Wanita itu menghampiriku saat dia ku panggil, "ada apa?", dia bertanya lembut pada ku. "nyonya, aku ingin melaksanakan kewajibanku sebagai muslim", lirihku, wanita itu mengangguk mengerti dengan maksudku. "tapi kamu kan lagi sakit, apa kamu bisa?", tanyanya padaku. Aku mengangguk, dia pun menghampiriku, "aku akan mengambilkan mukena untukmu, kamu tungguh sebentar". titah wanita itu, dia pun beranjak dari kamar dan meninggalkan aku sendiri di kamar yang luas ini. aku pun bersyukur setidaknya wanita itu berkenan untuk membantuku. Tidak lama kemudian wanita itu masuk membawa paper bag berisi mukena dan long dres untukku dan pasmina yang warnanya senada.
"Kita ganti baju dulu, setelah itu kamu tayamum saja dulu baru kamu sholat", wanita itu membantuku untuk berganti baju. Setelah itu aku mulai tayamum, dan melakukan sholat dengan duduk di atas ranjang. Selesai sholat wanita itu membantuku melepas mukena yang ku pakai.
"Terima kasih", lirihku, wanita itu tersenyum menatapku, "Aku keluar sebentar, nanti ada seseorang yang akan menjagamu", pamit wanita itu, diapun beranjak meninggalkan ku.
Ceklek...
pintu terbuka, dan menampilkan seorang laki-laki berumur sekitar 30 tahunan masuk dia menatapku, aku mengalihkan pandanganku.
"Aku harap kau tidak menyusahkan tuan mudah lagi", geramnya. Aku jujur takut, laki-laki itu duduk di sofa. "Asal kamu tahu ayahmu telah menyerahkan mu pada tuan mudah untuk menjadikan mu seorang budak", hatiku tak percaya dengan ungkapannya, aku pun menyangkal karna ayahku tidak mungkin melakukan itu. "Jangan perna kau menjelekkan abah di hadapanku", kata ku tegas. Laki-laki itu tersenyum seolah mengejek.
"CK!, tapi itu kenyataannya nona", laki-laki itu berdiri dari duduknya dia mendekati aku, aku semakin takut karna tatapannya begitu menusuk.
"Kauu masih beruntung karna tuan membawa mu", dia menghela nafas panjang. "Ku harap kau tidak menyusahkan kami", dia beranjak meninggalkanku. Aku masih tidak percaya dengan perkataan laki-laki itu, apa benar ayahku telah menyerahkan aku sebagai budak mereka. Aku terisak kenapa takdir begitu kejam pada ku.
***
Di ruang pribadinya Aslan menatap layar ponselnya yang terhubung dengan CCTV di kamarnya. Dia menatap nanar pada Khadijah, isakan tangisnya begitu menggetarkan hatinya, entah perasaan apa yang di rasakan Aslan jujur saja dia ingin memeluk dan menenangkan Khadijah seperti saat dia mengigau tentang abah nya, Aslan memegang tangannya setelah itu Khadijah sudah berhenti mengigau, tapi dia sadar Khadijah mungkin benci padanya, karna dia menganggap ayahnya telah di bunuh oleh Aslan. Aslan pun menghela nafas berat, dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan pada Khadijah ke depan.
Ceklek..
Tante Yasmin datang dia menghampiri Aslan. "Apakah kamu akan bilang padanya jika kalian sudah menikah?", tanya Tante Yasmin. Aslan menggeleng. "Dia bahkan sangat membenciku", lirih Aslan. "Tapi dia harus melakukan kewajibannya sebagai seorang istri", ungkap Tante Yasmin. "Aku tidak memaksakan itu, karna aku juga belum memiliki perasaan apa-apa padanya", terang Aslan. "Apa kamu yakin?", tanya Tante Yasmin ragu, karna dia bisa melihat kalau Aslan begitu tertarik pada Khadijah. Aslan menganggukkan kepala, "hanya sebatas untuk melindunginya". Tante Yasmin pun mengangguk, "Aku akan mengajarinya untuk melakukan tugasnya sebagai istri karna itu kewajibannya tapi tidak untuk kebutuhan biologis karna kamu juga tidak tertarik padanya", jelas Tante Yasmin. Aslan melirik sejenak, "Tante akan memberi tahu dia?", Tante Yasmin tersenyum, "Tidak, tapi Tante punya cara", senyum Tante Yasmin mengembang dengan idenya, dia pun berlalu meninggalkan Aslan.
***
Ceklek..
Wanita itu menghampiriku, dia duduk dan memelukku, aku menangis di pelukannya, begitu rapuh diriku dengan kenyataan yang terjadi di dalam hidupku, seakan dunia telah menjungkir balikkan kehidupanku yang dulu selalu indah dan damai. Aku menumpahkan air mata ku di dekapan wanita itu.
"Kamu sudah tenang?".,lirih nya 1 jam kemudian. Aku mengangguk, dia membelai lembut kepalaku yang tertutup jilbab. "Kamu harus tegar, hidupmu masih panjang, janganlah selalu terpuruk, lihatlah kedepan, jika kamu terpuruk terus ayah dan ibumu pasti sedih, apa kamu ingin mereka tidak tenang disana?". Perkataan wanita itu benar, aku tidak mau ayah dan ibuku tersiksa, aku menggeleng,
"kamu gadis yang tangguh, kita masih di kasih tuhan kesempatan untuk melakukan hal yang terbaik, jika bukan untukmu maka berjuanglah agar orang tuamu bangga memiliki anak sepertimu, kamu adalah satu-satunya anak yang bisa mendoakan mereka", aku terperanjat dengan uraian katanya padaku, wanita itu mengingatkan ku bahwa jika seseorang yang meninggal maka terputuslah semua kecuali salah satunya adalah doa anak yang sholih. wanita itu dengan setia masih menemaniku sampai malam tiba. Aku merasa sangat haus, mungkin karna lama menangis,aku hendak mengambil air minum di meja, tapi dengan sigap wanita itu mengambilkan minum untukku, aku pun meminumnya, dia juga menyodorkan makanan untukku, aku mengangguk, wanita itu dengan telaten menyuapiku meski hanya 5 sendok tapi perutku terasa sudah penuh.
"Terima kasih", lirihku, "jangan sungkan jika butuh apa-apa, nama ku Yasmin", wanita itu memperkenalkan namanya padaku, dia wanita yang cantik dan anggun, umurnya mungkin sekitar 40 tahun tapi dia masih terlihat mudah, dan berkharisma.
"Kamu istirahat dulu, aku akan kembali nanti", jelasnya membenarkan selimut di tubuhku. "Nyonya, aku bisa sendiri, nyonya juga butuh istirahat, maafkan aku karna membuatmu repot", gumanku. Wanita itu mendekat padaku, "ini semua kewajiban ku, aku takut meninggalkanmu", dia mengingat kejadian tadi malam. "Aku tidak akan melakukannya lagi". lirihku. "kamu yakin??", tanyanya ragu. aku mengangguk. dia pun pergi meninggalkan aku sendiri.
***
"kenapa kau melakukan ini tanpa seizin ku?". geram Amer pada Tom. Tom hanya santai menjawab pertanyaan kakaknya, "itu yang pantas di dapatkan". Amer bergeming, "kau jangan pernah gegaba". Tom mendengus, "penghianat kan harus di bunuh". tekan Tom. Amer menghela nafas kasar. "membunuh tidak akan menyelesaikan masalah". Tom geram, "kamu tahu semboyan klan kita adalah jika ada penhianat maka harus di bunuh". Tom masih tetap kekeh dengan pendirian yang di semboyangkan oleh papanya. "jika ada hal yang lebih baik dari pada membunuh, buat apa kita saling membunuh, dan akibatnya bertambah buruk, karna mereka tidak terimah". mereka masih terus berdebat.
Aslan masuk kamarnya setelah di lihatnya Khadijah sudah terlelap, dia ingin membersihkan diri dan mengganti baju di walk in closed.
Aslan menatap Khadijah, semburat wajah Aslan merasa teduh jika memandang wajah Khadijah, Khadijah memang cantik rupanya blasteran indo Turki, badannya tidak tinggi, tapi wajahnya putih bersih hidung mancung bibir yang mungil, dagu yang terbela menjadikannya wanita sempurna menurut para lelaki. Meski usianya masih sangat mudah, dan Aslan sadar jika usia mereka Masih terpaut 10 tahun. Akvvvankah Khadijah bisa menerimanya sebagai suami.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Neulis Saja
makanya Aslan kamu terus mendekat dgn kelembutan karena tdk akan jatuh cinta hanya karena satu pertemuan karena seringlah yg membuat satu sama lain jagi tertarik
2024-12-10
0
Maya Ratnasari
terbelah thor, bukan terbela
2023-10-27
0
Maya Ratnasari
Terima thor, bukan terimah
2023-10-27
0