Perlahan tapi pasti, hari di luar rumah mulai berangsur gelap, hingga akhirnya malam datang tanpa Hasnita sadari.
Dan entah mulai dari kapan Hasnita yang merasa lelah itu tertidur di samping Deffar.
Dan Deffar juga memeluknya cukup erat...
…
Keesokan Paginya Hasnita terbangun dengan perasaan kaget sekaligus bingung, karena dia sekarang berada di pelukan Deffar.
"Aaaaaaaaaaaaaa" Hasnita langsung menjerit histeris karena bangun bangun sudah ada dalam posisi intim dengan seorang pria, dia benar benar tidak ingat sama sekali saat dia tertidur.
Tentu saja Deffar yang juga sudah agak pulih dari sakitnya ikut tersadar.
Deffar juga merasa kaget karena di pelukanya kini ada sesosok gadis manis yang wajahnya sangat dekat dengan wajahnya.
Deffar segera melepas pelukanya pada Hasnita dan refleks mendorong Hasnita hingga dia terjatuh dari tempat tidur.
'Bruukkk' "Awwwwwhhhh, sakitttt, huhuhu" lirih Hasnita mengusap ngusap bokongnya.
Deffar langsung terperanjat duduk "Apa yang kamu lakukan di sini??" tanya Deffar tidak mengingat waktu semalam.
Hasnita yang duduk di lantai langsung berekpresi sedih, dan memeluk lututnya dan menjadikanya tumpuan dagunya.
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu, apa yang kakak lakukan padaku?" ucap Hasnita sedikit merasa risih, dia takut kalau semalam Deffar sudah memanfaatkanya.
"Aku??, aku tidak ingat......."
'Brakk' Tiba tiba Dua orang penduduk yang tau kalau di rumah itu ada sepasang insan. Langsung membuka pintu rumah yang tidak terkunci karena mendengar teriakan Hasnita. Mereka langsung masuk dan menghampiri Deffar Dan Hasnita yang berada di dalam satu ruangan kamar.
"Hayo, kalian ketahuan kan, kalian sudah basah basah kan??, ayo ngaku!!" ucap pria yang terlihat sudah paruh baya.
Deffar dan Hasnita saling pandang sejenak, lalu melihat ke bapak itu lagi dengan bingung
"Mau di selesaikan secara damai, atau ku beritahu warga supaya kalian di arak keliling kampung sini" ucap salah seorang bapak bapak yang lainya
"Tapi pak,, ini,, aku, tidak melakukan apa apa dengan gadis ini, aku tadi hanya memeluknya saja, sungguh" ucap Deffar panik dan mencoba membela dirinya.
"Tidak ada yang bisa menjamin kalau kalian berdua tidak berbuat apa apa semalam, Hayo,, mending kita arak keliling kampung atau bagaimana, hah?" ucap Salah seorang dari mereka sedikit menakut nakuti Deffar.
Deffar tentunya tidak mau kalau sampai di arak keliling kampung dengan kondisinya yang masih lemah. Juga mau di taruh di mana wajahnya kalau sampai semua penduduk tau dan berasumsi negatif padanya.
"Baik baik, kita damai saja, berapa yang kalian minta?" tanya Deffar yang tau maksud mereka pasti soal uang,, jadi dia segera mencari keberadaan dompetnya.
"Dua ratus saja, seratus, seratus, dan aman" ucap Si bapak menunjuk dirinya dan temanya.
"Hhhh, hanya dua ratus, baiklah..." ucap Deffar nyengir karena menurutnya permintaan mereka terlalu receh.
Tapi sayangnya dia tidak bisa menemukan dompetnya di saku manapun, 'Astaga, apa aku tidak membawa dompetku?, mati aku' batin Deffar dengan melirik Hasnita
Sementara Hasnita juga tidak bisa membela diri dan hanya bengong karena bingung harus berbuat apa.
"Punya atau tidak?" tanya si bapak itu memastikan
Deffar pun hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan wajah semberaut
"Kalau begitu Artinya kalian harus ikut kami jalan jalan" ucap si bapak lagi
Akhirnya Deffar dan Hasnita harus pasrah di arak keliling kampung , sampai semua orang tau kalau mereka sudah tidur bersama di satu ruangan.
Dan bahkan mereka langsung di nikahkan secara adat di balai warga setempat.
Tentunya Deffar tau kalau itu sudah jadi peraturan adat di sana, jika pria dan wanita sudah tidur bersama, itu tandanya mau tidak mau mereka harus siap di nikahkan, atau desa mereka akan mendapat tulah.
Bingung sudah pasti, malu, apalagi, bagaiaman tidak, Deffar dan Hasnita di Arak keliling desa hingga semua orang tau dan menganggap mereka memang sudah melakukan hal yang tabu, tidak sedikit orang yang mencibir dan bahkan menertawakan.
