Di dalam ruangan kepala sekolah. Toto panik belum bisa menemukan Tuan muda nya yang sekarang ini berada di Toilet, sudah berapa Toilet yang dia datangi tapi tidak menemukan keberadaan sang Tuan. Toto merasa putus asa dan memutuskan untuk pergi ke ruang kepala sekolah untuk meminta bantuan.
"Selamat siang pak." Sapa Toto
Kepala sekolah langsung melihat wajah panik Toto.
"Siang juga, bapak supir nya Nak Keenan kan? Ada yang bisa dibantu pak, saya lihat wajah anda begitu panik? Tanya nya serius
" Begini pak, saya sedang mencari majikan saya, tadi saya disuruh ke Toilet untuk mengantarkan obat, sepertinya Alergi nya kambuh, saya sudah berkeliling mencari keberadaannya di setiap Toilet tapi tidak ketemu pak." Toto semakin panik
Kepala sekolah diam sejenak.
"Untuk Toilet yang berada di ujung sekolah sudah dicari? Mungkin Keenan ada disana. Mari saya tunjukkan tempatnya. " Langsung bergegas dan ikut panik karena mendengar Keenan sakit. Bagaimana tidak Keenan merupakan Putra dari salah satu orang yang berpengaruh di Desa ini terlebih untuk sekolah ini.
Setibanya di Toilet tempat dimana Keenan berada. Anak laki-laki itu duduk terkulai lemas di lantai dengan hidung yang semakin memerah. Melihat itu Kepala sekolah dan Toto semakin panik.
"Tuan Muda anda tidak apa-apa? Kita ke rumah sakit sekarang ya. " Panik Toto
"Kenapa ke Toilet ini Nak Keenan, ini toilet yang jarang sekali di pakai. Mari kita ke UKS untuk melakukan pertolongan pertama" Tutur kepala sekolah yang semakin panik.
"Tidak perlu ke UKS, pak Toto serahkan obatnya. " Menjawab dengan suara yang lemas.
"Ini Tuan. " Toto menyerahkan obat dan juga air mineral untuk Keenan. Dan Keenan segera meneguknya dengan cepat.
Perlahan rasa gatal dan sakit di hidungnya pun menghilang, Keenan merasa mulai tenang. Keenan masih terduduk di lantai dengan mata terpejam. Kepala sekolah masih setia menemani anak laki-laki itu karena bersikeras tidak ingin ke UKS dan dia mengikuti keinginan Keenan yang tidak terbantahkan.
"Bagaimana nak Keenan, apa sudah merasa lebih baik. Sebaiknya nak Keenan langsung pulang ke rumah berhubung jam pelajaran juga akan berakhir setengah jam lagi.
" Hm,,, " Jawab Keenan singkat dan langsung berdiri dibantu oleh Toto.
"Kedepannya jangan ke toilet ini lagi ya, toilet ini sangat kotor. "
Keenan berjalan perlahan dan tiba-tiba langkahnya terhenti.
"Gadis yang sering ke Toilet ini..... " Seketika omongan Keenan terhenti.
"Gadis? Tidak ada seorang pun yang mau dan berani ke Toilet ini. Segera pulang dan beristirahat agar besok bisa lebih baikan" Jelas kepala sekolah
Keenan pun melanjutkan langkah nya di ikuti oleh kepala sekolah dan Toto sang supir. Keenan dan Toto langsung bergegas ke parkiran sekolah dan meninggalkan sekolah menuju Mansion.
Tiba di Mansion Keenan langsung menuju kamar dan segera membersihkan diri. Dia merasa tubuhnya sangat lengket dan dirinya butuh menenangkan diri paska kejadian tadi. Keenan merendam dirinya didalam bathup sambil memejamkan matanya, menghirup harum aromatic yang menenangkan hati dan pikirannya, seketika pikirannya beralih pada Gadis manis yang ditemui nya di belakang toilet siang tadi. Dan mata nya langsung terbuka menatap keatas langit-langit kamar mandi yang sudah di design dapat melihat langit sore yang cerah. Seketika bibir Keenan terangkat dan tercipta senyum licik menghiasi wajah nya.
"Berani sekali dia mengabaikan dan meninggalkan ku begitu saja, apa mulutnya tidak bisa mengucap kata maaf. Sudah jelas dia bersalah. Gadis sialan." Kesalnya sambil memukul air didalam bathup. Terdengar suara ketukan pintu kamar Keenan.
"Tuan ada telpon dari Tuan besar." Ucap Maria seorang pelayan yang berkerja di Mansion. Keenan mendengar tanpa menjawab, tumben ayahnya meneleponnya melalui telepon Mansion. Keenan pun langsung menyelesaikan mandinya. Selesai mandi Keenan memeriksa ponselnya. Dan benar saja, sudah banyak panggilan tidak terjawab dari Ayah, ibu serta kakek nya. Keenan pun mendesah kesal dan langsung menekan tombol panggilan dan segera memanggil sang Ayah. Tidak berapa lama panggilan itu pun dijawab oleh suara berat sang Ayah.
"Apa gunanya ponsel mu itu jika susah dihubungi Tuan Muda Kiel." Nada suara kesal sang Ayah sangat mendominasi Keenan
"Aku sedang mandi Pa. " Jawab Keenan
"Kau tidak tau kami semua disini panik setelah mendengar kau sakit. Terutama Mama mu. "
'Mulut pak Toto harus di amankan sesekali' bergumam didalam hati menahan kesal.
"Jangan berlebihan, ini juga sering terjadi padaku disaat alergi ku ada yang memicu. Bukan hal yang mengkhawatirkan Pa. "
"Lalu bagaimana kondisimu saat ini? Apa sudah membaik? Suara sang Ayah pun melembut.
"I'm good" Sejenak tidak ada suara diantara kedua. Mereka hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.
"Apa kau masih marah pada Papa mu sampai saat ini? " Sang ayah memulai pembicaraan.
"Aku bukan anak kecil yang akan marah saat tidak diberi mainan." Keenan berjalan menuju balkon. Sambil melihat hamparan kebun di sekitar Mansion nya. Ada kebun beraneka macam bunga dan buah-buahan. Melihat pekerja yang masih aktif bekerja hingga sore hari. Seketika alis Keenan sedikit naik melihat seorang pekerja yang sudah mulai tua, sekitar umur 50-an didampingi seorang gadis yang Keenan merasa tidak asing. Mungkin dia anak dari pekerja itu. Gadis itu dengan lincah membantu sang ayah.
"Jangan merasa di khianati, semua demi kebaikanmu. " Pandangannya seketika beralih setelah mendengar suara sang ayah.
"Santai saja pa, aku sudah terbiasa, lagian apa aku bisa membantah seorang Anderson Kiel" Sindirnya
"Keenan Emery Kiel.... " Sang Papa naik darah mendengar perkataan putranya yang semakin dingin padanya.
"Baiklah, aku tutup dulu. " Keenan mematikan sepihak panggilan dari ayah nya dan langsung bergegas ke arah kebun.
**
"Kau dengar sendiri, Putra mu sangat keras kepala sayang. " Anderson mengeluh pada sang istri tercintanya.
"Dia juga putra mu, kalian sama, Sama-sama keras kepala." Sandra tersenyum lembut pada suami nya.
"Wajar Keenan seperti itu, dia kecewa kita selalu mengambil keputusan tanpa bertanya dia senang atau tidak. Terkadang aku tidak tega melihatnya. " Sang istri menundukkan kepalanya sambil menutupi wajah nya dengan jari-jarinya.
"Sayang jangan bersedih seperti ini, aku tidak ingin dirimu sakit memikirkan hal ini. Percaya lah semua akan baik-baik saja dan ini semua demi keselamatan Putra kita, dia pewaris di keluarga besar Kiel, segala keselamatan harus terjamin. Dia akan menjadi penerus yang hebat di masa depan. Dan untuk saat ini seperti ini dulu yang harus kita jalani. Aku juga berat mengikuti semua perintah Ayah, Ayah selalu bertindak diluar kendali ku, hingga Putra ku mengira semua karena ulah dan keinginan ku. Tapi kau harus yakin Ayah juga melakukan ini demi keselamatan Keenan. Keenan sedang tidak aman sayang. " Anderson mencoba menenangkan sang istri.
"Ayo kita pindah ke Negara lain yang lebih aman, aku tidak ingin tinggal di tempat mewah tetapi tidak bisa hidup dengan tenang, aku harus berjauhan dengan Putra ku, tidak bisa menemaninya disaat dia membutuhkanku. " Sandra mulai menangis tersedu membuat hati Anderson semakin sakit.
"Putra kita anak yang kuat, aku yakin dia pasti mengerti dan bisa menerima. Kita tidak bisa pergi dari sini. Karena 80% bisnis kita berkembang disini sayang. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Ayah pasti kecewa jika aku tidak bertanggung jawab atas Tugas dan Jabatan yang dia serahkan padaku saat ini. "
"Terus sampai kapan? Sandra terus menangis
Anderson pun langsung menarik Sandra ke dalam pelukannya.
" Tenang lah semua akan baik-baik saja. Percaya padaku. Hmm. Sekarang fokus pada Kenny, Putri kita juga butuh perhatian mu, kau terlalu hanyut memikirkan Keenan hingga mengabaikan Putri kita"
Sandra hanya bisa mengangguk. Anderson mengelus sayang punggung sang istri dan mengecup puncak kepala istrinya. Begitulah Anderson, sangat hangat bila bersama istrinya dan sangat dingin dan tegas bila bersama orang lain. Sifatnya tidak beda dengan Keenan yang memiliki mulut berbisa yang bisa mematikan siapa pun. Keenan memang masih belum tamat sekolah tetapi aura dan kepribadiannya sangatlah dewasa. Dia pantas menjadi penerus keluarga Kiel. Karena dia mewarisi sifat dan watak pemimpin yang sangat tegas dari sang kakek dan Ayah nya.
**
Di Mansion, Keenan sudah berada di kebun, matanya melihat kesana kemari, entah apa yang dia cari. Tanpa sadar Toto sudah ada di belakang nya.
"Maaf Tuan, tuan sedang mencari siapa? Tanya Toto .
" Tadi aku melihat pekerja dan seorang gadis disini. Kemana mereka? " Tanya Keenan.
"Sudah jam 5 sore Tuan, kemungkinan mereka sudah pulang. "
"Bagaimana mungkin, aku baru saja melihat mereka dari balkon kamar ku."
"Iya tapi mereka baru saja pulang Tuan, sebaiknya besok Tuan datang kesini lagi ya. " Bujuk Toto.
"Siapa gadis itu? Mengapa dia bekerja disini?" Keenan penasaran.
"Mungkin itu anak dari salah satu pekerja disini tuan." Jawab Toto
"Baiklah Pak Toto, aku ingin kembali ke kamar ku. Untuk makan malam jangan antar ke kamar ku lagi. Aku akan makan dibawah. "
"Baik Tuan" Toto mengangguk melihat Tuan nya sudah beranjak dari hadapannya. Tuannya memang masih sangat Muda, tetapi pembawaan dirinya sangat dewasa jauh dari Umur nya saat ini yang masih 17 tahun. Sehingga para pelayan banyak yang sungkan dan takut menyinggung nya. Begitu pun Toto, dia sudah bertahun-tahun bekerja di Mansion ini sebagai pengawas sekaligus supir Pribadi Tuan Newton Kiel yang tak lain adalah Kakek Keenan. Toto sangat takjub saat pertama kali bertemu dengan Tuan Muda nya. Begitu kharismatik, belum menginjak umur 20 tahun pria itu sudah terlihat seperti seorang pemimpin yang tegas dan mendominasi. Siapa pun melihatnya pasti akan takluk.
**
Pagi hari yang cerah, Keenan siap berangkat ke sekolah.
"Kita berangkat sekarang Pak Toto. " Ajak Keenan.
"Baik Tuan silahkan. " Mempersilahkan Keenan berjalan lebih dulu dan Toto mengikutinya dari belakang.
Saat di perjalanan yang sunyi, Keenan menatap ke luar Jendela, dia merasa sebenarnya tempat ini sangat Indah, nyaman dan tentram, cocok untuk seorang Keenan yang memang tidak begitu suka dengan keramaian, dia hanya kecewa karena orang tua nya tidak lebih dulu meminta pendapatnya. Tiba-tiba Toto menginjak pedal rem secara mendadak sehingga membuat Keenan terdorong kedepan dan kepalanya terbentur bangku didepan nya.
"Pak Toto, ada apa? Ingin aku mati mendadak?" Nada suara Keenan meninggi menandakan dia marah.
"Maaf Tuan, ada orang tiba-tiba di depan mobil kita. Saya akan cek keluar dulu. Tuan silahkan menunggu didalam saja. " Toto pun keluar dari mobil menghampiri orang yang hampir saja di tabraknya.
"Hei ada apa dengan mu? Kenapa tiba-tiba muncul di depan mobil? Bagaimana jika kau tertabrak. Kau membahayakan dirimu dan orang lain. Untung saja tidak terjadi apa-apa pada majikanku" Suara Toto sedikit marah dengan seorang gadis yang sedang berjongkok menunduk mengelus bulu lembut kucing kecil yang hampir saja ketabrak mobil. Gadis itu pun berdiri di hadapan Toto dan tepat di depan mobil.
"Maaf tuan, saya hanya ingin menyelamatkan kucing ini, dia berlari kearah jalan, dan melihat mobil tuan mendekat, saya segera mengambilnya. Maaf kan saya sudah membuat kalian dalam bahaya. " Gadis itu menunduk meminta maaf.
Toto tidak tega melihatnya, melihat mata sendu gadis itu dia langsung luluh dan tidak tega untuk menegurnya lebih keras terlebih dia hanya ingin menyelamatkan seekor kucing di jalanan. Toto pun tersenyum lembut. Pembicaraan mereka pun tidak lepas dari pantauan Keenan yang sedari tadi melihat keduanya berbicara, senyuman iblis Keenan pun muncul kepermukaan wajah tampan nya. Dia mengenali gadis itu.
"Baiklah tidak apa-apa, lain kali pikirkan keselamatan mu, kau juga dalam bahaya, jika tadi aku tidak berhenti mendadak kau bisa saja sudah tertabrak. Sekarang pergilah sebelum majikan ku menegurmu. " Perintah Toto. Sebelum gadis itu beranjak Keenan keluar dari dalam mobil dengan memakai masker.
"Bagaimana Pak Toto apa tidak mampu menyelesaikannya sendiri? Apa perlu aku harus turun tangan. " Ucap Keenan dingin.
Keduanya langsung melihat ke arah Keenan. Betapa terkejutnya gadis itu melihat sosok pria yang tidak asing dengan menatap mata pria itu saja gadis itu langsung mengenalinya, pria yang kemarin di tabraknya di dekat toilet. Bagaimana tidak mengenalinya, dia menatap lama mata pria tampan itu. Dan saat ini mereka bertemu lagi. Beda nya kali ini pria itu memakai masker. Toto panik setengah mati, dia khawatir akan memarahi gadis ini habis-habisan.
"Tidak bisakah kau tidak membuat orang lain dalam bahaya? Pak Toto seharusnya tabrak saja dia, tidak perlu rem mendadak. Itu hanya bisa membuatku terluka." Ucap Keenan dengan sombong.
Gadis itu hanya menunduk. Toto kaget mendengar ucapan Keenan dan segera dia menyuruh gadis itu untuk pergi dengan tangannya. Dia tidak tega jika gadis semanis ini di amuki Tuan nya yang tidak punya hati. Dan Toto menghampiri majikan nya yang sudah kesal setengah mati.
"Ayo Tuan kita harus segera berangkat, saya tidak ingin kalau Tuan terlambat masuk sekolah. " Langsung menggiring Keenan kedalam mobil.
"Hei gadis sialan, kau harus bertanggung jawab atas semuanya. " Berteriak sambil masuk kedelam mobil karena Toto terus mendorong nya. Gadis itu pun terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Toto masuk ke mobil dan segera menjalankan mobilnya.
"Kenapa pak Toto melarang ku untuk menegurnya. " Keenan terus saja mengomel tidak puas.
"Tadi saya sudah menegurnya tuan."
"Tapi aku belum selesai bicara. Pak Toto tidak tau penyebab kenapa semalam Alergi ku kambuh, ya itu karena gadis sialan itu, dengan percaya diri tidak mau meminta maaf."
"Benarkah Tuan? Jadi gadis manis itu yang membuat alergi Tuan kambuh? Tanya Toto tak percaya.
" Manis? Manis dari mana? Keenan tidak terima mendengar Toto mengatakan gadis itu manis.
"Apa wajahku terlihat seperti seorang penipu? Lagian kenapa di mana-mana memegang kucing. Apa dia pawang nya kucing atau dia ibu nya kucing. " Kesal Keenan
Toto hanya tersenyum, lagian dia tidak percaya gadis lembut itu tega membuat orang lain celaka.
"Kenapa pak Toto senyum-senyum? Apa ada yang lucu? Atau pak Toto membela nya? Tidak mempercayai apa yang aku katakan? Jangan percaya wajah naif gadis itu. Dia tidak selembut dan semanis itu Pak Toto. "
"Baik Tuan maafkan saya, saya percaya pada Tuan. Hanya saja saya tidak tega melihat gadis itu, saya juga lumayan mengenalnya. Dia anak yang baik-baik." Jelas Toto meyakinkan.
"Mengenalnya? Pantas saja. Jangan salah menilai sesuatu dari penampilan nya Pak Toto, bisa saja dia seorang penipu. Memanfaatkan wajah lugu untuk dikasihani. Aku sudah terbiasa melihat manusia seperti itu di Kota. Mereka tidak sebaik itu. Hati-hati dalam menilai. "
Ingin sekali Toto menghempaskan kepala nya ke setir kemudi, bagaimana tidak, anak muda yang umur nya jauh dibawah nya berani menasehati nya. Jika bukan majikan nya dipastikan Toto sudah merobek-robek mulut pria ini. Tetapi Toto hanya bisa bersabar, dia tau Tuan nya hanya mengingatkan yang baik-baik. Tidak ada niat untuk mengatur atau memprovokasi dirinya. Mungkin di Kota Tuan nya lebih banyak menemukan orang-orang yang munafik seperti itu. Tapi tidak dengan gadis manis itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments
Sleastino Abbim
Pak Toto yang sabar
2023-10-30
0