ARUNGGA ( kesempatan ke 2 )

ARUNGGA ( kesempatan ke 2 )

1. Sudah Waktunya

Di roof top sebuah gedung.

Arungga terdiam sambil menatap nanar kearah sepasang pria dan wanita yang sedang bercumbu mesra di hadapannya.

Pria itu adalah Haikal, sahabat yang dianggap saudara oleh Arungga. Sedangkan sang wanita adalah Tantri, wanita yang dicintai Arungga yang kini berstatus sebagai tunangan alias calon istrinya.

Di belakang Arungga tampak seorang wanita yang baru saja tiba dan sedang sibuk mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat mengejar Arungga melalui tangga darurat tadi. Wanita itu Zahira, teman Tantri yang mencintai Arungga diam-diam.

" Tung...," ucapan Zahira terhenti saat ia menyaksikan apa yang dilakukan Tantri dan Haikal di depan sana.

Di saat bersamaan, Arungga nampak menyilangkan jari telunjuk di depan bibirnya agar Zahira tak melanjutkan ucapannya.

Zahira pun mengangguk mengiyakan permintaan Arungga. Ia menatap pria yang telah lama menghias hatinya itu dengan tatapan iba. Bagaimana tidak. Zahira tahu jika Arungga sangat mencintai Tantri. Zahira juga tahu jika Arungga sangat menyayangi Haikal. Zahira bisa merasakan hancurnya perasaan Arungga saat melihat dua orang yang ia sayangi itu kini tengah melakukan sesuatu yang melukai harga dirinya.

Setelah lama menyaksikan Haikal dan Tantri bercumbu, Arungga pun bersuara untuk menyadarkan keduanya jika ada orang lain di sana selain mereka. Apalagi saat itu pakaian dan rambut keduanya sudah nampak berantakan.

" Ehm, sampe kapan Kalian akan terus melu*at seperti itu...?!" tanya Arungga lantang hingga mengejutkan Haikal dan Tantri.

" Ar... Arungga...!" kata Haikal dan Tantri bersamaan lalu sama-sama saling menjauh.

" Sejak kapan Lo berdiri di sana Ar...?" tanya Haikal sambil mengusap bibirnya.

" Apa itu penting...?" tanya Arungga.

" Jelas penting dong !. Gue ga mau Lo salah paham aja, karena apa yang Lo liat tadi ga seperti apa yang ada di pikiran Lo...," sahut Haikal cepat.

" Masa sih. Tapi Gue yakin mata Gue ga mungkin berbohong Kal...," kata Arungga dingin sambil mengamati Haikal dan Tantri bergantian.

" Mmm..., Sa... Sayang. Yang Haikal bilang bener. Tadi... itu... mmm... Aku sama Haikal...," kata Tantri gugup.

" Sejak kapan...?" potong Arungga cepat.

" Apanya...?" tanya Tantri tak mengerti.

" Sejak kapan Kalian mengkhianati Aku...?" tanya Arungga dengan suara bergetar.

Haikal dan Tantri saling menatap sejenak kemudian menggeleng. Haikal pun melangkah mendekati Arungga sambil mengatakan kalimat panjang untuk membela diri.

" Ini salah paham Ar. Gue sama Tantri ga ada hubungan apa-apa. Gue lagi berusaha menghibur Tantri aja kok. Dia sedih dan menangis karena abis Lo marahin tadi. Terus saat Gue lagi bujuk dia, eh ada debu yang masuk ke matanya. Makanya Gue mencoba meniup matanya aja supaya butiran debunya keluar...," kata Haikal dengan tenang.

" Oh, menghibur ya...," kata Arungga sambil tersenyum penuh makna.

" Iya. Lagian Lo juga terlalu keras sama Tantri Ar. Masa Lo marahin dia di depan karyawan kaya gitu sih. Ya, walau pun Tantri salah, tapi setidaknya bisa ditegur baik-baik. Bagaimana pun Tantri ini calon Istri Lo. Bisa kan Lo sedikit menghargai dia...," kata Haikal hingga membuat Arungga mendengus kesal.

" Menghibur dengan mencium bibir dan memeluk rasanya kok ga wajar ya Kal. Apalagi Kalian melakukannya dalam waktu yang relatif lama lho tadi. Kalo dibilang khilaf, rasanya mustahil karena Kalian berdua keliatan sangat menikmati adegan tadi...," kata Arungga hingga membuat Haikal dan Tantri salah tingkah.

Zahira yang juga menjadi saksi adegan tak wajar antara calon istri Arungga dengan sahabatnya itu pun tampak mengangguk mengiyakan ucapan Arungga.

" Dan masalah teguran tadi. Gue di sini Manager Keuangan yang bertanggung jawab atas keluar masuknya uang perusahaan. Selagi jam kerja, Tantri adalah staf Gue sekaligus bawahan Gue. Jadi saat Gue menegurnya, itu sebuah kewajaran. Gue juga ga mungkin memarahi Tantri andai dia melakukan tugasnya dengan baik. Sekarang kasih tau Gue gimana cara menegur karyawan yang terang-terangan menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Apa pun alasannya, tetap aja itu namanya korupsi alias mencuri...!" kata Arungga gusar.

" Tapi Lo kan bisa omongin di ruang tertutup Ar...!" kata Haikal.

" Untuk apa ?. Menyembunyikan kesalahannya dari orang lain dan memakluminya karena dia calon Istri Gue ?. Justru itu Gue lakukan supaya semua orang sadar dan ga menyalah gunakan jabatan untuk kepentingan pribadi. Jangan pernah berpikir kalo status sebagai tunangan Gue membuat Tantri bisa seenaknya bertindak di luar batas. Yang salah tetap harus menerima konsekuensinya. Dan Tantri harus bertanggung karena udah berani menggelapkan uang perusahaan...!" sahut Arungga kesal.

Tantri nampak gemetar ketakutan sambil menatap Haikal seolah meminta bantuan. Haikal pun mengangguk lalu menatap Arungga lekat dan mengatakan kalimat yang mengejutkan Arungga.

" Asal Lo tau Ar. Kepentingan pribadi yang Lo maksud itu juga melibatkan nama Lo dalam tiap proses pencairannya...," kata Haikal sambil tersenyum sinis.

" Apa maksud Lo...?" tanya Arungga tak mengerti.

" Coba jelasin sama dia Tan...," pinta Haikal tanpa menoleh kearah Tantri.

Tantri pun mengangguk lalu mengeluarkan beberapa lembar kertas dari dalam tasnya. Setelahnya ia menarik tangan Arungga lalu meletakkan kertas itu di atas telapak tangan Arungga.

Arungga nampak terkejut saat melihat tanda tangannya di atas kertas itu. Padahal Arungga ingat jika ia tak pernah menandatangani kuitansi pengeluaran dengan jumlah besar seperti yang tertera di atas kertas. Arungga menganga melihat jumlah fantastis untuk sewa gedung, pelunasan catering dan gaun pengantin.

" Apa-apaan ini...?" tanya Arungga bingung.

" Kok bingung sih ?. Itu kan bukti kemana aja uang itu mengalir. Aku emang pake uang perusahaan untuk membiayai pernikahan Kita. Untuk bayar gedung, catering juga gaun pengantin...," kata Tantri sambil menundukkan kepala.

" Apa...?!. Terus uang yang Aku kasih ke Kamu itu buat apa...?!" tanya Arungga lantang.

" Uang yang Kamu kasih itu ga cukup Arungga !. Aku mau pesta pernikahan yang mewah bukan sederhana seperti yang Kamu mau. Kamu kan Manager Keuangan, masa bikin pesta pernikahan mewah aja ga bisa. Aku malu Arungga...!" sahut Tantri tak kalah lantang.

Jawaban Tantri membuat Arungga menggelengkan kepala.

" Kita pernah bahas ini dan Kamu setuju waktu itu. Kita sepakat mengadakan resepsi sederhana karena akan membeli rumah mewah impianmu. Laipula uang yang Aku kasih ke Kamu itu jumlahnya lebih dari cukup untuk membayar ini semua Tantri. Seingatku, jumlah uang yang Kamu gelapkan lebih banyak dari biaya yang dibutuhkan untuk sekedar menggelar pesta mewah. Sekarang jujur sama Aku, untuk apa uang sebanyak itu...?!" desak Arungga.

" Itu...," Tantri pun menggantung ucapannya lalu melirik kearah Haikal.

Nampaknya Tantri tak punya keberanian untuk mengungkapkan kebenaran.

" Haahhh..., sudah lah Tantri. Biar Aku jelaskan semuanya. Rasanya sudah waktunya Arungga tau apa yang terjadi...," sela Haikal.

Tantri pun mengangguk lalu menjauh dari Arungga. Di tempatnya berdiri, Zahira nampak mengepalkan tangannya untuk menetralisir amarahnya. Rupanya Zahira bisa menebak apa yang akan diucapkan oleh Haikal. Di saat yang sama Arungga justru terlihat lebih siap.

" Jadi dugaan Gue benar...?" tanya Arungga.

" Iya...," sahut Haikal sambil melangkah perlahan mendekati Arungga.

" Kenapa Kal ?. Kenapa harus Tantri ?. Lo tau kan gimana berartinya dia buat Gue...," tanya Arungga.

" Karena Gue ingin Ar...," sahut Haikal cepat sambil tersenyum penuh makna.

" Ingin apa...?" tanya Arungga tak mengerti.

" Ingin menjatuhkan Lo...!" sahut Haikal sambil memeluk Arungga lalu membenamkan belati tepat di punggungnya.

Arungga yang tak menduga akan mendapat serangan pun nampak terkejut. Sedangkan Tantri dan Zahira hanya bisa menjerit tertahan.

Seolah baru menyadari ada jeritan lain selain Tantri, Haikal pun menoleh. Ia menatap Zahira dengan tatapan marah. Selanjutnya Haikal mendorong tubuh Arungga hingga terhempas ke lantai lalu mengejar Zahira.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

hadir thor.. awal bab bikin miris .. pengkhianatan yg dilakukan oleh sang tunangan dan sahabatnya..
ke 2 nya tega melakukan hal hina demi harta dan jabatan yg di inginkan..

2023-08-14

1

Diana Puji Astuti

Diana Puji Astuti

mulai baca ah

2023-06-28

1

uutarum

uutarum

waduh.... main tusuk aja

2023-05-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!