Terperangkap Pernikahan Adat

Terperangkap Pernikahan Adat

Awal

...

Di dalam sebuah gedung kantor yang berdiri kokoh di tengah tengah padatnya gedung gedung bertingkat di perkotaan,

Terlihat seorang pria mapan berpenampilan formal, berwajah tampan dan penuh wibawa, dengan tatanan rambut yang selalu tersisir rapih

Dia berdiri tegap dengan melipat kedua tangan menghadap ke diding kaca tebal yang jadi pembatas antara ruangan pribadinya dan langit luar yang jadi pemandangan monoton di setiap harinya, dari atas kantor yang di pimpinnya itu

Sorot matanya yang tajam menatap angkuh pada apapun yang terlihat dari indra penglihatanya, Seolah semua yang di lihatnya dari puncak gedung itu bisa dia injak dengan mudah di bawah telapak kakinya,

"Tujuh tahun yang lalu, aku memang bukan apa apa, tapi detik ini, aku buktikan kalau tekad ku adalah jalan kesuksesan ku, tak perduli seberapa banyak orang yang meragukannya" ucap pria yang berusia sekitar tiga puluhan tahun itu, dengan menyunggingkan sedikit senyum Angkuhnya.

'Ceklek' pintu Ruangan Deffar tiba tiba terbuka, dan masuk seorang wanita berparas cantik dengan tampilan tidak kalah perfect dari model model profesional, kulit putih, gestur tinggi dan langsing, dengan lekukan lekukannya yang menantang,,

Gadis Yang sebentar lagi menginjak usia 25 tahun itu langsung berjalan menghampiri Deffar yang sekarang berdiri membelakanginya

"Selamat siang sayang, kau sedang apa disini?" Sapa Erika seraya melingkarkan kedua tangan rampingnya di pinggang Deffar

"Apa kau tidak bisa mengetuk pintunya dulu sebelum masuk ke ruangan ku" Tanya Deffar dingin

"Apa harus?, aku ini pacarmu sayang, aku ini bukan orang lain," ucap Erika

"Jika kau merasa begitu, harusnya kau bisa lebih menghormatiku," ucap Deffar seraya menepis tangan mulus yang sedang memeluk pinggangnya

Defar lalu berbalik dan beranjak duduk di belakang meja kepemimpinannya

Erika juga segera melangkah untuk mendekati Deffar lagi "Oke oke, aku salah, aku minta maaf"

Tapi Deffar sedang tidak ada mood untuk berbicara dengan Erika, karena dia tau kalau Erika menemuinya bukan untuk masalah pekerjaan, pasti dia hanya akan merengek meminta sesuatu,

Deffar malah mengeluarkan gawainya untuk menelpon salah satu nomor di ponselnya

"Bagaimana, apa semuanya sudah beres?" tanya deffar pada seseorang di sebrang ponselnya

📲"Sudah pak Def, Hunian bapak sudah rampung seratus persen, Anda sudah bisa langsung menempatinya, kapan pun yang anda mau" ucap seseorang dari sebrang telpon

"Kerja Bagus, Kau segera siapkan keperluan untuk acara peresmiannya, aku ingin minggu ini juga menggelar acaranya" ucap Defar

📲"Siap pak Def, Semuanya akan saya persiapkan, anda tenang saja"

"Hmmm" Defar segerea mengakhiri percakapanya

"Istana yang kamu bangun itu sudah jadi ya sayang?, Hmmm,, apa rumah itu akan jadi hadiah pernikahan kita nanti?" tanya Erika dengan tatapan berbinar penuh harap pada Deffar

"Tidak, bukan kah sudah ku bilang, rumah itu sengaja ku bangun untuk ibuku," ucap Defar datar

Erika langsung memutar mata malasnya, dan seketika merubah raut wajah manisnya menjadi masam

"Kenapa sih, apa apa untuk ibumu, ini itu selalu saja untuk ibumu, kapan kamu bisa mementingkan aku di hidup kamu?" tanya Erika dengan nada kesal

"Aku di sini, di kursi ini, itu karena kerja keras dari ibuku, kalau tidak ada dia, aku tidak yakin bisa berdiri di sini sekarang" ucap Deffar sedikit melirik Erika

"Sudahlah, kau memang tidak pernah bisa memahami perasaan pasanganmu sendiri, aku pergi" ucap Erika ketus seraya beranjak pergi dari hadapan Deffar

Eskpektasi yang Erika bayangkan soal hunian megah yang di bangun oleh Deffar itu akan di hadiahkan Deffar untuknya klau mereka menikah nanti, tapi kenyataanya itu salah,, jadi dia jelas kecewa dengan Deffar

Erika langsung keluar dari ruangan deffar tanpa menutup pintunya kembali "Kenapa aku ini seolah tidak berharga untuknya, kurang apa aku, dia benar benar menyebalkan, lihat saja, kalau aku tidak bisa membuatmu memohon padaku untuk kembali, aku tidak akan menemuinya lagi" gerutu Erika saat dia pergi

Deffar tau Erika pasti marah, tapi dia tidak ambil pusing soal itu, karena itu bukan hal yang baru baginya, Deffar tau Erika tidak akan terlalu lama kesal padanya , kalau dia ada maunya pasti dia sendiri yang minta baikan

Deffar kembali ke layar ponselnya lagi untuk segera mengabarkan kabar gembira atas rampungnya rumah impian yang dia janjikan kepada sososk wanita tangguh yang sudah melahirkannya, yaitu sang ibu,

