CINTA LAMA BELUM KADALUARSA
"Bagaimana Mentari, apa kamu mau menikah dengan saya?" tanya pria berjas hitam dengan perawakan tinggi, badannya gemuk dengan perut yang membuncit bak perempuan hamil. Wajahnya sangat jauh dari kata tampan serta usianya yang sama dengan ayah Mentari.
What? Gue nikah sama pria tua ini? Ogah!
"Bapak melamar saya? Bukannya bapak sudah punya istri?" tanya Mentari dengan hati-hati. Ia harus pandai bersikap, jangan sampai bosnya ini marah dan melakukan hal yang tidak senonoh padanya. Walau tidak tertarik, Mentari atau yang biasa disapa Tari ini harus tetap bersikap manis pada bosnya.
Pria yang dipanggil bos itu tersenyum, "Ya, tapi istri pertama saya itu sudah cukup tua karena memang dia lebih tua dua tahun dari saya dan sedang sakit-sakitan. Lalu istri kedua saya baru saja melahirkan dan saya tidak bisa dong menyentuh dia, memang saya suami kejam apa. Lalu istri ketiga saya, dia itu super sibuk dengan dirinya sendiri, mentang-mentang masih muda sukanya kelayapan. Untung dia cukup memuaskan diranjang, kalau tidak saya sudah hempaskan sejak lama."
What the .... jadi ceritanya gue mau dijadiin istri keempat. I must have got up on the wrong side of bed! Ya, gue pasti mimpi buruk tadi.
Dengan susah payah mentari menelan salivanya, pria ini benar-benar menjijikan di mata Mentari. Wajahnya saja tidak tampan dan tubuhnya tidak bagus, tapi sok-sokan mau menambah istri.
Nggak sadar diri!
Bosnya itu tersenyum sambil menatap penuh minat pada Mentari. Padahal hari ini dan hari-hari sebelumnya Mentari tidak mengenakan pakaian yang kurang bahan bahkan kelebihan bahan menjadi ciri khasnya agar tidak dilarak-lirik oleh pria bermata keranjang. Tapi tatapan bosnya ini membuat Tari ingin mencolok kedua matanya.
"Maaf Pak, saya tidak bisa," tolak Tari dengan halus.
Bosnya itu cukup kaget karena di tolak oleh Mentari. Ia pikir Mentari akan langsung menerimanya karena biasanya para wanita itu mencari calon suami yang mapan dan berkantong tebal.
"Lho, kamu menolak saya? Lebih baik jangan langsung ditolak. Pikirkan saja dulu, oke!" usulnya.
Mikir pala lu! Ogah ya ogah! Masa gue move on dari Ezio ke lelaki model ini. Ezio bisa ketawa-ketawa kalau sampai dia tahu gue putus dari dia dan menikah sama lansia.
Tari tersenyum paksa, "Kalau begitu saya permisi Pak."
.
.
Malam harinya di rumah, Tari terus memikirkan lamaran dari bosnya itu. Bukan memikirkan untuk menerimanya melainkan bagaimana cara ia bebas dari bos genitnya yang tidak tampan itu.
Ia hanya bisa memandang langit malam dari teras rumahnya sambil memegangi ponselnya.
"Masa iya gue harus resign dari kantor itu? Terus gue kerja dimana dong? Mama sama papa pasti nggak ngizinin dan kalau sampai papa tahu, bisa-bisa dia malah nyuruh gue kawin sama lansia itu."
Tari memijat pelipisnya, ia harus menentukan jalan yang akan ia ambil. Beberapa saat termenung, ia mendadak terpikirkan mencari info lowongan pekerjaan di internet. Ia lebih baik pergi jauh sebelum sesuatu yang tidak ia inginkan terjadi.
Cukup lama jarinya berselancar di atas ponselnya mencari sesuatu yang ia inginkan. Hingga akhirnya matanya menangkap satu postingan yang langsung membuatnya girang.
"Gue udah punya banyak pengalaman dan sekarang gue juga sekretaris. Ini lowongan di perusahaan gede juga nyari sekretaris. Gue daftar ah, sekalian besok gue ngasih surat resign."
Mentari dengan semangat masuk ke kamarnya dan mulai membuat surat pengunduran diri. Ia begitu bersemangat bahkan ia juga sudah menyiapkan segala dokumen yang ia perlukan untuk melamar kerja di perusahaan baru itu. Ia juga sudah mendaftarkan diri via online di situs yang tersedia.
.
.
"Jadi kamu mengundurkan diri Tari?" tanya Pak Eko, bagian HRD.
Mentari mengangguk, "Saya nggak bisa lagi kerja disini Pak. Pak Santoso masa ngelamar saya buat jadi istri ke empat. Ya saya nggak mau lah Pak!" curhat Mentari.
Semua karyawan yang ada di ruangan HRD itu pun tertawa. Mereka sudah hapal dengan kelakuan pemilik perusahaan. Tua-tua keladi, makin tua makin jadi!
Wajah Mentari langsung kusut ditertawakan satu ruangan seperti itu. Jadi selama ia bekerja di kantor ini tiga tahun, ia tidak tahu tentang bosnya. Ia mengira wanita yang biasa datang ke kantor itu hanya wanita panggilan saja eh ternyata istri sah.
"Kenapa nggak kamu terima aja Tari? Kalau saya jadi kamu ya diterima aja, tapi pas malam pertama langsung kasih racun biar mati. Tapi sebelum itu jangan lupa bikin surat wasiat yang isinya pengalihan harta. Hahahaha."
Suara sumbang dari Pak Anton itu membuat ruangan kembali gaduh dan Mentari kali ini ikut tertawa.
"Pria tua itu emang nggak sadar diri. Itu si Minah istri ketiganya itu dulu Office girl di kantor ini eh tahu-tahu naik ranjang sama pak Santoso. Gila aja!" sambung Bu Kanti.
Pembahasan di ruangan itu justru malah menggibah pria yang memberikan mereka gaji. Hingga jam makan siang tiba, Tari kembali ke ruangannya untuk mengambil tas dan berencana akan makan bersama teman-teman kantornya untuk yang terakhir sebagai tanda perpisahan.
.
.
Dua hari berlalu setelah Mentari mengundurkan diri, ia uring-uringan di kamarnya dan kedua orang tuanya tidak tahu jika Tari sudah berhenti bekerja. Mereka hanya tahu anak perawan satu-satunya itu sedang cuti kerja.
Menjadi pengangguran tidak ada dalam rencana hidup Mentari tapi sejak dua hari ini resmi menyandang gelar itu. Panggilan kerja tak kunjung datang dan ia justru sudah keluar dari perusahaan pak Santoso. Membuat hidup Tari jadi kacau dan ia terus menggerutu sepanjang hari.
Tringg ...
^^^+62823********^^^
^^^Selamat pagi saudari Mentari, kami dari perusahaan PT. Bagaspati Anugrah ingin menginformasikan bahwa berkas anda sudah lulus seleksi dan kami mengharapkan agar besok anda bisa datang untuk wawancara, terima kasih.^^^
Membaca pesan tersebut langsung membuat Tari jingkrak-jingkrak di atas tempat tidur sambil berteriak kalau ia bebas dari pengangguran.
Pagi sekali Tari bangun dan menyiapkan semua keperluannya, ia bahkan sangat memperhatikan penampilannya karena perusahaan kali ini lebih besar dari dua perusahaan tempatnya dulu bekerja.
Tari keluar kamar dan ikut sarapan dengan kedua orang tuanya.
"Udah mulai masuk kerja lagi?" tanya Pak Rama, papa Tari yang kerjanya sebagai anggota di meubel tetangga.
Tari mengangguk kemudian ia mengisi piringnya dengan makanan. "Iya pa, doain semoga semua pekerjaannya lancar," jawab Tari.
Kedua orang tuanya meng-aamiini ucapan Tari barusan dan mereka sarapan dalam keheningan.
Setelah sarapan Tari berpamitan dan langsung naik di atas motor matic kesayangannya yang cicilannya sudah lunas setahun yang lalu. Sambil terus berusaha bersikap santai dan tidak gugup, Tari menyetir motornya hingga sampai di parkiran kantor yang bangunannya menjulang tinggi.
Saking gugupnya bahkan Tari sampai menghitung berapa jumlah tingkatan di gedung tersebut namun ia pasrah karena gagal menghitung dengan benar. Ia pun masuk ke dalam kantor tersebut dan langsung digiring pihak keamanan ke ruangan yang sudah di sediakan.
Rupanya di depan ruang HRD itu--setelah Tari membaca papan nama di depan pintu, ada tiga orang peserta wawancara. Itu artinya bukan hanya ia saja yang berkasnya lulus namun di postingan yang ia baca beberapa hari yang lalu, perusahaan ini hanya menerima satu sekretaris baru saja. Tapi semakin gugup.
Satu jam menunggu akhirnya namanya di panggil dan Tari menghirup udara sebanyak-banyaknya sebelum membuka pintu tersebut.
"Silahkan duduk," ucap pria yang Tari yakin sebaya dengannya.
"Mentari Ramadhani binti Ramadhan, itu nama kamu?" tanya pria itu.
Mentari meringis, ia selalu saja kesal jika seseorang membaca nama lengkapnya yang tertera di KTP, Ijazah dan tanda pengenal lainnya.
Papa emang nggak mikir kalau gue itu nggak nyaman sama nama gue.
"Oh lahir di bulan puasa ya," tebaknya.
Mentari menggeleng membuat pria itu mengernyit heran. Umumnya nama ini identik dengan bulan puasa, pikir pria itu.
"Lalu?"
Tari menghela napas, "Kata papa saya biar samaan sama namanya," jawab Tari.
Pria itu terbengang lalu tergelak.
Ada-ada saja.
Melihat wajah pria di hadapannya ini sedang menahan tawa, Tari kembali merutuki papanya di dalam hati.
"Oke kembali ke topik. Dari data yang kamu kirimkan, kamu sudah pernah bekerja di dua perusahaan berbeda dan yang terakhir kamu menjadi sekretaris selama tiga tahun. Di daftar riwayat dan pengalaman kerja kamu juga kamu tidak memiliki kendala apapun dalam pekerjaan. Mengapa memilih berhenti? Oh ya, saya Frits."
Pria yang akhirnya di ketahui namanya itu bertanya setelah membaca riwayat singkat data diri Mentari Ramadhani binti Ramadhan.
Wajah Tari langsung kusut lagi, "Karena bapak bertanya alasannya saya akan jawab karena saya kabur dari perusahaan itu. Saya tidak mau dijadikan istri keempat pemilik perusahaan. Saya mana mau jadi istri pria lansia, Pak Frits. Saya masih muda dan apa kata mantan saya kalau saya malah move on sama pria bau tanah!"
Jawaban Tari membuat Frits kaget, ia sampai membelalakkan matanya dan beberapa detik kemudian ia tertawa.
"Masa sih?" godanya.
Tari langsung berdecak, "Saya nggak bohong ya Pak. Mending saya nggak nikah kalau sama pria tua itu, jadi istri ke empat Pak, ke-e-m-p-a-t!" ucapnya dengan menekankan kata 'keempat' itu.
Frits akhirnya tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Tari apalagi di dukung ekspresi wajah imut Tari yang terlihat kesal saat menceritakannya.
"Kamu ini lucu sekali. Tapi kayaknya kali ini kamu juga salah masuk tempat kerja. Tapi by the way, kamu di terima kerja di tempat ini dan besok sudah bisa bekerja," ucap Frits sambil mengulurkan tangannya dan Tari langsung menyambutnya dengan senang juga bingung.
"Kok salah Pak?" tanya Tari.
Frits terkekeh, "CEO kita ini memang masih muda bahkan seumuran saya. Tapi ... dia itu Casanova kelas kakap. Kamu harus hati-hati ya," ucapnya sambil terkikik-kikik.
Mata Tari membulat sempurna.
Oh sial! Ini namanya keluar kandang macan masuk kandang singa. Huhuuu ... semoga gue aman-aman aja.
Frits yang melihat gelagat Tari seperti orang ketakutan tak kuasa menyembunyikan kekehannya. "Santai aja. Pak Ezio juga nggak bakalan macam-macam ke sembarang orang," hiburnya.
Eh? Ezio? Kok namanya mirip mantan bangsat gue?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 183 Episodes
Comments
Othsha
what the... 😂😂😂.. istri keempat?
2023-06-02
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐀⃝🥀_𝐌𝐀𝐗
bengekkk ga sdar sm umur ny dah kulit luntur gt an yg kencang
dudul kau pak tua
2023-06-01
0
mama ayra
weh..dasar laki laki mata keranjang...udah punya 3 istri masih aja mau cari istri lagi
2023-06-01
0