5. Kesepakatan

Hayden sedang memeriksa laporan. Tiba-tiba ponselnya diatas meja bergetar. Ia mengambil ponselnya dan melihat layar ponsel. Ia mendapat panggilan dari nomor asing.

"Siapa?" batin Hayden.

Hayden menggeser panel hijau di layar ponselnya dan menerima panggilan itu.

"Hallo ... " jawab Hayden dingin.

"Hallo, apa benar ini dengan Tuan Hayden Alberto?" tanya seseorang di ujung panggilan.

"Ya, benar. Anda siapa? dan ada keperluan apa?" jawab Hayden yang langsung bertanya balik.

"Saya David, Asisten Nona Ashley Dominique. Begini, Tuan. Nona ingin bertemu secara pribadi dengan Anda. Bisakah Anda meluangkan waktu malam ini?" tanya David.

Hayden mengerutkan dahi, "Ashley Dominique? Ashley ... Ash  ... ah, apa dia wanita itu? kebetulan ada hal yang ingin aku sampaikan juga padanya terkait pernikahan." batin Hayden.

"Saya akan datang. Silakan kirim alamatnya," jawab Hayden.

"Baik, Tuan. Saya akan mengirimkannya setelah ini. Terima kasih, dan maaf sudah mengganggu waktu bekerja Anda," jawab David, yang langsung mengakhiri panggilan.

Hayden menatap layar ponsel, "Apa wanita itu pembisnis juga? dia bahkan punya Asisten. Yah, itu bukan urusanku. Lagipula dia kan putri konglomerat." kata Hayden meletakkan kembali ponselnya.

Karena tidak ingin banyak berpikir, Hayde  kembali bekerja. Ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sempat tertunda selama beberapa hari belakangan karena ia sibuk menjumpai klien di luar kantor.

***

Malam harinya. Hayden sudah datang di  restoran tempat janji temu. Ia disambut dan langsung diantar pelayan ke ruang khusus pelanggan VIP. Sepanjang jalan Hayden melihat sekeliling, dekorasi dan warna dinding restoran menarik perhatiannya.

"Silakan, Tuan." kata pelayan sesaat setelah membuka pintu.

Hayden menganggukkan kepala, "Ya, terima kasih." jawab Hayden.

Hayden masuk dalam ruangan, menarik kursi dan duduk. Pelayan mengikuti masuk, meletakkan gelas dan menuang air dalam gelas. Pelayan bertanya, apakah Hayden ingin memesan sesuatu sembari menunggu? Hayden menolak, ia berkata kalau ia akan pesan setelah orang yang ditunggunya datang. Pelayan mengiakan perkataan Hayden dan pergi meninggalkan Hayden.

Hayden menatap sekeliling ruangan, dan tiba-tiba pintu terbuka. Hayden menatap ke arah pintu, ia melihat seorang wanita duduk dikursi roda dan dibantu seorang pria di belakangnya.

"Hallo, Tuan. Maaf, Nona terlambat. Kami terjebak macet," kata David.

"Ya, tidak apa-apa. Saya juga baru sampai," jawab Hayden.

David mendorong kursi roda Ashley sampai di meja, "Nona, saya akan menunggu di luar. Silakan makan dan berbincang dengan santai. Kalau ada apa-apa panggil saja saya," kata David.

"Ya, aku mengerti. Panggilkan pelayan sekalian," perintah Ashley.

"Baik, Nona." kata David yang langsung pergi.

Ashley menatap Hayden, "Terima kasih, tidak menolak permintaanku, Tuan." Kata Ashley.

"Tidak perlu berterima kasih. Lagipula aku juga ingin bertemu denganmu. Karena ada beberapa hal yang ingin aku sampaikan perihal pernikahan." kata Hayden.

Saat Ashley ingin bicara, pelayan pun datang. Ashley dan Hayden memilih dan memesan menu makan malam mereka. Ternyata keduany memesan menu yang sama secar bersamaan. Membuat pelayan kaget dan memuji kalau Hayden dan Ashley sangat kompak, juga serasi. Setelah pesanan dicatat, pelayan pun undur diri.

Ashley menatap Hayden, "Sebelum membicarakan pernikahan. Bolehkan aku bertanya satu hal padamu?" tanya Ashley.

"Ya, silakan saja." jawab Hayden.

"Lima tahun lalu, apakah kau pernah menolong seseorang yang terlibat kecelakaan di luar negeri?" tanya Ashley.

Hayden mengingat-ingat dan langsung menatap Ashley, "Ba-bagaimana kau bisa tahu? Aku memang pernah menolong seseorang dari tabrak lari dan membawanya ke rumah sakit. Karena waktu itu jadwalku kembai ke negara asalku, aku pun meninggalkanny begitu saja setelah menjelaskan semuanya pada polisi dan rumah sakit." jelas Hayden mengingat-ingat.

"Orang yang kau tolong wanita muda, benar kan?" sahut Ashley.

Hayden menganggukkan kepalanya pelan, "Ya, benar." Jawab Hayden. Hayden mengamati Ashley dan matanya langsung melebar, "Tu-tunggu, Nona. Apa mungkin ... " kata-kata Hayden langsung dipotong Ashley.

"Ya, wanita muda itu adalah aku. Aku sempat melihat wajahmu sesaat sebelum aku pingsan." jawab Ashley. Ashley mengeluarkan sebuah jam tangan dari tasnya dan memberikannya pada Hayden, "Ini milikmu, kan? sepertinya aku tak sengaja menariknya dan kau tidak sadar." kata Ashley.

Hayden menerima jam dari Ashley, "Aku mengira jam ini hilang. Ini adalah jam tangan pemberian mendiang Mamaku. Terima kasih sudah mengebalikannya," kata Hayden.

"Akulah yang seharusnya berterima kasih. Padahal selama lima tahun ini aku selalu mencarimu. Aku bahkan sampai meminta bantuan seorang pelukis untuk mengambar wajahmu sesuai gambaran isi kepalaku. Meski begitu, kau tak memberikan informasi apa-apa selain nomor ponsel yang tak bisa dihubungi." jelas Ashley.

"Itu ... ponselku hilang. Kemungkinan terjatuh saat dibandara atau ditempat lain. Dan aku tidak menyadarinya. Aku baru sadar saat sudah sampai tujuan." jelas Hayden.

Ashley tersenyum, "Ya, apapun itu, aku bersyukur bisa bertemu denganmu lagi. karena kita sudah bertemu seperti ini, apa kau tidak mau meminta sesuatu sebagai imbalan? akan kuberikan semuanya, kecuali pembatalan pernikahan. Aku punya alasan khusus kenapa aku tak bisa membatalkan pernikahan," kata Ashley.

Hayden menatap Ashley, "Bisa beritahu aku, apa alasannya?" tanya Hayden penasaran.

Ashley lantas menjelaskan, jika ia butuh seseorang untuk membantunya. Ia menceritakan apa yang menjadi masalah dalam keluarganya, Papanya memiliki sepupu yang iri hati dan ingin menguasai semua harta milik keluarga Papanya. Dia juga orang yang mencelakai Ashley lima tahun lalu, hanya saja Ashley dan Papanya tak menemukan bukti kuat karena orang itu bekerjasama dengan polisi. Semua bukti sudah disingkirkan.

"Papaku terkena kanker, dan hidupnya tidak lama lagi. Papa tidak bisa tenang kalau aku sendirian. Karena itu, aku membutuhkanmu. Tidak apa-apa kalau kau memang tidak mau menjadi suamiku sungguhan, tapi setidaknya tolong aku dengan menjadi suami kontrak. Hanya sampai aku bisa menduduki kursi pimpinan." kata Ashley.

Hayden berpikir. Ia mempertimbangkan dengan baik semuanya. Ia pun mengajukan beberapa syarat pada Ashley dan Ashley pun langsung setuju. Karena syarat dari Hayden bukanlah syarat yang berat.

"Soal itu kau bisa mengandalkanku. Di kota ini kekuasaan keluargaku tiada tanding. Apa kau ada masalah dengan keluargamu? maaf, tapi wajahmu tampak kesal dan tidak baik-baik saja," kata Ashley.

"Hubunganku dengan keluargaku memang tidaklah baik. Kami hanya terlihat akur dari luar, tetapi saling menikam di dalam. Aku adalah anak dari istri kedua, aku dan Kakakku diperlakukan berbeda sejak kecil. Entah mengapa Kakakku lebih mendapaat perhatian dan selalu dibela, sedangkan aku selalu disalahkan. Sebenarnya orang yang akan menikah denganmu adalah Kakakku, tapi Kakakku menolak. Papa tak punya piliha selain memintaku, karena selain Kakak, putranya hanya aku. Dan aku sudah betekad, aku akan mengakhiri hubungan dengan mereka setelah menikah. Maka dari itu, kau juga harus membantuku kalau mau kubantu." kata Hayden.

Ashley menganggukkan kepala, "Ya, ya. Aku mengerti. Kalau begitu, mulai sekarang, kita sepakat saling membantu." kata Ashley mengulurkan tangan.

"Setuju," jawab Hayden menyambut uluran tangan Ashley. Keduanya saling berjabatan tangan dan melempar senyuman.

Terpopuler

Comments

Kirana Putri Sudirman

Kirana Putri Sudirman

lanjut thirr

2023-07-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!