Tidak ada wanita yang lebih berharga baginya di dunia ini kecuali dia, karena hanya tinggal beliau lah satu satunya keluarga yang dia miliki, setelah ayahnya meninggal dan adik perempuanya juga menyusul karena kalah berjuang melawan penyakitnya,

Di kediaman usangnya,, Sang ibu yang sudah berusia lanjut langsung menerima panggilan dari Deffar dengan wajah yang sumringah,

📲"Hallo Def, apa kabarmu hari ini nak, apa kamu sehat ?, uhhuuk uhuk" tanya bu Sinai yang kini hanya bisa menghabiskan harinya di atas kursi roda

"Aku sehat bu, bagaiman dengan kondisi ibu sekarang?, apa ibu sudah meminum obat yang di berikan dokter?" tanya Deffar

📲"Ibu Tidak butuh obat nak, ibu hanya ingin bertemu denganmu, kapan kamu mau pulang?"

"Bu, Aku akan pulang besok lusa, aku akan membawa ibu ke rumah yang aku janjikan, dan tinggal bersamaku di sini, jadi ibu sekarang hanya perlu minum obat,, supaya ibu bisa sehat besok, Ya!!" ucap Deffar membujuk,

📲"Sunguh,?, kau tidak sedang membohongi ibu kan?" tanya sang ibu sedikit tidak percaya

"Tentu saja tidak bu, selama ini kapan aku pernah berbohong padamu?" ucap Defar

📲"Syukurlah kalau kau akan segera pulang , ibu senang mendengarnya, ibu tidak sabar ingin segera memelukmu, dan juga, ibu ingin mengenalkan mu pada seorang gadis," ucap sang ibu dengan mata berkaca kaca, semabari menggenggam erat tangan seorang gadis belia yang belakangan selalu menemani harinya

Gadis itu juga hanya tersenyum simpul pada bu Sinai

"Bu, kalau soal jodoh, ibu tidak perlu repot repot mencarikanya untuku, aku akan membawa calonku untuk menemuimu nanti, sekarang ibu hanya perlu jaga kesehatan ibu, jangan pikirkan hal yang lain lagi, oke!" ucap Deffar

📲"Oh, Baiklah" Ucap sang ibu nampak sedikit kecewa

"Ya sudah, aku masih ada urusan yang harus ku kerjakan sekarang, nanti ku telpon ibu lagi, jangan lupa minum obatmu dan beristirahatlah,, ya" ucap Deffar

📲"Iya" ucap sang ibu lesu di kala percakapan dengan putranya yang sudah bertahun tahun tidak pulang itu harus terhenti

Deffar sejenak melihat ponselnya sebelum akhirnya mematikan sambungannya, karena tidak di pungkiri olehnya, kalau dia juga sebenarnya sangat merrindukan sosok sang ibu

"Ini memang berat, tapi ini juga demi membuatmu bangga padaku,," gumamnya.

'tok tok tok' tiba tiba terdengar ketukan di pintu ruanganya

"Pak Def, apa boleh saya masuk" sela pria paruh baya yang kini berdiri di pintu masuk ruangan Deffar yang memang terbuka,

"Oh, Pak Han, silahkan, masuklah" ucap Deffar

Pria paruh baya yang berusia empat puluhan itu langsung melangkah masuk dan menghadap pada Deffar

"Silahkan duduk pak Han" ucap Deffar

"Ya, terima kasih Pak Def" ucap Pak Han langsung duduk dengan sungkan.

"O yah pak Def, maaf sebelumnya, Saya dengar anda tadi membicarakan soal peresmian rumah baru anda ya, apa itu benar?, maaf saya tadi sedikit lancang menguping obrolan pak Deffar dan bu Erika" ucap Pak han yang tidak lain adalah tangan kanan Deffar di kantor itu

"Ya, pihak kontraktor sudah mengkonfirmasi rampungnya pembangunan rumah itu, jadi saya ingin segera meresmikanya," ucap Deffar

"Oh, kalau begitu selamat pak Def, Selamat " ucap Pak Han

"Ya, terima kasih pak Han" ucap Deffar

"Tapi pak Def, ngomong ngomong kapan anda akan meresmikan hubungan anda dengan bu Erika??,, Anda sekarang sudah cukup matang dan mapan, bisa di bilang kalau Anda sudah memiliki segalanya sekarang. jadi tunggu apalagi, ya barangkali saja ada bocorannya gitu pak Deff" Ucap Pak Han sedikit bercanda.

Deffar langsung menyunggingkan sedikit senyum di sudut bibirnya.

"Pak Han, Anda pasti tau betul, Di masa sekarang tidak mudah untuk menemukan orang yang benar benar bisa di percaya, kebanyakan yang nampak di permukaan hanya kedok belaka,, jadi banyak hal yang harus di pertimbangkan jika ingin mempecayai seseorang, tidak terkecuali dalam urusan pendamping hidup" ucap Deffar

"Ya ya ya, Anda memang benar,, jadi Apa anda masih belum Yakin pada bu Erika?, Saya rasa, bu Erika itu sangat sepadan dengan Anda, Anda tampan, dan bu Erika juga sangat cantik, kalian pasangan yang sangat serasi kalau menurutku" ucap pak Han

"Entahlah, Cocok Atau tidaknya, biar orang tuaku saja yang menilainya, jika beliau setuju, aku bisa saja langsung meresmikan hubunganku dengan Erika" ucap Deffar

Pak Han hanya mengangguk ngangguk ringan mendengar pernyataan Deffar, dan tidak berniat menggali lebih jauh lagi soal urusan pribadi atasannya itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!