AKU DAN ANAK MAJIKANKU
"Siapa nama kamu?" tanya seorang perempuan yang usianya sekitar empat puluh lima tahun itu.
"Nela," sahut gadis yang dibawa oleh seorang tukang kuli cuci gosok harian di rumah itu.
"Kamu masih muda sekali. Berapa usia kamu sekarang? Sudah lulus sekolah?"
Luci yang tak ingin gegabah dalam mempekerjakan orang di rumahnya terus bertanya sebelum benar-benar menerima gadis itu bekerja di rumahnya.
"Delapan belas, Bu. Saya baru lulus sekolah menengah atas," sahut Nela lagi.
"Bi Sumi ketemu sama Nela di mana? Saya gak mau ya mempekerjakan sembarangan orang. Bagaimana kalau ternyata Nela ini orang yang gak baik-baik."
"Nela ini anaknya tetangga saya di kampung. Keluarganya baik kok Bu, Nela juga pasti orang baik-baik," ucap Bi Sumi.
Bi Sumi adalah seorang kuli cuci gosok harian di rumah Luci namun, karena dirinya sudah terlalu tua akhirnya dia merekomendasikan Nela untuk kerja di rumah majikannya itu.
"Karena saya percaya sama Bi Sumi, saya terima Nela kerja di sini."
"Beneran Bu? Terimakasih." Raut wajah Nela terlihat begitu bahagia saat Luci bersedia menerimanya bekerja di rumahnya.
"Iya, oh iya Nela nama saya Luci kalau ada yang nanyain nama Luci berarti itu saya ya."
"Baik Bu." Nela mengangguk dengan senyum bahagia di bibirnya.
"Kalau gitu saya permisi ya Bu," ucap Bi Sumi.
"Nel, kamu kerja yang bener ya. Semoga kamu betah di sini," sambung Bi Sumi pada Nela.
Nela hanya mengangguk menanggapi perkataan Bi Sumi.
"Ayo Nela, saya tunjukkan kamar kamu dan saya jelasin pekerjaan kamu." Luci berjalan lebih dahulu sedangkan Nela berjalan dibelakang Luci!
–––––– ––––––
Waktu terus berputar, siang hari kini mulai memasuki sore hari.
Saat itu, Nela sedang menyapu halaman rumah itu tiba-tiba terdengar suara klakson mobil dari luar gerbang.
Nela pun langsung berjalan menuju pintu gerbang itu!
"Maaf, siapa ya Mas?" tanya Nela sebelum membuka pintu gerbang itu.
Seorang pemuda yang mengendarai mobil itu pun membuka kaca mobilnya lalu menyembulkan kepalanya dari jendela mobilnya.
"Saya Bara, anak yang punya rumah ini."
"Oh maaf Mas, saya gak tahu."
Nela pun langsung membukakan gerbang itu dan membiarkan mobil itu masuk!
Setelah turun dari mobilnya, tak ada kata-kata yang terucap dari mulut Bara. Pemuda berusia dua puluh lima tahun itu hanya menatap Nela dengan tatapan tak biasa.
Nela melanjutkan pekerjaannya yang sedang menyapu halaman tanpa menyimpan perasaan apa pun.
Malam hari saat waktu makan malam.
Karena Nela baru hari pertama bekerja. Luci belum menyuruh gadis itu masak untuk mereka makan malam, dirinya memilih untuk memesan makanan via online.
"Nela!" seru Luci yang saat itu sudah duduk di kursi makannya.
Tak lama, Nela pun keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri sang majikan.
"Iya Bu, ada apa?" ucapnya.
"Sini, saya mau kenalin kamu sama anak saya."
Nela pun tersenyum sembari menatap dua pemuda yang bersama dengan Luci.
"Ini anak pertama saya namanya, Bara." Luci mengelus lengan atas pemuda yang memiliki brewok tipis itu.
"Dan ini Farel, anak kedua saya," sambung Luci dengan tangan yang ia arahkan pada Farel.
Nela tersenyum pada mereka berdua lalu mengucapkan namanya.
"Nama saya Nela," ucapnya.
Farel langsung mengulurkan tangannya sembari mengatakan namanya meski Luci sudah memberitahu namanya pada Nela.
Setelah Farel selesai, kini giliran Bara yang menjabat tangan Nela.
Bara tersenyum sembari menatap netra Nela dengan tatapan dalam. Jarinya dia gerak-gerakan di telapak tangan Nela saat mereka masih berjabat tangan.
Nela pun langsung menarik tangannya dengan paksa karena merasa ada yang aneh dari anak majikannya itu.
"Kamu boleh istirahat, Nel. Bereskan meja makan besok pagi saja," ucap Luci.
Nela mengangguk lalu kembali masuk ke dalam kamarnya!
––––– –––––
Satu minggu kemudian.
Siang itu, Bara sengaja pulang ke rumah untuk mengambil berkas yang tak sengaja tertinggal di rumah.
Saat sudah memasuki rumah, tak sengaja dia melihat Nela yang sedang membersihkan kaca yang ukurannya tinggi sampai Nela harus naik tangga untuk dapat membersihkan seluruh kaca itu.
Bara yang berada di bawah Nela pun langsung mendapati pemandangan yang selama ini tidak pernah dilihatnya.
Saat itu Nela memakai rok sebatas betis, posisinya yang berada di atas tentu saja membuat Bara dapat melihat paha bahkan pangkal paha nya.
Bara terus melihat gadis itu dan tanpa dia, sadari, pikirannya sudah meracau melayang memikirkan sesuatu yang tidak pantas.
Menyadari ada seseorang dibawahnya, Nela langsung turun dari atas tangga itu!
"Mas Bara? Sejak kapan Mas di sini?"
"Eumm, baru aja. Aku mau ngambil berkas yang ketinggalan." Bara pun langsung masuk ke dalam rumah dan langsung ke kamarnya!
Nela tak melanjutkan membersihkan kaca itu karena merasa pekerjaannya membersihkan kaca sudah selesai, dia pun lanjut beres-beres di dalam rumah.
Saat Bara keluar dari kamarnya dia mencari-cari sosok Nela di depan rumah tapi tak menemukannya, dia pun berjalan ke ruang keluarga!
Tak disangka dirinya melihat Nela yang sedang membungkukkan tubuhnya karena sedang menyapu kolong kursi yang ada di ruang itu.
Melihat pergerakan pinggul Nela, Bara menelan ludahnya kasar, matanya terus menatap ke arah Nela, menikmati pemandangan yang tak biasa itu.
Perawakan Nela memanglah sangat indah dengan tinggi badan sekitar seratus enam puluh centi meter dengan berat badan lima puluh kilo itu membuat tubuh Nela terlihat langsing ditambah lagi dengan buah dada yang lumayan besar dan pinggul yang lebar semakin memperindah tubuh gadis itu.
Tak tahan, akhirnya Bara memberanikan diri untuk meraih pinggul Nela dan mengusapnya!
"Aaa!" Nela terkejut. Dia langsung berdiri dan memukul Bara dengan sapu yang dipegangnya!
"Ah, awh," ringis Bara.
"Mas Bara."
"Nel kamu apaan sih, mukul aku pakai sapu?" Bara memenangi pundaknya yang kena sabet gagang sapu.
"Maaf Mas lagian tadi Mas ...."
"Nela, kamu cantik sekali." Bara mendekat dan terus mendekat pada Nela.
"Mas tolong menjauh, saya lagi kerja."
"Ayolah Nela, lagian di rumah ini tidak ada siapa-siapa selain kita. Tidak akan ada orang yang tahu."
Nela terus mundur dan kini punggungnya sudah tersandar di tembok.
"Mas, tolong jangan," ucap Nela yang sudah ketakutan.
Bara tak berucap, dia mengangkat tangannya hendak menggapai benda bulat di dada Nela yang sedari tadi mengganggu pikirannya!
"Mas, tolong." Perlahan Nela merosot ke bawah untuk terhindar dari Bara yang akan melakukan sesuatu padanya!
"Nela, kamu jangan salahkan aku karena kamu sendiri yang menggoda saya."
Bara mengikuti gerakan Nela dan kini ia juga duduk di lantai itu sembari memegangi tangan Nela.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Reyhan Arjuna
wah majikannya mata keranjang. serem euyyyy
2023-09-25
0
Sasha ✨️
Hi kak, Queen mampir 😇
2023-06-06
1