Come Back My Love
Pagi yang temaram di sebuah kelas pada saat jam kerja sedang berlangsung, para siswi sibuk berbisik membahas hal yang sangat menarik bagi mereka.
"Tau tidak, di kelas kita akan ada murid baru" Jelas Jesika salah satu murid dikelas tersebut.
"Oh ya,,,? Laki-laki atau perempuan? Ganteng kah? Atau cantik kah? Tanya Meilin penasaran.
"Sstt... Kecilkan suara mu, bisa-bisa Miss Santi mendengar pembicaraan kita" Ketus Jesika menunduk sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuknya.
"Salah mu sendiri, kau membuatku penasaran saja." Meilin Kesal
"Seorang pria, tampan, dan dengar-dengar dia pindahan sekolah dari Negara X, tau Mension mewah yang ada di Desa kita? Ternyata dia tinggal disitu." Jelas Jesika dengan serius.
"Wah,,, Akhirnya Mension megah itu ada penghuni nya juga ya, tapi kenapa dia mau ya pindah ke Desa kita dan pindah ke Sekolah ini, bukankah di kota lebih baik ya pendidikan maupun perkembangannya. Sungguh di sayangkan. Tapi kira-kira wajahnya seperti apa ya Jes, aku begitu penasaran ingin cepat-cepat melihatnya. " Meilin tersenyum merekah.
Jesika hanya menjawab dengan menaikkan bahunya.
Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi Miss Santi memperhatikan mereka yang sangat asyik berbicara tanpa mendengarkan pelajaran yang diajarkannya.
"Sudah selesai bicaranya Jesika? Meilin? Bisa jelaskan kembali apa yang saya jelaskan barusan" Tanya Miss Santi, Jesika dan Meilin terlonjak kaget dan gelagapan menjawab pertanyaan Miss Santi. Mereka pun saling melirik.
"Maaf Miss, anu... Tadi itu...!!! Meilin gagap
" Jesika kenapa diam? Bukankah dari tadi terlalu banyak yang ingin kau sampaikan? Sindir Miss Santi.
"Maaf Miss..." Jesika menjawab sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Baiklah anak-anak Miss yang cantik-cantik, silahkan berdiri di depan kelas sambil mengangkat sebelah kaki kalian dan memegang kedua telinga kalian." Tegas Miss Santi sambil tersenyum mematikan.
"Tapi Miss..." Rengek Jesika
"Ayo cepat, kalian sudah terlalu membuang waktu saya dan teman-teman kalian".
" Baiklah Miss." Jawab Meilin sambil beranjak dari kursinya di ikuti oleh Jesika dengan wajah kusut dan bibir manyun nya.
"Pelajaran kita lanjut kembali, buka halaman berikutnya" Sambil melirik Jesika dan Meilin yang sudah berada di depan kelas sambil mengangkat sebelah kaki dan memegang telinga.
"Semua ini karena mu Jes, mulutmu tidak berhenti sedikit pun, aku jadi tertimpa masalah seperti ini, seumur-umur aku tidak pernah di hukum begini" Kesal Meilin
"Kenapa malah menyalahkan ku, yang benar saja, volume suaramu teralu kuat, hingga sampai ke telinga Miss Santi" Jawab Jesika sambil membuang muka dan seketika membulatkan matanya dan membuka mulutnya.
"Lin, lin, lihat lin." Sambil memukul lengan Meilin tanpa berpaling dari sesuatu yang dipandangnya sedari tadi.
"Apalagi Jes? " Meilin semakin kesal
"Itu lihat, itu Pria yang aku ceritakan tadi." Jawab Jesika kegirangan.
Meilin langsung mengalihkan pandangannya ke arah dua orang yang sedang berjalan mendekati mereka. Dua orang yang berbeda umur, yang pastinya pria pertama dengan umur sekitar 50an yang sering dilihatnya yang tak lain adalah kepala sekolah dan dengan pria satunya lagi pria yang baru pertama kali dilihatnya.
Mata mereka tidak lepas dari sosok anak laki-laki tampan nan rupawan yang berjalan dengan gagah ke arah mereka.
Bertubuh tinggi, dengan mata tajam nya yang tetap terlihat indah, bulu mata yang lebat, alis yang lentik dan bibir merah yang sedikit tebal menambah pesona nya dengan gagah melewati keduanya tanpa melirik sedikit pun.
"Hh.. Wangi sekali." Jawab Jesika sambil memejamkan matanya dan menikmati harumnya anak laki-laki itu.
"Bagai pahatan yang sudah dirangkai sempurna oleh Tuhan. Aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama lin" Jelas Jesika lagi dengan mata berbinar dan senyum termanis.
"Heii...Itu kata-kata yang juga pernah kau ucapkan saat melihat Leon." Sebelah bibirnya terangkat.
"Kali ini benar-benar berbeda Lin. Aku suka dia. "
Meilin membuang nafas dengan kasar setelah mendengar omongan Jesika.
"Terserah mu saja, jika Leon tau, pasti dia tidak akan tinggal diam." Jelas Meilin mengingatkan Jesika.
"Aku tidak perduli. " Jawab Jesika yang tak lepas terus memandang wajah pria baru itu.
**
"Permisi Miss Santi, maaf saya menggangu waktunya sebentar, ini ada murid baru yang mulai hari ini pindah belajar disekolah kita dan tepat nya di Kelas XI-A. Pindahan dari Kota X. Mohon bimbingan nya ya" Jelas Edward sang kepala sekolah.
"Silahkan pak, agar diperkenalkan kepada teman-teman baru nya. Silahkan nak. "
Mempersilahkan anak laki-laki itu memperkenalkan diri nya di depan.
Anak laki-laki itu pun mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya.
"Selamat pagi, perkenalkan aku Keenan Emery Kiel. Salam kenal untuk semuanya. Terima kasih. " Tegasnya dengan suara serak dan terdengar sangat seksi membuat para siswi senyum-senyum dan saling berbisik-bisik. Karena baru kali ini disekolah mereka ada anak laki-laki yang begitu menawan.
"Suaranya membuat hatiku berdebar. Namanya juga keren seperti orangnya. " Jawab salah satu siswi yang pasti Keenan mendengar itu dan langsung menyipitkan mata nya menatap tidak suka ke arah siswi itu, anak perempuan itu pun tertunduk malu. Hal itu membuat Miss Santi tersenyum.
"Baiklah nak Keenan silahkan duduk di bangku mana pun yang kau mau." Miss Santi mempersilahkan.
"Disini saja. " Benrik menawarkan kursi di sebelahnya. Salah satu murid Pintar dikelas itu.
"Tidak perlu repot" Jawab Keenan mengabaikan dan langsung duduk di Kursi kosong yang terletak di paling belakang.
Keenan duduk dengan wajah sombong tak bersahabat membuat murid-murid lain yang melihat merinding ngeri walau mereka juga terpana dengan ketampanan yang dimiliki pria itu.
"Terlalu sombong. " Jawab Benrik dengan senyum kecutnya.
Keenan lebih merasa nyaman duduk dikursi paling belakang, paling tidak dia tidak terganggu dengan tatapan-tatapan menjijikkan oleh para gadis-gadis disekitarnya. Karena itu sangat membuatnya tidak nyaman. Yah Keenan seorang Introvert Boy.
Jam istirahat pun tiba, di saat Keenan ingin beranjak dari bangku, tiba-tiba Jesika dengan agresif menghampirinya.
"Hai... Aku Jesika." Jesika dengan percaya diri mengulurkan tangannya sambil tersenyum genit.
Keenan hanya menatap risih tangan gadis itu tanpa melihat wajah jelita sang gadis. Lalu berdiri dan memasukkan tangannya kedalam saku celananya.
"Singkirkan tangan mu, aku tidak menerima asal uluran tangan manusia yang tidak ku kenal." Tegas Keenan.
Jesika melotot dan tidak menyangka pria tampan didepan nya ini bermulut sadis.
"Enyahlah,,,Kau membuang waktu ku saja. " Keenan langsung berjalan meninggalkan Jesika yang masih terdiam tidak menyangka berhadapan dengan Pria sesadis Keenan. Meilin pun terpaku melihat sahabatnya yang telak di tolak mentah-mentah oleh anak laki-laki itu. Dan dia sangat tidak menyangka. Gadis secantik Jesika masih ada yang menolak.
Jesika tersenyum sambil memutar bola matanya.
"Baru kali ini ada yang berbicara kasar pada seorang Jesika. Huh tapi aku suka. " Sambil tersenyum licik.
"Hai Bidadari ku" Leon masuk dan tidak sengaja menabrak bahu kekar Keenan, Leon sangat terkejut, Keenan tidak berbalik sedikit pun, dia tetap berjalan melewati semua orang tanpa menatap siapa pun.
"Heii,,, kenapa kau begitu ceroboh. " Teriak Leon pada Keenan yang semakin tidak terlihat.
"Siapa dia? Kenapa sombong sekali." Menepuk-nepuk bahunya dan langsung beralih ke Wajah Pujaan Hatinya yang sedang bermuka kusut.
"Sayang,,,Ada apa dengan wajah cantik mu? Kenapa kau merusaknya dengan bibir panjang ini. " Rayu Leon yang sama sekali tidak di gubris oleh Jesika.
"Menjauhlah,,, aku sedang tidak bersemangat." Duduk di kursinya dengan wajah yang lesu.
"Baby ada apa? Siapa yang membuat mood mu berantakan. Biar aku patahkan lehernya. Berani-berani nya dia merusak senyum manis mu" Leon tak berhenti merayu Jesika.
"Leon, hentikan, jangan sering-sering ke kelas ini lagi, tidak enak dengan teman-teman ku disini. Aku Risih. " Jawab Jesika dengan malas.
Meilin hanya senyum, dia tau jika sahabatnya sudah berpaling hati dengan pria berbisa yang baru saja dikenalnya.
Leon terkejut mendengar ucapan Jesika yang tak biasanya seperti ini.
"Ada apa dengan mu, apa aku punya salah yang membuat mu seperti ini? Kau tidak biasanya mengusir dan mengabaikan ku. Biasanya juga kau selalu merajuk jika aku tidak datang. " Jelas Leon bersedih.
**
Di dalam toilet sekolah Keenan merutuki dirinya sendiri kenapa bisa pindah ke sekolah ini. Hal ini sangat membuatnya kesal setengah mati. Orang tua nya secara sepihak memutuskan Keenan pindah ke sekolah ini tanpa bertanya dan minta persetujuan darinya terlebih dahulu. Dalam setahun entah sudah berapa kali Keenan pindah sekolah tanpa alasan yang masuk di akal bagi pria itu. Tidak lama handphone Keenan berdering. Keenan segera mengambil handphone tersebut dari saku nya dan ditatap nya benda pipih itu yang ternyata panggilan dari sang ibu. Keenan dengan cepat menjawab panggilan tersebut.
" Ya mam...? Jawab nya ketus.
"Hai sayang, bagaimana di sekolah baru nya? Apa ada kendala? Tanya sang ibu dengan suara selembut sutra.
" Menurut mama? tanpa mama bertanya pasti mama tau bagaimana anak mu disini. " Jawab nya kesal. Terdengar helaan nafas kasar dari suara lembut sang ibu.
"Maafkan kami sayang, Mama dan Papa tidak bermaksud memindahkan mu tanpa bertanya terlebih dahulu." Terdengar suara sedih sang ibu yang dapat di rasakan oleh Keenan.
"Aku tidak tau jelas apa tujuan kalian melakukan hal ini tapi kalian harus tau aku lelah ma, aku capek dengan semua ini, setiap aku bertanya kenapa, alasan kalian tidak ada yang masuk di akal. Dalam setahun ini sudah berapa sekolah yang aku jelajahi ma, aku seperti boneka bagi kalian. " Keenan semakin meledak-ledak hingga membuat sang ibu kebingungan untuk menjelaskan alasannya.
"Nak kelak kau akan tau mengapa kami melakukan ini, intinya semua demi keselamatan mu. "
"Keselamatan apa ma, bahaya apa yang mengincar ku? Apakah aku akan mati jika tidak pindah dari satu tempat ke tempat yang lain? Bisakah mama menjelaskan nya agar aku paham?
Sang ibu pun langsung terdiam membisu. Tidak mampu menjawab apa lagi menjelaskan segalanya. Hatinya sangat sakit.
" Mama diam artinya sudah jelas, aku akan seterusnya menjadi boneka bodoh untuk kalian. Aku harus kembali ke kelas ma, jaga kesehatan" Keenan langsung memutus panggilan tersebut.
"Aaarghh...!!! Kesal Keenan sambil memukul-mukul dinding kamar mandi yang kebetulan tidak ada seorang pun yang ada di dalam. Dia menatap lamat wajah nya di depan kaca, terlihat wajahnya memerah karena marah. Keenan pun segera beranjak dari toilet tersebut, saat di depan pintu toilet Keenan mendengar suara dari belakang Toilet dan penasaran Keenan langsung mencari sumber suara tersebut dan saat mendekat.
"Bughh....! Keenan terjatuh dan tubuhnya setengah tergeletak dilantai dengan menahan dengan kedua tangannya agar tak seluruh tubuh nya jatuh ke lantai. Tubuh nya terasa berat dan langsung menyadari bahwa didepan mata dan tubuh nya ada seorang gadis bermata bulat berwarna coklat dan berambut hitam legam berserakan tengah menatapnya. Harum melati langsung menyergap penciuman Keenan, harum yang sangat menenangkan. Keenan pun tanpa sadar menatap lamat wajah sendu sang gadis, menatap mata dan setiap inci wajah gadis manis itu, seketika Keenan pun langsung bersin dan memecahkan lamunan sang gadis. Gadis itu pun langsung berdiri sambil membersihkan seluruh baju dan rok nya. Keenan masih bersin terus menerus.
"Meong...!!!!
" Heii,,, ternyata disini, aku mengejarmu dari tadi, kau berlari terlalu jauh. " Gadis itu menggendong kucing cantik berwarna putih yang sedari tadi di kejar-kejarnya untuk diberi makan. Melihat kucing tersebut sontak Keenan langsung menjauh sambil menggosok-gosok hidung nya yang terasa sangat gatal. Yah Keenan Alergi binatang berbulu.
"Bisa kau jauhkan binatang itu dariku? Kesal Keenan dan kembali bersin.
Gadis itu hanya melirik nya sekilas tanpa merespon perkataan Keenan. Melihat itu Keenan semakin kesal.
" Kau tidak punya mulut? " Keenan masih menunggu respon sang gadis.
"Waktunya makan Pussy, kau harus makan agar tubuh nya cepat besar. " Gadis itu mulai beranjak meninggalkan Keenan yang masih duduk di lantai sambil memegangi hidung nya yang semakin merah seperti tomat.
"Hei,,, berani nya kau pergi tanpa mengatakan apapun. " Suara menggelegar Keenan seketika menghentikan langkah sang gadis. Gadis itu memutar bola mata nya dan dengan lantang menjawab.
"Tidak ada yang memerintahkan mu untuk datang ke tempat ini." Jawab gadis itu ketus dan semakin membuat Keenan naik darah.
'Berani sekali wanita ini, siapa dia' Keenan bergumam dalam hati. Gadis itu pun langsung beranjak tanpa mendengar ocehan Keenan.
"Sialan....!!! Teriak Keenan yang sama sekali tak di gubris gadis yang semakin lama semakin menjauh.
Keenan pun bangkit dari duduknya dan masih tetap memegang hidung yang semakin memerah. Tak mungkin Keenan kembali ke kelas dengan kondisi hidung yang memerah seperti tomat ini. Bisa-bisa dia menjadi bahan tertawaan di dalam kelas baru nya. Dan segera dia mengambil Handphone dan segera memulai panggilan baru yaitu sang supir yang sedang menunggu di parkiran sekolah.
"Pak Toto segera bawa obat alergi saya ke Toilet belakang sekolah. Secepatnya... "
"Tuan kenapa? Alerginya kambuh lagi, toilet yang sebelah mana Tuan? Jawab Toto kepanikan.
Keenan pun semakin kesal menjawabnya karena Keenan juga tidak tau menjelaskan di toilet mana dia berada.
" Jelajahi saja semua Toilet disini. Pak Toto tau sendiri saya juga baru disini. Cepat pak Toto jangan banyak bertanya. " Kesal Keenan dan langsung memutus panggilan tersebut.
Keenan pun kembali masuk kedalam toilet untuk membasuh seluruh wajah nya. Jelas dia sangat tidak tahan dengan segala bulu-bulu pada binatang.
"Apa wanita itu tidak sadar kalau di tubuhnya begitu banyak bulu dari kucing itu. Dasar bodoh. " Keenan terus marah dan masih menggosok-gosok hidung nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
my name
mampir dl thor
2023-08-04
0