Badboy Sekolah Mendekati Ku

Badboy Sekolah Mendekati Ku

Bab 1 Rey dan Lizza

Lizza adalah seorang wanita cantik yang cerdas dan selalu menjadi pusat perhatian di kelasnya. Meskipun begitu, dia tidak suka banyak bicara dan cenderung lebih suka mengamati dari jauh. Kebanyakan orang mengira dia sombong karena sikapnya yang cenderung pendiam, tetapi sebenarnya Lizza hanya ingin menjaga jarak dari keributan dan drama yang tidak perlu.

Di sisi lain, Rey adalah seorang laki-laki nakal yang sering kali membuat masalah di kelas. Dia suka mengejek teman-temannya dan suka mencari perhatian dengan tingkah lakunya yang ceroboh. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya pada Lizza. Rey menyadari bahwa Lizza tidak seperti gadis-gadis lainnya yang selalu terlihat cemas dan memikirkan penampilan mereka.

Suatu hari, Rey mulai menggoda Lizza dengan leluconnya yang nakal, tetapi Lizza tidak memberikan reaksi apapun. Hal ini membuat Rey merasa penasaran dengan Lizza, dan dia mulai mengamati gadis itu dari kejauhan. Setiap kali Rey mencoba untuk mendekatinya, Lizza selalu berhasil melarikan diri dengan kecerdikannya.

Rey menjadi semakin tertarik pada Lizza dan akhirnya memutuskan untuk mengubah sikapnya yang nakal. Dia merasa bahwa dia harus menjadi lebih baik jika ingin mendekati gadis yang dia sukai itu. Rey mulai berbicara dengan baik pada teman-temannya, dan mencoba untuk menghindari masalah di kelas.

Lizza, pada akhirnya, melihat perubahan pada Rey dan mulai merasa lebih nyaman berada di dekatnya. Meskipun dia tetap pendiam seperti biasa, Lizza mulai merasa bahwa Rey adalah orang yang dapat dia percayai dan ajak bicara. Rey dan Lizza mulai menghabiskan waktu bersama, berbicara tentang kehidupan dan mimpi mereka untuk masa depan.

Akhirnya, Rey mengungkapkan perasaannya pada Lizza, dan Lizza pun merasa bahwa Rey adalah orang yang tepat untuknya. Meskipun mereka sangat berbeda, mereka saling melengkapi satu sama lain. Mereka belajar dari kelebihan dan kekurangan masing-masing, dan menjadi pasangan yang sempurna.

Rey sedang duduk bersama teman-temannya di kantin ketika Lizza lewat di depan mereka. Teman-teman Rey langsung berusaha untuk menarik perhatian Lizza dengan tingkah laku mereka yang konyol.

"Ssstt, Lizza, lihat ke sini! Rey sedang menunggumu," ucap teman Rey dengan nada berlebihan.

Rey merasa tidak nyaman dengan upaya teman-temannya untuk mencari perhatian Lizza, dan mencoba untuk memperbaiki situasi tersebut. "Hei, jangan seperti itu, guys. Lizza pasti akan terganggu dengan tingkah laku kita yang seperti itu," ucap Rey dengan suara tenang.

Namun, teman-teman Rey tidak mengindahkan ucapannya dan terus memperlihatkan tindakan yang tidak sopan. Rey mulai merasa kesal dengan tingkah laku teman-temannya dan mencoba untuk berbicara dengan Lizza.

"Maafkan mereka, Lizza. Mereka hanya ingin menarik perhatianmu," ucap Rey dengan nada lembut.

Lizza yang mendengar ucapan Rey, tersenyum dan menjawab, "Tidak apa-apa, Rey. Aku sudah terbiasa dengan tingkah laku mereka."

Rey merasa lega mendengar ucapan Lizza dan berjanji untuk tidak membiarkan teman-temannya mengganggu lagi. "Aku janji akan menjaga agar mereka tidak mengganggu lagi, Lizza. Kamu bisa tenang dan nyaman bersama kami," ucap Rey dengan tegas.

Lizza tersenyum dan merespon ucapan Rey dengan lembut, "Terima kasih, Rey. Kamu selalu menjadi teman yang baik dan bisa diandalkan."

Rey merasa senang mendengar ucapan Lizza dan merasa semakin yakin bahwa dia bisa menjadi seseorang yang istimewa bagi Lizza. Dia berjanji untuk selalu menjadi teman yang baik dan bisa diandalkan bagi Lizza.

Rey terus berusaha untuk mendekati Lizza dan menunjukkan perhatiannya kepadanya. Ia selalu menemani Lizza ketika Lizza butuh teman bicara, dan membantunya ketika Lizza membutuhkan bantuan. Meskipun ia sering kali masih tergoda untuk bersikap nakal, ia berusaha untuk menahan diri agar tidak membuat Lizza tidak nyaman.

