Chapter 3 "Behind the Tears"

Tricia menghentikan langkahnya dengan menatap Azka. Dia benar benar ingin tahu apa yang sebenarnya di maksud oleh mereka.

Azka menghela nafasnya, "Kau pasti bingung kenapa mereka melihatku seperti itu kan?"

"Kenapa mereka begitu membencimu? Siapa kau sebenarnya?"

Azka terdiam sejenak lalu menjawab, "Semua itu kau bisa nilai sendiri."

Tricia kebingungan dengan perkataannya, "Apa maksudnya?"

"Tak apa, ayo kita pergi memperbaiki panahmu."

"Kenapa ... kau mau membantuku?" tanya Tricia semakin kebingungan.

"Entahlah ...."

Azka kemudian pergi meninggalkan Tricia. Azka sebenarnya tidak mempunyai alasan untuk menolongnya, dia hanya ingin melakukan itu karena Tricia sedikit mirip dengannya.

Tricia yang kebingungan bergegas mengikuti Azka dari belakang.

***

Yasue terlihat merapikan beberapa tombak di tokonya. Dia bersenandung dengan rokok dimulutnya. Saat sedang sibuk dengan kegiatannya, tiba tiba Yasue mendengar suara pintu masuk.

"Selamat datang di toko peralatan Yasue."

Yasue yang menyambut pelanggan itu terkejut melihat Azka yang bersama seorang gadis muda mengunjungi tokonya.

"Oh, kau lagi rupanya ada apa, nak?" Tanya Yasue dengan senyuman aneh.

"Kenapa kau senyum senyum begitu pak tua?"

"Tidak sopan, umurku masih 47 tahun!" Seru Yasue.

"Tak kusangka kau membawamu pacarmu kesini. Siapa namanya?" Tanya Yasue kegirangan ketika melihat gadis yang di bawa Azka.

"Pa-pacar?!" Wajah Tricia tiba tiba memerah.

"Dia bukan pacarku, pak tua!"

Tricia melihat mereka kebingungan. Dia berpikir kalau Yasue adalah orang yang sangat dekat dengan Azka.

"Oh iya namaku Tricia. Maaf belum mengenalkan diri."

Yasue menghisap rokoknya dan berkata, "Tak apa, namaku Yasue seperti yang kau lihat aku adalah pemilik toko tua ini."

"Ngomong ngomong apa kau bisa memperbaiki benda ini?" Azka memberikan panah Tricia yang sudah patah kepada Yasue.

"Hm ... sini biar ku lihat."

Yasue mengambil panah itu lalu memperhatikannya dengan teliti.

*Panah ini ... sepertinya panah ini khusus untuk pengguna link. * Benak Yasue terdiam saat melihat ukiran panah yang berbeda dari panah biasanya.

"Panah yang cukup bagus apa ini punyamu nak?" Tanah Yasue sambil melihat ukiran panah itu.

"Iya panah itu milikku." Jawab Tricia pelan.

"Begitu rupanya," Ucap Yasue sambil menatap Tricia dengan tatapan mencurigakan.

"Mungkin akan butuh beberapa hari untuk bisa menyelesaikannya."

Karena panah yang dimiliki Tricia berbeda dari panah kebanyakan. Yasue merasa kesulitan untuk memperbaikinya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Azka.

"Tapi ... sebelum itu, apa kau punya cukup uang? Harganya akan sedikit mahal."

"Tu-tunggu, Azka!" Seru Tricia tiba tiba. "Kau sebaiknya tidak perlu repot repot memperbaiki panahku"

Tricia tersenyum karena merasa tak enak dengan biaya perbaikan panahnya. Dia juga sudah cukup merepotkan Azka sejauh ini.

"Tak apa, walaupun pak tua ini terlihat nencurigakan dia pasti akan memberi potongan harga." Jawab Azka santai.

"Oi, aku bisa bangkrut sialan!" seru Yasue kesal. "Pacarmu ini benar benar merepotkan ya nak Tricia."

"Sudah ku bilang dia bukan pacarku, pak tua!"

"Tapi ...." Tricia masih berusaha menolak.

Yasue menghisap rokoknya sambil menatap Tricia,  "Kau tenang saja berhubung kau pacarnya Azka aku bisa memberikan diskon untukmu, mungkin kau bisa mengambil panahnya lusa."

Azka menahan kesalnya karena sejak tadi Yasue selalu menggodanya dengan sebutan pacar.

"Terima kasih, Paman." Tricia sedikit lega ketika Yasue memberikan potongan harga pada perbaikan panahnya.

***

Hari sudah sangat gelap saat Azka dan Tricia selesai menyelesaikan urusan di kota. Mereka duduk tepat di depan api unggun sambil memakan ikan yang Azka tangkap sebelumnya.

"Anu ... aku sangat berterima kasih, Azka."

Azka tidak menanggapi ucapan Tricia karena terlihat sedang merenungi sesuatu.

"Azka?"

Azka tersadar dari lamunanya, "Oh, ada apa?"

Tricia lalu memalingkan pandangannya dari Azka. "Aku ingin bertanya ... sebenarnya apa tujuanmu?"

Azka terdiam sejenak menatap Tricia. Dia sedikit ragu ingin menjelaskan tapi, mungkin tidak ada salahnya jika Tricia tau.

"Tujuanku cuma satu ... Final Valley."

Suasana menjadi hening seketika saat Azka menyebutkan Final Valley dengan tatapan tajam.

"Final Valley?"

"Itulah tujuanku sejak kecil." Lanjut Azka sambil memakan ikan bakar.

Tricia tampak sedih saat mendengar Final Valley. Dia sedih karena mengingat masa kecil bersama ibunya.

***

(10 Tahun yang lalu)

Desa tempat tinggal Tricia yang damai kala itu, Tricia kecil bersama ibunya telah selesai membacakan sebuah buku cerita.

"Ibu, apa benar Final Valley itu ada?" tanya Tricia polos.

Ibunya tricia tersenyum dan mengelus rambut Tricia yang bewarna hijau muda itu.

"Kamu terlalu banyak membaca buku buku mitos ya, Tricia."

Tricia kecil terdiam mendengar perkataan Ibunya.

"Tapi Tricia, entah itu ada atau tidak Ibu yakin masih banyak orang yang berpikir tempat itu ada."

"Tentu saja itu ada!" Tricia mempertegas jawabannya.

Ibunya tersenyum hangat, "Ibu juga yakin kalau itu ada. Tempat misterius yang di yakini menyimpan segala rahasia dunia ini, ibu selalu ingin melihatnya."

Tricia terdiam menatap ibunya, "Ya, aku ingin melihatnya juga!" Seru Tricia dengan mata berbinar.

"Jika suatu saat nanti kau bertemu dengan orang yang bersungguh sungguh mencari Final Valley. Temanilah perjalanan orang itu." Ucap Wanita itu dengan senyuman lembut.

"Tapi ... kalau orang itu jahat bagaimana?" Tanya Tricia ragu.

"Ibu percaya kalau masih ada orang baik yang mencari Final Valley."

"Ya aku juga percaya!" Seru Tricia tersenyum hingga menyipitkan matanya.

***

Tricia tersenyum saat mengingat perkataan ibunya. Apakah Azka adalah orang yang selama ini di impikan oleh ibunya?

"Ada apa?" Azka bingung melihat Tricia yang tiba tiba tersenyum.

Tricia menggeleng pelan, "Ti-tidak apa."

"Itu berarti ... kamu sedang melakukan perjalanan kesana?" Tricia Tricia memastikan.

Azka menghela nafasnya, "Kurang lebih seperti itu, kenapa?"

"Aku hanya bingung kenapa warga yang ada di kota selalu melihatmu seolah olah kau itu orang jahat."

Azka terdiam sejenak menduga kalau Tricia sedang memastikan sesuatu darinya.

"Maaf sepertinya aku terlalu banyak berta—"

"Yang dikatakan orang orang di kedai itu benar. Aku dulu memang adalah seorang Lancer tapi aku mengkhianti mereka." Azka memperjelas jawabannya.

Tricia terkejut mendengar pernyataan Azka hingga menjatuhkan ikan yang dipegangnya.

"Aku pergi dari mereka dan sekarang menjadi Buster."

"Buster?!"

Tricia tampak kaget saat mengetahui Azka seorang Buster. Buster adalah sebutan untuk sekelompok penjahat yang tujuannya menjarah kota, mencuri dan kekejaman lainnya.

"Aku menjadi Buster untuk menemukan Final Valley."

Azka terus menatap Tricia karena ingin tau apa reaksinya setelah ia mengatakan itu.

Tricia terdiam berusaha untuk mencerna apa yang dia dengar. Padahal Azka sangat baik padanya meskipun dia seorang Lancer.

"Kau sepertinya terkejut kalau aku seorang Buster. Tapi, itu lah kenyataannya."

Azka sengaja berkata bohong agar Tricia ikut mempercayai rumor tentangnya di kota. Karena terdiam cukup lama, Azka tiba tiba mengeluarkan sebuah kantung berisi uang.

"Jika kau mau pergi kau bisa mengambil uang ini untuk mengambil senjata--"

"Tidak, aku tidak akan pergi. Aku yakin kalau kau orang yang baik," Tricia memotong perkataannya.

Azka terkejut hingga menaikan alisnya.

"Kau sendiri kan yang bilang kalau aku lah yang harus bisa menilainya." Tricia tersenyum hingga menyipitkan matanya.

Azka tidak menyangka kalau Tricia benar benar memikirkan ucapannya saat keluar dari kedai pagi tadi.

Azka terdiam sejenak lalu menghela nafasnya, "Begitu ya."

Tricia tersenyum menatap Azka karena yakin Azka adalah orang yang baik. Jika bukan orang baik, mana mungkin Azka mau repot repot membantu perbaikan panahnya.

Keesokan paginya Azka dan Tricia melakukan perburuan terhadap beberapa monster kelinci yang ukurannya tidak besar.

Mereka sudah terlihat akrab dan menghabiskan waktu seharian untuk berburu monster.

Mereka juga menangkap beberapa ikan di sungai untuk makan malam mereka.

***

Setelah beberapa hari dihutan, Azka dan Tricia jauh lebih akrab di banding saat pertama kali bertemu.

Mereka banyak menghabiskan waktu untuk berburu monster agar bisa menghasilkan uang.

Setelah selesai semuanya, Azka mengunjungi kota Olean untuk menjual Monster hasil buruannya. Dia meninggalkan Tricia di toko Yasue agar menunggunya disana.

Tidak lama saat Azka berjalan menuju toko Yasue, terlihat beberapa pasukan Lancer mendekatinya dengan tatapan aneh.

Azka melihat mereka dengan ekspresi datar. Dia di hadang oleh pria berusia 20 tahun dengan pakaian lengkap seperti seorang ksatria berambut pendek lurus berwarna coklat.

"Sudah lama tidak bertemu ya, Azka!" Seru Pria itu seakan mengakrabkan diri.

"Izami ya ..." ucap Azka dingin.

Izami yang merupakan wakil kapten dari pasukan Lancer mendekati Azka bersama beberapa anak buahnya yang berdiri di belakang.

"Sepertinya kau sehat sehat saja." Izami tampak santai sambil menyentuh pundak Azka.

Beberapa penduduk kota mulai panik saat melihat Izami sedang bersitegang dengan Azka.

"Kejadian waktu itu adalah rencanamu kan?"

"Lalu kenapa? Mantan wakil Lancer?!" Seru Izami dengan mata membesar.

[Note Author: Wakil Kapten adalah salah satu jabatan/pangkat di pasukan Lancer.]

Azka menghempas tangan Izami di pundaknya dan berkata, "Tidak juga, aku tidak terlalu memikirkan hal itu."

"Kau memang orang yang murah hati ya. Seharusnya saat itu aku memastikan kalau kau benar benar mati." Izami membisik pelan ke telinga Azka.

"Tapi tak apa yang penting kau sudah dikeluarkan dari pasukan Lancer." Izami berjalan menuju pasukannya.

Azka lalu menatap tajam ke dua orang yang terlibat dalam penangkapan Tricia beberapa hari yang lalu. Kedua orang itu mulai panik dengan pura pura tidak melihat Azka dengan alibi bersiul.

"Aku telah mendengar apa yang kau lakukan beberapa hari terakhir di kota ini. Tapi ya semoga harimu menyenangkan, Azka." Izami dan pasukannya pun pergi menuju Istana kerajaan.

Azka hanya terdiam menatap Izami dan pasukannya yang telah pergi. Azka tidak tau apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Izami tapi Azka memiliki firasat buruk tentang itu.

***

[Toko Yasue]

Tricia selesai membersihkan dirinya di tempat Yasue. Dia lalu mendekat ke meja kasir dengan bingung karena tak melihat Azka.

