Dua minggu kemudian setelah kejadian itu.
Cuaca pagi yang tidak terlalu cerah dengan awan yang menutupi sebagian sinar matahari membuat angin sedikit berhembus kencang. Hamparan padang rumput yang hijau nan luas terletak tidak jauh dari sebuah kerajaan bernama Oleander, terlihat beberapa monster kecil berbentuk seperti landak menyerang ke arah Azka secara bersamaan.
Azka yang tengah diserang dengan mudah mengalahkan monster kecil bernama 'Mousse' dengan dua dagger hitam miliknya.
"Sial ... luka yang ada di tubuhku masih saja menyakitkan." Ucap Azka sambil menahan sakit.
Azka berjalan menuju monster kecil yang sudah terkapar dan memungut semua Mousse yang sudah dia kalahkan.
"Sepertinya ini sudah cukup. Dengan menjualnya aku bisa membeli beberapa obat."
Sambil membawa Mousse yang terikat, Azka terdiam sejenak melihat kerajaan Oleander dari jarak yang cukup jauh.
"Sudah dua minggu sejak kejadian itu ya." Azka terdiam saat mengingat kejadian itu.
Mengangkat wajahnya kelangit, Azka mulai membayangkan sosok seseorang yang berharga baginya.
Entah dia harus senang atau tidak, karena berhasil bertahan hidup dari keadaan kritis dua minggu yang lalu.
"Mereka pasti menganggapku sudah mati."
Azka lalu pergi ke arah kota dengan membawa tangkapan Mousse miliknya.
***
Kerajaan Oleander, Kota Olean.
Suasana kota Olean yang menjadi pusat kota dari kerajaan Oleander menunjukkan suasana yang tidak terlalu ramai dengan terlihatnya beberapa penduduk berlalu lalang. Azka berjalan pelan dengan raut wajah datar sambil sesekali melirik para warga yang memperhatikan gerak geriknya.
"Itu ... Azka kan? Untuk apa dia datang kesini?"
"Apa dia tidak punya rasa bersalah? anak itu memang tidak tau diri!"
"Bahkan penampilannya pun terlihat sangat berantakan, seperti seorang pembunuh saja! Setelah mengkhianati Lancer dia masih dengan santai datang kesini!"
Azka mendengar bisikan dari beberapa warga yang melihatnya dengan tatapan sinis.
Apa yang terjadi selama aku di hutan? Siapa yang mereka maksud mengkhianati Lancer?! Azka melanjutkan dalam hati dengan perasaan bingung.
Azka yang melihat pedagang dengan penampilan sedikit lusuh mendekat ke lapak yang menjual beberapa monster buruan.
Pedagang yang selesai melayani pembeli terkejut ketika melihat Azka menghampirinya.
"Oi, aku mau menjual ini." Azka meletakkan beberapa Mousse di mejanya.
Pedagang itu berusaha tenang dengan menghela nafasnya, "Kau masih disini rupanya, ada delapan Mousse yang kau tangkap berarti semuanya menjadi ... 4000 Nam." Penjual itu tampak ragu saat menjelaskan rincian harga.
Azka mengeluarkan daggernya tepat di depan leher pedagang tersebut dengan tatapan tajam. "Kau pikir aku tidak tau harga pasaran satu Mousse ini? Aku tidak akan meminta lebih darimu kau hanya cukup membelinya dengan harga yang biasanya kau jual!"
Pedagang tua itu mulai ketakutan karena merasa terancam, "Ba-baik, maaf ... semuanya menjadi 8000 Nam."
Pedagang itu memberikan kantung berisi koin.
Azka dengan cepat mengambil kantung yang berisi 8000 Nam dan menaruh daggernya di punggung.
Dengan tatapan dingin, Azka pergi dari lapaknya tanpa mengeluarkan satu katapun.
"Anak itu ... apa yang terjadi padanya? Dia sudah terlihat seperti penjahat saja." Gumam pedagang yang kebingungan melihat Azka.
