bab 5

Setelah menyelesaikan pertemuannya dengan pihak perusahaan lain untuk membicarakan kontrak kerja sama mereka, Bara langsung pergi untuk menemui kekasihnya yang baru datang dari luar negeri.

Di perjalanan menuju rumah Sisca, Bara terus tersenyum bahagia karena dirinya akan bertemu dengan sang kekasih yang sangat dia rindukan.

"Sisca, aku kangen banget sama kamu dan aku yakin kamu juga kangen banget sama aku kan."

Laki-laki si pemilik brewok tipis itu tidak sabar ingin bertemu dengan sang kekasih yang lama tak bertemu itu.

**********

Di kantor.

Waktu terus berjalan sebagaimana mestinya, setelah Bara pergi dari tempatnya, Farel sebagai adik Bara pun mengambil alih pekerjaan sang kakak. Dengan teliti dan tak ada satupun yang terlewat dari tatapan matanya, pemuda berusia dua puluh dua, tahun itu mulai menyelesaikan tugasnya.

"Permisi Pak Farel, Bapak memanggil saya?" tanya Cindy.

Farel menatap Cindy lalu tersenyum ramah.

"Iya, silahkan duduk."

Cindy pun duduk di kursi yang terdapat di depan meja kerjanya Farel!

"Ada apa Pak?" tanyanya.

"Tolong kamu pelajari ini ya, besok kamu ikut saya meeting bersama Pak Santos." Farel memberikan sebuah berkas pada Cindy!

"Oh, baik Pak," ucap Cindy sembari menerima berkas itu! "Maaf Pak, apa Pak Bara tidak ikut?" sambungnya.

"Tidak. Besok dia tidak masuk kantor karena ada urusan penting."

"Oh. Kalau gitu saya permisi ya Pak."

"Ya, silahkan."

**********

Di sebuah kafe, Luci duduk di sebuah kursi yang letaknya ada di pinggir jendela.

Dia terdiam sembari menatap liontin hati yang di dalamnya ada sebuah foto.

"Seandainya kamu masih ada, mungkin aku tidak akan kesepian seperti ini. Kenapa aku sangat sulit untuk melupakan kamu," ucap wanita paruh baya itu dengan suara yang sedikit bergumam.

Tak terasa air mata menetes dari pelupuk nya.

Rupanya Luci sedang merindukan suaminya yang sudah lama tiada.

Saat ia, sedang asyik menatap foto itu tiba-tiba ada sebuah bola kecil menggelinding kearahnya. Seorang anak kecil yang usianya kira-kira lima tahun itu berlari mengejar bola tersebut!

Luci mengambil bola itu lalu tersenyum pada bocah kecil itu.

"Ini punya kamu?" tanyanya sembari menyodorkan bola itu.

"Iya Oma, itu punyaku."

Luci pun memberikan bola itu pada anak kecil itu! "Ambil sayang."

Anak kecil itu tersenyum lebar lalu dengan segera dirinya meraih bola itu.

"Terimakasih Oma."

"Maaf ya Bu, anak saya memang selalu menganggap semua orang adalah Oma nya," ucap seorang wanita yang mengaku ibu dari anak tersebut.

"Iya, tidak apa-apa. Saya suka kok dipanggil Oma."

**********

"Sisca!" seru Bara sembari mengetuk pintu yang bercat warna coklat itu.

Tak lama sang pemilik rumah membuka pintu itu!

"Bara!" Sisca langsung berhamburan memeluk Bara saat tahu yang mengetuk pintu rumahnya adalah kekasihnya.

Bara memeluk tubuh Sisca dengan erat, sesekali dia mencium kepala sang kekasih dan menghirup aroma wangi khas tubuh Sisca yang rajin melakukan perawatan diri itu.

"Katanya mau ke sini malam aja?" ucap Sisca yang masih bergelut manja pada Bara.

"Aku gak tahan pengen ketemu sama kamu jadinya aku langsung ke sini untuk menemui kamu."

"Masuk yuk!"

"Orang tua kamu ikut pulang gak?"

"Nggak, mereka masih sibuk di sana."

"Berarti kita cuma berdua di rumah?"

"Iya, kenapa memangnya?"

"Ya aku mau ...." Bara menghentikan perkataannya.

"Boleh asal jangan keterlaluan dan jangan sampai melakukan sesuatu yang membuat aku hamil. Aku belum selesai kuliah, aku masih ingin mengejar cita-cita aku."

Bara tersenyum lalu segera nyelonong masuk ke dalam rumah milik orang tua sang kekasih!

"Mau minum?"

"Gak usah, aku mau melepas rindu yang lama terpendam."

Sisca tersenyum lalu duduk dipangkuan Bara sembari menyodorkan dadanya yang berukuran cukup besar itu!

Bara menatapnya dengan tatapan aneh lalu sedetik kemudian mulai meraihnya dan mer****nya!

"Kamu kebiasaan deh, jangan bikin aku terbang."

"Kenapa? Kamu takut terjatuh?"

"Sayang, udah ah. Aku gak mau."

"Sedikit saja lagian gak sampai melakukan yang kamu gak mau kok."

Bara terus menggerakkan tangannya merayap menyusuri bagian-bagian sensitif sang kekasih.

Gaya pacaran mereka menang sudah sangat keterlaluan tapi untuk anak muda zaman sekarang itu adalah hal biasa. Saling meraba, bertukar ludah bahkan ada yang sampai melakukan hubungan yang tak seharusnya. Seakan tak memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya, mereka tetap melakukan hal-hal bodoh yang dapat merusak hidupnya.

Hampir setengah jam pasangan kekasih itu memadu kasih, melepaskan rindu yang sudah menumpuk dalam dirinya. Saat itu keadaan pakaian yang mereka kenakan sudah berantakan bahkan kancing kemeja Bara sudah terlepas semua.

Cindy mendorong tubuh Bara yang saat itu sudah menindih tubuhnya dari atas! "Jangan Bara, aku sudah bilang jangan sampai ke sana."

"Maaf, kelepasan."

Mereka pun menghentikannya aksi mereka sebelum terjadi sesuatu yang lebih menakutkan.

*********

"Kak Bara belum pulang?" tanya Farel saat tiba di rumahnya.

"Belum, Mas," sahut Nela.

"Mama juga?"

"Ibu juga belum."

"Tumben Mama belum pulang."

"Mungkin masih di jalan Mas."

"Mungkin." Farel berjalan masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Nela yang sedang menyapu halaman!

"Untung Mas Farel duluan yang tiba di rumah, kalau Mas Bara yang lebih dulu bisa mati aku," ucap Nela didalam hatinya.

Tak lama Bara tiba di depan gerbang rumahnya, rasa takut pun langsung menghampiri Nela.

Setelah membuka pintu gerbang itu, Nela langsung masuk ke dalam rumah! Ia lebih mencari aman dibandingkan dengan bahaya yang bisa saja mengancam keselamatan kehormatannya.

Bara pun nampak biasa saja meski melihat Nela, tak ada rasa yang kemarin-kemarin dia rasakan saat melihat Nela.

Mungkin itu karena, Bara sudah melepas keinginannya dengan kekasihnya tadi sehingga Bara tak lagi menginginkan Nela.

"Gimana?" tanya Farel saat melihat Bara yang baru tiba dan kini sedang duduk di kursi ruang tamu.

"Bagaimana apanya?"

"Pertemuannya sama Sisca."

"Biasa aja. Dia mau balik ke luar negeri lagi."

"Kapan? Baru juga datang udah ngomong mau balik lagi."

Bersambung

Terpopuler

Comments

asyumie

asyumie

sisca kali... bukan cindy

2023-10-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!