yang harus di waspadai karena kerja antar sesama divisi merupakan hal terpenting apalagi komunikasi yang baik harus terjalin erat agar bisa saling terbuka tetapi Disha merasa dirinya tidak layak untuk bersama dengan yang lainnya, menurutnya kedatangannya hanya akan memperkeruh suasana.

Disha memilih untuk diam saja, padahal di dalam hatinya begitu ingin, statusnya berbeda dengan yang lainnya membuatnya minder.

🌾🌾🌾

Umm.... Ini novel ke sekian author, semoga kalian suka dengan novel author yaa....

riri-can

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!