Episode 5

Darwin mengikuti Asmira, tanpa perlu waktu yang lama dengan langkahnya yang cepat ia sudah berada di samping Asmira.

“Maaf in gue, gue janji enggak akan ulangi.” Darwin angkat dua jarinya dengan senyum lebar.

“Jangan senyum gitu aku enggak suka,” jawab Asmira berpaling dari Darwin.

“Orang minta maaf ya senyumlah,” sahut Darwin.

“Tapi Mas ganteng banget, aku enggak tahan,” jujur Asmira.

Deg

Jantung Darwin tidak bersahabat, ia langsung mempercepat langkahnya takut Asmira mendengarnya.

Rthhhhh ... rthhhhh.

“Halo, Pak. Dua puluh menit lagi kita ada pertemuan,” kata Pratiwi di seberang sana.

“Ya, sebentar lagi saya ke sana, kamu persiapkan semua,” jawab Darwin. Lalu memutuskan telepon dengan Pratiwi.

Asmira tiba di depan rumahnya, masih dengan wajah cemberut.

“Gue harus pergi dulu ada kerjaan, lu habis ini mau ke mana lagi?” tanya Darwin.

“Enggak ada sih, cuma mau ke pasar, di dapur kosong enggak ada apa-apa lagi,” jawab Asmira.

“Ayo gue antar sekalian gue balik,” tawar Darwin.

“Enggak apa-apa Mas aku pesan Go-jek, lagian Mas buru-buru,” tolak Asmira.

“Ya udah gue balik ya.” Darwin pun meninggalkan rumah Asmira.

*

Darwin baru selesai melakukan pertemuan dengan klien yang agak kacau balau. Karena ia kurang fokus, pikirannya tertinggal di rumah Asmira. Tapi ia menolak mengatakan ya, hati dan pikirannya belum sinkron.

“Sebaiknya Bapak istirahat saja dulu, sepertinya Anda kurang sehat,” ujar Pratiwi.

“Enggak apa-apa saya baik-baik saja, kamu lanjut kerja sana!” perintah Darwin.

Ting! Bunyi pesan masuk.

ABG tua.

[Sorry Bro, gue baru balik dari luar negeri ayo kita ketemu.]

“Sialan nih abege tua.” Darwin mengabaikan pesan Kelvin.

*

Darwin merebahkan tubuhnya di sofa ruang tamu Apartemen mewahnya, dengan memejamkan mata kakinya yang satu di atas meja yang satu di lantai dengan kemeja beberapa kancing terbuka, ia baru pulang kantor.

Darwin meraih telepon genggamnya, karena ada pesan masuk.

[Gue depan pintu apartemen lu, cepat buka.]

Darwin melangkah gontai menuju pintu dan membukanya.

“Hai, Brother,” sapa Kelvin.

Darwin langsung masuk, ia tidak menggubris sapaan Kelvin, Darwin hanya mengangkat tangannya tanpa menoleh.

“Eh, sialan lu, ada tamu datang pulang dari luar negeri pula, enggak disuruh masuk pun,” maki Kelvin.

“Harusnya enggak gue bukai pintu tahu rasa, diri di sana sampai keriput lu,” jawab Darwin dengan wajah tidak bersahabat.

“Apaan sih, kayak cewek lagi datang bulan lu, gue bawa in oleh-oleh dari Jepang buat lu ni.” Kelvin memberi sebuah tas kecil.

“Ngapain lu ke jepang?” Sambil tangannya membuka isi tas itu.

“Jemput adik gue, sekalian dia liburan kuliah, mama kangen suruh jemput dia,” jelas Kelvin.

“Sialan lu kasih gue yang jam tangan pasangan.” Darwin melemparkan tas itu ke atas meja setelah mengetahui apa isi tas tersebut.

Kelvin tersenyum puas. “Ambil saja, hadiah enggak usah ditolak, lagian mahal banget itu harganya,” jawab Kelvin.

“Tunggu in gue di sini, kita pergi cari makan, gue mau mandi bentar enggak lama.”

* * *

Asmira sedang asyik memasak di dapur, sesekali ia bernyanyi riang. Lagu milik caca Handika penyanyi dangdut itu. Ya begitulah, Asmira menghibur diri sendiri.

Selesai masak dan makan Asmira segera mandi membersihkan badannya yang terasa lengket, mulai dari tadi pulang belanja dan masak ia belum sempat mandi.

Siap mandi, Asmira merebahkan tubuhnya di kasur dengan mengenakan piama tidurnya.

“Aku rindu dua sahabatku yang dulu, apa kabar kalian, aku rindu,” lirih Asmira.

Entah mengapa, ia teringat dua sahabatnya itu sahabat masa SMP-nya dulu, lalu SMA mereka terpisah karena Jessica tidak punya uang membiayai sekolah Asmira di SMA populer. Tapi Asmira kehilangan kontak salah satu sahabatnya.

Lalu Asmira memejamkan matanya, muncullah wajah Darwin di matanya, ia buru-buru membuka matanya.

“Kenapa mas Marcell?” tanya ia pada diri sendiri.

Setelah beberapa kali ia memejamkan mata namun tetap saja wajah Darwin yang muncul.

Akhirnya, Asmira menarik selimut dan tidur sampai ia terlelap.

Keesokan harinya, Asmira pergi ke kampus untuk membuat surat non aktif sementara waktu, sampai ia mempunyai uang dan melanjutkan kuliahnya sendiri. Langkahnya terhenti. Karena tiba-tiba ponselnya berbunyi.

“Halo ... siapa, ya?” tanya Asmira.

“Ini gue,” sahut pria di balik telepon. Asmira mengenali suara itu.

“Ini lu Bastian?” tanya Asmira ragu.

“Ayo kita ketemu, gue baru balik dari Jepang,” ajak Bastian.

“Baru semalam gue rindu sama kalian, Nindy apa kabar?” tanya Asmira.

“Ayo kita ketemu, nanti gue cerita in,” jawab Bastian.

Lalu mereka bertemu di sebuah kafe, Asmira sangat bahagia bertemu dengan sahabatnya lagi, sudah hampir 3 tahun mereka tidak bertemu hanya sesekali memberi kabar.

"Lo makin hari makin saja cantik Mir," puji Bastian.

“Lo juga makin ganteng makan apa lu di sana?” tanya Asmira tidak mau kalah.

Bastian tertawa mendapat pertanyaan dari Asmira. “Lo dari dulu enggak berubah ya, masih saja kocak kayak dulu,” jawab Bastian.

“Nindy apa kabar Bas?” tanya Asmira.

“Sorry Mir, gue enggak tahu di mana Nindy,” jawab Bastian.

“Lo kan udah janji ke gue, bakal cari tahu keberadaan Nindy, kan dia di Jepang juga,” jawab Asmira sedih.

“Udah gue cari, tapi enggak ketemu, gue dapat alamat rumah yang dulu dia tinggal, pembeli itu bilang, kalau perusahaan ayah Nindy diambang kebangkrutan. Mereka beli rumah itu dengan harga murah,” jelas Bastian, "Terus gue tanya ke mana mereka pergi tapi mereka tidak tahu,” sambung Bastian.

“Pasti Nindy butuh kita, kasihan dia.” Asmira sedih mendengar cerita tentang sahabatnya itu. Meskipun, hidupnya jauh lebih buruk daripada Nindy.

“Suatu saat pasti kita akan ketemu Nindy, lu tenang ya, Mir,” kata Bastian.

“Lo berapa lama di sini?” tanya Asmira.

“Enggak lama, cuma liburan sebentar doang, minggu depan atau kapan-kapan kita ketemu lagi ya, soalnya besok gue mau ke tempat GrandMa gue,” jawab Bastian.

“Iya Bas, lu telepon gue, ya,” sahut Asmira.

“Kuliah lu gimana, mbak Jessica apa kabar?” tanya Bastian.

“Mbak Jessica, kuliah gue juga lancar-lancar saja, everything's fine,” jawab Asmira berbohong.

Mungkin saat ini bukan waktu yang tepat menceritakan kepada Bastian, itu hanya akan merusak suasana hari ini. Mengingat, sudah lama mereka tidak bertemu, tidak mungkin hari ini Asmira ceritakan masalahnya pada Bastian. Begitu pikir Asmira.

“Kak Kelvin di sini lu pernah ketemu?” tanya Bastian.

"Gue enggak pernah ketemu, lagian kalau ketemu gue juga udah lupa wajah kak Kelvin,” jawab Asmira.

Mereka mengobrol panjang lebar, melepaskan kerinduan satu sama lain. Sesekali bercerita tentang masa lalu saat di sekolah dulu.

Bastian adalah salah satu di antara semua murid dari kalangan berada yang mau bersahabat dengan Asmira.

Jangan lupa klik Like ya...

Baca novel A BIG MISTAKE juga ya?

Terpopuler

Comments

ega

ega

𝘣𝘢𝘨𝘶𝘴𝘴

2023-07-28

0

Nasrullah

Nasrullah

bgus bget , gemezzzz

2020-11-02

0

momnya🦆🐊Algi

momnya🦆🐊Algi

kenapa usia darwin 35 sih kan ketuaan.

2020-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4.
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 68
68 Episode 69
69 Episode 70
70 Episode 71
71 Episode 72
72 Episode 73
73 Episode 74
74 Episode 75
75 Episode 76
76 Episode 77
77 Episode 78
78 Episode 79
79 Episode 80
80 Episode 81
81 Episode 82
82 Episode 83
83 Episode 84
84 Episode 85
85 Episode 86
86 Episode 87
87 Episode 88
88 Episode 89
89 Episode 90
90 Episode 91
91 Episode 92
92 Episode 93
93 Episode 94
94 Episode 95
95 Episode 96
96 Episode 97
97 Episode 98
98 Episode 99
99 Episode 100
100 Pengumuman
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4.
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 68
68
Episode 69
69
Episode 70
70
Episode 71
71
Episode 72
72
Episode 73
73
Episode 74
74
Episode 75
75
Episode 76
76
Episode 77
77
Episode 78
78
Episode 79
79
Episode 80
80
Episode 81
81
Episode 82
82
Episode 83
83
Episode 84
84
Episode 85
85
Episode 86
86
Episode 87
87
Episode 88
88
Episode 89
89
Episode 90
90
Episode 91
91
Episode 92
92
Episode 93
93
Episode 94
94
Episode 95
95
Episode 96
96
Episode 97
97
Episode 98
98
Episode 99
99
Episode 100
100
Pengumuman
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!