***
Sambil terus berjalan Azka memasukkan kantung koin kedalam tas kecil miliknya.
"Hanya 8000 ya ... meskipun sedikit aku sangat butuh uang saat ini." Gumam Azka.
"Selain Mousse yang sulit ditemukan aku tidak bisa bertarung seperti biasanya karena luka luka ini." Azka lalu terhenti di depan sebuah toko kecil yang sedikit tua.
Azka membuka pintu toko secara perlahan dan terlihat pemilik toko dengan fisik sedikit kekar dan berambut botak sedang menaruh beberapa kotak di atas rak.
Pemilik kedai yang bernama Yasue itu terdiam dan tak sengaja menjatuhkan kotak yang di angkatnya, "Azka! Kau masih di kota ini rupanya!" Seru Yasue seakan mengenal remaja berambut hijau gelap itu.
"Apa salah aku disini pak tua?" tanya Azka datar.
"Yah tidak juga ... kemana saja kau selama ini?" Yasue tampak bingung.
"Kau banyak tanya pak tua, berikan aku obat atau apapun yang bisa menyembuhkan luka," resah Azka sambil duduk di depan meja kasir dengan tatapan yang dingin.
"Oi, oi, kenapa dingin begitu?" tanya Yasue kebingungan. "Apa rumor itu benar, Azka? kau menghilang selama dua minggu. Apa yang sebenarnya terjadi?" Yasue terus menanyakan pertanyaan sambil menaruh kotak di atas rak.
"Aku tidak mengerti maksudmu pak tua. Harusnya aku yang bertanya padamu apa yang sebenarnya terjadi dan rumor yang dibicarakan oleh orang-orang?!"
Yasue menghela nafasnya, "Aku juga bingung, tapi ... rumor yang beredar itu kau mengkhianati pasukan Lancer dan berusaha membunuh mereka saat kalian sedang bertugas." Yasue menjelaskan meski enggan.
"Begitu ya ... sudah kuduga aku yang menjadi penjahatnya di sini."
Azka sudah menduga tentang hal itu.
"Aku tidak tau itu benar atau tidak. Lancer lah yang memberi tau kepada raja dan penduduk kota sekitar dua minggu yang lalu," Yasue melanjutkan. "Aku hanya mendengarnya dari orang orang, tapi ... dengan melihatmu sekarang aku tau kau tidak melakukan hal itu."
Lalu Yasue mengambil beberapa obat-obatan dan menaruhnya diatas meja.
Azka menghela nafasnya, "... aku sudah tidak peduli lagi dengan mereka. Apapun yang aku lakukan dimata mereka sama saja."
Dengan tatapannya yang dingin Azka mengambil obat obatan di meja.
"Mereka pasti sedang tertawa puas sekarang karena berhasil menyingkirkanku." Azka kembali melanjutkan.
"Sikapmu sekarang lebih dingin dari biasanya, Nak. Aku tau kau selalu mengalami hal yang berat."
"Tapi, meskipun begitu kau masih tetap kesini jika butuh sesuatu hahahaha!" Seru Yasue sambil menyalakan dan menghisap rokoknya.
"Berisik! Yang aku butuhkan hanyalah obat, itu saja." Azka menaruh sejumlah koin di meja dan pergi menuju pintu keluar.
"Oi, sikapmu memang boleh seperti itu tapi kau harusnya tetap sopan kepada yang lebih tua darimu, Bocah!" Bentak Yasue Azka yang pergi dari toko miliknya.
"Terserahlah pak tua." Azka membuka pintu keluar dan pergi meninggalkan toko.
Jangan sampai putus asa nak ... dan teruslah hidup. Yasue tersenyum melihat Azka yang telah pergi dari tempatnya.
***
Beberapa hari kemudian.
Ditengah hutan gelap yang ditemani oleh api unggun. Azka terlihat sedang membakar daging sambil duduk terdiam.
"Brengsek!" Azka masih kesal mengingat rumor yang dikatakan Yasue.
"Mereka benar benar licik pasukan Oleander sialan! Pasti ide dari orang itu!" Azka teringat bayang bayang seseorang yang dia kenal
Azka lalu memotong sebagian daging untuk dimakannya.
"Seperti biasa ini tidak ada rasanya."
"Tolong!"
Azka yang sedang menikmati makan malamn tiba tiba mendengar teriakan wanita yang samar samar. Azka yang mendengar itu berdiri secara perlahan dan melihat ke sumber suara.
"Siapa itu?" Azka menghela nafas, "Pasti akan ada pasukan Lancer yang mendatanginya ...."
Azka kembali duduk dan melanjutkan makan malamnya seakan tak terjadi apa apa.
***
Padang rumput yang letaknya dekat dari gelap hutan, terlihat tiga orang berseragam Lancer sedang berjalan mendekati gadis misterius itu. Mereka memasang tatapan mencurigakan ke wanita berambut hijau yang penuh luka itu.
"Oi, oi, kenapa kau ketakutan begitu nona? Kita tidak bermaksud apa apa padamu hehehe!" Seru salah seorang Lancer dengan tatapan jahat.
Gadis itu mulai ketakutan melihat mereka, "Jangan mendekat ..." Gadis itu memohon dengan pelan.
"Kau ini bicara apa? Kita cuma ingin membawamu ke tempat yang seharusnya!" Sambung salah seorang Lancer.
"Bagaimana kau dengar sendiri, kan? Kita hanya ingin menolongmu. Kita adalah pasukan Lancer yang baik hati!"
Mereka tertawa melihat keadaan gadis itu dengan tatapan jahat.
"Aku mohon jangan ..."Rintih Gadis itu yang semakin memelan.
"Sepertinya kita akan banyak uang malam ini!" teriak salah satu Lancer yang mulai menghampiri gadis itu di ikuti oleh dua temannya.
Slash!
Disaat bersamaan mereka mendekat, tiba tiba serangan tebasan hitam melesat dari dalam hutan. Mereka yang hampir terkena tebasan itu jatuh tersungkur dengan wajah panik.
"Siapa itu?!" teriak salah seorang Lancer sambil mengeluarkan pedang.
Tidak lama, terdengar suara langkah kaki dari dalam hutan, "Kalian berisik sekali sampai menganggu makan malamku, Lancer sialan!" Jawab seseorang yang tiba tiba keluar dari hutan.
"Azka!"
Orang orang itu terkejut karena mengenali sosok di hadapan mereka.
"Kenapa kalian melihatku seperti itu?! Maaf saja jika serangan tadi hampir mengenai kalian ... Lancer Oleander yang terhormat!" Azka mengeluarkan tatapan tajam sambil memegang erat Twin Daggernya.
Mereka yang ketakutan melihat Azka mundur secara perlahan dengan keadaan tersungkur.
"... lebih baik kita lari, Ayo!" Tegas salah seorang Lancer.
Mereka berdiri dengan cepat lalu lari secara terbirit birit hingga terjatuh beberapa kali karena panik.
Azka yang melihat mereka pergi hanya bisa menghela nafasnya.
Azka melihat sekeliling hutan dan terfokus ke seorang gadis berambut panjang yang sedang terkapar tak sadarkan diri.
Azka yang kebingungan terdiam sejenak melihat kondisi gadis.
"Siapa gadis ini ...?" Azka menatap gadis itu dengan ragu.
To be continued...
Note Author: Nam adalah mata uang di dunia Black Buster.
Note Author: Lancer adalah pasukan yang memberantas kejahatan di dunia Black Buster. Bisa di bilang seperti tentara yang melawan orang orang jahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
kimzky
,oke
2021-02-07
0
Mr. Ganz~`
like mendarat di karya terbaik kakak.... tetap semangat😍😍😍....dan jaga kesehatan , juga jangan sombong... untuk like dan komen back ya..yahahahaha...... keren..... Uyehhhh 🤣🤣🤣
~ Two world ~
2020-10-31
1
Alice Grizzly
aku suka antagonis
lanjut
2020-09-27
3