Deffar melihat ekspresi kesedihan yang teramat dari wajah Hasnita, jadi dia sedikit merasa iba padanya, terlebih dia juga tau kalau ibu tiri Hasnita sudah tidak menginginkan dia untuk kembali ke rumahnya.
Dengan kata lain Hasnita sekarang sudah terbuang.
Deffar sedikit menghela nafas nya "Baiklah, kau boleh tetap di rumah ini. Asal jangan pernah masuk ke kamar ku, mengerti?," ucap Deffar
Raut murung Hasnita langsung berubah senyum, "Sungguh??!, terima kasih suamiku, aku mengerti..." ucap Hasnita
"Ssssstttt, sudah kubilang, jangan memanggilku dengan sebutan suami, aku tidak merasa kalau pernikahan kita ini sungguhan" ucap Deffar
"Oh, baiklah kalau begitu, sekali lagi terima kasih" ucap Hasnita, diapun segera beranjak untuk keluar dari kamar Deffar,
Tapi Hasnita tiba tiba berbalik lagi karena menyadari sesuatu, "O iya, kamu belum sarapan kan?, kalau begitu aku akan mengambilkan bubur untukmu sarapan, tunggu sebentar " ucap Hasnita
"Tidak perlu, aku tidak butuh makan", ucap Deffar
"Ayolah, kakak ini sedang sakit kan?. jadi kakak harus makan supaya bisa cepat sembuh" ucap Hasnita mencoba membujuk
Deffar langsung menghela nafasnya lagi "Peraturan ketiga, jangan memaksaku untuk melakukan sesuatu, tidak terkecuali urusan makan" ucap Deffar
"Tidak bisa, nanti kalau sakit kakak semakin parah, lalu meninggal bagaimana?." tanya Hasnita
"Kau tinggal Kuburkan aku di samping makam ibuku saja, mudah kan" ucap Deffar
"Aaaa, tidak mau, Ayolah jangan seperti itu kak, itu, itu terlalu menakutkan, pokoknya kakak harus makan, aku tidak mau tau" ucap Hasnita langsung terburu buru pergi ke dapur dan mengambilkan semangkuk bubur yang tersisa kemarin
Hasnita langsung masuk ke kamar Deffar lagi tanpa permisi
"Hei, sudah kubilang jangan masuk ke kamar ini" ucap Deffar sedikit meninggikan nada bicaranya
"Untuk hal lain aku akan menurut, tapi untuk hal ini aku tidak bisa, pokonya kau harus makan" ucap Hasnita yang tidak takut Deffar akan mengusirnya atau tidak.
Hasnita hanya berpikir supaya Deffar bisa segera sembuh seperti sediakala, dengan begitu mungkin dia bisa punya teman untuknya berbagi.
"Sudah kubilang jangan memaksaku" Ucap Deffar mencoba menghindar dengan membalikan badan ke arah lain
Tapi Hasnita langsung menariknya lagi ke posisi awal, dan bahkan Hasnita langsung memasang wajah galak dengan sorot mata membulat.
"Diam, pokoknya kakak harus menurut, ayo makan" ucap Hasnita tegas
Deffar yang dalam keadaan lemah benar benar tidak punya tenaga untuk melawan, bahkan oleh tenaga dari istri kecil seperti Hasnita saja dia masih kalah.
"Cepat Buka mulutnya, atau aku akan melanggar peraturan pertama" ucap Hasnita yang sudah menyiapkan satu sendok bubur untuk menyuapi Deffar
"Peraturan pertama apa?" tanya Deffar yang mendadak lupa
"Kalau kakak tidak makan, aku akan memanggilmu Suamiku, apa kau mau aku memanggilmu seperti itu?" tanya Hasnita sedikit menebar ancaman
Deffar yang tentunya tidak bisa mengelak hanya menggelengkan kepalanya, dan dia seperti terhipnotis oleh kata kata Hasnita yang cukup tegas itu, hingga perlahan dia membuka mulutnya, dan mau memakan suapan dari tangan Hasnita.
Hasnita sampai harus menahan senyumnya saat menyuapi Deffar, dia tau kalau Deffar adalah tipe pria yang keras kepala, tapi sekarang dia lemah dan tidak punya tenaga. Maka dari itu Hasnita punya keberanian untuk memaksa Deffar makan, kalau di keadaan normal, mungkin dia tidak akan berani melakukanya.
Hasnita terus menyuapi Deffar sampai dia menghabiskan setengah dari bubur di mangkuk nya.
"Nah, kan, hampir habis, anak pintar" ucap Hasnita seolah sedang menyuapi anak kecil.
"Sudah Sudah, sudah cukup, aku tidak ingin makan lagi" ucap Deffar.
"Baiklah, baik, harusnya kau langsung meminum obat setelah makan, tapi sayangnya aku tidak punya uang untuk membawamu berobat ke dokter" ucap Hasnita menaruh mangkuk buburnya dan mengambil gelas air untuk Deffar minum.
"Tidak perlu ke dokter, aku hanya ingin sendirian saja, sekarang pergilah" ucap Deffar kembali membalikan badan dan memunggungi Hasnita.
"Ya, baiklah, kuharap dengan beristirahat saja sudah cukup, semoga kak Def bisa segera sembuh dengan hanya beristirahat" ucap Hasnita yang segera beranjak dari samping Deffar
Dia keluar kamar dengan membawa sisa bubur di mangkuk, Hasnita juga menghabiskan sisanya setelah dia di luar kamar
.
.
Hingga malam pertama untuk mereka itu tiba, Hasnita masih sesekali menengok Deffar dari luar kamarnya.
"Kak Deff apa kau sudah tidur" tanya Hasnita pelan untuk memastikan.
"Bisa kah kau tidak banyak bertanya" ucap Deffar yang sedikit merasa terganggu oleh adanya Hasnita yang terus memperhatikannya.
"Baiklah, aku, aku akan tidur di kamar sebelah, kalau kakak ada perlu apa apa, kakak panggil saja aku" ucap Hasnita sambil merapatkan kembali pintu kamar Deffar
Deffar tidak meresponnya dan tetap terbaring memalingkan wajah dari Hasnita
Setelah memastikan Deffar baik baik saja, Hasnita juga segera memasuki kamar lain di sebelahnya untuk segera beristirahat.
Malam sunyi yang harusnya jadi malam indah bagi setiap pasangan pengantin yang baru menikah. Malah terkesan kaku dan berlalu begitu saja.
…
Keesokan paginya, Deffar beranjak dari tempat tidurnya karena panggilan alam. Dia bergegas dengan langkah lemah dan langsung membuka pintu toilet yang hanya ada satu di rumah itu
Dan "Aaaaaaaaaa, jangan masukkk," teriak Hasnita dari dalam dan refleks menutupi barang barang pribadinya dengan tangan, karena dia baru akan mandi dan lupa mengunci pintu.
Deffar juga sedikit kaget melihat Hasnita yang tanpa sehelai benang pun di dalam, dan bahkan areanya hanya tertutupi oleh telapak tanganya saja. tapi Deffar tidak terlalu ekspresif dan datar datar saja melihatnya .
"Cepatlah, aku ingin menggunakan toiletnya" ucap Deffar yang kembali menutup pintunya.
"I Iya" ucap Hasnita, dia pun segera mempercepat prosesnya,
Setelah menunggu beberapa saat Hasnita keluar dengan sudah berbalut handuk di badan dan kepalanya.
"A aku sudah selesai" ucap Hasnita
Deffar yang memang sudah menunggunya langsung berjalan ke arah Hasnita sampai mereka begitu dekat, dan Deffar menatap lurus wajah Hasnita karena dia masih berdiri di pintu masuk.
Tentu saja pandangan Deffar itu membuat Hasnita jadi salah tingkah di posisi yang seperti itu, "A Apa?, apa ada yang salah dengan ku?" tanya Hasnita langsung menundukan pandanganya
"Kau, Menghalangi jalan, menyingkir lah" ucap Deffar
"Oh, iya maaf, aku lupa, silahkan" ucap Hasnita yang segera memberi Deffar jalan, lalu pergi dari hadapan Deffar menuju kamarnya.
Deffar meliriknya sedikit lalu segera masuk ke toilet untuk melaksanakan panggilan alamnya.
.
Setelah Deffar selesai dengan urusanya, Hasnita yang kini sudah berpakaian sudah menunggu Deffar di meja makan,
"Kak, ayo sarapan dulu, aku sudah menyiapkanya" ucap Hasnita
"Kau saja yang makan, aku tidak lapar" ucap Deffar, dia lalu kembali masuk ke kamarnya
"Ya, kok gitu sih. Baiklah, aku sudah lapar" ucap Hasnita yang langsung mengambil makanan seadanya yang dia masak sendiri.
Hasnita mulai merasa kalau dia hanya tinggal sendirian saja di rumah itu, karena memang dia tidak punya teman untuk di ajak mengobrol.
Jadi dia mengisi waktu luangnya dengan berberes rumah, atau keluar sebentar untuk mencari bahan pangan, dan setelahnya kembali lagi termenung sendirian.
Begitu juga dengan Deffar, dia yang tidak peduli dengan kehadiran Hasnita hanya mengisi waktunya dengan banyak melamun di kamranya, dan hanya itu yang bisa di lakukan Deffar untuk meratapi kesedihnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments