Jodoh Tak Diundang
'Apa yang terjadi? Sebenarnya apa yang terjadi? Lalu, siapa pria ini?'
Gadis itu menjerit dalam hati kala menyadari jika dirinya tengah berada di sebuah kamar yang terlihat asing hanya dengan memakai dalaman tank top putih miliknya, ia pun semakin dibuat terkejut saat mendapati seorang pria yang bahkan tak dirinya kenal tengah tertidur lelap di sampingnya tanpa menggunakan baju.
Gadis itu pun membekap mulutnya dengan kedua telapak tangannya yang gemetar, berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan suara yang bisa saja membangunkan pria tersebut.
Perlahan ia menoleh ke arah pria tersebut, mencoba menghapal wajah pria yang telah berbagi ranjang dengan dirinya.
Wajah khas western, dengan hidung mancung dan rahang yang tegas, bulu mata lentik, serta memiliki warna surai kuning keemasan, bak visual lukisan karya seni indah yang terpajang di museum Louvre.
Gadis itu perlahan meraih sebuah kemeja yang tergantung dan segera memakainya dengan tergesa-gesa, lalu mengambil tas miliknya yang berada di atas sofa dan segera mengambil dompet di dalamnya.
"So-sorry banget, Aku cuma ada uang segini dan cincin ini. Semoga bisa ganti rugi atas perbuatanku dan juga kemejamu yang Aku pakai. Aku berdoa agar Kita kelak gak akan bertemu lagi," ucapnya sebelum akhirnya ia benar-benar pergi meninggalkan pria tersebut seorang diri.
Sepanjang jalan ia tak henti-hentinya mengingat apa yang sebenarnya terjadi, tetapi tidak ada satupun memori yang berhasil ia dapatkan seakan ingatannya terputus sejak ia dipaksa meminum segelas wine yang diberikan oleh temannya.
Kepalanya masih terasa berat, gadis itu hanya memandang jendela taksi yang ia naiki sambil terus mengingat walaupun terasa sulit.
***
BUM! BUM! BUM!
Suara musik yang terdengar memekikkan telinga, seakan tak mengganggu para pengunjung yang tengah bereuforia di bawah kelap-kelip lampu yang temaram. Seorang gadis yang tampak kikuk, hanya berdiam diri saja sambil terduduk di sebuah kursi yang berada di hadapan seorang bartender.
"Udahlah, Lo gak usah pikirin lagi! Nih Gue ajarin caranya senang-senang biar pikiran Lo gak kusut lagi!" seru seorang gadis lain, yang diduga adalah teman yang datang bersamanya.
Wanita berusia dua puluh lima tahun yang bernama Siera Aryana itu menghembuskan napasnya dengan berat, lalu berusaha menikmati suasana yang terasa asing bagi dirinya.
Cukup lama ia berdiam diri sendirian, sambil meminum segelas mocktail dan melihat temannya tengah berlenggak lenggok dengan pria tak dikenal di lantai dansa.
Sejenak ia berpikir, jika tempat itu sama sekalian tidak menjadi jalan keluar untuk melupakan permasalah yang tengah ia hadapi.
"Diem aja Lo, bay the way ada yang mau kenalan! Kita ke sana yuk!" ucap temannya yang bernama Velly seraya menunjuk tiga orang pria asing yang semudah menunggu di tempat tak jauh dari mereka.
Tiga orang pria muda itu melambaikan tangan mereka, salah satunya bahkan mengedipkan sebelah matanya kepada Siera.
"Duh, gak deh! Gue mau balik aja," ucap Siera menolak secara halus.
Namun tiba-tiba salah satu dari ketiga pria tersebut berjalan mendekati mereka, sambil membawa segelas wine dengan senyuman ramahnya.
"Hei!" sapanya ramah.
Velly yang melihat kedatangan pria itu turut menyapanya dengan ramah, bahkan tanpa segan ia langsung merangkul pinggang pria yang baru ditemuinya tersebut.
"Hei, Bob! Perkenalkan, teman kerjaku namanya Siera. Siera ini Bobby!" seru Velly memperkenalkan keduanya.
Merasa tidak enak hati akhirnya Siera menjabat tangan pria bernama Bobby itu, walaupun tidak dapat dipungkiri jika suasana hatinya semakin terasa tidak enak saat itu.
Setelah berbincang singkat, Bobby menyodorkan segelas wine di tangannya kepala Siera, mengatakan jika wine tersebut sebagai hadiah dan juga tanda akan perkenalkan mereka.
"Sorry, Gue gak bisa minum alkohol, lagi pula udah mau balik kok!" tolak Siera.
"Yah, jangan begitu dong. Kamu, kan gak jadi ngumpul bareng kita. Setidaknya terima saja hadiah ini," ucap Bobby paksa.
"Terima kasih, tapi beneran Gue gak bisa minum ini."
"Ya elah, Ra. Sedikit aja, hargai orang lah! Gue aja tadi udah minum bareng mereka kok! Habis ini Kita balik deh!" seru Velly meyakinkan.
"Tapi, Vel!"
"Minum seteguk gak akan buat Lo mabuk!" paksa Velly dengan raut wajah yang sudah terlihat masam.
Karena sudah menolak ajakan Velly dan Bobby berkumpul, serta memaksa untuk pulang terlebih dahulu. Siera tak mampu lagi menolak wine tersebut, ia tidak ingin membuat Velly malu atas sikapnya yang kaku akan dunia malam.
"Ok," ucapnya.
Perlahan-lahan Siera mulai mendekatkan gelas berkaki tersebut dengan bibirnya. Sontak semerbak aroma alkohol yang menyengat mengusik indra penciumannya. Siera yang tak terbiasa pun hanya bisa menahan napasnya, lalu meneguk wine tersebut dengan cepat.
"Terima kasih untuk minumannya. Yuk Vel, kita pulang!" ajak Siera.
Baru aja gadis itu melangkahkan kakinya, tiba-tiba saja Velly berhenti dan meraih ponsel miliknya. Ia pun sontak menarik tangan Siera dan memasang raih wajah mengiba.
"Sorry, Ra. Gue ada perlu sekarang jadi gak bisa antar Lo pulang."
"Oh ya sudah, Gue naik taksi aja," jawab Siera sambil tersenyum walau di dalam hatinya sudah jengkel.
Siera pun terlebih dahulu berjalan keluar dari klub malam tersebut, berjalan cepat agar bisa segera menjauh dari tempat tersebut.
Siera mengedipkan matanya beberapa kali, kepalanya tiba-tiba saja terasa sangat berat hingga membuatnya terhuyung. Pandangan matanya pun semakin buram dan membuatnya menyadari jika ada sesuatu yang ia aneh dari wine yang telah diminumnya.
Sekuat tenaga ia mencoba kian mempercepat langkah kakinya tetapi tiba-tiba saja ada seseorang yang membekap mulutnya dari arah belakang.
"Hai gadis sombong, malam ini kita akan bersenang-senang," bisik seseorang.
Siera yang mengenal suara tersebut berusaha untuk memberontak dan mengeluarkan suara, tetapi seberapa keras ia berusaha semua hasilnya nihil. Sesuatu yang sudah bereaksi di dalam tubuhnya benar-benar telah membuat dirinya tak berdaya sama sekali.
Gadis itu hanya bisa mengumpat dan menyesali keputusannya untuk datang ke tempat tersebut.
Bruk!
"Lepaskan!"
Siera merasakan tubuhnya direbut dengan paksa oleh seseorang, bahkan ia juga mendengar suara seseorang yang tengah berkelahi hingga akhirnya kesadarannya benar-benar telah hilang.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments