Mia tersenyum simpul setelah menerima semua informasi mengenai Gio, pacar sang adik.
Benar dugaan Mia, Gio tidaklah sepolos penampilannya.
"Heh, dasar pria. Di mana-mana sama saja" gumam Mia sambil berdecak.
Mia membuka pintu ruangannya dan memutuskan untuk pulang sedikit cepat hari ini.
Ada satu hal yang ingin Mia lakukan sore ini.
"Selamat sore nona Mia, anda sudah akan pulang?" Tanya Fera sopan.
"Ya, aku tidak ingin menua di kantor ini." Jawab Mia sambil berlalu dari hadapan sekretarisnya tersebut.
Fera menunggu hingga bosnya tersebut menghilang ke dalam lift sebelum akhirnya gadis itu bersorak gembira.
"Huh, akhirnya aku tidak perlu lembur. Serjng-sering saja seperti ini. Aku juga tidak ingin menua di kantor bodohmu ini, nona Mia" Fera bergumam pada dirinya sendiri sambil sesekali mencibir atasannya yang kini sudah pergi entah kemana.
Fera membereskan meja kerjanya sambil bersenandung kecil.
Fera sungguh tak sabar untuk pergi nonton bersama Arga malam ini.
Mia baru saja keluar dari lift, saat netranya menangkap sosok yang tidak asing yang kini sedang duduk di kursi yang ada di lobi kantor tersebut.
Mia berjalan dengan anggun dan menghampiri pria tersebut.
"Kau Arga?" Tanya Mia to the poin.
Pria bernama Arga tersebut sedikit tersentak saat melihat wanita yang anggun dan cantik tersebut menyapanya dengan suara lemah lembut.
"I...iya. Dan nona?" Arga langsung salah tingkah.
Tentu saja Arga tahu jika yang berdiri di depannya ini adalah seorang CEO perusahaan ini yang cantik dan masih muda.
Arga sering mendengar saat Fera membicarakan atau menggerutu tentang bosnya ini. Fera selalu mengatakan jika bosnya ini adalah seorang wanita yang angkuh, egois, sombong, dan hal buruk lainnya.
Tapi kini ucapan Fera hanya terasa seperti angin lalu bagi Arga. Ternyata nona Mia tak seburuk yang dibicarakan oleh Fera.
Lihatlah sekarang, bahkan nona Mia menyapanya dengan ramah dan hangat.
Dan suara lembutnya...
Ah...
Arga benar-benar akan meleleh setelah ini.
"Apa kau ada acara malam ini? " tanya Mia masih dengan nada lembut merayu dan terdengar mendayu-dayu.
Sesaat Arga lupa kalau dirinya sudah mempunyai seorang pacar yaitu Fera yang merupakan sekretaris dari Mia.
"Aku...aku tidak ada acara nona." Jawab Arga dengan mimik wajah yang menurut Mia sungguh menjijikan.
Apa semua pria hidung belang selalu bersikap seperti ini jika berhadapan dengan wanita berkelas seperti Mia?
Heh,
Kini Mia semakin yakin kalau semua pria itu sama.
Mereka semua playboy.
Jadi akan lebih baik jika kalian tidak perlu menjalin hubungan dengan seorang pria sebelum menyesal di belakang karena mereka pasti akan menyakiti hati kalian.
"Aku ingin mengajakmu makan malam, atau mungkin kita bisa nongkrong di bar" Mia semakin melembutkan suaranya. Nada merayu masih mengiringi setiap kata dalam kalimat yang Mia ucapkan. Membuat Arga semakin kehilangan fokusnya.
"Saya free malam ini nona. Saya bersedia menemani anda" jawab Arga penuh semangat.
"Bagus. Aku akan menunggumu. Sampai jumpa" jari-jari lentik Mia membelai wajah Arga yang kini terlihat melongo.
Arga berulang kali menepuk wajahnya sendiri.
"Apa aku sedang bermimpi? Nona Mia mengundangku makan malam? Aku pasti sedang bermimpi" Arga masih bergumam sendiri.
Pria itu sepertinya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi barusan.
"Yang, sayang!" Panggil Fera pada Arga yang kini sedang senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
Apa pacarnya ini memang sudah gila?
"Yang! Arga!" Baiklah sekarang Fera mulai kesal.
Fera menepuk bahu Arga dengan keras dan pria itu langsung tersentak kaget.
"Fera, sejak kapan kamu di sini?" Tanya Arga salah tingkah. Buyar sudah semua lamunan Arga tentang Nona Mia.
"Sejak tahun kemarin!" Jawab Fera ketus.
"Kamu ngapain senyum-senyun sendiri seperti orang gila begitu?" Tanya Fera sambil bersedekap kesal.
"Tidak ada apa-apa. Kau sudah selesai bekerja?" Arga berbasa-basi demi menutupi rasa gugupnya.
Fera berdecak,
"Ya. Ayo pulang atau mungkin kita bisa mampir nonton ke bioskop. Kita sudah lama tidak berkencan, Ga" Fera sudah bergelayut manja sekarang di lengan Arga. Padahal jelas-jelas tadi dirinya kesal dan marah-marah pada Arga.
Dasar wanita, cepat sekali berubah-ubah moodnya.
"Aku ada meeting di kantor malam ini, Fer. Jadi kita tidak bisa menonton" jawab Arga berbohong.
Meeting?
Hahahaha, meeting dengan nona Mia tentu saja.
"Sejak kapan kamu meeting malam-malam?" Fera mulai curiga.
Baiklah sekarang Arga bingung harus mencari alasan apalagi. Sepertinya Fera mulai curiga.
"Eeeeee... ini kan sudah masuk akhir tahun, Fer. Jadi bos minta kami untuk meeting malam ini karena bos baru saja kembali dari dinas luar kotanya" huh, kenapa Arga harus mengarang cerita seindah ini demi makan malam bersama nona Mia.
Apa Arga sudah tergila-gila dengan nona Mia sekarang?
Fera berdecak kecewa.
"Baiklah kalau memang begitu. Mungkin kita bisa nonton lain kali" tukas Fera dengan nada penuh kekecewaan.
Arga merangkul pacarnya tersebut,
"Maaf ya sayang, lain kali aku akan menyempatkan waktu untuk nonton bersamamu" rayu Arga dengan nada bersungguh-sungguh.
Meskipun masih kecewa namun Fera memaksa untuk tetap tersenyum.
Dua sejoli itu pun berjalan keluar dari lobi dan meninggalkan gedung kantor tersebut.
*****
Mia memacu mobilnya dengan kecepatan sedang.
Mama Alin pasti marah jika tahu Mia menyetir mobil sendiri.
Heh, mama sambungnya itu selalu saja memanjakan dan mengkhawatirkan Mia, sekalipun Mia sudah dewasa sekarang.
Jalanan sore ini sedikit padat dan Mia harus menghela nafas beberapa kali karena jalan mobilnya sedikit tersendat.
Gedung apartemennya sudah terlihat sekarang, Mia sedikit menarik nafas lega.
Namun saat akan berbelok ke basement gedung, tiba-tiba...
"Bruuuk"
Entah darimana datangnya ada sebuah motor yang tiba-tiba menabrak body mobil mewah Mia. Sepertinya motor sialan itu sengaja memotong jalan dan menyelip lewat trotoar.
'Dasar pengendara tak tahu diri' umpat Mia kesal.
Wanita itupun segera turun dari mobilnya dan menghampiri pengendara motor yang jatuh tersungkur diatas aspal tertimpa motornya sendiri.
Sepertinya seorang kurir makanan, terlihat dari box makanan yang ada di jok belakang motor.
Pengendara yang jatuh tadi berusaha untuk bangun dengan di bantu beberapa orang yang melintas. Mia hanya bersedekap dan menatap penuh emosi ke arah pemuda tersebut.
