Rabu, 17 Mei 2023
Eric terbangun dari tidurnya, suara alarm berdering, memenuhi kamar kost tersebut.
Eric bangun dari posisi tidurnya lalu mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, sejenak Eric memejamkan mata dan memanjatkan doa memuji sang Pencipta, kemudian beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Eric keluar dari dalam kamar mandi, setelah membersihkan tubuhnya, ia beranjak menuju dapur untuk memasak nasi, setelahnya, sembari menunggu nasi matang, ia beranjak ke sofa yang terdapat di kamar kostNya, lalu didudukinya sofa tersebut, ponselnya sudah nyaman berada di genggamannya, jari jarinya lincah bergerak naik turun di layar benda pipih tersebut, guna mencari pekerjaan di media sosial, barangkali ada yang cocok dengannya, namun setelah tiga puluh menit berselang, tak satupun di temukan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuannya dan pengalamannya.
"Belum ku temukan pekerjaan yang sesuai untukku"
Eric menghela nafas, diletakkannya ponsel di sofa dengan sembarangan, kemudian beranjak menuju masakan nasinya di dapur, dilihatnya nasi tersebut sudah matang, lalu ia mengambil mie instan kemudian memasaknya dan memakannya.
Setelah usai makan, ia membersihkan semua alat masak yang di pakai sebelumnya, lalu menuju kamar mandi untuk menggosok gigi.
****************
Kini Eric sudah rapih dengan kemeja panjang warna putih, dan celana panjang hitam, rencananya ia hendak mencari pekerjaan di perusahaan sekitar kost nya, setelah tadi ia cari di media sosial tak menemukan yang sesuai dengan dirinya, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan langsung ke perusahaan dekat dari kost nya.
Eric melajukan motornya menuju fotocopy dan toko alat tulis, untuk mempersiapkan semua berkas yang diperlukannya untuk melamar pekerjaan.
Sesudah urusannya usai di tempat tersebut, Eric kembali melajukan motornya entah kemana.
Eric memperhatikan semua bangunan yang dilaluinya, barangkali terdapat lowongan pekerjaan untuknya, dan benar saja tak lama ia berkendara, ia melihat sebuah rumah makan yang tengah membuka lowongan pekerjaan, di belokannya lah motornya ke parkiran rumah makan tersebut, lalu memasuki tempat tersebut untuk melamar pekerjaan, namun harapannya pupus sudah, sebab posisi yang dicari sudah di tempati oleh orang yang lebih dulu datang ke tempat tersebut, kembalilah Eric melajukan motornya melintasi perusahaan tempat kerjanya tiga bulan lalu.
"Gabriel Group, besar nan megah"
Eric bermonolog sembari kepalanya mendongak melihat perusahaan menjulang tinggi di sebrang jalan yang saat ini ia lalui.
Eric terus melajukan motornya, sesekali menghentikan laju motornya di tempat yang membuka lowongan pekerjaan, namun tak kunjung mendapat pekerjaan, banyak sekali alasan mengapa ia tak di Terima di tempat tempat tersebut, mulai dari latar belakang pendidikan yang hanya lulusan SMA, dan juga kurangnya pengalaman bekerja, memang untuk postur tubuh Eric memenuhinya, namun entah apa pertimbangan tempat tempat yang di hampiri Eric tersebut tetap menolaknya.
Eric terus berkendara di jalan, sampai tanpa sadar jam sudah menunjukkan pukul dua belas siang waktu jam makan siang, Eric memutuskan untuk menepikan motornya di sebuah warung padang, mulanya ia berpikir untuk kembali ke kostnya, namun ia urungkan niatnya melihat jarak dari tempatnya saat ini terlalu jauh jika untuk kembali ke kost hanya untuk makan siang, akhirnya ia makan di warung padang tersebut, sembari beristirahat sejenak, dan membaca beberapa lembar koran yang terdapat di atas meja tempatnya makan.
Ia membolak balikan koran tersebut, dibacanya dengan teliti huruf per hurufnya berharap semoga ada yang ia cari, namun tetap saja, tak ada satupun informasi lowongan pekerjaan di koran tersebut.
Setelah membayar makanannya, Eric kembali melajukan motornya, dan sama seperti tadi, Eric berhenti beberapa kali di tempat yang membuka lowongan pekerjaan, namun sama saja, belum di temukannya pekerjaan untuknya, Eric sudah mulai putus asa, akhirnya Ia kembali memutar arah laju motornya untuk kembali ke kostnya, sebab kini hari sudah mulai sore.
Perjalanan Eric terhambat sebab melihat sebuah mobil berhenti di depannya, sehingga menghalangi perjalanannya, karna posisi mobil tersebut, tepat di tengah jalan, dan juga posisi jalanan entah mengapa sangat sepi di daerah tersebut, meskipun ada yang melintas, mereka melintas saja tanpa menggubris keberadaan mobil di depan ku.
Eric menoleh kesana kemari, tak di temuinya orang yang hendak melintas di lingkungan tersebut, Eric hendak kembali melajukan motornya dan tak menghiraukan mobil yang berhenti di depannya, namun niatnya terkalahkan dengan rasa penasarannya.
"Ini mobil kenapa ya? Hmm, apa ada pengemudinya? "
Rasa penasaran Eric membuat Eric melangkahkan kaki ke arah mobil tersebut, lalu menundukkan setengah tubuhnya melihat ke dalam mobil, namun kaca mobil tersebut cukup gelap, membuat Eric sedikit kesulitan melihat keadaan di dalam mobil tersebut, akhirnya ia mengetuk kaca mobil tersebut.
Tok tok tok..
"Ada orang? "
Eric terus mengetuk kaca mobil tersebut, sembari memanggil manggil pengemudi yang berada di dalam mobil,
"Ada orang? "
Eric yang tak kehabisan akal, ia pun berusaha membuka pintu mobil tersebut, namun usahanya sia sia, nampaknya mobil tersebut terkunci, Eric berpikir cepat, kemudian ia berlari ke pinta mobil sisi lain, dan mengambil batu berukuran lumayan besar, dan di gunakan untuk memecahkan kaca mobil tersebut, namun kaca tersebut cukup sekali di pecahkan oleh batu di genggaman Eric, meskipun kaca tersebut sudah retak dengan parah, namun belum berhasil membuat kaca tersebut pecah.
Meski kaca tersebut belum pecah, namun hal itu membuat Eric dapat melihat keadaan di dalam mobil, dan benar saja, ada seorang perempuan duduk di balik kemudi, dengan posisi kepala berada di setir kemudi, mungkin perempuan tersebut pingsan.
"Nona, Nona.. "
Eric semakin keras memukulkan batu ke kaca mobil tersebut agar segera pecah, dan dapat membuka pintu mobil secara paksa, sembari memanggil manggil perempuan yang berada di dalam.
Piyar....
Akhirnya kaca mobil tersebut pecah, Eric segera menyingkirkan serpihan kaca, agar tak menghambatnya saat menolong perempuan tersebut.
Eric perlahan membuka pintu tersebut dari lubang kaca yang berhasil ia pecahkan, dan berhasil, perlahan ia mendekati perempuan tersebut, jarinya bergerak untuk mengecek urat nadi perempuan tersebut, dan hasilnya Eric bernafas lega karena perempuan tersebut masih hidup, tangannya bergerak untuk mengangkat kepala perempuan tersebut, yang membuat matanya membulat dan mulutnya terbungkam karena terkejut.
"Nona ini"
Tanpa pikir panjang, Eric segera meraih tubuh perempuan tersebut, lalu di gendong di punggungnya, menuju motornya.
"Ayah"
Perempuan tersebut bersuara sangat lirih, namun masih dapat terdengar jelas oleh Eric.
"Iya, ini Ayah sayang"
Sahut Eric berbisik di depan telinga perempuan tersebut.
Eric mendudukkan perempuan tersebut di depannya, masih dengan posisi ia menggendongnya, namun saat ini perempuan tersebut berada di dada bidangnya, dengan posisi memeluk, praktis siapapun yang melihatnya akan mengira, bahwa mereka sepasang kekasih.
Perlahan Eric melajukan motornya menuju kostnya, dengan susah payah Eric mengemudikan motornya, sebab pandangannya terhalang dengan tubuh perempuan tersebut.
................
Eric memasuki kamar kostnya secara mengendap, Perempuan tersebut berada di gendongannya, meskipun suasana masih sore, namun entah mengapa, sore itu lingkungan kost menjadi sepi, seakan Tuhan membantu Eric untuk membawa perempuan tersebut ke kamar kostnya.
Eric merebahkan tubuh perempuan tersebut di kasurnya dengan sangat hati hati.
"Terimakasih"
Perempuan tersebut kembali bersuara, dengan sangat lirih, namun didengar oleh Eric yang memang posisinya belum beranjak sepenuhnya setelah merebahkan perempuan tersebut di tempat tidur.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Dwi Winarni Wina
eric menolong gadis dibawa kekostnya...
2023-10-22
1