Dirumah Kevin...
"Pagi Yah, pagi Bun" sapa Kevin yang baru saja turun dari kamarnya menuju ruang makan.
"Pagi juga anak kesayangan Bunda, sini sarapan dulu" balas Bunda dan menyuruh Kevin sarapan.
"Oya, Vin. Ada yang mau Ayah bicarakan denganmu" kata Ayah yang sudah mengahbiskan sarapannya.
"Katakan saja Yah." jawab Kevin.
"Begini, Nak. Ayah dan teman Ayah punya janji dimasalalu, untuk menjodohkan anak Ayah dengan anak mereka" ujar Papi sedikit tegang.
"Ayah yakin dia perempuan yang pantas untuk menjadi istri kamu, Ayah sudah kenal lama dengan keluarga mereka" lanjut ayah.
"Tapi Yah, Kevin kan masih sekolah baru naik kelas 2 SMA, bagaimana cara Kevin nanti bertanggungjawab? Apalagi Kevin belum pernah bertemu, Kevin tidak tau dia perempuan seperti apa" jawab Kevin sedikit ketus.
"Ayah yakin dia anak baik-baik Nak, karena dia dari keluarga baik-baik juga, kau kan juga bekerja diperusahaan Ayah" balas Ayah.
"Setidaknya hanya ini permintaan Ayah. Ayah tidak pernah kan menuntut apapun dari kamu, bahkan selama Ayah bisa menuruti kemauanmu akan Ayah turuti. Sekarang Ayah hanya minta satu hal ini saja dari kamu" sambung Ayah.
"Hemmmss..... baiklah yah Kevin setuju dengan permintaan Ayah" balas Kevin dengan sedikit Lemes.
Kevin adalah anak satu-satunya, dibalik sifatnya yang dingin dan kaku, dia tetap hangat bila bersama keluarga, terutama kepada Ayah dan Bunda. Kevin sangat sayang pada mereka berdua, apapun yang Kevin inginkan pasti dituruti oleh kedua orangtuanya. Oleh sebab itu Kevin selalu belajar lebih giat agar bisa membahagiakan orangtuanya nanti, membuat orangtuanya bangga akan prestasinya.
Namun siapa sangka, dihari ini Kevin mendapatkan permintaan yang begitu sulit bagi dirinya sendiri. Menikah? Dijodohkan? itulah yang sekarang berputar dikepalanya, apakah dia bisa menjadi kepala keluarga yang bertanggung jawab diusianya yang masih terbilang muda? Bagaimana kalau nanti dia mendapatkan istri yang susah di atur dan keras kepala? Apa dia sanggup mempertahankan keluarga kecilnya? karena bagi Kevin pernikahan itu bukan hal yang sepele dan main-main, dan dia juga hanya ingin menikah sekali seumur hidup.
Tapi mengingat ini adalah permintaan dari orang yang sangat dia sayangi harus bagaimana lagi, kalau dengan cara menerima perjodohan ini membuat kedua orangtuanya bahagia, Kevin akan melakukannya.
Setelah pembahasan itu selesai, dan Kevin juga telah menyelesaikan sarapannya. Dia berpamitan kedapa kedua orangtuanya, disusul dengan Ayah nya yang juga akan pergi kekantor.
"Yah, Bun. Kevin berangkat yaa. Assalamualaikum" kata Kevin sambil berlalu keluar setelah menyalami tangan kedua orantuanya.
"Walaikumsalam" jawab Ayah dan Bunda bersamaan. Setelah itu Ayah Kevin pun juga berpamitan kepada istrinya.
Kevin yang sudah melaju dengan mobilnya menuju sekolah, diperjalanan dia masih memikirkan permintaan Ayahnya. Namun setelahnya dia berusaha untuk tidak memikirkannya dahulu, karena sekarang yang ada dipikirannya adalah fokus terhadap sekolah dan pelajarannya untuk hari ini. Karena ia tak mau hal itu menggangu konsentrasinya, jadi sementara ia menepiskan dulu tentang permintaan Ayahnyaa.
"Urusan itu nanti dulu deh Gue pikirkan! Sekarang waktunya konsentrasi sama pelajaran, ayolaah Kevin pasti Loe bisa!" Kevin berbicara pada dirinya sendiri sambil menyemangati dirinya sendiri didalam mobil sebelum keluar menuju kelasnya.
●
●
Hari ini sekolah seperti biasa, banyak murid yang berlalulalang di koridor, ada juga yang sedang duduk-duduk sambil membaca buku atau memainkan ponsel. Ada juga yang duduk bergerombolan sambil bercerita entah apa yang membuat mereka tertawa.
Dikantin pun tak kalah ramainya, apalagi di jam istrahat seperti sekarang ini. Meja-meja dipenuhi para murid yang sedang asyik menyantap makan siangnya atau hanya sekedar nongkrong saja. Hal seperti ini tak jauh berbeda juga dilakukan oleh Raisya dan ketiga sahabatnya yaitu, Leon, Ocha, dan juga Risa. Risa sekarang bergabung dengan Raisya dan lainnya. Mereka sedang asyik menyantap makan siangnya, sambil sesekali bercanda dan tertawa.
"Ehh Syaa, Loe gakmau gitu pacaran?" tanya Leon kepada Raisya tiba-tiba.
"Yaelah Lee, Loe kayak gaktau aja prinsipnya si Raisya" kata Ocha yang membalas pertanyaan Leon.
"Yaa Gue tau Chaa, cuman kan gakbosen gitu jomblo mulu?" tanya Leon lagi.
"Kayak Loe punya pacar aja Lee!" celetuk Raisya dengan santai dan membuat yang lainnya tertawa.
"Loe kan juga jomblo Lee, ngapain Loe mikirin si Raisya yang jomblo? mending Loe mikirin diri Loe sendiri, ada apa kagak yang mau sama Loe?" ejek Ocha.
"Kalau Gue mah gampang, cuman Gue nya aja pengen cari yang bener-bener cocok" sanggah Leon.
"Bilang aja Loe belum bisa move on dari Gue?? yakaaaan ???" goda Raisya.
"Diiihh.. Pede banget Loe Syaa!" elak Leon.
"Waahhh.. jangan bilang Loe pernah nembak Raisya tapi ditolak? hahaha.. kasian sekali anda" tanya Ocha dengan penasaran, mengingat persahabatan keduanya itu.
"Nyesel Gue tanya Loe Syaa!" jawab Leon sedikit kesal. Dan yang lainnya pun tertawa melihat wajah kesal Leon.
Mereka terus tertawa tanpa henti mendengar cerita lengkapnya dari Raisya, sesekali mengejek Leon. Tentu saja dia tidak masalah dengan semua ini, karena baginya hanya candaan saja. Meskipun benar faktanya kalau Leon pernah menyatakan perasaannya waktu kelas 2 SMP disebuah taman dekat komplek perumahan mereka yang banyak dikunjungi orang, membawa sebuket bunga mawar merah. Namun siapa sangka dia malah mendapkan penolakan secara halus dari Raisya. Setelah penolakan itu Leon belajar menerimanya, karena dia tidak mau kehilangan sahabat seperti Raisya hanya karena masalah cinta.
Leon sangat menyayangi Raisya, dia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga dan melindungi Raisya, meskipun perasaannya tak pernah terbalaskan bagi Leon berada disamping Raisya setiap saat itu sudah cukup. Persahabatan dari dua jenis manusia yang berbeda, bohong kalau tidak ada yang menyimpan rasa. Itulah yang tidak dapat dipungkiri oleh Leon, namun dia tetap mengontrol perasaannya terhadap Raisya dan tak akan berharap lebih lagi.
"Oyaa Syaa, gimana buat kemah minggu depan nanti Loe jadi ikut kan?" tanya Ocha tiba-tiba ditengah candaan mereka.
"Iyalah Gue ikut! harus donkk! Loe gimana Ris, mau ikut kagak? Ikut aja gakpapa kok, tambah-tambah pengalaman kan Loe gakpernah ikut eskul" ajak Raisya kepada Risa dengan antusias. Pasalnya Raisya sangat menyukai kegiatan-kegiatan di luar sekolah.
"Emmhhh nanti dehh Gue kabarin kalau Gue bisa yaa" ujar Risa, dan mendapat anggukan dari dua gadis itu.
Raisya dan Ocha adalah anak pramuka, minggu depan organisasinya akan mengadakan kemah tahunan dalam rangka penerimaan anggota baru.
"Kalau Loe Lee? kita kemah nanti Loe dateng yaa" ajak Raisya pada Leon.
"Tanpa Loe suruh juga Gue dateng Syaa, karena kemahnya bakalan diadakan bersamaan sama anggota Osis" jawab Leon, dan hanya diangguki oleh ketiga gadis itu.
Tahun ini sekolah mereka akan mengadakan kemah untuk anggota pramuka dan osis dalam rangka yang sama, penerimaan anggota baru bagi pramuka dan latihan dasar kepemimpinan untuk anggota Osis.
Sedang asyik membahas apapun dikantin, tak lama bel masuk berbunyi merekapun kembali kekelas untuk malanjutkan pelajaran selanjutnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon dukungan kritik dan sarannya, Terimakasih 🙏❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments