It'S That You? (Kamu Yang Kutunggu)

It'S That You? (Kamu Yang Kutunggu)

Part 1

🌺Happy Reading🌺

Pagi yang cerah dengan suara burung berkicau menyambutku bangun dari tidurku. Semalam aku baru pulang malam lantaran kerja lembur hingga akhirnya aku bangun kesiangan karena rasa lelah yang kurasakan di tubuhku.

“Ara!!!!” pekikan bagai toa masjid begitu menggema di setiap sudut rumah ku yang tak begitu besar,

Ku hembuskan nafas kasar, mendengar suara yang begitu mengusik telinga di pagi yang begitu cerah ini.

“Bangun!!! Anak gadis jam segini belum bangun! Pantes aja jodohmu ga nongol-nongol” gerutu wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu, yang tak lain adalah mama ku tercinta.

“Ara capek ma!!” gumamku enggan beranjak dari ranjang kecilku yang begitu nyaman.

“ih, bangun ga? Atau mama siram pakai air!”

Begitulah ancaman yang aku dengarkan setiap aku bangun siang, padahal aku juga tak bangun siang tiap hari, hanya saat hari libur saja, apalagi saat aku kena palang merah seperti saat ini, jadi aku ingin menikmati masa istirahatku setelah di forsir kerja hingga malam hari.

“mama ih, Ara Cepek! Semalam kan Ara pulang jam 11 malam ma” keluhku dengan malas duduk dengan mata yang terpejam, seolah enggan untuk terbuka.

“salah siapa jam segitu baru pulang? Pasti main dulu kan?”

“Astaghfirullah ma….!!! Mana ada Ara main sampai jam segitu” aku langsung membuka mataku, mendengar tuduhan mama padaku, “Ara lembur ma. Lembur!!!! Ara kan udah kabari mama semalam”

Mama ku pun terdiam, kemudian mengingat kembali pesan yang aku kirimkan semalam beserta bukti foto diriku yang masih berada di kantor padahal sudah pukul 8 malam.

“mama lupa” ucap mama dengan sok polosnya “sudah pokoknya bangun! Anak gadis kok baru bangun jam segini, buruan subuhan dulu, trus bantu mama di dapur”

“Ara kan lagi tanggal merah ma, bisa ga sih Ara istirahat aja hari ini?”

“Ga!! hari ini temen-temen mama mau berkunjung ke sini, jadi bantuin mama masak”

“Astaga ma, Ara ngantuk”

“Makanya bangun trus mandi sana! Biar segeran”

Mama pun berlalu meninggalkan kamarku, sementara diriku menghela nafas dengan menggerutu kesal, namun tak mengurungkan langkahku menuju kamar mandi dan segera membantu mama menyiapkan sajian makanan untuk teman-temannya. Kalau tidak segera menuju dapur, sudah dapat di pastikan kalau suara keras bagai toa masjid itu akan kembali menggema di rumah minimalisku.

***

“Tumben sih temen-temen mama pada ke sini?” tanya ku di sela-sela memutar mixer di wadah yang bersisi adonan kue.

“Reunian, sudah lama ga kumpul, jadi kangen pengen kumpul aja, kebetulan rumah kita yang paling memungkinkan untuk kumpul” jelas mama sembari mengangkat ayam dari penggorengan.

“Lah, emang rumah temen-temen mama kenapa? Kenapa ga kumpul di resto aja sih, kan lebih simple” gerutuku meski tanganku sibuk bergerak menuangkan adonan dalam wadah yang akan aku masukan ke dalam oven.

“ga nyantai nanti kalau di resto, terbatas waktu juga, udah cepatan itu masukan oven, bantuin mama yang lain”

“Kenapa ga beli aja sih ma?” keluhku masih tak terima hari liburku disibukan dengan kegiatan memasak yang begitu banyak.

“lebih puas buatan sendiri” jawab mamaku lagi yang membuat ku kembali menghela nafas kasar,

Di tengah kesibukan ku, sesekali ku lirik seseorang yang tengah menikmati susu hangatnya dengan menahan tawa mendengarkan perdebatanku dengan sang mama.

“Farhan! Cepeten minum susunya, bantuin papa mu jemur baju dan bersih-bersih rumah”

Suara keras itu kembali terdengar membuatku tersenyum senang.

