Mobil yang membawa Mia baru saja tiba di halaman rumah papa Andri
Rumah yang tak terlalu besar namun selalu penuh dengan kehangatan.
Sejak menikah, mama Alina memilih untuk tinggal di rumah ini ketimbang di rumah kakek yang lebih besar dan luas.
Apalagi setelah kakek meninggal, rumah besar itu hanya jadi rumah kosong tanpa penghuni.
Ya, meskipun Mia tahu kalau mama Alina masih berkunjung ke sana sesekali untuk sekedar menengoknya.
Sepertinya mama Alina berniat untuk menjual rumah besar itu.
Mia sendiri hanya seminggu sekali pulang ke rumah papa Andri. Mia punya apartemen sendiri di pusat kota tak jauh dari kantornya.
Dan di rumah ini selain mama Alin dan papa Andri, ada Kyara yang merupakan adik tiri Mia.
Kyara adalah putri kandung mama Alin dan papa Andri.
Kyara lahir dua tahun setelah pernikahan mama Alin dan papa Andri.
Sifat Kyara tak jauh berbeda dari mama Alin. Kecuali sikap keras kepalanya tentu saja. Tak jarang Mia dan Kyara terlibat pertengkaran hanya karena masalah sepele.
Tapi meski begitu, Mia tetap menyayangi adiknya tersebut.
*****
"Sore, Ma" sapa Mia pada mama Alin yang sedang duduk di teras rumah sambil membaca majalah. Sepertinya wanita paruh baya itu sedang menikmati suasana sore yang syahdu.
"Hai, Mia. Gimana kabar kamu?" Mama Alin beranjak dari duduknya dan cipika-cipiki dengan putri sambungnya tersebut.
"Mia baik, Ma." Jawab Mia seraya mendaratkan pinggulnya di kursi teras yang ada di samping mama Alin.
"Bagaimana di kantor? Apa semua baik-baik saja?" Tanya mama Alin berbasa-basi.
"Ya, semuanya berjalan lancar. Proyek lancar, kerjasama dengan para klien juga lancar" cerita Mia berusaha antusias.
Senyuman langsung terkembang di bibir mama Alin. Terselip rasa bangga tentu saja di hati mama Alin.
Putrinya ini memang wanita cerdas, tak salah memang jika ayahnya dulu memilih Mia yang menjadi penerus di perusahaan besar itu.
Sekilas memang aneh, mengingat Mia bukanlah cucu kandung dari Pak Hendra, ayah Alina.
Namun pak Hendra sangat menyayangi Mia. Pak Hendra juga pernah berkata jika Mia itu gadis cerdas, dan suatu saat akan jadi CEO yang hebat.
Dan, lihatlah sekarang. Seolah apa yang dulu dikatakan oleh Pak Hendra, kini menjadi kenyataan.
Di tangan Mia, perusahaan itu berkembang dengan sangat pesat.
"Ma!" Teguran dari Mia membuat lamunan Alin tentang sang ayah buyar seketika.
"Iya, Mia." Alina menyembunyikan rasa kagetnya.
"Apa papa belum pulang?" Tanya Mia selanjutnya.
Alina menggeleng.
"Sepertinya papa kamu lembur hari ini. Kyara juga belum pulang kuliah" jawab Alina.
Namun, baru saja Alina menyelesaikan kalimatnya, terdengar deru motor yang masuk ke halaman rumah mereka.
Terlihat Kyara yang membonceng di jok bagian belakang.
Dan yang duduk di depan?
Entahlah, orang itu mengenakan helm fullface. Jadilah Mia tidak bisa melihatnya dengan jelas.
Kyara turun dan menyapa mama serta kakaknya tersebut.
"Sore mama..." sapa Kyara girang.
Merasa di abaikan, Mia berdehem sedikit keras.
"Eheem"
"Sore juga kakak tercinta. Tumben pulang?" Sapa Kyara dengan nada sinis.
"Kyara!" Tegur mama Alin karena putri kecilnya itu sudah bersikap tak sopan pada Mia yang jelas-jelas lebih tua dari Kyara.
Pria yang tadi mengantar Kyara, sudah melepas helm nya dan turun dari motor. Sekarang ikut ke teras menyapa dan mencium punggung tangan mama Alin.
"Sore, tante" sapa pria itu sopan.
"Sore Gio." Mama Alin menjawab sapaan dari pria yang ternyata bernama Gio tersebut.
Mia memperhatikan Gio dari ujung kaki hingga ujung kepala sambil bersedekap.
'Hmmm, boleh juga selera Kyara. Tapi sepertinya terlalu tua untuk Kyara. Mungkin akan lebih pantas jika aku yang menjadi kekasih pria itu' gumam Mia dalam hati.
Mia mengulurkan tangannya pada Gio, membuat pria itu sedikit bingung dan salah tingkah.
"Aku Mia. Kakaknya Kyara. Kau tidak ingin menyapaku?" Ucap Mia dengan nada pongah.
Terdengar dengkusan dari Kyara.
Kakaknya ini, selalu saja bersikap ingin di hormati, ingin di hargai, dan ingin menang sendiri.
Gio menjabat tangan Mia dan memperkenalkan dirinya.
"Kenalkan, saya Gio, Kak" Gio menyapa Mia dengan nada sopan.
"Kalian teman kuliah?" Tanya Mia mulai kepo.
"Sebenarnya saya dosen dari Kyara" jawab Gio sedikit tersipu malu.
Mia tersenyum simpul,
"Ayo ngobrol di dalam saja" ajak Alina pada kedua putrinya dan teman laki-laki Kyara tersebut.
Kyara dan Gio segera mengekori Alina masuk ke dalam rumah.
Sementara Mia masih berdiri bersedekap sambil memandang sinis ke arah Gio dan Kyara.
Mia mengeluarkan ponsel dari tas mahal yang sedari tadi ia bawa.
Menekan nomor prioritas yang ada di layar ponselnya,
"Halo, aku ingin kamu cari semua info mengenai Gio. Dosen di kampus Kyara" Mia bicara dalam satu kalimat panjang.
"..."
"Aku tidak mau tahu. Cari sekarang. Namanya Gio" Mia mulai kesal karena sang bawahan yang mencari alasan. Mia langsung memutuskan sambungan telepon.
Setelah menyimpan kembali ponselnya Mia bergegas masuk ke dalam rumah kedua orang tuanya tersebut.
Mama Alin, Kyara, dan Gio sedang mengobrol di ruang tengah.
Mia merasa malas untuk bergabung. Jadi Mia memutuskan untuk masuk ke kamarnya saja.
Mungkin ia akan berendam atau sekedar bersantai di atas ranjangnya yang empuk.
Ini weekend dan Mia sedang menikmati hari bersantainya.
*****
"Kakakmu tadi mana? Kok gak keliatan?" Tanya Gio sambil celingukan.
Bukannya menjawab, Kyara malah berdecak kesal.
"Ngapain sih nyariin kak Mia. Kita itu gak level ngobrol sama dia" jawab Kyara denagn nada ketus.
"Kok gitu?" Gio mengernyit bingung.
Hanya ada Kyara dan Gio sekarang di ruangan tersebut. Mama Alin sedari tadi pamit pergi ke dapur, entah sedang membuat apa.
"Udahlah, kita bahas yang lain aja, Beb. Gak usah bawa-bawa kak Mia. Aku tu males ngomongin dia" Kyara mulai merajuk. Gadis remaja yang kini sudah beranjak dewasa tersebut bergelayut manja di pundak sang pacar.
"Hmmm, kamu mau bahas apa?" Gio mengusap lembut rambut Kyara.
Dan semua adegan itu tak lepas dari penglihatan Mia yang kini berdiri pongah di lantai dua rumah tersebut.
Mia berdecak,
"Heh, dua anak manusia yang sedang kasmaran. Seperti tidak tahu tempat saja. Dasar kekanakan" gumam Mia pada dirinya sendiri.
"Mia, kamu mau makan apa malam ini?" Entah darimana datangnya, tiba-tiba mama Alin sudah berdiri di dekat Mia.
"Mama kenapa tidak menegur mereka berdua ?" Mia menunjuk dengan dagunya Gio dan Kyara yang kini sedang rangkul-rangkulan seperti remaja yang sedang kasmaran di sofa ruang tamu.
Alin tertawa kecil,
"Mereka tidak ngapa-ngapain, Mia. Kenapa harus di tegur?" Jawab mama Alin sambil terkekeh.
"Atau jangan-jangan kamu cemburu. Cobalah luangkan sedikit waktu untuk memikirkan pacar, Mi. Kamu itu sudah dewasa dan cukup umur untuk menikah" saran mama Alin pada putrinya tersebut.
Mia berdecak,
"Mia masih ingin bekerja dan tidak mau memikirkan soal cinta. Semua laki-laki itu sama. Kecuali papa tentu saja" jawab Mia diplomatis.
"Jangan berburuk sangka seperti itu." Mama Alin memperingatkan.
Mia hanya mendengus.
"Memangnya sejak kapan mereka berdua berpacaran?" Tanya Mia lagi.
"Siapa? Kyara dan Gio?" Mama Alin balik bertanya.
Mia mengangguk.
"Baru beberapa bulan. Mama lupa tepatnya kapan" jawab mama Alin.
Mia hanya berdecak.
"Baiklah, mama akan siapkan makan malam. Kamu mau membantu?" Tanya Mama Alin sekali lagi.
Membantu memasak?
Yang benar saja. Masak di dapur adalah hal terakhir yang mungkin Mia lakukan jika semua perusahaanya sudah bukan miliknya lagi.
Mia paling anti masuk ke dapur.
Meskipun di apartemennnya ada dapur yang lumayan luas, namun tetap saja Mia jarang menyentuhnya atau mungkin tidak pernah sama sekali.
Uangnya terlalu banyak jika hanya untuk membeli makanan atau sekedar membayar asisten rumah tangga untuk membantunya mencuci piring dan membersihkan apartemennnya.
Ayolah,
Jika kalian punya uang banyak kalian pasti akan melakukan hal yang sama.
"Mia akan istirahat di kamar, Ma. Nanti Mia akan turun saat makan malam" jawab Mia sedikit malas.
Alin menarik nafas panjang,
"Baiklah kalau begitu. Istirahatlah!" Tukas Alin sambil berlalu meninggalkan Mia yang masih menatap sinis kepada Kyara dan Gio di bawah sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
susi 2020
😄😄🙄😲🤦♀️
2023-02-24
0
susi 2020
😎😎😎
2023-02-24
0
Okta Via
emang hidup itu Ndak selalu yg baek.baek aja. bacaan yg bgs udah bosen karakter utama.yg Baek melow
bagus ceritanya Thor
2022-10-17
0