The Madness Of The Mafia

The Madness Of The Mafia

Bab. 1

Tubuhnya mengejang ketika menghirup sesuatu begitu dalam ke paru-paru. Beberapa detik kemudian ia terbaring tak sadarkan diri.

Seorang pria yang tingginya sekitar 185cm, mengenakan jas warna hitam yang elegan dan mengenakan googles mask mendekat pada tubuh yang terkulai lemah tak berdaya di lantai.

*Googles Mask

Pria itu mengguncang tubuh lemah itu dengan kakinya.

"Hei bangun!" ujar sang Pria berjas. Tapi tak ada jawaban dari tubuh yang melemas itu. Para pengawal berjas hitam pun mendekat untuk melindungi Tuannya yang sedang memandangi tubuh sang kelinci percobaan yang diam itu.

Tiba-tiba mata merah itu terbuka, wajahnya memerah, ia bangkit dengan amarahnya hingga ingin mencengkeram Pria berjas hitam di depannya.

Tapi para pengawal telah memasang rantai di tangan kaki pria si kelinci percobaan itu. Sebuah alat kejut listrik tiba-tiba mengenai tubuhnya hingga ia tak bisa melawan lagi.

Pria berjas hitam hanya tersenyum smirk di balik Googles masknya, ia keluar dari ruangan yang serba putih itu bersama para pengawalnya.

Setelah keluar ruangan yang serba putih, ia dan para pengawalnya melepaskan Googles mask itu dan menyerahkannya pada seseorang berjas putih.

Ia menuju ke sebuah ruangan bertuliskan "Perfumer Office" di ikuti dua pengawal yang masuk ruangan dan berjaga di depan pintu.

Pria itu duduk di sofa kulit berwarna coklat yang terlihat elegan, ia melipat kakinya dengan santai dan bersandar di sofa.

"Bagaimana? Apa kau puas dengan hasilnya?" tanya seseorang yang sudah berada di ruangan itu sedari tadi. Ia duduk di depan pria berjas hitam itu. Terlihat ia pun mengenakan jas biru Dongker dengan bunga yang terselip di sakunya.

"Untuk saat ini aku cukup puas, berapa lama efeknya akan bekerja seperti pria di sana?" Tanya si Pria berjas hitam.

"Setelah satu minggu kau memakai dan menghirup wanginya, efeknya perlahan mulai bekerja," tutur Pria dengan bunga di saku jasnya.

Pria berjas hitam itu tersenyum tipis, lalu berdiri dari duduknya.

"Jika efeknya bisa lebih cepat, itu lebih baik, Ji San!" ujar si Pria berjas hitam itu yang melangkah mendekati pintu keluar tanpa menoleh pada Ji San si pria yang terselip bunga di sakunya.

"Sabarlah Seo Nu, bukankah kita tak boleh gegabah?" Ji San masih duduk di sofanya dengan santai sambil melipat kakinya.

Seo Nu si pria berjas hitam berbalik badan menatap Ji San sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Aku percayakan padamu, tapi kita tak punya cukup waktu lagi." Seo Nu menatap partnernya yang genius itu dari depan pintu.

Ji San menoleh pada Seo Nu sambil tersenyum, "Kau hanya perlu diam dan melihat apa yang akan terjadi nanti, edarkan parfum itu besok!"

Seo Nu tersenyum puas mendengarnya, selangkah lagi tujuannya akan tercapai.

*Seo Nu

Seo Nu keluar ruangan Ji San, ia berjalan di ikuti kedua pengawal setianya. Seo Nu di giring menuju Mobil Rolls-Royce Boat Tail dengan harga US$28 juta atau berkisar Rp432 miliar. Mobil ini menggabungkan elemen kapal pesiar J-Class serta tampilan Boat Tail original 1932.

*Mobil Seo Nu

Ia duduk di kursi penumpang dengan segelas sampanye di kursinya seraya tersenyum penuh misteri, sang supir melajukan mobil menuju kediaman Seo Nu.

Sementara itu Ji San melanjutkan pekerjaannya memproduksi parfum, dan memeriksa hasil kerja para perfumer bawahannya.

*Ji San

Parfum telah siap hanya 50 botol pertama dalam sehari. Ji san kembali ke ruangannya dan menelpon Seo Nu.

Telepon berbunyi di ruang kerja Seo Nu di kediamannya, Seo Nu menjawabnya dari sana.

"Nu, parfumnya telah siap 50 botol, untuk masalah pemasaran aku serahkan padamu," ujar Ji San di seberang telepon.

"Cepat sekali, tidak salah aku memilihmu," ujar Seo Nu tersenyum samar.

"Kirimkan Parfum itu ke store baruku, aku akan mulai memasarkannya melalui artis KPop yang sedang di ganderungi para remaja polos itu," lanjut Seo Nu tersenyum smirk.

Telepon pun berakhir, dan beralih menelpon sekertaris pribadinya yang selalu standby di meja depan ruang kerjanya.

"Queena, tolong urus kontrak kerjasama dengan artis itu, parfumnya telah siap untuk di pasarkan."

"Baik Tuan," terdengar suara wanita menyahut dan menutup telepon setelah Tuannya selesai bicara di seberang sana. Sekertaris wanita itu segera sibuk menelpon manager sang artis untuk menandatangi kontrak yang telah ia siapkan.

"Baik Pak, besok pukul 10 pagi di Gedung PT.CeoNu harap jangan terlambat, ya." Sang sekertaris memberi arahan jadwal meeting penandatanganan kontrak iklan.

Terdengar suara yang riang di seberang telepon sana karena telah berhasil mendapatkan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan bergengsi di Korea Selatan.

Sang manager segera menelpon pada artisnya itu.

"Halo? Mingyu-ah sedang apa kau?"

"Aku sedang melakukan perawatan kecil di salon dekat dorm, ada apa managernim?" Pemuda yang di sebut Mingyu itu berbicara di telepon selulernya dengan pegawai salon wanita yang memijit kepalanya.

"Ah syukurlah kau kedengarannya baik-baik saja, mm ... begini, kau ingat 'kan tawaran parfum ternama dari Perusahaan CeoNu?" sang Manager begitu sumringah mengatakannya.

"Ah iya ingat! Bagaimana?Apa ada kabar baik?" Mingyu pun tampak antusias.

"Ya! Besok jam 10 pagi kita harus berada di sana untuk tandatangan kontrak! Selamat Mingyu! Kita akhirnya terpilih sebagai Ambassador dari salah satu produk mereka! Ini suatu kebanggaan!" timpal sang manager.

"Wah? Syukurlah! Aku sangat senang mendengarnya, tak sia-sia aku pergi ke salon hari ini, besok waktu yang sangat spesial untuk kita!" Mingyu pun tersenyum sembari bercermin.

"Ya aku akan menjemputmu pagi-pagi sekali! Sampai besok!" Manager mengakhiri panggilan teleponnya.

Mingyu bercermin sembari mengagumi wajahnya sendiri.

"Nuna, aku ingin facial juga. Berikan perawatan terbaik untukku," ujar Mingyu pada petugas salon yang sedang memijit kepalanya.

"Tentu akan ku kerjakan," ujar petugas salon sembari tersenyum ramah.

...****************...

Hari yang di tunggu pun tiba untuk Mingyu dan managernya. Tepat pukul 10 pagi mereka telah tiba di PT. CeoNu yang megah, memiliki desain arsitektur yang unik tinggi menjulang.

*PT. CeoNu

mereka menunggu di sebuah ruang meeting yang cukup luas dengan desain elegan, dan meja panjang di tengah ruangan di sertai kursi-kursi elegan yang berjejer rapi.

pencahayaan cukup terang karena kaca jendela berada di sisi ruangan, hingga terlihat seluruh pemandangan kota dari sana.

*Ruang Meeting PT. CeoNu

Seorang sekertaris wanita yang manis menghampiri Mingyu dan Manager sembari membawa sebuah amplop berukuran A4.

"Tuan Mingyu dan Managernim, silahkan untuk membaca kontraknya terlebih dahulu sembari menunggu pimpinan kami tiba menemui anda," ujar Sekertaris itu sambil mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam amplop.

"Oh baik, akan saya baca sambil menunggu," jawab Mingyu sembari mengangguk tersenyum, sementara sang manager hanya tersenyum menatap sekertaris itu.

Sekertaris wanita itu pun keluar ruangan dengan berjalan anggun, mata sang manager tak lepas memandanginya.

"Arrgh!" terdengar suara erangan yang di tahan dari mulut sang Manager sambil mengelus paha miliknya yang baru saja di cubit.

"Bisakah kau mengontrol matamu managernim? kita akan ada pertemuan penting! lebih baik bacalah ini!" Mingyu tampak jengkel dan membuka lembaran kontrak kerja.

"Iya, maaf aku hanya cuci mata sebentar, sebenarnya aku yang manager atau kau sih?" Manager masih mengusap pahanya yang serasa perih. Mereka pun diam sambil membaca lembar kerja kontrak, mereka hanya terfokus pada nominal bayaran yang tertera di lembar kontrak kerja itu.

Angkanya membuat mereka berdua melongo, bercampur girang.

"Oh My God! Daebak!" Manager berdecak kagum.

Sepuluh menit berlalu, pintu ruang meeting terbuka lebar karena dua pengawal membukakannya untuk seseorang.

Mingyu dan managernya yang menyadari hal itu segera berdiri dari duduknya bersiap memberi hormat.

Seorang pria berjas dengan tinggi sekitar 174cm memasuki ruangan, ia duduk di kursi utama ruang meeting di dampingi dua pengawalnya pula.

"Perkenalkan ini direktur kami Park Jee Yeon," ujar Sang sekertaris memperkenalkan direktur PT.CeoNu.

*Park Jee Yeon

Di ruangan lain Seo Nu memantau di balik kaca film yang menembus pemandangan ke ruang Meeting itu, sementara orang-orang di dalam ruang meeting tak dapat melihat ke dalam.

Seo Nu tersenyum penuh arti sembari meminum segelas Sampanye dengan suasana hati yang senang.

. . . ⇢  Bersambung ࿐ྂ

Terpopuler

Comments

Jihan Zensyina krasiwi

Jihan Zensyina krasiwi

lanjut tor

2023-06-12

1

Putri Rellisya

Putri Rellisya

next 😍

2023-06-02

0

비비

비비

misterius bgt si seo nu😀

2023-06-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!