Tiba di sekolah. Keenan keluar dari mobil nya dan segera bergegas ke dalam sekolah. Keenan berjalan dengan gagah, tubuh tinggi dan sedikit berotot membuat Keenan semakin mempesona, semua mata tertuju pada nya. Tidak ada yang lebih indah di mata selain Keenan Emery Kiel. Dengan percaya diri melangkah dengan wajah ketat dan tidak bersahabat. Terlihat sangat menyeramkan tapi sayang untuk di lewatkan. Saat mendekati kelasnya Keenan melihat gadis menyebalkan tadi sedang berjalan menunduk, memeluk beberapa buku dan saat posisi mereka dekat gadis itu berbelok masuk ke sebuah kelas tepat di samping kelas Keenan. Ternyata gadis itu di kelas XI-B. Keenan memperlambat langkahnya sembari melirik gadis tadi dari jendela kelas dan terlihat kalau gadis itu sedang di ganggu oleh beberapa anak laki-laki di kelas nya. Laki-laki yang kemarin ditabraknya. Ya dia Leon, Leon juga berada di kelas XI-B. Langkah Keenan pun terhenti melihat Laki-laki itu terus menggangu dan tidak mengizinkan gadis itu untuk duduk. Ketika ingin berbalik bel masuk kelas berbunyi. Keenan mengurungkan niatnya. Untuk apa dia perduli. Konyol di rasa Keenan pun langsung berjalan memasuki kelasnya. Pelajaran pun di mulai, semua murid dengan tenang mengikuti pelajaran begitu pun Keenan. Keenan merupakan murid yang pintar, berada di sekolah mana pun dia selalu menjadi yang terunggul. Benrik yang merupakan murid terunggul di kelas itu juga merasa tersaingi. Menurutnya Keenan tidak hanya merebut posisi nya di kelas, Keenan juga merebut perhatian gadis-gadis di kelas tersebut. Ya Benrik tidak hanya pintar, dia juga tampan hanya saja tidak sesempurna dan semenarik Keenan. Benrik merasa iri tetapi dia tidak memperlihatkan nya. Karena dia harus terlihat baik dan berwibawa di depan semua orang.
"Keenan kamu sangat luar biasa. Kamu baru beberapa hari disini tetapi kamu bisa mengejar ketertinggalan mu. Ibu bangga padamu. Pertahankan ya. " Sang guru tersenyum ramah.
Tidak ada respon apapun dari Keenan karena menurut nya sudah terlalu sering dia mendengarkan pujian-pujian yang menurutnya tidak berguna. Dia bukan anak yang suka di puji dan bukan anak yang gampang besar kepala. Semua siswi juga takjub dan berbinar melihat Keenan. Termasuk Jesika yang sedari tadi hanya menatap Keenan tanpa berkedip. Meilin terus berusaha menyadarkan sahabatnya itu.
"Jes,,,berhenti menatap Keenan seperti itu. Bisa-bisa Miss Resa melihat mu dan menghukum mu lagi." Bisik Meilin.
"Keenan sungguh sayang untuk di lewatkan Mei, aku sampai tidak fokus belajar begini melihat ketampanan nya yang jauh di atas Leon. " Kesalnya
"Tanpa Keenan juga kau tidak pernah fokus belajar. " Sindir Meilin sambil tersenyum kecut. Dengan cepat Jesika menatap Meilin dengan kesal.
"Kau membuat mood ku rusak saja. " Lalu beralih memperhatikan Miss Resa di depan dengan wajah cemberut.
**
Di kantin sekolah
Seorang gadis duduk menyendiri menikmati bekal yang dibawa nya dari rumah tidak beberapa lama datang beberapa kelompok murid tidak lain adalah Leon, Boby, Jesika dan Meilin. Sebelum duduk di kursi sekejap Leon menghampiri gadis itu. Dan mengambil bekal makanan nya.
"Hai Clarissa... Menu sampah apa yang kau nikmati hari ini? Sambil meriksa makanan Clarissa.
