Episode 3

Pagi hari Asmira bangun dan Jessica masih tertidur pulas, matanya bengkak semalam suntuk dia menangis. Asmira mengelus rambut dan pipi Jessica, tanpa terasa air matanya jatuh.

“Maafkan aku kak, mulai sekarang aku akan cari kerjaan dan berhenti kuliah, aku akan mencari bantuan. Melepaskan kita dari bandot sialan itu,” gumam Asmira dalam hati, ia terus menatap wajah Jessica.

Asmira bangun dari tempat tidurnya, perutnya yang keroncongan meronta-ronta ingin sesuatu memasukinya.

Asmira merogoh sakunya ia mengambil uang terakhir yang dia punya, lalu keluar membeli makanan untuk mereka berdua.

Asmira membeli dua bungkus makanan langsung ke dapur, menaruhnya di piring, dan memanggil Jessica di kamar.

“Mbak. Ayo kita makan dulu.” Asmira membuka pintu kamarnya.

Jessica sudah tidak ada di kamarnya, Asmira mencari ke kamar mandi juga tidak ada.

Asmira menemukan secarik kertas di meja kamarnya.

“Mbak, kenapa masih pulang juga ke rumah bandot itu?” batin Asmira. Matanya kembali berkaca-kaca.

Selesai makan dan mandi, Asmira meraih ponsel di mejanya dan membuka browsing internet, ia mencari informasi tentang lowongan kerja terbaru, juga tidak lupa mengirimkan pesan ke teman-temannya. Barangkali ada yang karyawan baru, tangannya terus saja menarik layar sentuh ponselnya.

Ting! Bunyi pesan masuk.

[Lo benaran cari kerjaan.]

Pesan dari Carol kakak kelas Asmira di SMA dulu. Dengan cekatan tangan Asmira mengetik layar sentuhnya.

[Benar Mbak, kerjaan apa saja boleh.]

Kemudian Carol mengirimkan alamat.

[Nanti malam lu ke tempat ini, gue enggak di sana, entar ada orang yang tunggu lu.]

[Kenapa harus malam?]

[Biar enak mengobrolnya, pakai gaun dinner ya, nanti juga makan-makan di sana.]

Asmira begitu bahagia dia akan mempunyai pekerjaan tanpa harus menambah beban kakaknya lagi.

Malam harinya.

“Ini benar kok alamatnya, tapi kok sepi ya di luarnya, cuma mobil saja yang banyak terparkir di sini.” Asmira mondar-mandir di depan gedung bangunan itu, sembari terus melihat layar ponselnya.

Lalu Asmira memutuskan untuk masuk, suara dentuman musik memekakkan telinga, perempuan berbaju seksi bergoyang lenggak-lenggok dan bau minuman keras sangat menyengat.

Asmira yang bengong, ia memutar bola matanya ke seluruh ruangan itu, dengan lampu remang-remang pandangannya terbatas. Tiba-tiba seorang pria menepuk pundaknya.

“Kau Asmira, ya?” tanya pria itu. Sembari tangannya menggenggam ponsel sesekali melihat potret yang ada di ponselnya lalu membandingkan dengan wanita di sebelahnya.

“Iya. Aku Asmira,” jawab Asmira polos.

“Ayo ikut aku?” ajak pria itu menarik tangan Asmira naik ke lantai atas, dan membawanya ke sebuah kamar.

“Kenapa harus di kamar Pak, kan bisa di luar saja.” Asmira begitu polos masih belum mengetahui apa yang sebenarnya dia alami.

“Liar juga. Jadi, kau berani melakukan di area publik?” tanya pria itu menarik Asmira ke pelukannya.

Asmira yang menerima perlakuan tak senonoh itu pun, berontak melepaskan pelukan pria mesum itu.

“Maksud Bapak apa ya kurang ajar begini? Kalau enggak terima saya kerja, saya enggak paksa kok!” ujar Asmira dengan nada tinggi.

“Aku terima kamu dengan senang hati, mari kita mulai, kerjaan kita di atas ranjang sayang ...” ujar pria itu berbisik di telinga Asmira dan memeluknya dari belakang.

“Bapak jangan kurang ajar ya, akan saya beritahu Carol!” ancam Asmira mencoba melepaskan pelukan pria itu tapi gagal tenaganya begitu kuat.

“Saya sudah membayar mahal pada Carol. Ayolah sayang, tunjukan kemampuanmu di atas ranjang,” bisik pria mesum itu lagi.

Asmira terkejut setengah mati mendengar ucapan pria brengsek itu, dengan sekuat tenaga Asmira mencoba melepaskan pelukan, lalu ia menginjak kaki pria itu dengan heelsnya. Kemudian membuka pintu berlari keluar dengan cepat.

Bruukkk!

Asmira terjatuh dilantai tepat didepan pria ganteng yang tak lain adalah Darwin.

Flashback end.

* * *

Mengingat kejadian itu air mata Asmira kembali meleleh di pipinya.

Kruuuukkk!

Suara perut Asmira terdengar oleh Darwin. Darwin tersenyum, ia pun menghidupkan mesin mobilnya lalu meninggalkan tempat itu, dan berhenti di sebuah restoran.

Darwin memesan makanan untuk mereka berdua dan sesaat kemudian pesanan mereka diantar oleh pelayan. Asmira langsung melahap semua makanan di depannya itu, lagi-lagi Darwin menahan senyumnya melihat Asmira.

“Tari, pelan-pelan,” ucap Darwin.

Asmira menghentikan makannya.

“Panggil aku Asmira Mas ...” pinta Asmira melanjutkan kembali makannya.

“Kapan terakhir lu makan?” tanya Darwin.

“Tadi pagi,” jawab Asmira mulutnya penuh dengan makanan.

Semua orang yang berada di dalam restoran itu, pandangannya semua mengarah kepada Darwin. Darwin tidak ambil pusing. Toh juga, tidak akan ada yang berani membuat gosip tentangnya.

Selesai makan Asmira dan Darwin keluar dari restoran, tapi mata Asmira terus menatap makanan yang tersisa di atas meja. Darwin menggaruk pelipisnya

“Lu belum kenyang?” tanya Darwin.

“Mas boleh enggak makanan itu di bungkus saja, kasihan mubazir,” pinta Asmira.

“Mbak!” Darwin memanggil pelayan, “Tolong bungkus makanan seperti yang kita pesan tadi, kalo sudah antar kan ke depan, saya menunggu di mobil,” pinta Darwin.

Darwin dan Asmira menunggu di mobil, selang berapa menit kemudian, seorang pelayan mengetuk kaca mobil Darwin dan menyerahkan bungkusan makanan serta kartu kredit Darwin.

“Mas kok pesan lain, sama saja makanan tadi kan jadi ke buang juga dong?” tanya Asmira.

“Malu gue suruh bungkus makanan sisa,” jawab Darwin sembari menyalakan mobilnya.

“Kenapa harus malu coba Mas,” ujar Asmira polos.

“Lo enggak tahu siapa gue?” tanya Darwin.

“Enggak, kan kita baru ketemu,” sahut Asmira sembari menggeleng kepala.

“Di rumah lu enggak ada Televisi?” tanya Darwin lagi.

“Aku enggak suka non ton Mas, memangnya Mas Marcell artis?” tanya Asmira polos membuat Darwin tersenyum sendiri dan dia menyukai panggilan gadis itu.

“Mirip sih Mas, apalagi kalo Mas senyum gitu ganteng Banget,” puji Asmira polos.

“Jadi kalau enggak senyum gue jelek?” tanya Darwin menggoda Asmira.

“Enggak begitu, Mas gimanapun saja tetap ganteng kok,” jawab Asmira tersenyum lebar menampakkan gigi putihnya.

Deg.

Jantung Darwin berdengung kencang.

“Lo mau rayu gue?” tanya Darwin.

“Memangnya Mas tergoda?” tanya Asmira balik.

“Gila ini bocah berani tantang gue,” gumam Darwin dalam hati.

“Usia Mas Marcell berapa?” tanya Asmira membuyarkan lamunan Darwin.

Dengan santai Darwin menjawab, “Tiga puluh lima.”

“Ya ampun, harusnya aku panggil Om dong bukan Mas,” jawab Asmira.

“Eh, tarik balik ucapan lu, memang setua itu harus panggil Om,” ujar Darwin.

Asmira tertawa. “Saya baru dua empat Mas.” Asmira memberitahu umurnya yang beda jauh dengan Darwin.

“Eh bentar. Kok Mas tahu arah rumah aku, kan aku belum kasih tahu?” tanya Asmira kaget, Darwin menyetir mobil ke arah yang tepat.

“Memangnya rumah lu deretan mana?” tanya Darwin menoleh pada Asmira.

“Bukan ini Mas, mana mungkin aku tinggal di apartemen mewah begini, Mas belok kiri sebelum apartemen itu.” Asmira menunjukkan jalan menuju rumahnya.

Darwin membelokkan mobilnya ke arah yang di maksud Asmira, daerah kumuh tempat kost di mana Asmira tinggal.

“Berhenti Mas, di sini,” pinta Asmira.

“Lu tinggal di sini, bayaran lu kan mahal?” tanya Darwin.

“Terserah Mas mau bilang apa,” jawab Asmira.

Siapa Juga yang akan percaya padanya, melihat baju yang dikenakan begitu pas, lekuk tubuhnya terlihat jelas, dan barusan ia baru keluar dari club malam, siapa yang akan percaya.

“Terima kasih Mas Marcell sudah membantu saya tadi, dan membelikan saya makanan.” Asmira hendak bergegas keluar dari mobil Darwin.

“Tunggu dulu,” panggil Darwin.

Darwin memberikan ponselnya pada Asmira. “Simpan nomor lu di sini,” pinta Darwin.

Asmira memegang handphone mewah itu, jiwa miskinnya meronta-ronta ponsel termahal keluaran terbaru yang dia pegang sekarang.

“Tapi rasanya kok sama saja kek gue pegang hp butut gue,” gumam Asmira dalam hati. Dasar Asmira polos, semua ponsel ya jelas sama.

“Sudah Mas ...” Asmira menyodorkan kembali handphone mewah Darwin.

“Tunggu gue tes dulu, siapa tahu lu tipu gue,” ujar Darwin.

Asmira merogoh tas mengambil ponselnya. Sekilas Darwin melihat ponsel butut Asmira, sudah usang, layarnya pecah-pecah karena beberapa kali terjatuh.

“Enggak percaya amat, sih.” Lalu Asmira turun dan Darwin pun pamit.

Jangan lupa Like ya...

Terpopuler

Comments

Nasrullah

Nasrullah

wowow

2020-11-02

1

Adiba Shakila Maharani

Adiba Shakila Maharani

alamat bergadang lg ni,,hehehe

2020-10-28

0

momnya🦆🐊Algi

momnya🦆🐊Algi

mulai menarik...

2020-10-22

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 Episode 3
4 Episode 4.
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 68
68 Episode 69
69 Episode 70
70 Episode 71
71 Episode 72
72 Episode 73
73 Episode 74
74 Episode 75
75 Episode 76
76 Episode 77
77 Episode 78
78 Episode 79
79 Episode 80
80 Episode 81
81 Episode 82
82 Episode 83
83 Episode 84
84 Episode 85
85 Episode 86
86 Episode 87
87 Episode 88
88 Episode 89
89 Episode 90
90 Episode 91
91 Episode 92
92 Episode 93
93 Episode 94
94 Episode 95
95 Episode 96
96 Episode 97
97 Episode 98
98 Episode 99
99 Episode 100
100 Pengumuman
101 Pengumuman
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
Episode 3
4
Episode 4.
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 68
68
Episode 69
69
Episode 70
70
Episode 71
71
Episode 72
72
Episode 73
73
Episode 74
74
Episode 75
75
Episode 76
76
Episode 77
77
Episode 78
78
Episode 79
79
Episode 80
80
Episode 81
81
Episode 82
82
Episode 83
83
Episode 84
84
Episode 85
85
Episode 86
86
Episode 87
87
Episode 88
88
Episode 89
89
Episode 90
90
Episode 91
91
Episode 92
92
Episode 93
93
Episode 94
94
Episode 95
95
Episode 96
96
Episode 97
97
Episode 98
98
Episode 99
99
Episode 100
100
Pengumuman
101
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!