Terjerat Cinta Hot Bodyguard
Di sebuah kamar kost, pria bernama Eric, yang telah rapih dengan seragam office boy tempat kerjanya, berdiri tegap di depan cermin besar, ia memperhatikan tubuhnya dari atas kepala hingga kaki, tangannya bergerak merapihkan rambut dengan sisir di genggamannya, tak lupa dengan kaca mata yang bertengger nyaman di hidungnya, semakin membuat kesan pria maskulin makin menguar dari tubuhnya.
"Semoga hari ini adalah hari baik untuk ku"
Eric yang merasa penampilannya sudah rapih, ia mengalungkan tas ransel nya ke punggung, kakinya terayun keluar kamar kost dan berjalan mendekati motor jadul kesayangannya, lalu melajukan motornya ke tempat kerjanya.
Eric berlari tergesa tergesa masuk ke dalam gedung menjulang tinggi yang akan menjadi tempatnya mengais rezeki, matanya memicing melihat arloji yang melingkar di tangannya.
"Jam ku mati"
Helaan nafas keluar dari bibirnya, kaki jenjangnya melangkah cepat menuju ruangan office boy, namun karna tak berhati hati, tanpa sengaja ia menabrak tubuh seorang perempuan yang tengah menundukkan setengah tubuhnya, karena tabrakan nya lumayan keras, hampir saja tubuh perempuan tersebut jatuh ke lantai, dengan reflek cepat Eric menangkap tubuh perempuan tersebut agar tak terjatuh.
"Maafkan saya Nona! "
Eric membantu perempuan tersebut untuk berdiri dengan tegap, Eric membungkukkan tubuhnya berulang kali untuk meminta maaf, menunjukan bahwa dirinya merasa begitu menyesal.
"Nona baik baik saja? "
Eric memutari tubuh perempuan tersebut guna memastikan apa ada luka pada tubuh perempuan tersebut, sementara perempuan tersebut hanya diam saja, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir tipisnya.
"Maaf Nona apa Nona baik baik saja? "
Meski ia tak melihat ada luka pada tubuh perempuan yang ia tabrak, ia kembali menanyakan keadaan perempuan yang sedari tadi diam, ia mengibas ngibaskan tangan kehadapan perempuan tersebut, hingga perempuan tersebut tersadar dari lamunannya.
"Ahh, iya aku baik baik saja"
"Sekali lagi maafkan saya Nona🙏"
Eric kembali membungkukkan tubuhnya, kemudian kembali mengayunkan kaki menuju ruang khusus office boy dan office girl untuk absen sebelum memulai bekerja.
"Pagi Ric, kamu baru datang? "
Siska atasan Eric, menatap Eric yang baru datang dengan senyum ramah di wajahnya, buku absensi dan sebuah bolpoin ada di tangannya.
"Pagi Mbak, iya, maaf aku terlambat Mbak"
Eric menundukkan kepalanya di hadapan Siska, paham betul dengan kesalahannya.
Siska tersenyum dengan kejujuran Eric, lalu berkata, "Tidak, hanya 5 menit" Siska menggelengkan kepalanya dan tak memudarkan senyum ramahnya.
"Isi absen, dan mulailah bekerja! "
Meski senyum ramah terukir jelas di bibirnya, namun ia tetap berucap tegas.
Eric segera mengisi absennya, lalu bersiap untuk bekerja.
"Terimakasih Ric, Kamu tugas di lantai 10 ya! "
Eric mengangguk mengerti, setelahnya mengambil alat tempurnya, kakinya melangkah keluar dari ruangan tersebut, lalu masuk kedalam lift menuju lantai 10,dan segera mengerjakan kewajibannya.
Ting!
Lift terbuka, kakinya melangkah keluar dan berjalan tenang di sepanjang koridor yang cukup sepi, mata mengedar, melihat situasi koridor yang begitu sepi, matanya melihat tulisan yang terdapat di setiap pintu yang di lewati.
"Sepertinya di sini ruangan para petinggi perusahaan ini"
Eric membatin, kakinya terus melangkah menuju ke sudut koridor, menuju 2 orang dengan profesi yang sama dengannya, dan berniat untuk membantu mereka.
"Ada yang bisa ku bantu? "
Eric tersenyum ramah pada 2 orang teman satu profesinya, ia menawarkan diri untuk membantu keduanya, "Tidak Bang, kami sudah usai membersihkan sepanjang koridor ini", salah seorang dari keduanya menjawab, " Mungkin kamu bisa memulai membersihkan ruangan ruangan yang ada di sini Bang" , salah seorang lagi menimpali, "Kami turun terlebih dahulu Bang, karena tugas kami di lantai ini sudah usai Bang", seorang lagi berucap, " Semangat Bang! " Kedua orang itu menepuk bahu Eric, dan bergegas pergi setelah mendapat anggukan kepala dari Eric.
"Apa aku harus membersihkan semua ruangan di lantai ini sendirian? tidak ada yang membantu ku? "
Helaan nafas keluar dari mulutnya, jika pun memang harus ia sendiri yang mengerjakan semuanya, tak apalah pikirnya, lagi pula ia bekerja kan di bayar, jadi ia akan mengerjakannya dengan penuh semangat, meski peluh akan memenuhi tubuhnya.
Eric melangkah mantap mendekati seorang perempuan yang duduk di meja kerjanya yang berada di depan sebuah pintu bertuliskan Ruang Direktur Keuangan.
"Ada yang bisa saya bantu Mas? "
Perempuan tersebut bangkit dari duduknya, bibirnya mengukir senyum ramah, matanya menatap lekat lelaki yang berdiri di hadapannya, dengan menggunakan seragam office boy.
"Nona mau minum? "
Eric hendak memulai bekerja, dengan mengawali untuk membuatkan minum untuk perempuan yang sudah pasti adalah seorang sekretaris dari seorang petinggi di perusahaan tempatnya bekerja.
Perempuan tersebut tersenyum lalu berkata, "Sesungguhnya aku belum memerlukan minum, jikalau aku ingin minum, aku dapat membuatnya sendiri", Perempuan tersebut menggantungkan ucapannya untuk tersenyum ramah pada lelaki yang berdiri di hadapannya, " namun karena ku tau itu tugasmu, baiklah tolong buatkan aku susu coklat hangat ya Mas"
"Baik Nona, saya akan segera bawakan untuk Anda"
Dengan semangat Eric naik turun pantry ke lantai 10 untuk membawakan pesanan orang pertamanya di hari ini.
"Silahkan di nikmati Nona"
Eric meletakan segelas susu coklat hangat pesanan Perempuan yang menjabat sebagai sekretaris Direktur Keuangan tersebut, tak lupa ia membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Terimakasih Mas"
Senyum manis terukir nyata di bibir ranum Perempuan tersebut, dan kembali menyesap susu coklat hangat buatan Eric.
"Maaf Nona"
Eric menghentikan ucapannya, menunggu Perempuan tersebut hingga meletakan gelas tersebut ke atas meja kerjanya, dan memusatkan pandangan pada Eric.
"Apa ada tugas lagi untuk saya kerjakan Nona? "
Perempuan tersebut sejenak berpikir, lalu matanya berbinar, setelah mendapatkan jawaban untuk Eric, "Masuklah, mungkin di dalam ada yang perlu kamu kerjakan Mas" , Perempuan tersebut membukakan pintu ruangan atasannya, dan mempersilahkan Eric untuk masuk, setelahnya ia kembali ke meja kerjanya.
Eric mengedarkan pandangan, melihat ruangan yang begitu luas, bahkan berkali kali lipat lebih luas dari kamar kost miliknya, namun ruangan tersebut nampak sepi tak berpenghuni.
"Permisi"
Eric berkata, matanya berkeliling kemana mana, seraya berjalan mundur, meski begitu ia mencari sesuatu hal yang sekiranya dapat ia kerjakan, matanya seketika tertuju pada tumpukan kertas di atas meja yang berantakan, nalurinya bergerak untuk merapihkan kekacauan tersebut, setelahnya merapihkan sofa, dan menyapu lantai lalu mengepelnya, Eric kembali mengedarkan pandangan, melihat ruangan yang begitu rapih, sebelum ia membersihkan lantai ruangan tersebut, sesungguhnya ruangan tersebut sudah cukup bersih.
Eric melangkahkan kaki menuju jendela, tangannya menyingkap gorden, sehingga nampak lah pemandangan indah gedung gedung pencakar langit di kota Jakarta.
"Indahnya"
Ia menarik nafas lalu menghembuskannya dengan perlahan, menikmati pemandangan indah yang masuk kedalam netra penglihatannya, sampai akhirnya suara seseorang membuatnya terjingkat kaget.
"Kamu Siapa? "
...****************...
Nama : Eric Abram
Usia : 25 Tahun
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Catatan Penulis :
Untuk visual karakter novel ini, Penulis mencari visual yang menurut Penulis cukup sesuai dengan karakter novel ini, baik dari lock, dan kepribadian yang dianggap cocok.
...Bantu Like, komen, rating 5, vote, dan hadiahnya ya! Terimakasih....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
mampir thor kayaknya bagus cerita ini.......tetep semangaf kak
2023-10-22
1
vall_ceunah
mampir ya kakak ... :)
2023-08-19
1
Penelop3
semangat kak
2023-05-27
2