Ya gadis manis itu bernama Clarissa Ruby, si gadis pendiam dan lugu, gadis pintar dalam semua mata pelajaran yang selalu mendapat ejekan, cacian dan celaan dari teman-teman satu kelas nya terutama Leon dan teman-teman nya. Setiap hari nya Clarissa selalu di bully tetapi gadis itu tidak pernah melawan. Dia hanya diam, karena semakin dia melawan mereka akan terus mencelanya.
"Makanan apa ini? Ini bukan makanan sayang, ini sampah, apa ayah petani mu tidak sanggup membeli makanan yang layak untuk kau makan? " Leon hendak membuang makanan Clarissa. Tetapi dengan sigap Clarissa menahannya.
" Jangan Leon, ini bukan mainan. Lepas Leon." Pinta Clarissa lembut.
Leon dengan lamat memandang wajah sendu Clarissa dan secepatnya dia mengenyahkan pikirannya.
"Sudah berani memohon? Jangan pasang wajah menjijikan itu Clarissa, aku tidak akan tergoda melihat wajah sok naif mu itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan Jesika ku."
"Aku tidak perduli, kembalikan makanan ku. " Clarissa memohon.
"Jes lihat itu Leon, tidak bisakah kau memohon agar Leon berhenti? " Pinta Meilin tidak tega.
"Biarkan saja Leon bermain dengan mainan nya. Aku sedang tidak bersemangat menanggapi anak itu. " Jawab Jesika dengan malas. Dia tidak perduli apapun yang dilakukan kekasihnya yang sudah mulai di abaikan nya.
"Ayo pesankan makanan nya. Aku sudah sangat lapar."
"Baiklah, pesan seperti biasa saja ya."
Jesika hanya mengangguk malas sambil memeriksa ponsel nya.
"Ku mohon Leon, berhenti bermain-main. Apa salah ku hingga kau terus saja mengganggu ku" Clarissa hampir menyerah dan mata nya mulai berkaca-kaca.
Leon tidak gentar dan terus mengganggu Clarissa hingga hati nya puas. Dan dengan cepat Leon membuang seluruh makanan Clarissa. Bersamaan dengan makanannya terbuang air mata Clarissa mengalir begitu saja. Leon sungguh tega. Clarissa semakin menundukkan kepala nya untuk menutupi wajah nya yang saat ini dibanjiri air mata.
"Leonnn....Apa yang kau lakukan. Dasar sialan" Teriak seorang gadis yang datang dan langsung menghampiri Clarissa yang sudah menangis tersedu-sedu. Gadis itu langsung menarik paksa kerah baju Leon dan menghempaskan nya ke lantai. Semua kaget melihat kejadian itu terutama Jesika. Tapi dia tetap tidak perduli, dia hanya duduk manis menonton pertunjukan yang dibuat oleh kekasih nya itu.
"Beraninya kau menindas orang yang lemah? " Timpal Lucy tidak tinggal diam.
"Lucy... Mengapa kau selalu saja ikut campur. Jangan ikut campur dalam permainanku." Leon langsung bangkit. Dan segera mendekati Lucy dan Clarissa.
"Sweety Pie. Kau tidak apa-apa? Lucy mengelus lembut bahu Clarissa yang masih terus menunduk.
Kejadian itu juga di saksikan Keenan dari kursi ujung yang di duduki nya. Dia duduk bersama teman baru nya yang tampilan nya begitu culun dengan kaca mata besar menghiasi mata nya. Nama nya Josh. Tetapi dia hanya diam menyaksikan pertunjukan itu dari awal hingga saat ini sambil menikmati makanan nya.
"Beraninya kau membuat sahabat ku bersedih. Mau mu apa? Teriak Lucy pada Leon.
Ya Lucy adalah sahabat Clarissa sejak bangku SMP, mereka berteman baik. Hanya dengan Lucy Clarissa mampu membagi cerita tentang kehidupan nya. Hanya saja mereka tidak satu kelas, Lucu di kelas XI-C.
"Itu bukan urusan mu. Jangan sok jadi pahlawan kesiangan. Kau mengganggu waktu bermain ku saja." Kesal Leon.
