BAB 4

Keesokan harinya Bastian sudah siap berangkat kerja. "Pagi mi, pi, kakek, nenek."

"Pagi juga pangeran." ujar mereka kompak. "Sini sarapan dulu." ujar Emili.

Bastian terkekeh mendengar sapaan mereka. "Kapan Mila dan Mili pulang?" tanyanya.

"Tiga hari lagi." jawab Delia.

"Baiklah sebelum ke kantor, aku akan ke sekolah mereka." ujar Bastian.

"Untuk apa sayang, kau akan membuat heboh satu sekolah." jawab Delia.

"Siapa tahu Tian bisa ketemu jodoh anak SMP." Bastian terkekeh lagi. "Tian sangat kangen mereka mi." sambungnya.

"Biarkan saja ia menemui adiknya." ujar Rafael.

"Baiklah, tapi jangan membuat mereka malu sayang dengan nasehat nasehat kejammu itu." pinta Delia.

Bastian kembali tertawa. "Aku tak pernah kejam, tapi aku hanya khawatir pada mereka. Contohnya Cristin, sejak kecil aku sudah keras padanya. Tapi mami bisa lihat kan Cristin sukses menjadi desainer terkenal dan sekarang sambil kuliah." jawabnya.

"Dan meninggalkan mami. Mami sangat merindukan anak manja itu." ujar Delia sedih.

"Heeem baru juga 2 bulan yang lalu kita ke Inggris, kau sudah bilang rindu lagi." ujar Rafael.

"Kau tak merasakan jadi seorang ibu." Delia mulai kesal.

"Aku juga ayahnya sayang." jawab Rafael.

"Sudah jangan berdebat lagi. Tian berangkat sekarang ya, paman Jodhi sudah sampai." ujar Tian mencium pipi keempatnya.

"Sering sering pulang cucuku." kata Emili.

"Tian tidak janji nek. Dah." ujarnya sambil melangkah keluar rumah.

"Kau lihat kan anak anak kita kalau sudah besar meninggalkan kita." ujar Delia.

"Tidak sayang, mereka semua masih bersama kita." Rafael menenangkan istrinya dan mereka melanjutkan sarapannya.

 *****

"Kita ke sekolah Mila dan Mili dulu paman." ujar Bastian.

"Oke." jawab Jodhi.

30 menit kemudian, Bastian sampai di sekolah adiknya. Bastian turun dari mobilnya dan masuk disambut oleh sekuriti.

"Bastian Widjaja kan?" ujar sekuriti.

Bastian mengangguk. "Bagaimana bapak bisa mengenali ku?"

"Duh nak Bastian merendah saja. Semua orang sangat mengenal anda." ujar sekuriti lagi.

"Aku ingin melihat adik ku yang berkemah." ujar Bastian.

"Adik? Jadi nak Bastian punya adik disini?" tanya sekuriti.

"Adik kembar yang sangat cantik." jawab Bastian bangga.

"Mila dan Mili?" ujar sekuriti itu.

"Bapak tahu?" tanya Bastian.

"Tentu saja satu satunya anak kembar yang sekolah disini hanya non Mila dan Mili. Dan mereka sangat cantik benar seperti yang nak Bastian katakan." jawab sekuriti.

"Terima kasih pak, bisa antarkan aku ke dalam." pinta Bastian.

Sekuriti mengangguk dan mengantarkan Bastian kedalam sekolah menuju lapangan tempat mereka kemah. Semua siswi berteriak histeris termasuk guru perempuan saat Bastian masuk ke sekolah. Bastian bertanya berkali kali letak tenda Mila dan Mili. Bastian menuju tenda mereka saat sudah mengetahuinya.

Mila berteriak pertama kali saat melihat kakaknya. "Abang...." teriak Mila lalu memeluk Bastian, hanya si kembar yang memanggilnya abang.

Mili sadar teriakan Mila. Ia juga histeris dan memeluk Bastian. "Abang kami kangen."

"Abang juga lebih kangen kalian. Maaf abang jarang pulang." jawab Bastian.

"Bang Tian ngapain kesini?" tanya Mila.

"Kan abang sudah bilang kangen." jawab Bastian. "Kalian bagaimana disini, makan dan tidur teratur kan? Kalian bawa obat kan?" tanya Bastian.

Mila dan Mili terkekeh. "Abang mulai lagi. Ini kegiatan tahunan sekolah, tentu kami harus menerima konsekuensi apapun." ujar Mili

"Tidak untuk sakit, abang akan menuntut pihak sekolah jika sampai kalian sakit." tegas Bastian.

"Ayolah bang, kami tidak apa apa. Sudah sana berangkat ke kantor. Gara gara abang, lihat sekitar sekolah semuanya banjir air liur." Mila terkekeh.

Bastian melihat sekitarnya dan ikut terkekeh. Ia memeluk Mila dan Mili serta mencium kening mereka. Bastian mengeluarkan dompetnya dan memberikan uang saku kepada mereka. "Belajar yang rajin, beli makanan sehat, jangan jajan sembarangan." ujar Bastian.

"Siap." jawab Mila dan Mili bersamaan.

"Abang pergi sekarang ya, dah." ujar Bastian meninggalkan mereka.

"Dah bang, hati hati." jawab keduanya.

 *****

Bastian kembali ke kantornya bersama Jodhi.

"Hari ini ada klien penting dari Jepang Tian, kau harus menemuinya. Dan ajak Telly kesana untuk mencatat materi yang dibahas." ujar Jodhi.

"Apa wanita itu paham bahasa Jepang atau Inggris?" tanya Bastian.

"Harusnya ia paham, melihat dari cv nya, setidaknya bahasa Inggris ia mampu." kata Jodhi.

"Aku tidak terlalu yakin, mungkin aku akan membawa pena rahasiaku untuk berjaga jaga." jawab Bastian.

Jodhi mengangguk. "Itu ide yang bagus." katanya.

Dua jam kemudian mereka sampai ke perusahaan. Saat Bastian ke kantornya, ia terkejut melihat meja sekertarisnya masih kosong, ia melihat jam tangannya dan sudah lebih dari 15 menit lewat dari jam masuk kerja. Bastian menunggu beberapa menit di depan meja Telly, benar saja wanita itu terburu buru masuk ke kantornya. Bastian bersedekap menatap tajam Telly.

"Kau pikir ini perusahaanmu." bentak Bastian.

"Maafkan aku pak, aku tidak mendapatkan kendaraan." jawab Telly.

"Tidak ada alasan untuk datang terlambat, jika kau kebiasaan seperti ini. Semua jadwalku setiap hari akan kacau." teriak Bastian. "Kau baru bekerja saja, sudah melakukan kesalahan dan terus menerus tak menghargai waktu. Kali ini aku biarkan. Tidak ada lain kali." sambung Bastian.

"Baik pak, maaf." jawab Telly.

"Siapkan dokumen pertemuan klien Jepang, 15 menit. Tidak lebih." perintah Bastian sambil masuk ke kantornya.

Telly menghela nafasnya. Ia segera mencari dokumen yang dimaksud atasannya. Nasib sial menimpanya, ternyata dokumen penting itu belum dikerjakan oleh Telly, bagaimana ia bisa menyelesaikannya dalam 15 menit. Ia menghidupkan laptop dengan tangan bergetar. Ia segera mengerjakannya. Sekali sekali ia melihat jam dinding. Ia mengeprint filenya dan segera masuk ke kantor Bastian.

"Ini pak dokumennya." ujar Telly sambil menyerahkannya.

Benar saja wajah Bastian kembali murka, ia melemparkan dokumen itu hingga berantakan. "Apa yang kau kerjakan itu hah?" teriak Bastian.

Telly segera memungut dokumen yang berantakan di lantai. "Maaf pak, aku lupa mengerjakannya. Jadi aku..."

"Keluar." bentak Bastian.

Telly segera keluar, ia menangis. Pagi ini sudah 2 kali ia dimarahi bosnya.

Bastian menghubungi Jodhi. "Ke kantorku sekarang pak." perintah Bastian.

Jodhi segera ke kantor Bastian. Ia melihat Telly sedang terisak. "Apa kau melakukan kesalahan?" tanya Jodhi pada Telly.

Telly mengangguk. "Maaf, aku salah pak Jodhi." jawabnya.

"Tenanglah aku akan berusaha menenangkan pak Bastian." jawab Jodhi sambil segera masuk ke kantor Bastian.

"Ada apa lagi pak Tian?" tanya Jodhi.

"Apa sudah mulai menyeleksi sekertaris yang aku pinta?" tanya Bastian.

"Bagian personalia sedang melakukannya pak, ada ratusan pelamar lulusan kampus terbaik." ujar Jodhi.

"Itu tidak menjamin pak Jodhi, bisakah pertemuan klien Jepang diundur? dokumen yang aku minta tidak dikerjakan sekertaris bodoh itu." ujar Bastian.

Jodhi menggeleng. "Tidak bisa, ini klien penting. Kita bisa kehilangannya. Biar aku yang kerjakan, tunggu 10 menit." pinta Jodhi.

Bastian mengangguk dan menyuruh Jodhi segera melakukannya.

 *****

"Telly sini dokumen tadi." pinta Jodhi. "Kau kerjakan yang lain. Jangan melakukan kesalahan lagi." pintanya.

"Terima kasih pak." jawab Telly.

Jodhi kembali ke ruangannya dan segera mengerjakan dokumen itu. Jodhi berkali kali menggeleng melihatnya. Bagaimana Tian tidak marah. Mengapa dokumen ini sangat berantakan. pikir Jodhi.

Ia mengerjakannya hanya dalam waktu 10 menit karena ia sudah puluhan tahun bekerja di perusahaan Widjaja. Jodhi menyelesaikannya dan membuat salinan untuk Telly agar wanita itu bisa belajar.

"Pelajarilah dengan benar, pak Bastian sangat membenci kesalahan." ujar Jodhi.

Telly mengangguk dan menerima salinan dokumen itu. Jodhi masuk kedalam ruangan Bastian dan menyerahkan dokumen itu.

 *****

Happy reading All...

Maaf atas keterlambatan up...

Terpopuler

Comments

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

🍒 rizkia Nurul hikmah 🍒

mf author non muslim kah

2022-03-21

0

Nani Sunusi

Nani Sunusi

ksarbangetsi

2020-06-06

1

Siti Asmaulhusna

Siti Asmaulhusna

ya klo skertaris harusnfaham lah

2020-05-24

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!