Nona Mia
Mobil mewah itu berhenti tepat di depan lobi sebuah gedung perkantoran.
Seorang wanita berpenampilan anggun mengenakan setelan baju kerja berwarna biru lembut turun dari dalam mobil.
Kaca mata hitam yang melekat di wajah mulus wanita itu ia lepaskan, menampilkan paras ayu yang nyaris tanpa cela.
Wanita itu berjalan masuk ke lobi gedung perkantoran tersebut. Tas mahal yang berwarna senada dengan bajunya, ia tenteng di lengan sebelah kiri.
Semua orang yang berpapasan dengan wanita tersebut segera menunduk hormat saat wanita berusia dua puluh lima tahun tersebut melintas dan berjalan menuju ke arah lift.
Beberapa pegawai yang hendak naik ke dalam lift segera mengurungkan niatnya dan mempersilahkan wanita tersebut untuk naik terlebih dahulu.
*****
Hai,
Namaku Mia.
Aku cantik, tentu saja. Lihatlah bagaimana para pria itu memandang dan mengagumi parasku yang cantik. Tak jarang, aku melihat para wanita yang langsung memasang wajah masam jika berpapasan denganku atau melihat pria mereka memandangku tanpa berkedip.
Mereka iri padaku?
Sudah tentu.
Aku bukan wanita sembarangan.
Aku tidak hanya cantik.
Aku juga kaya dan tentu saja aku cerdas.
Lihatlah gedung pencakar langit ini. Ini milikku. Aku bos di perusahaan ini.
Saat usiaku tujuh belas tahun, kakek menghadiahkan kepadaku sebuah perusahaan kecil atas namaku.
Dan dalam waktu delapan tahun aku sudah membuatnya menjadi sebesar ini.
Kalau aku bukan gadis yang cerdas, tak mungkin aku bisa melakukan itu semua.
Bukankah begitu?
Oh, ya. Jangan lupakan peran mama Alina dan papa Andri dalam karier bisnisku.
Kalian mengenal mereka?
Ya, mama Alina sang CEO cantik di perusahaan milik kakek yang akhirnya menikah dengan papaku, papa Andri yang saat itu adalah sekretaris sekaligus asistennya.
Lalu aku?
Akulah the next CEO cantik di perusahaan ini.
Apa aku juga akan jatuh cinta pada sekretaris pribadiku?
Hahaha...
Tidak!
Aku lebih suka mempekerjakan sekretaris wanita, bukan pria.
Lagi pula, aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan karyawanku. Itu sungguh akan merusak image diriku sebagai pimpinan tertinggi.
Aku akan menikah dengan lelaki tampan, berkelas dan tentu saja kaya suatu hari nanti.
*****
Lift yang membawa Mia sudah sampai di lantai paling atas gedung tersebut, tempat di mana ruangan Mia berada.
Mia melangkahkan kakinya keluar dari lift.
Di lantai tersebut hanya ada satu ruangan, yaitu ruangan Mia.
Ada juga pantry kecil dan meja untuk sekretaris Mia tepat di depan ruangannya.
Jangan lupakan satu set sofa mewah yang ada di sudut lantai tersebut, yang biasanya digunakan sebagai tempat tamu bisnis atau klien yang menunggu untuk bertemu dengan Mia.
Mia berjalan dengan angkuh masuk ke dalam ruangannya.
Sapaan dari Fera, sang sekretaris juga Mia abaikan.
Sudah merupakan hal yang biasa.
Hampir semua karyawan di perusahaan itu tentu saja sudah paham dengan sifat Mia yang satu ini, sombong dan angkuh.
Segalanya bisa di beli dengan uang,
Prinsip itulah yang selalu dijadikan peganga pn oleh seorang Mia.
Fera menyusul masuk ke dalam ruangan Mia untuk membacakan jadwal bos nya hari ini.
Mia sudah duduk di kursi kebesarannya dan sedang meneriksa beberapa berkas yang pagi tadi memang sudah Fera siapkan.
Secangkir teh hijau hangat juga sudah tersaji di meja kerja milik Mia. Fera sudah hafal dengan semua kewajiban yang hrus ia lakukan sebelum Nona Mia datang. Tidak ada satu hal pun yang boleh terlewat, jika Fera tidak mau di tendang dari jabatannya sebagai sekretaris Mia
Semuanya harus sempurna tentu saja.
Mia memang memberikan gaji tinggi kepada sekretarisnya, bahkan tak jarang Mia memberikan beberapa barang branded yang tak dia inginkan kepada sang sekretaris.
Namun tentu saja itu sepadan dengan kerja keras yang harus diemban oleh sekretarisnya.
Tak jarang mereka kadang harus lembur atau siap siaga kapanpun Mia menelepon.
Fera baru enam bulan bekerja sebagai sekretaris Mia.
Fera sendiri mendengar dari beberapa karyawan yang lain kalau sekretaris Mia yang sebelumnya tidak pernah bertahan lebih dari setahun. Entah apa alasannya.
"Pria yang kemarin menjemputmu, apa itu pacarmu" tanya Mia tiba-tiba pada Fera yang sedang fokus pada tablet di tangannya.