"Hati-hati, nona kalau mau berbelok!" Ujar pemuda itu setelah berhasil bangkit berdiri.
Mia berdecak tak percaya,
"Kau yang seharusnya hati-hati. Ini pintu masuk menuju basement" jawab Mia dengan nada galak.
"Heh, galak sekali" gumam pemuda tersebut.
"Ganti rugi!" Mia menengadahkan tangannya meminta uang ganti rugi kepada pemuda tadi.
"Apa? Aku yang terluka di sini. Seharusnya aku yang minta ganti rugi pada anda" pemuda tadi merasa tak terima dan membalas kata-kata Mia dengan jawaban yang tak kalah ketus.
"Kau tidak lihat? Mobil mewahku lecet sekarang dan itu akibat dirimu yang naik motor tanpa menggunakan matamu dengan benar" Mia menunjuk-nunjuk ke arah wajah pemuda tadi.
Wajah putih Mia sudah merah padam sekarang karena marah.
Pemuda tadi mendekatkan wajahnya ke arah Mia untuk membisikkan sesuatu,
"Hey nona galak dan sombong, anda tahu kan jika aku berteriak sekarang orang-orang akan langsung mengeroyokmu karena aku yang terluka di sini. Bisa saja aku membuat tuduhan kalau anda yang menabrakku. Tentu saja orang-orang akan lebih percaya kepadaku." Pemuda itu mulai mengancam Mia.
Dan Mia yang tadi bersikap pongah kini mulai merasa takut.
"Dasar pria brengsek" dengus Mia kesal.
Dan pria tadi hanya tersenyum puas melihat wajah kesal Mia.
Mia sudah berbalik dan akan masuk kembali ke dalam mobilnya, namun pemuda tadi kembali memanggilnya.
"Hei nona kaya. Aku minta uang ganti rugi dan uang untuk berobat" ujar pria tadi dengan nada mengejek.
Terang saja hal itu membuat Mia semakin kesal saja.
Dia yang menabrak kenapa dia yang minta ganti rugi?
Dasar pria mata duitan.
Namun karena kesal Mia malah merogoh tas mahalnya dengan kasar dan mengeluarkan segenggam uang lembaran merah dari dalam sana.
"Ambil ini! Dasar laki-laki brengsek mata duitan" Mia melemparkan uang tadi ke arah wajah pemuda sialan tersebut.
Sambil bersungut-sungut Mia kembali masuk ke dalam mobilnya dan segera memacunya masuk ke basement gedung apartemen.
"Sial banget aku hari ini. Dari planet mana coba laki-laki brengsek kayak gitu." Gumam Mia masih merasa kesal.
Senja mulai datang menjelang. Semburat oranye tampak jelas di kota yang kini jalan-jalannya di penuhi oleh berbagai jenis mobil dan kendaraan lain.
Pemuda yang tadi menabrak mobil Mia tersenyum licik sambil memunguti uang yang tadi di lempar oleh Mia.
Tak apa dia kena omel bosnya hari ini karena pizza yang ia bawa dan seharusnya ia antar ke pelanggan rusak parah.
Toh uang di tangannya saat ini sudah lebih dari gaji harian yang biasa ia terima.
"Hahahaha, lain kali aku mungkin akan menabrakmu lagi nona kaya" ujar pemuda tadi setengah berteriak. Ia pun segera memacu motornya mengabaikan rasa sakit di sikunya karena terjatuh dan berciuman dengan aspal.
*****
cewek sombong ketemu cowok mata duitan 😩
Happy reading 😙
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
endang sri sejati
yeay si penakhluk sdh tampil gengs..
2022-03-10
0
Riska Wulandari
cocok..pasti seru..
2021-12-29
0
Anna Aqila 🏚️ 🌺
pria mata duwitan itu jodohmu nona Mia 🤭
2021-10-22
0