Istri Kecil Dr. Emir
SMA Tunas Harapan
Seorang siswi berlari dengan tergesa gesa saat melihat pintu gerbang hampir saja tertutup sempurna.
"EMIRA." Emira menghela nafasnya kasar, benar benar penghancur mood terbaik. Baru saja dia mendaratkan bokongnya di bangku kelas, namun sepertinya pagi ini alam sedang tidak berpihak padanya.
BRAK..
"Gue udah sering bilang jauhi Anggasta, ngga usah kegatelan lo jadi cewek. Percuma lo pakai pakaian tertutup kalo kelakuan lo di luar sana busuk, dasar ******." sisil menatap nyalang Emira
Emira memejamkan matanya, mengepalkan erat tangan yang ada di bawah meja menahan emosi, dia sudah malas sebenarnya berurusan dengan Sisil. Mantan pacar Anggasta satu ini sungguh merepotkan hidupnya hampir setiap hari.
"Kenapa, lo ngga terima gue bilang ****** hah? emang lo mesti di kasih pelajaran baru bisa mikir." Tangan sisil akan mendaratkan tamparan ke wajah Emira, berbarengan dengan bel sekolah berbunyi tiga kali menandakan semua siswa harus berkumpul di lapangan.
"Beruntung lo kali ini, cabut gays." ajak Sisil pada kedua temannya.
Semua siswi mulai heboh, saat kepala sekolah mengumumkan akan ada camping selama 3 hari 2 malam setelah ujian semester 2 ini berakhir, yang artinya akan dilaksanakan 2 minggu lagi, Kepala sekolah juga berharap untuk pengurus Osis dapat bekerja ekstra untuk mempersiapkan acara ini. Setelah pengumuman tersebut semua siswa di perkenankan untuk memasuki kelas nya masing -masing.
- - -
Dikelas 11 IPA 1
"Mir tadi Sisil kesini ya?" tanya Della saat baru sampai di bangkunya,
"Ngapain lagi tuh anak?" kali ini Kiran yang memang duduk bersebelahan dengan Emira
menatap sahabatnya dengan khawatir.
"Gue ngga papa kok, gue lagi males aja ngeladenin sisil makanya tadi gue diem aja." jawab Emira.
"Eh eh siapa itu?" tanya salah satu siswi yang berada di dekat jendela.
"Gila ganteng banget."
"Kayanya murid baru deh ngga pernah liat gue."
"Bener murid baru, eh dia kesini."
Saat bu Ani masuk ke kalas diikuti oleh siswa tampan di belakangnya, menambah kehebohan semua siswi yang ada di kalas 11 IPA 1,
"Woy muka pada dikondisikan, Ayu elap tu iler lo ngeces." Andi sang ketua kelas mengintrupsi,
"Rese lo."
"Ngerasa tersaingi kan lo?" balas siswi lainnya.
"Parah, gue, ngerasa tersaingi? mana bisa."
"Sudah sudah, kamu juga Andi bukan nya menenangkan palah bikin tambah ribut." Bu Ani wali kelas melerai kehebohan muridnya.
"Perkenalkan anak anak, di samping ibu ada murid baru Namanya Arkana pindahan dari Trinity Scholl New York AS. Ibu berharap kalian bisa menerima dia de.."
"Pasti ibu, kita akan menerimanya dengan tangan terbuka" potong nabila merentangkan tangannya seperti ingin memeluk.
Bugg, sebuah pulpen mendarat sempurna di dahinya, siapa lagi pelakunya jika bukan ketua kelas yang kebetulan adalah pacarnya sendiri.
"Awwwhh.. Andiiii." keluh Nabisa sambil mengusap dahinya yang kebas.
"Nyari perkara cewe satu ini." ucap Andi gemas pada Nabila, namun dia tau nabila hanya becanda, memang seakrab itu kelas mereka.
"Silahkan Arka kamu bisa duduk dengan Andi, dia ketua kelas di sini, walaupun sangan tidak meyakinkan." canda ibu Ani di iyakan seisi kelas.
"Wah bu, itu namanya pencemaran nama baik." balas andi mendramalisir.
Arkana duduk di sebelah Andi tepat di belakangan Emira, Arka memfokuskan pendangan nya pada punggung Emira, dia tau saat seisi kelas heboh hanya 3 anak didepannya yang tampak terlihat cuek.
"Menarik." batin Arkana.
Bel sekolah berbunyi menandakan kelas telah berakhir, 7 jam pelajara telah di lewati dengan hikmat hari ini.
"Eh Sorry Ka". saat Emira berdiri dan hendak pergi dari bangkunya tas yang di gendongannya tidak sengaja mengenai punggung Arka, tidak ada jawaban, Emira mengedikan punggung nya ke kedua sabahatnya kemudian berlalu meninggalkan kelas.
Arka pun tak lama berdiri dan pergi meninggalkan kelas barunya. Sepanjang perjalanan menuju parkiran siswi siswi yang memang menunggu Arka keluar bersorak histeris. Arkana melawati dengan tenang dan cuek. mereka seperti tidak pernah melihat siswa tampan sebelumnya. Padahal di sekolah Tunas Harapan selain siswa siswinya yang berprestasi tentu juga penampilan yang good looking. Namun tetap saja Arka mengalihkan semuanya.
"Cabut bro, sebelum semua siswi pada heboh karena lo." ajak Andi yang sudah ada di motornya, dan di jok belakang sudah ada Nabila sang pacar.
Arka hanya menjawab dengan anggukan, kemudian motor sport Andi melaju meninggalkan parkiran sekolah. Saat Arka sudah menaiki motornya dan bersiap menancapkan gas, pandangannya teralihkan pada tiga orang yang berada di depan ruang koperasi yang memang berada di samping parkiran sekolah, bukan bermaksud menguping, namun suara mereka cukup keras dan mengalihkan perhatiannya.
"Lo bilang dong sama mantan lo yang sok cantik itu, ngga usah gangguin Emira terus." Bukan Emira yang marah melainkan Kiran karena tidak terima sahabatnya terus di usik oleh cewe ngga jelas seperti sisil.
"Udah dong Na, jangan kaya gini ngga enak sama yang lain, lagian Angga juga ngga salah kenapa jadi lo marahnya sama Angga." Emira merasa tidak enak.
"Gue minta maaf ya mir, sumpah gue ngga enak sama lo, Gue juga ngga abis pikir kenapa Sisil masih terus anggep hubungan gue sama dia masih lanjut." Jelas Anggasta agar Emira tidak salah paham, sebenarnya Angga merasa tidak enak pada Emira karena bagaimanapun juga mereka pengurus osis inti, yang sudah pasti akan sering berinteraksi untuk mengurus kegiatan sekolah. Angga khawatir jika masalah ini akan membawa ke organisasi.
"Sante, gue juga ngga masalah kok, ya udah cabut yu, gue masih ada kerjaan abis ini." Ajak Emira pada Kiran dan Anggasta agar pembicaraan ini tidak semakin memanas.
"Jadi namanya Emira". batin Arka setelah ketiga orang tadi meninggalkan tempatnya Arka juga melajukan motor sport nya meninggalkan parkiran sekolah.
- - -
*Emira Najda*
Gadis cantik yang memiliki kulit putih, mata bulat berwarna hazel dengan bulu mata tebal dan lentik, alis narutal yang berwarna hitam nan tebal serta memiliki hidung yang cukup mancung. Kesempurnaan seorang wanita hampir ada pada dirinya.
Dia siswi yang berprestasi dan aktif dalam kegiatan sekolah, Emira bukan dari keluarga kaya seperti kedua sahabatnya, namun juga bukan dari keluarga yang serba kekurangan. Dia tinggal di sebuah rumah minimalis modern bersana neneknya yang saat ini berusia 65 tahun, keluarga satu satunya yang saat ini dimiliki Emira. Kedua orang tuanya telah meninggal saat dirinya berusia 8 Tahun karena sebuah kecelakaan. Hal itu yang menjadikan sosok Emira mandiri.
Kedua orang tua Emira dulunya memiliki sebuah toko kueh yang sangat ramai dan terkenal karena selain rasanya yang enak juga tempatnya yang strategis, saat ini toko kue tersebut di kelola oleh Emira di bantu sang nenek dan 5 orang karyawan. Sebagai sumber penghasilan utama Emira, karena itu setelah selesai sekolah dan jika tidak ada kegiatan Emira akan bekerja di toko kueh miliknya sendiri yang di beri nama Najda Cake.
**
Rumah Emira
"Assalamualaikum."
Emira mengucapkan salam saat sudah sampai dirumah, dirinya tidak menyadari jika dirumanhnya tengah ada tamu.
"Sini nak, perkenalkan ini Bu Daniah dan suami ibu Daniah Namanya Pak Barra." Nenek memperkenalkan tamunya saat Emira sudah mendekat. Emira memperkenalkan diri sambil menyalami tangan Bu Daniah dan dengan pak Barra Emira hanya mengatupkan tangannya di dada sebagai salam seorang muslim. Bu Daniah tersenyum senang
melihat itu.
"Masya Allah sayang kamu cantik sekali, baru pulang sekolah ya?" sapa Bu Daniah ramah.
"Iya tante, maaf Emira tidak tahu jika ada tamu, jadi Emira tidak membawa apapun." Emira berucap demikian karena di meja hanya di hidangkan Air mineral dan kueh dari toko yang memang selalu tersedia di rumah.
"Tidak perlu merasa bersalah sayang, tante juga mendadak kesini, karena merindukan nenek." balas Bu Daniah dengan senyum ramah.
"Kamu sekolah di Tunas Harapan kan? kebetulan sekali anak nakal tante juga baru pindahan ke sana."
"Benar tante, emm.. baru pindah? apakah namanya Arkana tante? tanya Emira.
"Wah, apakah anak kamu sudah membuat onar mas sehingga dihari pertama saja Emira sudah mengenalnya?" pertanyaan itu di ajukan kepada suaminya dengan sudut bibir yang di angkat sebelah ke atas.
"Apa sih bun, sama anak sendiri tidak pernah akur heran ayah tuh. Jauh di kengenin, giliran sudah dekat kerjaan nya ribut terus setiap hari, lama - lama ayah pusing melihat kalian berdua". Ayah Barra benar-benar mendramalisir keadaan.
"Kebetulan Emira satu kelas dengan Arkana tante." Emira mencoba menjelaskan karena merasa tidak enak,
"Benarkah?" terlihat senyum merekah di wajah ibu Daniah.
"Ya Sudah kamu ganti pakain dulu dan bisa langsung ke Toko ya, nenek lihat tadi lumayan
rame di toko." perintah nenek pada Amira.
"Iya Nek, kalo begitu saya permisi dulu pak, bu, assalamualaikum."
Emira pamit dengan menundukan badan nya dan meninggalkan ruang keluarga untuk membersihkan diri sebelum berangkat ke Toko.
**bersambung**
_Karena cinta akan datang jika kamu tidak menutup Diri_
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
💗vanilla💗🎶
izin nyimak ya thor 😁
2023-07-06
1
Soraya
Assalamu'alaikum permisi numpang duduk dl ya kak
2023-06-26
1
Tetik Saputri
hadir saling support
2023-06-05
1