"Oh, kau sudah selesai rupanya. Pas sekali panahmu sudah ku buat menjadi lebih bagus." Panggil Yasue dengan rokok yang masih menyala dimulutnya.

"Terima kasih, Paman. Tapi, Azka pergi kemana?"

"Azka ya ... dia baru saja pergi dan menitipkan surat untukmu." Jawab Yasue meski enggan.

"Surat?" Tanya Tricia yang semakin kebingungan.

"Ya ... ini suratnya," Yasue memberikan surat kecil itu.

Tricia membuka surat dari Azka dengan perasaan gugup.

"Aku sudah membayar perbaikan panahmu, setelah ini kau bisa pasti bisa hidup dengan aman. Satu lagi, aku bukan lah orang yang seperti kau pikirkan. Jadi sebaiknya kita berpisah disini. -Azka."

Tricia yang selesai membaca surat hanya bisa terdiam sedih. Ia tak menyangka Azka telah pergi meninggalkannya. Dia juga tak mengerti dengan maksud surat itu.

Yasue sejak tadi memperhatikan reaksi Tricia sambil menghisap rokoknya.

"Apa kau tidak mau mengejarnya?" Yasue melihat Tricia sedang melamun.

"Tapi ..." Ucap Tricia sedih.

Yasue sebenarnya tau alasan kenapa Azka pergi meninggalkan Tricia.

"Biar ku ceritakan sedikit tentang Azka."

Tricia hanya terdiam sambil memperhatikan surat dari Azka.

Yasue menghisap rokoknya dan berkata, "Seperti yang kau lihat saat para penduduk kota ini begitu membencinya. Sejak Azka datang ke kerajaan ini 12 tahun yang lalu, seluruh penduduk Oleander sangat membencinya karena statusnya sebagai anak terlantar. Bahkan Azka dulu sangat sering dipukuli oleh mereka."

Kerajaan Oleander adalah salah satu kerajaan yang memandang rakyatnya berdasarkan kasta. Sejak lama mereka selalu mendiskriminasi orang orang yang tak setara dengan mereka.

Yasue melanjutkan, "Karena kebencian merekalah, Azka sejak kecil hidup sendirian. Jadi wajar saja jika dia bersifat seperti itu apalagi akhir akhir ini kau sangat dekat dengannya."

Tricia terkejut ketika mengetahui masa lalu Azka yang sebenarnya. Ia sangat tau bagaimana rasanya hidup sendirian setelah desanya hancur karena peperangan 10 tahun yang lalu.

Yasue menambahkan, "Tapi, Azka adalah anak yang baik."

Yasue juga menjelaskan kenapa Azka menjadi Lancer dengan tujuan penduduk bisa menganggapnya. Tapi, itu malah membuatnya semakin di benci oleh semua orang.

Setelah mengetahui yang sebenarnya, Tricia bergegas mengambil panahnya dan berlari keluar tanpa mengucapkan apapun.

Yasue hanya melihat kepergian Tricia dengan senyuman,

Sepertinya kau telah memiliki teman ya ... Azka. Yasue teringat saat pertama kali bertemu dengan Azka kecil yang pada saat itu penuh luka.

***

Tricia berlari di jalanan kota Olean tanpa perduli orang orang yang ada di sekitarnya.

Dengan perasaan campur aduk Tricia yang terengah engah terus mempercepat larinya menuju gerbang kota.

Tricia berlari keluar dari gerbang kota dan tiba tiba terkejut sekaligus senang ketika melihat Azka yang mulai kelihatan dari pandangannya.

"Azka!" teriak Tricia memanggil Azka sambil terus mengejarnya.

Azka yang tidak mendengar teriakannya itu terus berjalan menjauh dari arah Tricia berlari.

"Aku mohon tunggu, Azka!" Tricia yang terus memanggil Azka dengan mata menggenang.

Azka lalu menghentikan langkahnya tanpa menoleh kebelakang karena mendengar suara Tricia yang samar samar.

Tricia terus berlari sambil menitihkan air mata, "Aku mohon jangan tinggalkan aku ... kau sangat baik padaku bahkan aku belum sempat membalas kebaikanmu. Aku juga tak punya tempat untuk kembali jadi ... aku mohon izinkan aku untuk menemani perjalananmu." Tricia terduduk lemas sekaligus takut Azka tidak akan mengajaknya.

Azka hanya terdiam menatap Tricia yang wajahnya dipenuhi air mata. Ia tidak tau apa sebenarnya direncanakan olehnya.

"Kenapa ... kau sampai sejauh ini?"

"Itu karena ..." Tricia berusaha mengatur nafasnya. "Aku adalah temanmu." Sambung Tricia dengan senyuman lembut.

Azka menaikkan alisnya saat Tricia menganggapnya seorang teman. Padahal ia sama sekali tak menganggapnya seorang teman.

Melihat keadaan Tricia membuatnya teringat dengan sosok wanita saat ia masih kecil.

Tiba tiba Azka mengulurkan tangannya ke Tricia, "Baiklah." Azka memasang tatapan ramah.

Tricia terdiam sejenak ketika melihat uluran tangan padanya. Ia tampak senang dan berdiri oleh bantuan Azka.

"Padahal kita itu memang sudah berteman dari awal, kan?" Tanya Tricia sambil mengusap air matanya.

"Jadi jangan meninggalkanku lagi ... Azka." Tricia melanjutkan dengan senyuman manis.

Melihat Tricia tersenyum, Azka tiba tiba menatapnya sorot mata yang begitu dingin.

Tapi Tricia ... kita tak akan pernah menjadi teman....

To be Contined...

Terpopuler

Comments

kimzky

kimzky

ooke

2021-02-07

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 "Azka Endorphane"
3 Chapter 2 "The Runaway Girl"
4 Chapter 3 "Behind the Tears"
5 Chapter 4 "Azka's Reminiscence"
6 Chapter 5 "Inauguration"
7 Chapter 6 "Olasia Town"
8 Chapter 7 "Receptionist Girl"
9 Chapter 8 "Request"
10 Chapter 9 "Unwanted Incident"
11 Chapter 10 "Fear of the Past"
12 Chapter 11 "Tricia's Desire"
13 Chapter 12 "Sincere Smile"
14 Chapter 13 "Solitude, Part 1"
15 Chapter 14 "Solitude, Part 2"
16 Chapter 15 "Indecision"
17 Chapter 16 "To the Death? Azka Vs Izami"
18 Chapter 17 "Ray of Light"
19 Chapter 18 "Friends" (Arc 1 - End)
20 Chapter 19 "Levin Fullbright"
21 Chapter 20 "Clint the Projectile"
22 Chapter 21 "Heart of Delinquent"
23 Chapter 22 "Fidel"
24 Chapter 23 "Something Precious"
25 Chapter 24 "Remains"
26 Chapter 25 "Intention and Dream"
27 Chapter 26 "Fighter Vs Performer"
28 Chapter 27 "Reason"
29 Chapter 28 "Showdown at Corael! Azka Vs Clint"
30 Chapter 29 "Hidden Hope"
31 Chapter 30 "Corael Festival"
32 Chapter 31 "Physical Link"
33 Chapter 32 "Uninvited Whipers"
34 Chapter 33 "Liar"
35 Chapter 34 "Fray at Corael"
36 Chapter 35 "Gracia Lilac"
37 Episode 36 "Courage of Village Chief"
38 Chapter 37 "A New Friend, Levin the Delinquent!"
39 Chapter 38 "Memories Left In the Heart and Soul" (Arc 2 - End)
40 Chapter 39 "Heading"
41 Chapter 40 "Rumors in Hayate Town"
42 Chapter 41 "Little Beast"
43 Chapter 42 "Filia Lucette"
44 Chapter 43 "Orphanage"
45 Chapter 44 "Crimson Buster"
46 Chapter 45 "Types of Link! Valdia and Vistia"
47 Chapter 46 "Planning"
48 Chapter 47 "Incident Behind the Theft"
49 Chapter 48 "Riot in the Bar"
50 Chapter 49 "Intense! Levin Vs Kazel"
51 Chapter 50 "Levin and Tricia Decision!"
52 Chapter 51 "Combination Attack: Triumph Explosion"
53 Chapter 52 "Filia's Persistence"
54 Chapter 53 "Movement"
55 Chapter 54 "Surrounded"
56 Chapter 55 "Chain of Death"
57 Chapter 56 "Trust"
58 Chapter 57 "Chain Destruction"
59 Chapter 58 "Remaining Hope"
60 Chapter 59 "Chains and Blood, Part 1"
61 Chapter 60 "Chains and Blood, Part 2"
62 Chapter 61 "Upheaval At Hayate Town"
63 Chapter 62 "Drowned in Compliment"
64 Chapter 63 "Souls That Living in Our Link"
65 Chapter 64 "Disappointment"
66 Chapter 65 "Confrontation"
67 Chapter 66 "Little Girl Shouldn't Bear it All"
68 Chapter 67 "Crimson Fang"
69 Chapter 68 "The Loser One"
70 Character Ilustration & Information
71 Chapter 69 "Anger to Believe"
72 Chapter 70 "Darkness Point"
73 Chapter 71 "Similarity"
74 Chapter 72 "Between Two Blow"
75 Chapter 73 "Repentance"
76 Chapter 74 "Behind the Truth"
77 Pengumuman
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 "Azka Endorphane"
3
Chapter 2 "The Runaway Girl"
4
Chapter 3 "Behind the Tears"
5
Chapter 4 "Azka's Reminiscence"
6
Chapter 5 "Inauguration"
7
Chapter 6 "Olasia Town"
8
Chapter 7 "Receptionist Girl"
9
Chapter 8 "Request"
10
Chapter 9 "Unwanted Incident"
11
Chapter 10 "Fear of the Past"
12
Chapter 11 "Tricia's Desire"
13
Chapter 12 "Sincere Smile"
14
Chapter 13 "Solitude, Part 1"
15
Chapter 14 "Solitude, Part 2"
16
Chapter 15 "Indecision"
17
Chapter 16 "To the Death? Azka Vs Izami"
18
Chapter 17 "Ray of Light"
19
Chapter 18 "Friends" (Arc 1 - End)
20
Chapter 19 "Levin Fullbright"
21
Chapter 20 "Clint the Projectile"
22
Chapter 21 "Heart of Delinquent"
23
Chapter 22 "Fidel"
24
Chapter 23 "Something Precious"
25
Chapter 24 "Remains"
26
Chapter 25 "Intention and Dream"
27
Chapter 26 "Fighter Vs Performer"
28
Chapter 27 "Reason"
29
Chapter 28 "Showdown at Corael! Azka Vs Clint"
30
Chapter 29 "Hidden Hope"
31
Chapter 30 "Corael Festival"
32
Chapter 31 "Physical Link"
33
Chapter 32 "Uninvited Whipers"
34
Chapter 33 "Liar"
35
Chapter 34 "Fray at Corael"
36
Chapter 35 "Gracia Lilac"
37
Episode 36 "Courage of Village Chief"
38
Chapter 37 "A New Friend, Levin the Delinquent!"
39
Chapter 38 "Memories Left In the Heart and Soul" (Arc 2 - End)
40
Chapter 39 "Heading"
41
Chapter 40 "Rumors in Hayate Town"
42
Chapter 41 "Little Beast"
43
Chapter 42 "Filia Lucette"
44
Chapter 43 "Orphanage"
45
Chapter 44 "Crimson Buster"
46
Chapter 45 "Types of Link! Valdia and Vistia"
47
Chapter 46 "Planning"
48
Chapter 47 "Incident Behind the Theft"
49
Chapter 48 "Riot in the Bar"
50
Chapter 49 "Intense! Levin Vs Kazel"
51
Chapter 50 "Levin and Tricia Decision!"
52
Chapter 51 "Combination Attack: Triumph Explosion"
53
Chapter 52 "Filia's Persistence"
54
Chapter 53 "Movement"
55
Chapter 54 "Surrounded"
56
Chapter 55 "Chain of Death"
57
Chapter 56 "Trust"
58
Chapter 57 "Chain Destruction"
59
Chapter 58 "Remaining Hope"
60
Chapter 59 "Chains and Blood, Part 1"
61
Chapter 60 "Chains and Blood, Part 2"
62
Chapter 61 "Upheaval At Hayate Town"
63
Chapter 62 "Drowned in Compliment"
64
Chapter 63 "Souls That Living in Our Link"
65
Chapter 64 "Disappointment"
66
Chapter 65 "Confrontation"
67
Chapter 66 "Little Girl Shouldn't Bear it All"
68
Chapter 67 "Crimson Fang"
69
Chapter 68 "The Loser One"
70
Character Ilustration & Information
71
Chapter 69 "Anger to Believe"
72
Chapter 70 "Darkness Point"
73
Chapter 71 "Similarity"
74
Chapter 72 "Between Two Blow"
75
Chapter 73 "Repentance"
76
Chapter 74 "Behind the Truth"
77
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!