"Clarissa bukan mainan, aku ingatkan kembali jangan datang mengganggu nya lagi. Atau aku akan memukul mu." Ancam Lucy
Leon tersenyum angkuh.
"Kau berani memukul seorang Leon? Leon semakin mendekati Lucy.
" Ayo pukul, pukullll.... " Teriak Leon di telinga Lucy. Bersamaan dengan itu terdengar suara kursi terhempas, ternyata itu kursi yang di tendang oleh Keenan hingga semua mata fokus ke sumber suara itu dan semua terkejut karena melihat ternyata itu ulah Keenan. Keenan berjalan mendekati meja Clarissa dan segera duduk tepat di depan Clarissa yang masih terus menunduk.
"Bawa kesini makanan ku Josh. " Perintahnya.
Lucy dan Leon pun kaget dan heran melihat pria yang ada di hadapan mereka. Jesika yang sedari tadi diam pun langsung panik karena saat ini kekasihnya berhadapan dengan pria idaman nya. Dia tidak akan membiarkan mereka baku hantam.
"Kalian terlalu berisik, bisa menyingkir? Aku sangat lapar. Jangan sampai aku menyantap kalian semua." Ancam Keenan dengan wajah kejam nya.
Makanan Keenan pun datang bersama dengan Josh yang duduk di sebelahnya. Dia menyantap dengan tenang makanannya. Tanpa sadar pria di depan nya sudah naik darah.
Leon memutar mata nya dengan kesal melihat tingkah Keenan yang merusak momen nya saat ini. Saat ingin melawan Keenan, terdengar suara merdu yang belakangan ini sering di dengar nya.
"Leon...!!! Panggil Jesika dengan tatapan marah nya. Dia malu setengah mati. Tapi Keenan tidak mendengarkan suara sumbang itu sedikit pun. Dia tetap melahap makanan yang ada dihadapannya.
Leon langsung pergi menghampiri kekasih hatinya.
" Kau membuat ku malu saja." Kesal Jesika memelankan suara nya.
Leon duduk tidak menjawab, wajah nya masih terlihat kacau dan kesal.
Sementara itu Keenan masih sibuk dengan makanannya. Lucy juga sudah duduk di sebalah Clarissa, dia membiarkan sahabatnya tenang.
"Josh tau tidak, kemarin aku bertemu dengan manusia paling menyebalkan di dunia." Ucap Keenan sambil melihat Clarissa yang masih menunduk.
"Benarkah? Seperti apa manusianya? Tanya Josh penasaran.
"Seorang wanita yang terlihat begitu lugu. Tetapi mulutnya begitu kejam. Dan saat ini aku melihat titik lemahnya. Ternyata dia bisa menangis juga. Sungguh di sayangkan."
"Lalu mengapa kau mengatakan dia menyebalkan? Tanya Josh kembali
" Dia berani mengabaikan seorang Keenan, berbuat salah tetapi tidak meminta maaf. Menurutmu dia manusia seperti apa? " Keenan sedikit tertawa.
Lucy hanya bisa menatap pria di depan nya berbicara, baru kali ini dia melihat Keenan dari dekat. Sungguh luar biasa ketampanan yang pria ini miliki, belum ada pria tertampan yang pernah dia lihat di desa ini, siapa pun pasti akan takluk padanya terutama wanita.
Clarissa mulai mengangkat kepala nya dan orang yang pertama dilihatnya adalah Keenan. Mata mereka saling bertemu, Keenan melihat wajah sembab Clarissa yang habis menangis. Lama mereka saling tatap dan Clarissa segera menyadarinya dan langsung bangkit dari kursinya bergegas meninggalkan kantin tersebut. Lucy pun mengikutinya dari belakang.
"Cla... Tunggu. " Lucy berlari kecil mengejar Clarissa.
Keenan menatap punggung gadis itu, dan semakin lama semakin menghilang. Seketika bibirnya sedikit terangkat. Yah Keenan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 224 Episodes
Comments