Fera tersentak dengan pertanyaan dari sang atasan.
Baiklah, sejak kapan bosnya ini suka mengurus urusan pribadi karyawannya.
"Dia kakak saya Nona," jawab Fera berbohong.
Hey, Fera tidak bodoh.
Selentingan kabar mengenai Mia yang suka menghancurkan hubungan sang sekretaris dengan pacarnya pernah mampir di telinga Fera.
Awalnya Fera memang enggan mempercayainya.
Lagipula CEO kaya dan cantik seperti Mia, mana mungkin melakukan hal konyol seperti itu.
Namun pertanyaan dari Mia barusan sepetti sebuah pukulan telak bagi Fera. Mungkin kabar burung itu memang benar adanya.
Fera sendiri sudah mewanti-wanti sang pacar, Arga untuk tak perlu mengantar jemputnya ke kantor.
Mereka biasa bertemu di kafe yang berjarak beberapa meter dari gedung kantor tersebut.
Fera tidak mau Mia melihat Arga dan bertanya macam-macam tentang pacarnya tersebut.
Namun kemarin sore dengan pedenya Arga menjemput Fera dan menunggu di depan lobi kantor.
Ah, sialan!
Dan lihatlah sekarang, Mia benar-benar menanyakan tentang Arga.
Huh,
Semoga dengan kebohongan Fera kali ini, hubungannnya dengan Arga tidak akan ada masalah dan tetap akan berda di jalan yang benar.
"Kakak? Berarti tidak ada masalah kan jika aku mendekatinya dan menjadikannya pacarku" ucap Mia dengan senyuman simpul yang terlihat begitu menakutkan bagi Fera.
Bahkan wajah Fera sudah merah padam sekarang.
'Dasar bodoh, seharusnya ku katakan saja kalau Arga itu sopirku atau pembantuku. Bodoh bodoh bodoh' Fera merutuki kebodohannya sendiri.
"Dengar, aku tidak mau kerjamu berantakan hanya karena kamu sibuk pacaran. Aku tidak melarangmu memiliki pacar, tapi satu hal yang perlu kamu tahu semua laki-laki itu brengsek dan suka selingkuh. Kau tidak percaya? Maka aku akan menunjukkan padamu betapa brengseknya seorang laki-laki itu" entah wejangan macam apa yang sebenarnya sedang disampaikan oleh Mia.
Bukankah ini hanya hal kecil yang seharusnya tak perlu Mia besar-besarkan?
Fera masih menunduk. Gadis itu bahkan bingung harus bersikap bagaimana karena mendadak bosnya mengurusi urusan pribadinya.
Apa bosnya ini sedang kurang kerjaan sekarang?
Baiklah, sekarang Fera percaya sepenuhnya tentang Mia yang suka menghancurkan hubungan percintaan sekretarisnya.
Mungkin Mia ingin Fera mengabdi sepenuhnya pada Mia dan perusahaan ini tanpa memikirkan tentang pacar, kekasih, suami, atau percintaan.
Dan Fera yakin hanya orang gila yang akan melakukan itu semua.
Apakah Fera akan menjadi orang gila itu?
Tentu saja tidak.
"Saya paham, Nona. Saya akan secepatnya mengakhiri hubungan saya dengan pria itu. Dan Nona tak perlu khawatir, saya akan terus memberikan pekerjaan terbaik saya untuk Nona dan perusahaan ini" dan ini sungguh merupakan satu rangkaian omong kosong yang pernah keluar dari mulut Fera.
Mungkin setelah ini Fera akan jadi penjiat untuk bosnya ini demi gaji tinggi dan bonus-bonus lain yang setiap bulan ia terima.
Tapi mengakhiri hubungannya dengan Arga?
Hohoho, tidak ada sama sekali di pikiran seorang Fera.
Fera tetap akan menjalin hubungan dengan Arga.
Lagi pula sepuluh jam sehari berada di samping Mia, Fera rasa sudah lebih dari cukup.
Fera juga berhak punya kehidupan pribadi dan menjalin hubungan cinta.
Bukan begitu?
Dan jika pundi-pundi rupiah di tabungannya sudah penuh, Fera akan langsung resign dari perusahaan bodoh ini. Fera akan langsung terbebas dari atasan mengerikan macam Mia, lalu menikah dengan Arga dan hidup bahagia.
Biarlah bosnya ini saja yang menjomblo selamanya, dan menua tertimbun berkas-berkas perusahaan.
MIA
*****
Jika novel lain biasanya tokoh utama itu cenderung ke sifat baik hati, lemah lembut, penyayang, dan sifat sifat baik lainnya.
Di sini author tampilkan tokoh utama yang ngeselin, egois, bikin sebel, bikin emosi, pokoknya gak banget deh.
Hahahaha.
Jangan lupa mampir juga di karya saya "NATASYA" buat ngikutin kisahnya Tasya dan Dion. Khusus yang itu up nya setiap hari ..
Happy reading 😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
susi 2020
🤔🤔🤫🤫
2023-02-24
0
susi 2020
😲😲😍😍
2023-02-24
0
Winda Nurmayani
baru baca..kayaknya bakalan seru ne
2022-01-23
0