Suatu hari, Rey mencoba untuk mengajak Lizza ke sebuah pesta di sebuah klub malam, tetapi Lizza menolak ajakannya dengan sopan. "Maaf, Rey. Aku tidak suka ke klub malam. Aku lebih suka tinggal di rumah dan menonton film," ucap Lizza dengan tegas.

Rey merasa kecewa karena Lizza menolak ajakannya, tetapi ia menghargai keputusan Lizza. "Tidak apa-apa, Lizza. Aku mengerti. Aku akan mengajakmu ke tempat yang lebih tepat lagi suatu saat nanti," ucap Rey dengan nada optimis.

Lizza tersenyum dan merespon ucapan Rey dengan lembut, "Terima kasih, Rey. Kamu memang selalu mengerti keinginanku. Aku senang kamu menjadi teman baikku."

Rey merasa senang dan merespon ucapan Lizza dengan tulus, "Aku senang menjadi temanmu juga, Lizza. Aku akan selalu ada untukmu kapan saja kamu butuhkan."

Lizza tersenyum dan merasa bahagia karena memiliki teman seperti Rey. Dia merasa bahwa Rey adalah seseorang yang bisa diandalkan dan membuatnya merasa nyaman. Mereka berjalan bersama dan tertawa-tawa hingga malam hari tiba. Rey merasa bahwa dia semakin dekat dengan Lizza dan berharap dapat menjadi seseorang yang lebih istimewa lagi bagi Lizza suatu saat nanti.

Suatu hari, ketika Lizza dan Seyla sedang berbincang-bincang di kelas, Seyla tiba-tiba mengeluarkan pertanyaan yang membuat Lizza kaget. "Lizza, aku tidak suka dengan Rey. Aku tidak mengerti kenapa kamu bisa berteman dengannya," ucap Seyla dengan suara tegas.

Lizza merasa sedikit terkejut dengan pertanyaan Seyla, karena ia tidak pernah mengira kalau Seyla tidak suka dengan Rey. "Kenapa kamu tidak suka dengannya, Seyla?" tanya Lizza dengan nada penasaran.

Seyla menjawab dengan suara cemas, "Rey itu pria nakal, Lizza. Dia sering melakukan hal-hal yang tidak baik dan membuat orang lain merasa tidak nyaman. Aku khawatir kamu terpengaruh oleh perilakunya."

Lizza merasa sedikit terdiam mendengar ucapan Seyla, karena ia tidak pernah memandang Rey sebagai pria nakal. "Aku tidak pernah merasakan perilaku buruk dari Rey, Seyla. Dia selalu bersikap sopan dan baik kepadaku," ucap Lizza dengan suara lembut.

Seyla merespon dengan tegas, "Tapi kamu harus hati-hati, Lizza. Pria seperti Rey tidak bisa diandalkan. Dia hanya akan membuatmu terluka."

Lizza merasa sedikit tersinggung dengan ucapan Seyla, karena ia merasa Seyla menuduh Rey tanpa alasan yang jelas. "Aku tidak setuju dengan apa yang kamu katakan, Seyla. Rey adalah teman baikku, dan aku percaya dia tidak akan pernah menyakiti aku," ucap Lizza dengan suara tegas.

Seyla merasa sedikit terdiam mendengar ucapan Lizza, karena ia tahu kalau Lizza tidak akan mengubah pendiriannya. "Baiklah, Lizza. Tapi aku hanya ingin kamu berhati-hati dan tidak terlalu dekat dengan Rey," ucap Seyla dengan nada penyesalan.

Lizza merespon dengan sopan, "Terima kasih atas kekhawatiranmu, Seyla. Aku akan selalu berhati-hati dan berusaha untuk menjaga diri."

Seyla mengangguk dan mereka melanjutkan aktivitas mereka seperti biasa. Meskipun ia tetap memiliki keraguan tentang Rey, Seyla tidak ingin memaksakan pendapatnya pada Lizza dan menghargai keputusan Lizza untuk berteman dengan Rey.

Seyla merasa sedikit cemas dengan hubungan persahabatan antara Lizza dan Rey. Ia sering memantau perilaku Rey dan mencoba untuk mencari tahu lebih banyak tentang dia dari teman-teman mereka yang lain. Seyla tidak ingin Lizza terluka karena berteman dengan seseorang yang mungkin tidak dapat diandalkan.

Suatu hari, ketika mereka berada di kantin, Rey mengajak Lizza dan Seyla untuk duduk bersama. Seyla merasa tidak nyaman dengan kehadiran Rey dan mencoba untuk menjauh dari dia. Namun, Lizza meminta Seyla untuk tetap duduk dan berteman dengan Rey. "Ayo, Seyla. Rey adalah teman baikku. Aku yakin kamu akan menyukainya jika kamu mengenalnya lebih dekat," ucap Lizza dengan suara lembut.

Rey juga mencoba untuk membujuk Seyla agar merasa nyaman bersamanya. "Jangan takut dengan aku, Seyla. Aku hanya ingin berteman dengan kamu dan Lizza. Aku tidak akan pernah menyakiti kalian," ucap Rey dengan senyum lebar.

Seyla merasa sedikit ragu-ragu, tetapi ia merasa tidak enak hati jika menolak ajakan Lizza dan Rey. Akhirnya, ia setuju untuk duduk bersama mereka. Rey berusaha untuk mencairkan suasana dengan bercerita tentang kejadian lucu yang terjadi di kelas, dan mereka semua tertawa bersama.

Seyla merasa sedikit lebih nyaman dengan kehadiran Rey setelah mengenal dia lebih dekat. Ia merasa bahwa Rey mungkin tidak begitu buruk seperti yang ia pikirkan sebelumnya. Namun, ia tetap berhati-hati dan memantau perilaku Rey agar tidak membuat Lizza terluka.

Lizza merasa senang melihat teman-temannya dapat berteman dengan baik, dan ia berharap hubungan persahabatan mereka akan semakin kuat di masa depan. Meskipun ada sedikit keraguan dari Seyla tentang Rey, Lizza yakin bahwa Rey adalah seseorang yang bisa dipercaya dan selalu bersikap baik kepadanya.

Rey merasa senang karena akhirnya berhasil membuat Seyla merasa nyaman dengan kehadirannya. Ia berusaha untuk membangun hubungan persahabatan yang baik dengan Seyla.

Rey: "Seyla, kamu tahu, aku sangat menghargai persahabatanku dengan Lizza. Aku akan selalu berusaha untuk menjaga baik-baik hubungan kami. Dan aku berharap kamu juga dapat menjadi teman baikku dan Lizza."

Seyla: "Ya, aku juga menghargai persahabatan kita, Rey. Tapi, kamu harus mengerti kalau aku sangat protektif terhadap teman-temanku. Aku hanya ingin yang terbaik untuk mereka."

Rey: "Aku mengerti, Seyla. Dan aku berjanji bahwa aku tidak akan pernah menyakiti Lizza atau kamu. Aku hanya ingin berteman dengan baik dan saling mendukung satu sama lain."

Seyla: "Baiklah, Rey. Aku akan mencoba untuk memberikan kesempatan padamu. Tapi, tolong jangan membuat Lizza terluka ya. Dia adalah teman yang sangat berarti bagi kami."

Rey: "Tentu, Seyla. Aku akan berusaha untuk selalu menjaga perasaan Lizza dan kamu. Kita semua harus saling mendukung dan membantu satu sama lain."

Lizza tersenyum melihat percakapan mereka dan merasa senang melihat teman-temannya semakin dekat. Ia berharap hubungan persahabatan mereka akan terus tumbuh dan bertahan lama.

Setelah pulang sekolah, Rey mengajak Lizza untuk pulang bersama dengan sepeda motornya. Lizza awalnya agak ragu-ragu, karena ia tidak terbiasa naik sepeda motor. Namun, Rey membujuknya dengan penuh semangat.

Rey: "Ayo, Lizza! Pulang bersama dengan sepeda motor pasti lebih cepat dan menyenangkan. Kamu tidak perlu khawatir, aku akan mengemudikannya dengan baik."

Lizza: "Tapi, Rey, aku tidak terbiasa naik sepeda motor. Apa tidak berbahaya?"

Rey: "Jangan khawatir, Lizza. Aku akan menjaga keselamatanmu dengan baik. Dan kamu bisa percaya padaku, kan?"

Lizza akhirnya setuju untuk naik sepeda motor bersama Rey, meskipun Seyla agak ragu dan khawatir.

Seyla: "Kamu yakin, Lizza? Aku agak khawatir bila kalian berdua pulang bersama dengan sepeda motor. Apa tidak lebih baik pulang dengan angkutan umum?"

Lizza: "Tenang saja, Seyla. Aku akan baik-baik saja. Rey sudah berjanji akan menjaga keselamatanku dengan baik."

Seyla masih merasa agak ragu-ragu, tetapi akhirnya mengizinkan Lizza untuk pulang bersama dengan Rey.

Mereka berdua naik sepeda motor bersama-sama dan Lizza merasa sedikit tegang pada awalnya. Namun, Rey mengemudikan sepeda motor dengan hati-hati dan perlahan-lahan Lizza mulai merasa nyaman dan menikmati perjalanan pulang bersama Rey.

Ketika tiba di rumah Lizza, Rey menurunkan Lizza dengan lembut dan memastikan bahwa ia sudah tiba dengan selamat. Lizza merasa senang dengan pengalaman baru tersebut, dan berterima kasih pada Rey.

Lizza: "Terima kasih, Rey. Perjalanan pulang dengan sepeda motormu benar-benar menyenangkan. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya."

Rey: "Sama-sama, Lizza. Aku senang bisa membantumu. Dan jangan khawatir, aku akan selalu menjaga keselamatanmu jika kamu membutuhkanku."

Lizza tersenyum dan merasa beruntung memiliki teman seperti Rey, yang selalu bersedia membantunya dan menjaga keselamatannya.

Setelah Lizza sampai di rumah, Seyla langsung meneleponnya untuk memastikan bahwa ia sudah sampai dengan selamat.

Seyla: "Halo, Lizza. Sudah sampai rumah dengan selamat?"

Lizza: "Halo, Seyla. Sudah sampai. Terima kasih sudah khawatir."

Seyla: "Baiklah, aku hanya ingin memastikan bahwa kamu baik-baik saja. Rey juga sudah pulang dengan selamat?"

Lizza: "Ya, Rey sudah pulang. Jangan khawatir, Seyla. Aku merasa aman dan nyaman bersama Rey."

Seyla: "Tapi, Rey itu nakal dan tidak bisa dipercaya. Aku khawatir kalau-kalau ada yang terjadi."

Lizza: "Rey mungkin terlihat nakal, tapi sebenarnya ia baik dan perhatian pada temannya. Aku merasa nyaman bersama Rey."

Seyla: "Baiklah, kalau kamu merasa nyaman bersama Rey, aku akan mencoba mempercayainya. Tapi, kalau ada apa-apa, jangan ragu untuk meneleponku, ya?"

Lizza: "Oke, Seyla. Aku pasti akan meneleponmu jika ada apa-apa. Terima kasih sudah khawatir."

Setelah berbicara dengan Seyla, Lizza merasa senang bahwa temannya memperhatikan keselamatannya dan mencoba untuk memahami keputusannya untuk pulang bersama dengan Rey. Lizza merasa beruntung memiliki teman seperti Seyla yang selalu peduli dan mendukungnya.

Setelah Lizza selesai berbicara dengan Seyla, tiba-tiba ibunya memanggilnya untuk makan sore.

Ibu Lizza: "Lizza, ayo makan sore"

Lizza: "Baik, Ibu. Saya akan segera datang."

Lizza segera berjalan menuju ke ruang makan, di mana ibunya sudah menyiapkan makanan. Ibu Lizza adalah seorang ibu rumah tangga yang sangat sayang pada anak-anaknya. Setiap hari, ia selalu memasak makanan yang lezat dan bergizi untuk keluarganya.

Ibu Lizza: "Lizza, bagaimana sekolahmu hari ini?"

Lizza: "Baik-baik saja, Ibu. Tadi kami belajar tentang sejarah Indonesia."

Ibu Lizza: "Bagus, kamu harus terus belajar dengan rajin agar bisa menjadi orang yang sukses di masa depan."

Lizza: "Ya, Ibu. Saya akan berusaha yang terbaik."

Saat makan sore, Lizza menceritakan tentang teman-temannya di sekolah, termasuk Rey. Ibu Lizza mendengarkan dengan seksama dan memberikan nasihat yang baik.

Ibu Lizza: "Lizza, kamu harus hati-hati dalam memilih teman. Jangan bergaul dengan orang yang tidak baik dan jangan mudah terpengaruh dengan pergaulan yang negatif."

Lizza: "Ya, Ibu. Saya akan berusaha menjadi anak yang baik dan tidak mengikuti pergaulan yang buruk."

Setelah selesai makan, Lizza membantu ibunya membersihkan meja makan. Ia merasa bahagia bisa memiliki keluarga yang selalu mendukungnya dalam segala hal.

Setelah selesai makan, Lizza kembali ke kamarnya untuk belajar. Ia mengambil buku-bukunya dan duduk di meja belajar. Ia menyalakan lampu di meja belajar untuk menerangi bukunya dan mulai mempelajari materi pelajaran yang sudah dipelajari di sekolah.

Sambil belajar, Lizza teringat akan apa yang sudah dikatakan ibunya tentang memilih teman dan jangan bergaul dengan orang yang tidak baik. Ia mengingat pesan itu dan memutuskan untuk tidak terpengaruh dengan pergaulan negatif. Lizza terus belajar dengan rajin, agar bisa mencapai cita-citanya menjadi orang yang sukses di masa depan.

Beberapa jam kemudian, Lizza merasa cukup lelah dan memutuskan untuk istirahat sejenak. Ia menarik selimut ke tubuhnya dan tertidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya, Lizza bangun tepat pada waktunya dan merasa segar. Ia bersiap untuk pergi ke sekolah dengan semangat dan tekad yang tinggi untuk belajar dengan rajin. Setelah memberikan salam pada keluarganya, Lizza berangkat ke sekolah dengan penuh semangat.

Di sekolah, Lizza bertemu dengan Seyla seperti biasanya. Seyla melihat Lizza tampak bersemangat dan bertanya padanya.

Seyla: "Lizza, kamu terlihat sangat bersemangat hari ini. Ada yang spesial?"

Lizza: "Tidak ada yang spesial, kok. Aku hanya ingin fokus belajar dengan rajin dan mencapai cita-citaku di masa depan."

Seyla: "Wow, itu sangat bagus. Aku juga ingin seperti kamu. Tetapi, aku merasa sulit untuk fokus belajar karena terlalu banyak godaan dan pergaulan negatif di sekitar kita."

Lizza: "Ya, memang sulit. Tapi kita harus bisa menyeleksi teman dan memilih yang baik untuk kita bergaul. Jangan terpengaruh dengan pergaulan negatif dan tetap fokus pada cita-cita kita."

Seyla: "Kamu benar, Lizza. Aku akan mencoba untuk lebih fokus dan menyeleksi teman-temanku."

Saat itu, Rey datang menghampiri Lizza dan Seyla. Ia mencoba memperhatikan Lizza dan mengajaknya bicara.

Rey: "Hai, Lizza. Kamu terlihat sangat cantik"

Lizza merasa sedikit tidak nyaman dengan ucapan Rey, tetapi mencoba untuk tetap sopan.

Lizza: "Terima kasih, Rey. Kamu juga terlihat baik-baik saja hari ini."

Rey: "Ayo, Lizza. Bagaimana kalau kita makan siang bersama hari ini?"

Lizza merasa ragu, tetapi tidak ingin menolak permintaan Rey secara kasar.

Lizza: "Maaf, Rey. Aku sudah punya rencana untuk makan siang dengan Seyla hari ini. Mungkin lain kali saja, ya."

Rey: "oke, tidak masalah. Sampai jumpa, Lizza."

Setelah Rey pergi, Seyla bertanya kepada Lizza.

Seyla: "Lizza, apakah kamu merasa nyaman bergaul dengan Rey?"

Lizza: "Sejujurnya, aku merasa tidak nyaman. Tetapi aku mencoba untuk tetap sopan dan tidak ingin menolaknya secara kasar."

Seyla: "Aku mengerti. Tetapi, kalau kamu merasa tidak nyaman, jangan terus bergaul dengannya. Pilihlah teman yang baik dan nyaman untuk kamu bergaul."

Lizza: "Terima kasih, Seyla. Aku akan coba untuk lebih bijak memilih teman dan bergaul dengan orang yang baik-baik saja."

Setelah selesai belajar, Lizza, Seyla, dan Cessa pergi ke kantin untuk makan siang bersama. Mereka memilih meja yang cukup tenang dan mulai memilih menu makanan.

Seyla: "Aku pengen makan nasi goreng, kalian?"

Cessa: "Aku sih pengen makan mie goreng, tapi kalau kalian makan nasi goreng aku ikut saja."

Lizza: "Aku juga makan nasi goreng saja."

Setelah memesan makanan dan minuman, mereka mulai mengobrol tentang kegiatan di luar sekolah dan rencana untuk akhir pekan.

Cessa: "Kalian sudah tahu belum, besok ada pameran seni di galeri seni dekat sekolah kita. Aku sudah memesan tiket dan akan pergi dengan teman-teman dari kelompok seni."

Seyla: "Wah, itu keren banget. Aku belum pernah ke pameran seni. Kita bisa pergi bersama besok, Lizza."

Lizza: "Hmm, aku belum yakin bisa ikut besok. Aku masih ada tugas rumah yang belum selesai."

Seyla: "Ah, jangan gitu, Lizza. Kita bisa bantu mengerjakan tugasmu sebelum kita pergi ke pameran seni. Kan kita bisa saling membantu."

Cessa: "Iya, jangan sampai kamu ketinggalan kesempatan untuk melihat karya seni yang keren-keren besok. Aku yakin kamu juga bakal suka."

Lizza merasa senang dengan ajakan dari teman-temannya. Ia merasa bahwa mereka selalu peduli satu sama lain dan saling membantu. Ia pun mengambil keputusan untuk ikut ke pameran seni besok.

Lizza: "Baiklah, aku akan ikut besok. Terima kasih sudah mengajak, Seyla dan Cessa."

Seyla dan Cessa tersenyum puas dan mereka semua melanjutkan makan siang dan bercerita tentang acara yang akan datang.

Jam istirahat telah selesai, Seyla mengajak Lizza dan Cessa untuk segera masuk ke kelas. Mereka berjalan bersama ke arah pintu masuk kelas, tetapi di tengah perjalanan mereka dihentikan oleh salah satu teman sekelas.

Teman sekelas: "Hei, kalian. Tadi aku dengar kalian berencana untuk pergi ke pameran seni besok, kan?"

Lizza: "Iya, benar. Kenapa?"

Teman sekelas: "Hmm, sepertinya aku juga ingin ikut. Bisakah aku ikut bersama kalian?"

Cessa: "Tentu saja bisa, tapi kamu harus membeli tiket dulu. Aku rasa tiket masih tersedia, kok."

Seyla: "Ya, benar. Kamu bisa memesan tiket di internet atau langsung ke loket pameran seni besok pagi."

Teman sekelas: " terima kasih banyak. Aku akan memesan tiketnya segera."

Setelah berbicara dengan teman sekelas, mereka masuk ke kelas dan langsung duduk di kursi masing-masing. Saat itu, guru mereka masuk ke kelas dan memulai pelajaran hari itu.

Lizza, Seyla, dan Cessa saling menggoda dan tertawa kecil di antara pelajaran. Mereka sangat menantikan acara besok, pameran seni yang akan mereka kunjungi bersama. Mereka merasa senang bisa melakukan sesuatu yang berbeda di luar kegiatan sekolah mereka yang biasa.

Setelah pelajaran selesai, Lizza, Seyla, dan Cessa berjalan bersama keluar kelas. Mereka berbicara tentang rencana untuk pergi ke pameran seni besok dan berbagi pengalaman tentang pameran seni yang pernah mereka kunjungi sebelumnya.

Tiba-tiba, Rey datang dan menghampiri mereka. Lizza merasa sedikit gugup saat melihat Rey dan tidak tahu apa yang harus dikatakan.

Rey: "Hai, Lizza. Kamu dan teman-teman berencana untuk pergi ke pameran seni besok, ya?"

Lizza: "Iya, benar. Kami akan pergi bersama."

Rey: "Bagus, bolehkah aku ikut bersama kalian?"

Seyla: "Maaf, Rey. Tapi kami sudah merencanakan ini dari awal dan kami hanya membeli tiket untuk kami bertiga."

Cessa: "Tapi tidak apa-apa, kan? Kamu masih bisa memesan tiket sendiri dan ikut bersama kami nanti."

Rey: "Oh, oke. Terima kasih, ya."

Lizza merasa sedikit lega bahwa Rey masih akan datang ke pameran seni besok, tetapi pada saat yang sama dia merasa sedikit canggung. Dia masih tidak yakin tentang perasaannya sendiri terhadap Rey.

Mereka berpisah dan Lizza kembali pulang ke rumah. Dia menghabiskan sisa malam dengan belajar dan menyiapkan diri untuk pameran seni besok. Dia berharap bisa menikmati waktu yang menyenangkan dengan teman-temannya dan mungkin bisa menyelesaikan kebingungan hatinya tentang Rey.

Hari berikutnya, Lizza, Seyla, dan Cessa bertemu di lokasi pameran seni yang telah mereka rencanakan. Setelah beberapa saat menunggu, Rey dan teman-temannya tiba juga di lokasi pameran seni. Lizza merasa sedikit tegang ketika melihat Rey, tetapi dia mencoba untuk tetap tenang dan bersikap biasa saja.

Rey menghampiri mereka dan tersenyum: "Hai, kalian semua. Apa kalian sudah melihat karya seni yang menarik di sini?"

Cessa: "Belum, kami baru saja tiba. Bagaimana dengan kamu?"

Rey: "Aku sudah melihat beberapa karya seni yang keren. Kalau kalian mau, kita bisa lihat-lihat bersama."

Lizza dan teman-temannya setuju, dan mereka mulai berjalan-jalan di sekitar pameran seni. Mereka membicarakan setiap karya seni yang mereka lihat dan berbagi pendapat mereka tentang masing-masing karya.

Sementara itu, Rey terus mencoba memulai percakapan dengan Lizza. Dia bertanya tentang minat dan hobi Lizza, dan mencoba untuk menunjukkan minatnya pada hal-hal yang sama.

Lizza merasa sedikit tidak nyaman dengan perhatian yang diberikan Rey pada dirinya. Dia mencoba untuk tidak menunjukkan ketidaknyamannya, tetapi dia tahu dia harus segera menyelesaikan kebingungan hatinya tentang Rey.

Setelah beberapa waktu, mereka akhirnya selesai melihat-lihat di seluruh pameran seni. Lizza dan teman-temannya memutuskan untuk pergi ke kafe untuk makan siang, sementara Rey dan teman-temannya memiliki rencana lain.

Lizza merasa lega ketika mereka berpisah dan dia bisa bernapas lega. Dia tahu dia harus menyelesaikan kebingungan hatinya tentang Rey sebelum menjadi lebih rumit lagi.

Sesampainya di kafe, Lizza dan teman-temannya memesan makanan dan minuman mereka. Mereka duduk di meja kecil dan mulai membicarakan kembali karya seni yang mereka lihat di pameran tadi.

Cessa: "Kalian suka karya seni apa yang paling kalian lihat tadi?"

Seyla: "Aku sangat menyukai lukisan abstrak itu. Bagaimana denganmu, Lizza?"

Lizza tersenyum dan mengangguk. "Aku juga menyukainya. Lukisan itu sangat mengesankan, meskipun sulit untuk dipahami."

Cessa: "Benar sekali, itu seperti ada pesan tersembunyi di balik semua warna dan bentuk yang digunakan."

Saat mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Rey dan teman-temannya datang ke kafe tempat mereka berada. Rey melihat ke arah Lizza dan tersenyum.

Rey: "Hai, kalian masih di sini juga? Kalian tahu, kafe ini memiliki menu minuman yang luar biasa."

Seyla: "Ya, kami sudah memesan makanan dan minuman kami. Apa kalian ingin bergabung?"

Rey dan teman-temannya setuju untuk bergabung dan memesan minuman mereka sendiri. Mereka duduk di meja yang bersebelahan dengan Lizza dan teman-temannya.

Rey terus mencoba menarik perhatian Lizza dengan cara yang tidak sopan. Dia merangkul lengan Lizza dan mencoba membuat lelucon yang tidak lucu.

Lizza merasa tidak nyaman dan mencoba melepaskan diri dari pelukan Rey. Dia tersenyum sopan dan berusaha memperlakukan Rey dengan sopan, meskipun dia merasa tidak nyaman.

Sementara itu, Seyla dan Cessa merasa tidak enak hati dengan situasi yang terjadi. Mereka merasa tidak suka dengan cara Rey memperlakukan Lizza.

Setelah beberapa saat, Lizza dan teman-temannya memutuskan untuk meninggalkan kafe dan kembali ke rumah masing-masing. Lizza merasa lega dan senang ketika dia dan teman-temannya akhirnya bisa pergi dari situasi yang tidak nyaman itu.

Di rumah, Lizza mulai memikirkan kembali perasaannya tentang Rey. Dia tahu bahwa dia tidak merasa nyaman dengan cara Rey memperlakukan dirinya, dan dia tahu bahwa dia harus memutuskan apa yang sebaiknya dia lakukan tentang situasi itu.

Lizza masuk ke dalam kamar dan menyalakan lampu kecil di meja belajarnya. Ia duduk di kursinya dan mengambil buku-buku pelajaran dari tasnya. Namun, setelah membaca beberapa halaman, ia merasa sulit untuk berkonsentrasi.

Lizza merenung sejenak dan memikirkan semua yang terjadi hari ini. Ia masih teringat dengan wajah Rey di acara seni pameran tadi. Ia merasa bingung dengan perasaannya sendiri, apakah dia juga menyukai Rey atau tidak.

Lizza mengambil ponselnya dan membuka aplikasi chatting. Ia memutuskan untuk berbicara dengan Seyla tentang apa yang terjadi di acara seni tadi. Setelah beberapa menit, Seyla merespon dan mereka mulai mengobrol.

Lizza mengutarakan perasaannya tentang Rey dan kebingungan yang dirasakannya. Seyla memberikan beberapa saran dan juga mengingatkan Lizza untuk tetap berhati-hati. Setelah mengobrol dengan Seyla, Lizza merasa lebih tenang dan memutuskan untuk melanjutkan belajarnya.

Ia membaca buku-buku pelajarannya dengan lebih fokus dan berhasil menyelesaikan beberapa tugas yang harus dilakukan. Setelah beberapa jam, Lizza merasa sangat lelah dan memutuskan untuk tidur. Ia mematikan lampu dan memejamkan mata, berharap untuk dapat tidur dengan nyenyak malam ini.

Lizza: Hey Seyla, kamu sudah pulang ya?

Seyla: Sudah, Lizz. Ada yang bisa dibantu?

Lizza: Iya, aku sedang bingung dengan perasaanku tentang Rey.

Seyla: Wah, ceritakan dong.

Lizza: Tadi di acara seni pameran, Rey datang dan mengajakku bicara. Aku merasa ada perasaan aneh terhadapnya tapi aku tidak yakin apa itu.

Seyla: Hmm, itu wajar Lizz. Tapi ingat, Rey termasuk cowok nakal di kelas kita. Kamu harus berhati-hati.

Lizza: Iya, aku juga merasa seperti itu. Tapi aku tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Seyla: Kamu bisa mencoba untuk berbicara dengannya lebih banyak, siapa tahu kamu bisa mengenalnya lebih baik.

Lizza: Hmm, mungkin itu bisa membantu. Terima kasih, Sey.

Seyla: Sama-sama, Lizz. Jangan lupa berhati-hati ya.

Lizza: Pasti, Sey. Aku akan berusaha untuk tetap waspada.

Lizza merasakan tubuhnya semakin lelah. Ia mulai merasa ngantuk dan menguap beberapa kali. Lalu, ia memutuskan untuk mematikan lampu dan segera berbaring di tempat tidurnya.

Lizza: (menguap) Ahh, rasanya ngantuk sekali. (mematikan lampu)

Setelah beberapa saat, Lizza mulai terlelap dalam tidurnya. Ia merasakan tubuhnya semakin santai dan otomatis ia terlelap dalam tidur yang nyenyak. Hanya suara gemericik air yang terdengar dari jendela yang terbuka dan suara jangkrik yang membuat suasana semakin tenang.

Keesokan paginya, Lizza bangun pagi dengan segar. Ia merasa sangat segar dan siap untuk menghadapi hari yang baru. Lizza segera bangkit dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Lizza: (menggosok gigi) Ahh, rasanya segar sekali setelah tidur semalam. Hari ini pasti akan menjadi hari yang menyenangkan.

Setelah membersihkan diri, Lizza memutuskan untuk berpakaian dan menyiapkan diri untuk pergi ke sekolah. Ia memilih pakaian yang simpel namun tetap terlihat cantik. Lalu, Lizza pergi ke ruang makan untuk sarapan pagi bersama keluarganya.

Ibu Lizza: Selamat pagi, sayang. Sudah siap untuk pergi ke sekolah?

Lizza: Selamat pagi, ibu. Sudah siap. (sambil tersenyum)

Ibu Lizza: Bagus. Jangan lupa sarapan ya, sayang.

Lizza: Iya, ibu. Aku akan sarapan dulu.

Lizza dan keluarganya lalu duduk bersama di ruang makan dan menikmati sarapan pagi. Setelah sarapan, Lizza segera bersiap-siap dan berangkat ke sekolah dengan semangat yang tinggi.

Ketika Lizza tiba di sekolah, ia bertemu dengan salah satu teman Rey di gerbang sekolah. Teman Rey itu langsung mendekati Lizza dan berbicara dengannya.

Teman Rey: Hai, Lizza! Apa kabar?

Lizza: Hai, kabar baik. Bagaimana kabarmu?

Teman Rey: Baik-baik saja. Kamu baru saja sampai?

Lizza: iya, baru sampai.

Setelah berbicara dengan teman Rey, Lizza melanjutkan perjalanan ke kelasnya. Ia bertemu dengan Seyla dan Cessa di koridor dan bersama-sama masuk ke kelas. Sesampainya di kelas, mereka langsung duduk di bangku masing-masing dan menunggu guru datang.

Seyla: Bagaimana kabarmu, Lizza?

Lizza: Kabar baik, Seyla. Aku merasa sangat segar dan siap untuk belajar hari ini.

Cessa: Bagus. Apa yang kamu pelajari hari ini?

Lizza: Hari ini kita akan belajar tentang matematika. Apa kamu suka matematika?

Cessa: Tidak begitu. Tapi aku akan berusaha untuk belajar dengan baik.

Seyla: Sama seperti Cessa, aku juga tidak begitu suka matematika. Tapi aku akan mencoba untuk fokus dan belajar dengan baik.

Lizza: Bagus. Kita harus berusaha untuk belajar dengan baik agar bisa mendapatkan nilai yang baik juga.

Mereka terus mengobrol dan menunggu guru datang. Hari itu menjadi hari yang menyenangkan bagi Lizza dan teman-temannya, meskipun mereka harus belajar matematika. Mereka berharap bisa belajar dengan baik dan mendapatkan hasil yang memuaskan di akhir semester.

Setelah selesai belajar di sekolah, Rey dan teman-temannya keluar dari gerbang sekolah dan menuju parkiran sepeda motor. Namun, di tengah perjalanan, mereka terlibat masalah dengan sekolah lain yang terletak di dekat sana.

Beberapa siswa dari sekolah itu menantang Rey dan temannya untuk berkelahi. Namun, Rey yang sebenarnya tidak suka kekerasan mencoba menenangkan situasi tersebut.

"Hey, tenang saja. Kita bisa menyelesaikan ini dengan cara yang lebih baik," ujar Rey dengan tenang.

Namun, siswa-siswa dari sekolah lain tersebut semakin tidak terima dan terus memprovokasi. Tanpa dapat menahan diri, salah satu teman Rey yang bernama Dika pun marah dan langsung menyerang.

Rey dan temannya berusaha menenangkan Dika dan menghentikan pertengkaran tersebut. Setelah berhasil menyelesaikan masalah, mereka akhirnya pulang dengan tenang, meskipun masih agak terganggu dengan kejadian tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!