Ku julurkan lidahku mengejek adik ku yang sedari tadi menertawakan aku, kini dia juga kena omelan sang mama tercinta.

‘rasain kan, kena juga akhirnya, kakak sendiri di ledekin’ gumamku dalam hati tertawa girang,

“Yang bersih ya dek, awas lho kalau ga bersih, nanti pacarmu brewokan loh” ledekmu membuat wajah adik ku terlihat semakin kesal.

“Hush! Kebalik itu kak…. Mana ada cewek brewokan,” mama menegur seraya menggelengkan kepala tak habis pikir dengan celetukan ku meledek Farhan, adikku,

“udah cepet beresin, jam 9 temen-temen mama akan datang” titah mama sembari terus menyelesaikan gorengannnya.

“Iya” jawabku sebagai jawaban jitu agar mama tak kembali mengomeli ku.

Setelah hampir dua jam berkutat di dapur kami berdua telah berhasil menyelesaikan beberapa menu, sementara adik ku telah bersantai ria setelah mengepel ruang depan bersama papaku.

“Ma, udah nih, Ara balik kamar ya, mau istirahat lagi.”

“Eh, ga baik jam segini tidur lagi, mandi trus nanti ikut mama gabung temen-temen mama”

“Ih, males ah ma, ga nyambung nanti Ara kalau ngobrol, mama sama papa aja”

“papa sibuk kak, mau buka toko” timpal papa yang baru saja masuk setelah mengeluarkan mobil kesayagannya dari garasi.

“sama adek kalau gitu, Ara pengen istirahat ma, capek”

“adek mau….”

“apa? Mau main?!!” jawabku ketus memotong ucapan adikku yang hanya nyengir sembari menggaruk tengkuk kepalanya yang entah gatal beneran atau tidak,

“udah ih, tinggal duduk aja pada ga mau sih” pinta mama ku sembari memanding aku dan adik ku.

“Ogah…. temen-temen mama suka rese, kita ikut nyambut aja, ga ikut gabung, nanti Ara sama Farhan bantu sajikan makanan, habis itu balik kamar” putusku menengahi kemauan mama dan keinginanku untuk berisitirahat.

“Setuju!!” Farhan menyahut dengan lantang kemudian mendekat dan mengangkat tangannya untuk bertos ria denganku. Kami berdua tersenyum senang sementara mama ku melongo melihat kekompakan kami.

“Papa berangkat kalau gitu, kasian pembeli nanti kalau papa telat buka tokonya” papa ku tiba-tiba menyela mendekat ke arah kami bertiga yang berdiri di dekat dapur.

“Hati-hati pa, mama nanti nyusul kalau temen-temen mama sudah pulang”

“Ga usah gapapa ma, nanti biar Farhan aja yang nyusul, mama di rumah saja hari ini” timpal Farhan menawarkan diri membuatku meliriknya tajam,

‘ga biasanya aja nawarin diri gini, pasti ada apa-apa nih?’

‘mending di toko aja sama papa, dari pada di sini sama ibu-ibu rempong’ ucap Farhan dalam hati.

***

Sekitar pukul 9 lebih 5 menit satu persatu teman-teman mama mulai berdatangan, ada yang membawa pasangannya, ada pulang yang mengajak anak atau cucunya.

“Wah, ini anak sulungmu itu Mir?” celetuk salah seorang temen mamaku yang menatapku dengan tatapan julid menurutku.

“Iya, ini Ara” mama menyentuh pundak ku setelah selesai menyajikan nampan berisi minuman dingin di atas meja, kemudian aku menyalami teman mama dengan takzim menunjukan sopan santun ku. Karena sepertinya dia datang terlambat dan tak kulihat saat menyambut beberapa teman mama tadi.

“Wah, makin cantik aja,” pujinya dengan tersenyum smirk, “kapan tente dapat undangan nikahnya?”

Aku hanya tersenyum masam mendengar pertanyaan teman mama. “doakan saja tante. Kalau sudah waktunya mama pasti kasih undangan ke tante”.

'Ini nih yang bikin aku males duduk bareng nemenin temen-temen mama'

Tbc

Hallo semua… 🤗🤗🤗🤗

Othor balik lagi dengan cerita yang berbeda….😀😀😀

Mohon terus dukungannya…🤩🤩🤩

Love you All..😍😍😍😍

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!