Deffar dan Hasnita juga terpaksa harus menjalin ikatan tanpa saling mengenal terlebih dulu.
Mungkin Hasnita sedikit tau tentang Deffar dari Nenek Sinai.Tapi untuk Deffar, dia baru tau nama Hasnita saja saat mereka akan di nikahkan.
Deffar tidak tau juga kalau Hasnita adalah gadis yang ingin di perkenalkan oleh ibu Sinai padanya, dengan harapan merka berdua bisa berjododoh.
'Ini hanya upacara Adat saja kan?, ya sudahlah' batin Deffar pasrah saat mereka duduk bersanding menghadap ke perwakilan wali bagi Hasnita.
"Benar benar memalukan, gadis macam apa kakakmu ini, benar benar tidak bisa menjaga nama baik keluarga, persis seperti ayahnya, iwwh" bisik ibu tiri Hasnita pada Nadia di belakang.
Hasnita sontak menoleh pada kedua keluarga tirinya itu.
"Bu, sudah ku bilang, aku hanya ketiduran saja semalam, aku tidak berbuat pa apa" ucap Hasnita mencoba menjelaskan.
"Jangan panggil aku ibu lagi, aku malu punya anak sepertimu, mulai sekarang jangan pernah kembali lagi ke rumahku, mengerti ? " ucap Ibu tiri Hasnita yang langsung berdiri dan pergi bersama Nadia dari hadapan orang yang menyaksikan pernikahan Deffar.
Sementara Hasnita langsung tertunduk lesu dengan mata yang berkaca kaca,, dia merasa bingung dengan keadaannya sekarang, bukan karena merasa dia tetlalu muda untuk menikah, tapi dia ragu apakah setelah menikah hidupnya akan lebih baik, atau malah lebih kacau daripada sebelumnya.
Sementara Deffar tidak ingin terlalu banyak berpikir, dia tidak ingin menumpuk terlalu banyak beban yang kini sudah menggunung di kepalanya.
Jadi Deffar hanya menganggap pernikahan itu hanya sebuah upacara adat semata, karena untuk menolak dia jelas tidak bisa, meskipun tidak di pungkiri olehnya dia juga benar benar merasa malu saat ini.
…
Setelah semua prosesinya selesai, Deffar kembali ke rumahnya beriringan dengan Hasnita yang nampak kikuk, dia tidak tau harus senang atau sedih di hari pernikahannya yang begitu mendadak itu.
Setelah mereka masuk kedalaman rumah, Deffar menghentikan langkahnya tiba tiba
Tentu saja Hasnita yang berjalan dengan sedikit melamun langsung menabrak punggung Deffar
"Aduh" lirih Hasnita yang Kaget
"Semua ini gara gara kau, kenapa kau harus menambah masalah lagi untuku, harusnya kemarin kau biarkan aku mati di pemakaman" ucap Deffar
"Itu itu tidak mungkin, mana bisa aku membiarkan orang mati di depan mataku sendiri, kalau kau sampai mati, kau pasti akan menghantuiku, aku tidak mau seperti itu" ucap Hasnita Polos
"Omong kososng" ucap Deffar beranjak ke arah kamarnya dengan tertatih tatih, karena memang kondisinya belum benar benar pulih, di tambah harus kecapean setelah keliling kampung.
"Bukankah pernikahan ini hanya perlu menunggu satu bulan saja, setelah itu kita tidak perlu ada ikatan lagi" ucap Hasnita
Deffar sedikit menoleh tapi tidak menggubrisnya, dia segera melangkah untuk masuk ke dalam kamarnya. Namun belum juga sampai Deffar ke tempat tidur, dia tiba tiba kehilangan keseimbanganya lagi, karena pusing dan pandangannya juga tiba tiba kabur.
'Bruuukkk' Deffar langsung ambruk kedepan dengan posisi tertelungkup
"Argggh" erang Deffar
"Kak Def, eh, maksudku suami, kau tidak papa kan?" tanya Hasnita yang langsung menghampiri untuk membantu Deffar.
"Jangan memanggilku suami, aku geli mendengarnya, pergilah, aku tidak ingin melihatmu ada di rumah ini" ucap Deffar dengan mencoba merangkak sendiri ke tempat tidurnya.
"Ta tapi aku aku harus pergi kemana?, aku tidak punya siapa siapa lagi sekarang" ucap Hasnita.
"Terserah , yang penting aku tidak melihatmu di sini" ucap Deffar yang sudah berhasil merebahkan dirinya ke tempat tidur
"Oh, baiklah, memang aku tidak pernah di inginkan dimanapun" ucap Hasnita lesu, dia benar benar tidak tau harus pergi kemana karena dia juga sudah di usir oleh ibu tiri nya, dan Deffar juga tidak menginginkanya disana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments