KHADIJAH (Budak cinta Mafia)
Di sebuah rumah di kaki gunung, terdengar bunyi tembakan. Khadijah gadis berumur 15 tahun itu mendapati ayahnya telah terkapar, banyak orang-orang orang di sekitarnya yang berpakaian serba hitam, Khadijah ingin memberontak ketika mendapati ayahnya penuh dengan darah akibat tembakan yang terkena di dadanya, Khadijah pun pingsan setelah menerima sebuah hantaman dari belakang.
"Hentikan!" titah pemuda menyuruh anak buahnya yang ingin menembak ayah Khadijah. "dia bukan Husen, tapi kembarannya", titah pemuda itu, anak buahnya segera memasukkan kembali pistol ke saku celananya. "Kamu pergi dulu, aku akan mengurus semua!", pinta pemuda itu, seketika anak buahnya berhambur pergi dan menyisakan dia dan seorang asistennya. "Tuan, sepertinya dia masih hidup?", lirih sang asisten yang melihat ayah Khadijah menggerakkan tangannya, pemuda itu langsung menghampiri ayah Khadijah, benar saja ayah Khadijah masih hidup tapi tatapannya sudah sayu. Pemuda itu menarik nafas dalam lalu beranjak pergi
"Tuan!", lirih ayah Khadijah, langkah kaki pemuda itu terhenti mendengar suara yang memanggilnya.
"Tuan, tolong bawah anakku", lirihnya mengharap. Pemuda itu berbalik mendekati ayah Khadijah. "Apa keuntunganku jika membawa anakmu", di lihatnya Khadijah yang masih terkapar di lantai. "Jadikan dia budak mu atau tawanan mu". Ungkapan yang tidak masuk akal menurut pemuda itu, "CK!, jangan membual aku bukanlah lelaki hidung belang", cedak pemuda itu. "Jadikan dia istrimu", sang asisten makin geram dengan bualan ayah Khadijah dia pun akan melayangkan tembakan padanya, tapi segera di cegah oleh pemuda itu. "Hentikan!".
"Tapi dia sudah lancang tuan muda Aslan", sanggah asisten.
"Anakmu bahkan Masih sangat kecil, kau mau menikahkan aku dengannya", ucap Aslan.
"Dia sangat cantik", ucap ayah Khadijah terdengar lirih.
Aslan berhambur menghampiri Khadijah benar gadis polos yang sangat cantik, ada desiran yang ingin membawanya. "Tuan, lindungi dia", mohon ayah Khadijah. Aslan berpikir dia akan membawa gadis ini karna gadis ini akan terancam bahaya di karenakan gadis ini masih keluarga Husen yang menjadi incaran semua mafia.
"Nikahkan aku dengan dia!". pinta Aslan. Asistennya terpengangah tidak percaya dengan ungkapan bosnya.
Setelah setengah jam asisten Aslan sudah siap dengan membawa seorang penghulu dan saat itu juga Aslan menikah dengan Khadijah.
"Saya nikahkan saudara Aslan Amer bin Amer Dirga dengan Khadijah Al Hasani binti Hasan dengan mas kawin 10 juta di bayar tunai".
"Saya terimah nikah dan kawinnya Khadijah Al Hasani binti Hasan dengan mas kawin tersebut di bayar tunai", sekali tarikan Aslan mengucapkan ikrar suci tersebut.
"gimana saksi, sah?".
"Sah". ucap asisten Aslan bersamaan dengan itu ayah Khadijah menitipkan surat untuk di berikan kepada Khadijah saat dia berusia 18 tahun nanti. acara pernikahan dadakan itu hanya di hadiri 3 orang yaitu pak penghulu, asisten Aslan dan ayah Khadijah. sementara Khadijah Masih belum sadarkan diri.
"Uhuk.. uhuk..", ayah Khadijah batuk dan keluar darah segar dari mulutnya seketika itu dia langsung meninggal.
"tuan, dia meninggal", seru sang asisten.
"innalilahi wainnailaihi Raji'un", lirih pak penghulu. Aslan menarik nafas dalam. kemudian menyuruh sang asisten untuk mengurus pemakaman di bantu pak penghulu, sedangkan dia pergi membawa Khadijah bersamanya meninggalkan rumah Khadijah dia akan membawa Khadijah ke rumahnya bukan ke mension milik papah.
***
Di sebuah rumah yang di kelilingi pagar tembok yang tinggi Aslan menekan pintu pagar menggunakan remot dan seketika pintu itu terbuka sendiri, dia pun masuk ke pekarangan rumah yang besar dan mewah meski tidak sebesar mension milik papahnya, Aslan memarkirkan mobilnya di garasi, seorang satpam menghampirinya. "tuan, ada yang bisa saya bantu?", Aslan menggeleng satpam itu kembali ke posnya. Aslan melihat ke jok belakang mobil, di lihatnya Khadijah masih belum sadarkan diri, dia bergegas turun dan menggendong khadijah masuk ke dalam rumah, Para ART memberi hormat kepada Aslan, meskipun mereka agak tercengang karna Aslan membawa pulang seorang gadis belia.
Aslan membaringkan Khadijah di kamarnya, di tatapnya wajah Khadijah dengan intens, ada perasaan kagum melihat kecantikan Khadijah, Aslan melihat luka di pergelangan tangan khadijah akibat di cekal oleh anak buah dari papanya. Aslan beranjak mengambil P3K dan mengobati luka tersebut. Seusai mengobati dia pun bergegas membersihkan diri.
Klek!!!..
Aslan keluar dari kamar mandi, dia melihat seorang wanita paruh baya duduk di sebelah Khadijah. Aslan bergeming.
"Tante.."
"Siapa gadis ini? kenapa kau membawanya?", tanya Tante Yasmin memandang Khadijah.
"Dia istriku". jawab Aslan seraya masuk ke walk in closet. Tante Yasmin menghela nafas panjang. Aslan selesai memakai baju dia pun menghampiri Tante dan Khadijah.
"Apa alasanmu, bahkan dia masih gadis belia".
"ayahnya menyuruhku membawanya sebagai budak atau tawanan", jawab Aslan datar. Tante Yasmin akhirnya tahu alasan Aslan menikahi gadis ini karna Aslan tidak suka menyakiti perempuan apalagi menjadikannya seorang budak.
"Apa papamu sudah tahu?"
Aslan menggeleng. "Dia hidup sebatang kara anak buah papa telah membunuh ayahnya". "Jangan menjadi Boomerang Aslan, dia akan menjadi tawanan papamu karna ayahnya". Aslan beranjak dari duduknya dia menatap keluar jendela, "anak buah papa salah sasaran, ayah gadis ini adalah kembaran dari Husen, dia tidak tahu menahu dengan dunia mafia", jelas Aslan.
"Apa rencana mu selanjutnya?". tanya Tante Yasmin.
"Abah...", lirih Khadijah masih terpejam. Aslan dan Tante yasmin menatap khadijah. Tubuh Khadijah mengejang dan terus mengigau Aslan terlihat panik, Tante Yasmin mengecek suhu badan Khadijah.
"Badannya panas sekali, akan aku panggil dokter biar dia di periksa". Tante Yasmin beranjak memanggil dokter yang berjaga di rumah Aslan. sementara Aslan di buat bingung dengan raungan Khadijah yang terus memanggil abah. "Abah... abah... hiks.. hiks...", tangan Khadijah terulur pada Aslan dia membuka matanya dan tersenyum pada Aslan. "Abah...". Aslan menangkap uluran tangan Khadijah, Khadijah tersenyum lalu menutup mata tidak sadarkan diri lagi.
"Hei.. bangun Dijah, bangun!!", titah Aslan menepuk pipih Khadijah. Rasa khawatirnya semakin besar. Tante Yasmin datang dengan dokter Reni dokter wanita di keluarga Amer.
"Biar saya periksa tuan", dokter Reni mulai memeriksa keadaan khadijah, dokter Reni memasang infus, keadaan Khadijah sudah stabil, tapi dia belum juga sadarkan diri. Dokter menyuruh Aslan untuk menjaga Khadijah, karna bisa saja dia masih mengigau.
"Tuan, lebih baik tuan disisinya, untuk menenangkan saat mengigau, mungkin ini akibat rasa takut yang menyelimutinya, jangan biarkan dia sendiri karna bisa saja dia akan depresi karna pemikiran gadis seperti nona ini Masih rentan, takutnya dia akan melakukan hal-hal yang tidak wajar", jelas dokter Reni, baik Aslan dan Tante yasmin hanya mengangguk mengerti dengan penjelasan dokter Reni.
Sepanjang malam Aslan terjaga bahkan dia tidak memejamkan mata sedikitpun. Karna Khadijah kerap kali masih meraung memanggil abah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Novie Achadini
org arab
2023-06-13
0