NovelToon NovelToon

Come Back My Love

01. Bagai Pahatan yang dirangkai sempurna

Pagi yang temaram di sebuah kelas pada saat jam kerja sedang berlangsung, para siswi sibuk berbisik membahas hal yang sangat menarik bagi mereka.

"Tau tidak, di kelas kita akan ada murid baru" Jelas Jesika salah satu murid dikelas tersebut.

"Oh ya,,,? Laki-laki atau perempuan? Ganteng kah? Atau cantik kah? Tanya Meilin penasaran.

"Sstt... Kecilkan suara mu, bisa-bisa Miss Santi mendengar pembicaraan kita" Ketus Jesika menunduk sambil menutup mulutnya dengan jari telunjuknya.

"Salah mu sendiri, kau membuatku penasaran saja." Meilin Kesal

"Seorang pria, tampan, dan dengar-dengar dia pindahan sekolah dari Negara X, tau Mension mewah yang ada di Desa kita? Ternyata dia tinggal disitu." Jelas Jesika dengan serius.

"Wah,,, Akhirnya Mension megah itu ada penghuni nya juga ya, tapi kenapa dia mau ya pindah ke Desa kita dan pindah ke Sekolah ini, bukankah di kota lebih baik ya pendidikan maupun perkembangannya. Sungguh di sayangkan. Tapi kira-kira wajahnya seperti apa ya Jes, aku begitu penasaran ingin cepat-cepat melihatnya. " Meilin tersenyum merekah.

Jesika hanya menjawab dengan menaikkan bahunya.

Tanpa mereka sadari bahwa sedari tadi Miss Santi memperhatikan mereka yang sangat asyik berbicara tanpa mendengarkan pelajaran yang diajarkannya.

"Sudah selesai bicaranya Jesika? Meilin? Bisa jelaskan kembali apa yang saya jelaskan barusan" Tanya Miss Santi, Jesika dan Meilin terlonjak kaget dan gelagapan menjawab pertanyaan Miss Santi. Mereka pun saling melirik.

"Maaf Miss, anu... Tadi itu...!!! Meilin gagap

" Jesika kenapa diam? Bukankah dari tadi terlalu banyak yang ingin kau sampaikan? Sindir Miss Santi.

"Maaf Miss..." Jesika menjawab sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Baiklah anak-anak Miss yang cantik-cantik, silahkan berdiri di depan kelas sambil mengangkat sebelah kaki kalian dan memegang kedua telinga kalian." Tegas Miss Santi sambil tersenyum mematikan.

"Tapi Miss..." Rengek Jesika

"Ayo cepat, kalian sudah terlalu membuang waktu saya dan teman-teman kalian".

" Baiklah Miss." Jawab Meilin sambil beranjak dari kursinya di ikuti oleh Jesika dengan wajah kusut dan bibir manyun nya.

"Pelajaran kita lanjut kembali, buka halaman berikutnya" Sambil melirik Jesika dan Meilin yang sudah berada di depan kelas sambil mengangkat sebelah kaki dan memegang telinga.

"Semua ini karena mu Jes, mulutmu tidak berhenti sedikit pun, aku jadi tertimpa masalah seperti ini, seumur-umur aku tidak pernah di hukum begini" Kesal Meilin

"Kenapa malah menyalahkan ku, yang benar saja, volume suaramu teralu kuat, hingga sampai ke telinga Miss Santi" Jawab Jesika sambil membuang muka dan seketika membulatkan matanya dan membuka mulutnya.

"Lin, lin, lihat lin." Sambil memukul lengan Meilin tanpa berpaling dari sesuatu yang dipandangnya sedari tadi.

"Apalagi Jes? " Meilin semakin kesal

"Itu lihat, itu Pria yang aku ceritakan tadi." Jawab Jesika kegirangan.

Meilin langsung mengalihkan pandangannya ke arah dua orang yang sedang berjalan mendekati mereka. Dua orang yang berbeda umur, yang pastinya pria pertama dengan umur sekitar 50an yang sering dilihatnya yang tak lain adalah kepala sekolah dan dengan pria satunya lagi pria yang baru pertama kali dilihatnya.

Mata mereka tidak lepas dari sosok anak laki-laki tampan nan rupawan yang berjalan dengan gagah ke arah mereka.

Bertubuh tinggi, dengan mata tajam nya yang tetap terlihat indah, bulu mata yang lebat, alis yang lentik dan bibir merah yang sedikit tebal menambah pesona nya dengan gagah melewati keduanya tanpa melirik sedikit pun.

"Hh.. Wangi sekali." Jawab Jesika sambil memejamkan matanya dan menikmati harumnya anak laki-laki itu.

"Bagai pahatan yang sudah dirangkai sempurna oleh Tuhan. Aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama lin" Jelas Jesika lagi dengan mata berbinar dan senyum termanis.

"Heii...Itu kata-kata yang juga pernah kau ucapkan saat melihat Leon." Sebelah bibirnya terangkat.

"Kali ini benar-benar berbeda Lin. Aku suka dia. "

Meilin membuang nafas dengan kasar setelah mendengar omongan Jesika.

"Terserah mu saja, jika Leon tau, pasti dia tidak akan tinggal diam." Jelas Meilin mengingatkan Jesika.

"Aku tidak perduli. " Jawab Jesika yang tak lepas terus memandang wajah pria baru itu.

**

"Permisi Miss Santi, maaf saya menggangu waktunya sebentar, ini ada murid baru yang mulai hari ini pindah belajar disekolah kita dan tepat nya di Kelas XI-A. Pindahan dari Kota X. Mohon bimbingan nya ya" Jelas Edward sang kepala sekolah.

"Silahkan pak, agar diperkenalkan kepada teman-teman baru nya. Silahkan nak. "

Mempersilahkan anak laki-laki itu memperkenalkan diri nya di depan.

Anak laki-laki itu pun mengangguk dan mulai memperkenalkan dirinya.

"Selamat pagi, perkenalkan aku Keenan Emery Kiel. Salam kenal untuk semuanya. Terima kasih. " Tegasnya dengan suara serak dan terdengar sangat seksi membuat para siswi senyum-senyum dan saling berbisik-bisik. Karena baru kali ini disekolah mereka ada anak laki-laki yang begitu menawan.

"Suaranya membuat hatiku berdebar. Namanya juga keren seperti orangnya. " Jawab salah satu siswi yang pasti Keenan mendengar itu dan langsung menyipitkan mata nya menatap tidak suka ke arah siswi itu, anak perempuan itu pun tertunduk malu. Hal itu membuat Miss Santi tersenyum.

"Baiklah nak Keenan silahkan duduk di bangku mana pun yang kau mau." Miss Santi mempersilahkan.

"Disini saja. " Benrik menawarkan kursi di sebelahnya. Salah satu murid Pintar dikelas itu.

"Tidak perlu repot" Jawab Keenan mengabaikan dan langsung duduk di Kursi kosong yang terletak di paling belakang.

Keenan duduk dengan wajah sombong tak bersahabat membuat murid-murid lain yang melihat merinding ngeri walau mereka juga terpana dengan ketampanan yang dimiliki pria itu.

"Terlalu sombong. " Jawab Benrik dengan senyum kecutnya.

Keenan lebih merasa nyaman duduk dikursi paling belakang, paling tidak dia tidak terganggu dengan tatapan-tatapan menjijikkan oleh para gadis-gadis disekitarnya. Karena itu sangat membuatnya tidak nyaman. Yah Keenan seorang Introvert Boy.

Jam istirahat pun tiba, di saat Keenan ingin beranjak dari bangku, tiba-tiba Jesika dengan agresif menghampirinya.

"Hai... Aku Jesika." Jesika dengan percaya diri mengulurkan tangannya sambil tersenyum genit.

Keenan hanya menatap risih tangan gadis itu tanpa melihat wajah jelita sang gadis. Lalu berdiri dan memasukkan tangannya kedalam saku celananya.

"Singkirkan tangan mu, aku tidak menerima asal uluran tangan manusia yang tidak ku kenal." Tegas Keenan.

Jesika melotot dan tidak menyangka pria tampan didepan nya ini bermulut sadis.

"Enyahlah,,,Kau membuang waktu ku saja. " Keenan langsung berjalan meninggalkan Jesika yang masih terdiam tidak menyangka berhadapan dengan Pria sesadis Keenan. Meilin pun terpaku melihat sahabatnya yang telak di tolak mentah-mentah oleh anak laki-laki itu. Dan dia sangat tidak menyangka. Gadis secantik Jesika masih ada yang menolak.

Jesika tersenyum sambil memutar bola matanya.

"Baru kali ini ada yang berbicara kasar pada seorang Jesika. Huh tapi aku suka. " Sambil tersenyum licik.

"Hai Bidadari ku" Leon masuk dan tidak sengaja menabrak bahu kekar Keenan, Leon sangat terkejut, Keenan tidak berbalik sedikit pun, dia tetap berjalan melewati semua orang tanpa menatap siapa pun.

"Heii,,, kenapa kau begitu ceroboh. " Teriak Leon pada Keenan yang semakin tidak terlihat.

"Siapa dia? Kenapa sombong sekali." Menepuk-nepuk bahunya dan langsung beralih ke Wajah Pujaan Hatinya yang sedang bermuka kusut.

"Sayang,,,Ada apa dengan wajah cantik mu? Kenapa kau merusaknya dengan bibir panjang ini. " Rayu Leon yang sama sekali tidak di gubris oleh Jesika.

"Menjauhlah,,, aku sedang tidak bersemangat." Duduk di kursinya dengan wajah yang lesu.

"Baby ada apa? Siapa yang membuat mood mu berantakan. Biar aku patahkan lehernya. Berani-berani nya dia merusak senyum manis mu" Leon tak berhenti merayu Jesika.

"Leon, hentikan, jangan sering-sering ke kelas ini lagi, tidak enak dengan teman-teman ku disini. Aku Risih. " Jawab Jesika dengan malas.

Meilin hanya senyum, dia tau jika sahabatnya sudah berpaling hati dengan pria berbisa yang baru saja dikenalnya.

Leon terkejut mendengar ucapan Jesika yang tak biasanya seperti ini.

"Ada apa dengan mu, apa aku punya salah yang membuat mu seperti ini? Kau tidak biasanya mengusir dan mengabaikan ku. Biasanya juga kau selalu merajuk jika aku tidak datang. " Jelas Leon bersedih.

**

Di dalam toilet sekolah Keenan merutuki dirinya sendiri kenapa bisa pindah ke sekolah ini. Hal ini sangat membuatnya kesal setengah mati. Orang tua nya secara sepihak memutuskan Keenan pindah ke sekolah ini tanpa bertanya dan minta persetujuan darinya terlebih dahulu. Dalam setahun entah sudah berapa kali Keenan pindah sekolah tanpa alasan yang masuk di akal bagi pria itu. Tidak lama handphone Keenan berdering. Keenan segera mengambil handphone tersebut dari saku nya dan ditatap nya benda pipih itu yang ternyata panggilan dari sang ibu. Keenan dengan cepat menjawab panggilan tersebut.

" Ya mam...? Jawab nya ketus.

"Hai sayang, bagaimana di sekolah baru nya? Apa ada kendala? Tanya sang ibu dengan suara selembut sutra.

" Menurut mama? tanpa mama bertanya pasti mama tau bagaimana anak mu disini. " Jawab nya kesal. Terdengar helaan nafas kasar dari suara lembut sang ibu.

"Maafkan kami sayang, Mama dan Papa tidak bermaksud memindahkan mu tanpa bertanya terlebih dahulu." Terdengar suara sedih sang ibu yang dapat di rasakan oleh Keenan.

"Aku tidak tau jelas apa tujuan kalian melakukan hal ini tapi kalian harus tau aku lelah ma, aku capek dengan semua ini, setiap aku bertanya kenapa, alasan kalian tidak ada yang masuk di akal. Dalam setahun ini sudah berapa sekolah yang aku jelajahi ma, aku seperti boneka bagi kalian. " Keenan semakin meledak-ledak hingga membuat sang ibu kebingungan untuk menjelaskan alasannya.

"Nak kelak kau akan tau mengapa kami melakukan ini, intinya semua demi keselamatan mu. "

"Keselamatan apa ma, bahaya apa yang mengincar ku? Apakah aku akan mati jika tidak pindah dari satu tempat ke tempat yang lain? Bisakah mama menjelaskan nya agar aku paham?

Sang ibu pun langsung terdiam membisu. Tidak mampu menjawab apa lagi menjelaskan segalanya. Hatinya sangat sakit.

" Mama diam artinya sudah jelas, aku akan seterusnya menjadi boneka bodoh untuk kalian. Aku harus kembali ke kelas ma, jaga kesehatan" Keenan langsung memutus panggilan tersebut.

"Aaarghh...!!! Kesal Keenan sambil memukul-mukul dinding kamar mandi yang kebetulan tidak ada seorang pun yang ada di dalam. Dia menatap lamat wajah nya di depan kaca, terlihat wajahnya memerah karena marah. Keenan pun segera beranjak dari toilet tersebut, saat di depan pintu toilet Keenan mendengar suara dari belakang Toilet dan penasaran Keenan langsung mencari sumber suara tersebut dan saat mendekat.

"Bughh....! Keenan terjatuh dan tubuhnya setengah tergeletak dilantai dengan menahan dengan kedua tangannya agar tak seluruh tubuh nya jatuh ke lantai. Tubuh nya terasa berat dan langsung menyadari bahwa didepan mata dan tubuh nya ada seorang gadis bermata bulat berwarna coklat dan berambut hitam legam berserakan tengah menatapnya. Harum melati langsung menyergap penciuman Keenan, harum yang sangat menenangkan. Keenan pun tanpa sadar menatap lamat wajah sendu sang gadis, menatap mata dan setiap inci wajah gadis manis itu, seketika Keenan pun langsung bersin dan memecahkan lamunan sang gadis. Gadis itu pun langsung berdiri sambil membersihkan seluruh baju dan rok nya. Keenan masih bersin terus menerus.

"Meong...!!!!

" Heii,,, ternyata disini, aku mengejarmu dari tadi, kau berlari terlalu jauh. " Gadis itu menggendong kucing cantik berwarna putih yang sedari tadi di kejar-kejarnya untuk diberi makan. Melihat kucing tersebut sontak Keenan langsung menjauh sambil menggosok-gosok hidung nya yang terasa sangat gatal. Yah Keenan Alergi binatang berbulu.

"Bisa kau jauhkan binatang itu dariku? Kesal Keenan dan kembali bersin.

Gadis itu hanya melirik nya sekilas tanpa merespon perkataan Keenan. Melihat itu Keenan semakin kesal.

" Kau tidak punya mulut? " Keenan masih menunggu respon sang gadis.

"Waktunya makan Pussy, kau harus makan agar tubuh nya cepat besar. " Gadis itu mulai beranjak meninggalkan Keenan yang masih duduk di lantai sambil memegangi hidung nya yang semakin merah seperti tomat.

"Hei,,, berani nya kau pergi tanpa mengatakan apapun. " Suara menggelegar Keenan seketika menghentikan langkah sang gadis. Gadis itu memutar bola mata nya dan dengan lantang menjawab.

"Tidak ada yang memerintahkan mu untuk datang ke tempat ini." Jawab gadis itu ketus dan semakin membuat Keenan naik darah.

'Berani sekali wanita ini, siapa dia' Keenan bergumam dalam hati. Gadis itu pun langsung beranjak tanpa mendengar ocehan Keenan.

"Sialan....!!! Teriak Keenan yang sama sekali tak di gubris gadis yang semakin lama semakin menjauh.

Keenan pun bangkit dari duduknya dan masih tetap memegang hidung yang semakin memerah. Tak mungkin Keenan kembali ke kelas dengan kondisi hidung yang memerah seperti tomat ini. Bisa-bisa dia menjadi bahan tertawaan di dalam kelas baru nya. Dan segera dia mengambil Handphone dan segera memulai panggilan baru yaitu sang supir yang sedang menunggu di parkiran sekolah.

"Pak Toto segera bawa obat alergi saya ke Toilet belakang sekolah. Secepatnya... "

"Tuan kenapa? Alerginya kambuh lagi, toilet yang sebelah mana Tuan? Jawab Toto kepanikan.

Keenan pun semakin kesal menjawabnya karena Keenan juga tidak tau menjelaskan di toilet mana dia berada.

" Jelajahi saja semua Toilet disini. Pak Toto tau sendiri saya juga baru disini. Cepat pak Toto jangan banyak bertanya. " Kesal Keenan dan langsung memutus panggilan tersebut.

Keenan pun kembali masuk kedalam toilet untuk membasuh seluruh wajah nya. Jelas dia sangat tidak tahan dengan segala bulu-bulu pada binatang.

"Apa wanita itu tidak sadar kalau di tubuhnya begitu banyak bulu dari kucing itu. Dasar bodoh. " Keenan terus marah dan masih menggosok-gosok hidung nya.

02. Dia Tidak Selembut dan Semanis Itu

Di dalam ruangan kepala sekolah. Toto panik belum bisa menemukan Tuan muda nya yang sekarang ini berada di Toilet, sudah berapa Toilet yang dia datangi tapi tidak menemukan keberadaan sang Tuan. Toto merasa putus asa dan memutuskan untuk pergi ke ruang kepala sekolah untuk meminta bantuan.

"Selamat siang pak." Sapa Toto

Kepala sekolah langsung melihat wajah panik Toto.

"Siang juga, bapak supir nya Nak Keenan kan? Ada yang bisa dibantu pak, saya lihat wajah anda begitu panik? Tanya nya serius

" Begini pak, saya sedang mencari majikan saya, tadi saya disuruh ke Toilet untuk mengantarkan obat, sepertinya Alergi nya kambuh, saya sudah berkeliling mencari keberadaannya di setiap Toilet tapi tidak ketemu pak." Toto semakin panik

Kepala sekolah diam sejenak.

"Untuk Toilet yang berada di ujung sekolah sudah dicari? Mungkin Keenan ada disana. Mari saya tunjukkan tempatnya. " Langsung bergegas dan ikut panik karena mendengar Keenan sakit. Bagaimana tidak Keenan merupakan Putra dari salah satu orang yang berpengaruh di Desa ini terlebih untuk sekolah ini.

Setibanya di Toilet tempat dimana Keenan berada. Anak laki-laki itu duduk terkulai lemas di lantai dengan hidung yang semakin memerah. Melihat itu Kepala sekolah dan Toto semakin panik.

"Tuan Muda anda tidak apa-apa? Kita ke rumah sakit sekarang ya. " Panik Toto

"Kenapa ke Toilet ini Nak Keenan, ini toilet yang jarang sekali di pakai. Mari kita ke UKS untuk melakukan pertolongan pertama" Tutur kepala sekolah yang semakin panik.

"Tidak perlu ke UKS, pak Toto serahkan obatnya. " Menjawab dengan suara yang lemas.

"Ini Tuan. " Toto menyerahkan obat dan juga air mineral untuk Keenan. Dan Keenan segera meneguknya dengan cepat.

Perlahan rasa gatal dan sakit di hidungnya pun menghilang, Keenan merasa mulai tenang. Keenan masih terduduk di lantai dengan mata terpejam. Kepala sekolah masih setia menemani anak laki-laki itu karena bersikeras tidak ingin ke UKS dan dia mengikuti keinginan Keenan yang tidak terbantahkan.

"Bagaimana nak Keenan, apa sudah merasa lebih baik. Sebaiknya nak Keenan langsung pulang ke rumah berhubung jam pelajaran juga akan berakhir setengah jam lagi.

" Hm,,, " Jawab Keenan singkat dan langsung berdiri dibantu oleh Toto.

"Kedepannya jangan ke toilet ini lagi ya, toilet ini sangat kotor. "

Keenan berjalan perlahan dan tiba-tiba langkahnya terhenti.

"Gadis yang sering ke Toilet ini..... " Seketika omongan Keenan terhenti.

"Gadis? Tidak ada seorang pun yang mau dan berani ke Toilet ini. Segera pulang dan beristirahat agar besok bisa lebih baikan" Jelas kepala sekolah

Keenan pun melanjutkan langkah nya di ikuti oleh kepala sekolah dan Toto sang supir. Keenan dan Toto langsung bergegas ke parkiran sekolah dan meninggalkan sekolah menuju Mansion.

Tiba di Mansion Keenan langsung menuju kamar dan segera membersihkan diri. Dia merasa tubuhnya sangat lengket dan dirinya butuh menenangkan diri paska kejadian tadi. Keenan merendam dirinya didalam bathup sambil memejamkan matanya, menghirup harum aromatic yang menenangkan hati dan pikirannya, seketika pikirannya beralih pada Gadis manis yang ditemui nya di belakang toilet siang tadi. Dan mata nya langsung terbuka menatap keatas langit-langit kamar mandi yang sudah di design dapat melihat langit sore yang cerah. Seketika bibir Keenan terangkat dan tercipta senyum licik menghiasi wajah nya.

"Berani sekali dia mengabaikan dan meninggalkan ku begitu saja, apa mulutnya tidak bisa mengucap kata maaf. Sudah jelas dia bersalah. Gadis sialan." Kesalnya sambil memukul air didalam bathup. Terdengar suara ketukan pintu kamar Keenan.

"Tuan ada telpon dari Tuan besar." Ucap Maria seorang pelayan yang berkerja di Mansion. Keenan mendengar tanpa menjawab, tumben ayahnya meneleponnya melalui telepon Mansion. Keenan pun langsung menyelesaikan mandinya. Selesai mandi Keenan memeriksa ponselnya. Dan benar saja, sudah banyak panggilan tidak terjawab dari Ayah, ibu serta kakek nya. Keenan pun mendesah kesal dan langsung menekan tombol panggilan dan segera memanggil sang Ayah. Tidak berapa lama panggilan itu pun dijawab oleh suara berat sang Ayah.

"Apa gunanya ponsel mu itu jika susah dihubungi Tuan Muda Kiel." Nada suara kesal sang Ayah sangat mendominasi Keenan

"Aku sedang mandi Pa. " Jawab Keenan

"Kau tidak tau kami semua disini panik setelah mendengar kau sakit. Terutama Mama mu. "

'Mulut pak Toto harus di amankan sesekali' bergumam didalam hati menahan kesal.

"Jangan berlebihan, ini juga sering terjadi padaku disaat alergi ku ada yang memicu. Bukan hal yang mengkhawatirkan Pa. "

"Lalu bagaimana kondisimu saat ini? Apa sudah membaik? Suara sang Ayah pun melembut.

"I'm good" Sejenak tidak ada suara diantara kedua. Mereka hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Apa kau masih marah pada Papa mu sampai saat ini? " Sang ayah memulai pembicaraan.

"Aku bukan anak kecil yang akan marah saat tidak diberi mainan." Keenan berjalan menuju balkon. Sambil melihat hamparan kebun di sekitar Mansion nya. Ada kebun beraneka macam bunga dan buah-buahan. Melihat pekerja yang masih aktif bekerja hingga sore hari. Seketika alis Keenan sedikit naik melihat seorang pekerja yang sudah mulai tua, sekitar umur 50-an didampingi seorang gadis yang Keenan merasa tidak asing. Mungkin dia anak dari pekerja itu. Gadis itu dengan lincah membantu sang ayah.

"Jangan merasa di khianati, semua demi kebaikanmu. " Pandangannya seketika beralih setelah mendengar suara sang ayah.

"Santai saja pa, aku sudah terbiasa, lagian apa aku bisa membantah seorang Anderson Kiel" Sindirnya

"Keenan Emery Kiel.... " Sang Papa naik darah mendengar perkataan putranya yang semakin dingin padanya.

"Baiklah, aku tutup dulu. " Keenan mematikan sepihak panggilan dari ayah nya dan langsung bergegas ke arah kebun.

**

"Kau dengar sendiri, Putra mu sangat keras kepala sayang. " Anderson mengeluh pada sang istri tercintanya.

"Dia juga putra mu, kalian sama, Sama-sama keras kepala." Sandra tersenyum lembut pada suami nya.

"Wajar Keenan seperti itu, dia kecewa kita selalu mengambil keputusan tanpa bertanya dia senang atau tidak. Terkadang aku tidak tega melihatnya. " Sang istri menundukkan kepalanya sambil menutupi wajah nya dengan jari-jarinya.

"Sayang jangan bersedih seperti ini, aku tidak ingin dirimu sakit memikirkan hal ini. Percaya lah semua akan baik-baik saja dan ini semua demi keselamatan Putra kita, dia pewaris di keluarga besar Kiel, segala keselamatan harus terjamin. Dia akan menjadi penerus yang hebat di masa depan. Dan untuk saat ini seperti ini dulu yang harus kita jalani. Aku juga berat mengikuti semua perintah Ayah, Ayah selalu bertindak diluar kendali ku, hingga Putra ku mengira semua karena ulah dan keinginan ku. Tapi kau harus yakin Ayah juga melakukan ini demi keselamatan Keenan. Keenan sedang tidak aman sayang. " Anderson mencoba menenangkan sang istri.

"Ayo kita pindah ke Negara lain yang lebih aman, aku tidak ingin tinggal di tempat mewah tetapi tidak bisa hidup dengan tenang, aku harus berjauhan dengan Putra ku, tidak bisa menemaninya disaat dia membutuhkanku. " Sandra mulai menangis tersedu membuat hati Anderson semakin sakit.

"Putra kita anak yang kuat, aku yakin dia pasti mengerti dan bisa menerima. Kita tidak bisa pergi dari sini. Karena 80% bisnis kita berkembang disini sayang. Aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja. Ayah pasti kecewa jika aku tidak bertanggung jawab atas Tugas dan Jabatan yang dia serahkan padaku saat ini. "

"Terus sampai kapan? Sandra terus menangis

Anderson pun langsung menarik Sandra ke dalam pelukannya.

" Tenang lah semua akan baik-baik saja. Percaya padaku. Hmm. Sekarang fokus pada Kenny, Putri kita juga butuh perhatian mu, kau terlalu hanyut memikirkan Keenan hingga mengabaikan Putri kita"

Sandra hanya bisa mengangguk. Anderson mengelus sayang punggung sang istri dan mengecup puncak kepala istrinya. Begitulah Anderson, sangat hangat bila bersama istrinya dan sangat dingin dan tegas bila bersama orang lain. Sifatnya tidak beda dengan Keenan yang memiliki mulut berbisa yang bisa mematikan siapa pun. Keenan memang masih belum tamat sekolah tetapi aura dan kepribadiannya sangatlah dewasa. Dia pantas menjadi penerus keluarga Kiel. Karena dia mewarisi sifat dan watak pemimpin yang sangat tegas dari sang kakek dan Ayah nya.

**

Di Mansion, Keenan sudah berada di kebun, matanya melihat kesana kemari, entah apa yang dia cari. Tanpa sadar Toto sudah ada di belakang nya.

"Maaf Tuan, tuan sedang mencari siapa? Tanya Toto .

" Tadi aku melihat pekerja dan seorang gadis disini. Kemana mereka? " Tanya Keenan.

"Sudah jam 5 sore Tuan, kemungkinan mereka sudah pulang. "

"Bagaimana mungkin, aku baru saja melihat mereka dari balkon kamar ku."

"Iya tapi mereka baru saja pulang Tuan, sebaiknya besok Tuan datang kesini lagi ya. " Bujuk Toto.

"Siapa gadis itu? Mengapa dia bekerja disini?" Keenan penasaran.

"Mungkin itu anak dari salah satu pekerja disini tuan." Jawab Toto

"Baiklah Pak Toto, aku ingin kembali ke kamar ku. Untuk makan malam jangan antar ke kamar ku lagi. Aku akan makan dibawah. "

"Baik Tuan" Toto mengangguk melihat Tuan nya sudah beranjak dari hadapannya. Tuannya memang masih sangat Muda, tetapi pembawaan dirinya sangat dewasa jauh dari Umur nya saat ini yang masih 17 tahun. Sehingga para pelayan banyak yang sungkan dan takut menyinggung nya. Begitu pun Toto, dia sudah bertahun-tahun bekerja di Mansion ini sebagai pengawas sekaligus supir Pribadi Tuan Newton Kiel yang tak lain adalah Kakek Keenan. Toto sangat takjub saat pertama kali bertemu dengan Tuan Muda nya. Begitu kharismatik, belum menginjak umur 20 tahun pria itu sudah terlihat seperti seorang pemimpin yang tegas dan mendominasi. Siapa pun melihatnya pasti akan takluk.

**

Pagi hari yang cerah, Keenan siap berangkat ke sekolah.

"Kita berangkat sekarang Pak Toto. " Ajak Keenan.

"Baik Tuan silahkan. " Mempersilahkan Keenan berjalan lebih dulu dan Toto mengikutinya dari belakang.

Saat di perjalanan yang sunyi, Keenan menatap ke luar Jendela, dia merasa sebenarnya tempat ini sangat Indah, nyaman dan tentram, cocok untuk seorang Keenan yang memang tidak begitu suka dengan keramaian, dia hanya kecewa karena orang tua nya tidak lebih dulu meminta pendapatnya. Tiba-tiba Toto menginjak pedal rem secara mendadak sehingga membuat Keenan terdorong kedepan dan kepalanya terbentur bangku didepan nya.

"Pak Toto, ada apa? Ingin aku mati mendadak?" Nada suara Keenan meninggi menandakan dia marah.

"Maaf Tuan, ada orang tiba-tiba di depan mobil kita. Saya akan cek keluar dulu. Tuan silahkan menunggu didalam saja. " Toto pun keluar dari mobil menghampiri orang yang hampir saja di tabraknya.

"Hei ada apa dengan mu? Kenapa tiba-tiba muncul di depan mobil? Bagaimana jika kau tertabrak. Kau membahayakan dirimu dan orang lain. Untung saja tidak terjadi apa-apa pada majikanku" Suara Toto sedikit marah dengan seorang gadis yang sedang berjongkok menunduk mengelus bulu lembut kucing kecil yang hampir saja ketabrak mobil. Gadis itu pun berdiri di hadapan Toto dan tepat di depan mobil.

"Maaf tuan, saya hanya ingin menyelamatkan kucing ini, dia berlari kearah jalan, dan melihat mobil tuan mendekat, saya segera mengambilnya. Maaf kan saya sudah membuat kalian dalam bahaya. " Gadis itu menunduk meminta maaf.

Toto tidak tega melihatnya, melihat mata sendu gadis itu dia langsung luluh dan tidak tega untuk menegurnya lebih keras terlebih dia hanya ingin menyelamatkan seekor kucing di jalanan. Toto pun tersenyum lembut. Pembicaraan mereka pun tidak lepas dari pantauan Keenan yang sedari tadi melihat keduanya berbicara, senyuman iblis Keenan pun muncul kepermukaan wajah tampan nya. Dia mengenali gadis itu.

"Baiklah tidak apa-apa, lain kali pikirkan keselamatan mu, kau juga dalam bahaya, jika tadi aku tidak berhenti mendadak kau bisa saja sudah tertabrak. Sekarang pergilah sebelum majikan ku menegurmu. " Perintah Toto. Sebelum gadis itu beranjak Keenan keluar dari dalam mobil dengan memakai masker.

"Bagaimana Pak Toto apa tidak mampu menyelesaikannya sendiri? Apa perlu aku harus turun tangan. " Ucap Keenan dingin.

Keduanya langsung melihat ke arah Keenan. Betapa terkejutnya gadis itu melihat sosok pria yang tidak asing dengan menatap mata pria itu saja gadis itu langsung mengenalinya, pria yang kemarin di tabraknya di dekat toilet. Bagaimana tidak mengenalinya, dia menatap lama mata pria tampan itu. Dan saat ini mereka bertemu lagi. Beda nya kali ini pria itu memakai masker. Toto panik setengah mati, dia khawatir akan memarahi gadis ini habis-habisan.

"Tidak bisakah kau tidak membuat orang lain dalam bahaya? Pak Toto seharusnya tabrak saja dia, tidak perlu rem mendadak. Itu hanya bisa membuatku terluka." Ucap Keenan dengan sombong.

Gadis itu hanya menunduk. Toto kaget mendengar ucapan Keenan dan segera dia menyuruh gadis itu untuk pergi dengan tangannya. Dia tidak tega jika gadis semanis ini di amuki Tuan nya yang tidak punya hati. Dan Toto menghampiri majikan nya yang sudah kesal setengah mati.

"Ayo Tuan kita harus segera berangkat, saya tidak ingin kalau Tuan terlambat masuk sekolah. " Langsung menggiring Keenan kedalam mobil.

"Hei gadis sialan, kau harus bertanggung jawab atas semuanya. " Berteriak sambil masuk kedelam mobil karena Toto terus mendorong nya. Gadis itu pun terus berjalan tanpa menoleh sedikit pun. Toto masuk ke mobil dan segera menjalankan mobilnya.

"Kenapa pak Toto melarang ku untuk menegurnya. " Keenan terus saja mengomel tidak puas.

"Tadi saya sudah menegurnya tuan."

"Tapi aku belum selesai bicara. Pak Toto tidak tau penyebab kenapa semalam Alergi ku kambuh, ya itu karena gadis sialan itu, dengan percaya diri tidak mau meminta maaf."

"Benarkah Tuan? Jadi gadis manis itu yang membuat alergi Tuan kambuh? Tanya Toto tak percaya.

" Manis? Manis dari mana? Keenan tidak terima mendengar Toto mengatakan gadis itu manis.

"Apa wajahku terlihat seperti seorang penipu? Lagian kenapa di mana-mana memegang kucing. Apa dia pawang nya kucing atau dia ibu nya kucing. " Kesal Keenan

Toto hanya tersenyum, lagian dia tidak percaya gadis lembut itu tega membuat orang lain celaka.

"Kenapa pak Toto senyum-senyum? Apa ada yang lucu? Atau pak Toto membela nya? Tidak mempercayai apa yang aku katakan? Jangan percaya wajah naif gadis itu. Dia tidak selembut dan semanis itu Pak Toto. "

"Baik Tuan maafkan saya, saya percaya pada Tuan. Hanya saja saya tidak tega melihat gadis itu, saya juga lumayan mengenalnya. Dia anak yang baik-baik." Jelas Toto meyakinkan.

"Mengenalnya? Pantas saja. Jangan salah menilai sesuatu dari penampilan nya Pak Toto, bisa saja dia seorang penipu. Memanfaatkan wajah lugu untuk dikasihani. Aku sudah terbiasa melihat manusia seperti itu di Kota. Mereka tidak sebaik itu. Hati-hati dalam menilai. "

Ingin sekali Toto menghempaskan kepala nya ke setir kemudi, bagaimana tidak, anak muda yang umur nya jauh dibawah nya berani menasehati nya. Jika bukan majikan nya dipastikan Toto sudah merobek-robek mulut pria ini. Tetapi Toto hanya bisa bersabar, dia tau Tuan nya hanya mengingatkan yang baik-baik. Tidak ada niat untuk mengatur atau memprovokasi dirinya. Mungkin di Kota Tuan nya lebih banyak menemukan orang-orang yang munafik seperti itu. Tapi tidak dengan gadis manis itu.

03. Clarissa Bukan Mainan

Tiba di sekolah. Keenan keluar dari mobil nya dan segera bergegas ke dalam sekolah. Keenan berjalan dengan gagah, tubuh tinggi dan sedikit berotot membuat Keenan semakin mempesona, semua mata tertuju pada nya. Tidak ada yang lebih indah di mata selain Keenan Emery Kiel. Dengan percaya diri melangkah dengan wajah ketat dan tidak bersahabat. Terlihat sangat menyeramkan tapi sayang untuk di lewatkan. Saat mendekati kelasnya Keenan melihat gadis menyebalkan tadi sedang berjalan menunduk, memeluk beberapa buku dan saat posisi mereka dekat gadis itu berbelok masuk ke sebuah kelas tepat di samping kelas Keenan. Ternyata gadis itu di kelas XI-B. Keenan memperlambat langkahnya sembari melirik gadis tadi dari jendela kelas dan terlihat kalau gadis itu sedang di ganggu oleh beberapa anak laki-laki di kelas nya. Laki-laki yang kemarin ditabraknya. Ya dia Leon, Leon juga berada di kelas XI-B. Langkah Keenan pun terhenti melihat Laki-laki itu terus menggangu dan tidak mengizinkan gadis itu untuk duduk. Ketika ingin berbalik bel masuk kelas berbunyi. Keenan mengurungkan niatnya. Untuk apa dia perduli. Konyol di rasa Keenan pun langsung berjalan memasuki kelasnya. Pelajaran pun di mulai, semua murid dengan tenang mengikuti pelajaran begitu pun Keenan. Keenan merupakan murid yang pintar, berada di sekolah mana pun dia selalu menjadi yang terunggul. Benrik yang merupakan murid terunggul di kelas itu juga merasa tersaingi. Menurutnya Keenan tidak hanya merebut posisi nya di kelas, Keenan juga merebut perhatian gadis-gadis di kelas tersebut. Ya Benrik tidak hanya pintar, dia juga tampan hanya saja tidak sesempurna dan semenarik Keenan. Benrik merasa iri tetapi dia tidak memperlihatkan nya. Karena dia harus terlihat baik dan berwibawa di depan semua orang.

"Keenan kamu sangat luar biasa. Kamu baru beberapa hari disini tetapi kamu bisa mengejar ketertinggalan mu. Ibu bangga padamu. Pertahankan ya. " Sang guru tersenyum ramah.

Tidak ada respon apapun dari Keenan karena menurut nya sudah terlalu sering dia mendengarkan pujian-pujian yang menurutnya tidak berguna. Dia bukan anak yang suka di puji dan bukan anak yang gampang besar kepala. Semua siswi juga takjub dan berbinar melihat Keenan. Termasuk Jesika yang sedari tadi hanya menatap Keenan tanpa berkedip. Meilin terus berusaha menyadarkan sahabatnya itu.

"Jes,,,berhenti menatap Keenan seperti itu. Bisa-bisa Miss Resa melihat mu dan menghukum mu lagi." Bisik Meilin.

"Keenan sungguh sayang untuk di lewatkan Mei, aku sampai tidak fokus belajar begini melihat ketampanan nya yang jauh di atas Leon. " Kesalnya

"Tanpa Keenan juga kau tidak pernah fokus belajar. " Sindir Meilin sambil tersenyum kecut. Dengan cepat Jesika menatap Meilin dengan kesal.

"Kau membuat mood ku rusak saja. " Lalu beralih memperhatikan Miss Resa di depan dengan wajah cemberut.

**

Di kantin sekolah

Seorang gadis duduk menyendiri menikmati bekal yang dibawa nya dari rumah tidak beberapa lama datang beberapa kelompok murid tidak lain adalah Leon, Boby, Jesika dan Meilin. Sebelum duduk di kursi sekejap Leon menghampiri gadis itu. Dan mengambil bekal makanan nya.

"Hai Clarissa... Menu sampah apa yang kau nikmati hari ini? Sambil meriksa makanan Clarissa.

Ya gadis manis itu bernama Clarissa Ruby, si gadis pendiam dan lugu, gadis pintar dalam semua mata pelajaran yang selalu mendapat ejekan, cacian dan celaan dari teman-teman satu kelas nya terutama Leon dan teman-teman nya. Setiap hari nya Clarissa selalu di bully tetapi gadis itu tidak pernah melawan. Dia hanya diam, karena semakin dia melawan mereka akan terus mencelanya.

"Makanan apa ini? Ini bukan makanan sayang, ini sampah, apa ayah petani mu tidak sanggup membeli makanan yang layak untuk kau makan? " Leon hendak membuang makanan Clarissa. Tetapi dengan sigap Clarissa menahannya.

" Jangan Leon, ini bukan mainan. Lepas Leon." Pinta Clarissa lembut.

Leon dengan lamat memandang wajah sendu Clarissa dan secepatnya dia mengenyahkan pikirannya.

"Sudah berani memohon? Jangan pasang wajah menjijikan itu Clarissa, aku tidak akan tergoda melihat wajah sok naif mu itu. Tidak ada yang bisa mengalahkan Jesika ku."

"Aku tidak perduli, kembalikan makanan ku. " Clarissa memohon.

"Jes lihat itu Leon, tidak bisakah kau memohon agar Leon berhenti? " Pinta Meilin tidak tega.

"Biarkan saja Leon bermain dengan mainan nya. Aku sedang tidak bersemangat menanggapi anak itu. " Jawab Jesika dengan malas. Dia tidak perduli apapun yang dilakukan kekasihnya yang sudah mulai di abaikan nya.

"Ayo pesankan makanan nya. Aku sudah sangat lapar."

"Baiklah, pesan seperti biasa saja ya."

Jesika hanya mengangguk malas sambil memeriksa ponsel nya.

"Ku mohon Leon, berhenti bermain-main. Apa salah ku hingga kau terus saja mengganggu ku" Clarissa hampir menyerah dan mata nya mulai berkaca-kaca.

Leon tidak gentar dan terus mengganggu Clarissa hingga hati nya puas. Dan dengan cepat Leon membuang seluruh makanan Clarissa. Bersamaan dengan makanannya terbuang air mata Clarissa mengalir begitu saja. Leon sungguh tega. Clarissa semakin menundukkan kepala nya untuk menutupi wajah nya yang saat ini dibanjiri air mata.

"Leonnn....Apa yang kau lakukan. Dasar sialan" Teriak seorang gadis yang datang dan langsung menghampiri Clarissa yang sudah menangis tersedu-sedu. Gadis itu langsung menarik paksa kerah baju Leon dan menghempaskan nya ke lantai. Semua kaget melihat kejadian itu terutama Jesika. Tapi dia tetap tidak perduli, dia hanya duduk manis menonton pertunjukan yang dibuat oleh kekasih nya itu.

"Beraninya kau menindas orang yang lemah? " Timpal Lucy tidak tinggal diam.

"Lucy... Mengapa kau selalu saja ikut campur. Jangan ikut campur dalam permainanku." Leon langsung bangkit. Dan segera mendekati Lucy dan Clarissa.

"Sweety Pie. Kau tidak apa-apa? Lucy mengelus lembut bahu Clarissa yang masih terus menunduk.

Kejadian itu juga di saksikan Keenan dari kursi ujung yang di duduki nya. Dia duduk bersama teman baru nya yang tampilan nya begitu culun dengan kaca mata besar menghiasi mata nya. Nama nya Josh. Tetapi dia hanya diam menyaksikan pertunjukan itu dari awal hingga saat ini sambil menikmati makanan nya.

"Beraninya kau membuat sahabat ku bersedih. Mau mu apa? Teriak Lucy pada Leon.

Ya Lucy adalah sahabat Clarissa sejak bangku SMP, mereka berteman baik. Hanya dengan Lucy Clarissa mampu membagi cerita tentang kehidupan nya. Hanya saja mereka tidak satu kelas, Lucu di kelas XI-C.

"Itu bukan urusan mu. Jangan sok jadi pahlawan kesiangan. Kau mengganggu waktu bermain ku saja." Kesal Leon.

"Clarissa bukan mainan, aku ingatkan kembali jangan datang mengganggu nya lagi. Atau aku akan memukul mu." Ancam Lucy

Leon tersenyum angkuh.

"Kau berani memukul seorang Leon? Leon semakin mendekati Lucy.

" Ayo pukul, pukullll.... " Teriak Leon di telinga Lucy. Bersamaan dengan itu terdengar suara kursi terhempas, ternyata itu kursi yang di tendang oleh Keenan hingga semua mata fokus ke sumber suara itu dan semua terkejut karena melihat ternyata itu ulah Keenan. Keenan berjalan mendekati meja Clarissa dan segera duduk tepat di depan Clarissa yang masih terus menunduk.

"Bawa kesini makanan ku Josh. " Perintahnya.

Lucy dan Leon pun kaget dan heran melihat pria yang ada di hadapan mereka. Jesika yang sedari tadi diam pun langsung panik karena saat ini kekasihnya berhadapan dengan pria idaman nya. Dia tidak akan membiarkan mereka baku hantam.

"Kalian terlalu berisik, bisa menyingkir? Aku sangat lapar. Jangan sampai aku menyantap kalian semua." Ancam Keenan dengan wajah kejam nya.

Makanan Keenan pun datang bersama dengan Josh yang duduk di sebelahnya. Dia menyantap dengan tenang makanannya. Tanpa sadar pria di depan nya sudah naik darah.

Leon memutar mata nya dengan kesal melihat tingkah Keenan yang merusak momen nya saat ini. Saat ingin melawan Keenan, terdengar suara merdu yang belakangan ini sering di dengar nya.

"Leon...!!! Panggil Jesika dengan tatapan marah nya. Dia malu setengah mati. Tapi Keenan tidak mendengarkan suara sumbang itu sedikit pun. Dia tetap melahap makanan yang ada dihadapannya.

Leon langsung pergi menghampiri kekasih hatinya.

" Kau membuat ku malu saja." Kesal Jesika memelankan suara nya.

Leon duduk tidak menjawab, wajah nya masih terlihat kacau dan kesal.

Sementara itu Keenan masih sibuk dengan makanannya. Lucy juga sudah duduk di sebalah Clarissa, dia membiarkan sahabatnya tenang.

"Josh tau tidak, kemarin aku bertemu dengan manusia paling menyebalkan di dunia." Ucap Keenan sambil melihat Clarissa yang masih menunduk.

"Benarkah? Seperti apa manusianya? Tanya Josh penasaran.

"Seorang wanita yang terlihat begitu lugu. Tetapi mulutnya begitu kejam. Dan saat ini aku melihat titik lemahnya. Ternyata dia bisa menangis juga. Sungguh di sayangkan."

"Lalu mengapa kau mengatakan dia menyebalkan? Tanya Josh kembali

" Dia berani mengabaikan seorang Keenan, berbuat salah tetapi tidak meminta maaf. Menurutmu dia manusia seperti apa? " Keenan sedikit tertawa.

Lucy hanya bisa menatap pria di depan nya berbicara, baru kali ini dia melihat Keenan dari dekat. Sungguh luar biasa ketampanan yang pria ini miliki, belum ada pria tertampan yang pernah dia lihat di desa ini, siapa pun pasti akan takluk padanya terutama wanita.

Clarissa mulai mengangkat kepala nya dan orang yang pertama dilihatnya adalah Keenan. Mata mereka saling bertemu, Keenan melihat wajah sembab Clarissa yang habis menangis. Lama mereka saling tatap dan Clarissa segera menyadarinya dan langsung bangkit dari kursinya bergegas meninggalkan kantin tersebut. Lucy pun mengikutinya dari belakang.

"Cla... Tunggu. " Lucy berlari kecil mengejar Clarissa.

Keenan menatap punggung gadis itu, dan semakin lama semakin menghilang. Seketika bibirnya sedikit terangkat. Yah Keenan tersenyum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!