NOT CONSIDERED

NOT CONSIDERED

Kembali Berulah

Seorang gadis cantik, tengah duduk termenung dengan pandangan kosong. Terlihat sebuah buku yang sepertinya sedang dibacanya tampak dianggurkan begitu saja.

Wajah putih nan halusnya yang menampakkan kecantikan alami, tampak diusapnya kala pikirannya semakin kacau. Hingga sebuah suara harus membuatnya menghentikan seluruh lamunan dan pikiran kacaunya yang mendera.

"El!" teriak suara mengangetkan gadis itu.

Gadis yang sedang melamun itu berdecak kesal dengan kelakuan temanya yang satu itu.

Elina Rosalia menatap dengan sebal ke arah gadis yang terlihat tersenyum merasa bersalah itu.

"Sorry" ujar Sella, salah satu sahabat Elina yang memang berisik.

"Kenapa?" tanpa menanggapi permintaan maaf dari sahabatnya itu, Elina justru mempertanyakan maksud dan tujuan gadis itu mengganggunya.

"Morgan ... Morgan berulah lagi El." Adunya pada sahabatnya itu.

Mendengar perkataan Sella, Elina menghela nafasnya dengan lelah. Lagi dan lagi, Morgan kembali berulah. Pria yang berstatus kekasihnya itu tampaknya tak pernah lelah membuat dirinya naik darah dan pusing.

Hingga tanpa berkata-kata lagi, Elina menarik lengan Sella untuk meninggalkan perpustakaan di mana dirinya menenangkan diri sejak tadi. Sella membawa Elina ke tempat di mana Morgan berada.

"Udah gue bilangin kan El tinggalin cowok modelan kayak gitu." Tutur Sella tampak mengomeli Elina.

Sella juga paham, alasan Elina menyendiri di perpustakaan karena masalahnya bersama Morgan yang tak pernah ada habis nya. Lelaki itu senantiasa selalu berulah yang membuat sahabatnya itu selalu terlihat menyedihkan dan tak bergairah hidup.

"Gue gak bisa Sel, Gue sayang sama dia." Jawab Elina yang nampak menahan kesedihannya.

Sudah berjalan dua tahun hubungannya dan Morgan, namun tak menunjukkan perkembangan apapun. Sella dan kedua sahabatnya yang lain bahkan bisa melihat, bahwa Morgan seperti tak memiliki perasaan yang sama dengan apa yang Elina rasakan.

Namun Elina memiliki keyakinan yang berbeda, Morgan juga sama mencintai dirinya. Itu hal yang selalu Elina yakini, yang akhirnya membuat Elina berusaha bertahan dengan Morgan yang selalu membuat ulah.

Morgan Dirtarama, lelaki tampan yang berhasil membuat Elina jatuh cinta pada pandangan pertama. Berbeda dengan Elina yang jatuh hati padanya saat pandangan pertama, Morgan tak merasakan apapun rasa spesial untuk gadis itu.

Merasa tak memiliki perasaan apapun pada gadis itu, membuat Morgan dengan sekuat tenaga membuat Elina menyerah dengan hubungan mereka.

Meskipun begitu, Morgan masih tak mendapatkan apa keinginannya itu. Elina tampak begitu keras kepala mempertahankan hubungan mereka. Membuat Morgan seolah hampir putus asa dengan seberapa tangguh gadis itu dalam mencintainya.

Saat ini, Morgan tengah bersama gadis yang baru saja diajak jadian olehnya. Di kampus memang tak ada yang mengetahui hubungannya dengan Elina.

Karena Morgan memang tak pernah mengakuinya, sementara Elina yang merasa memiliki hubungan tentu saja mengakuinya. Namun karena Morgan tak memberikan klarifikasi apapun, membuat mereka tak ada yang percaya dengan hubungan keduanya.

"Bukannya Elina bilang lo cowoknya? Gue gak mau dicap perusak hubungan orang." Tutur gadis itu pada Morgan.

Meski merasa senang jadian dengan lelaki tampan di sampingnya itu, namun dirinya masih memiliki harga diri untuk tak merebut apa yang sudah menjadi milik orang lain.

"Lo percaya sama berita murahan itu?" tanya Morgan meremehkan berita itu yang baginya hoax semata.

"Tapi Elina seperti tidak berbohong." Jawabnya dengan jujur. Namun la tak begitu peduli jika Morgan saja menepis kebenaran dan berita itu.

"Biarkan orang berbicara sesuka mereka, lebih baik kita nikmati waktu kita." Ujar Morgan tampak acuh pada kekhawatiran gadis itu.

Dirinya juga merasa muak bila terhambat dengan rumor itu. Meski berita itu benar adanya, namun baginya tidaklah benar. Karena sejak awal dirinya tak menerima hubungan itu dan tak mengakui Elina sama sekali.

"Tentu saja, lebih baik kita nikmati waktu kita." Jawab wanita yang tengah bersama Morgan itu, dengan tersenyum smirk.

Wanita itu menatap lekat wajah tampan pria di depan nya itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Karya Tuhan yang begitu sempurna, pikir nya. Garis wajah yang Morgan miliki terang saja membuat jiwanya merasa tertantang untuk menaklukkan pria di hadapan nya itu.

"Apa kita akan pergi keluar setelah ini?" tanya wanita itu mencoba mencari celah kesempatan.

Morgan yang tengah sibuk menikmati makanan nya, mengalihkan tatapannya pada wanita itu. Tampak senyuman tersungging di bibir gadis cantik itu. Dan Morgan paham dengan maksud wanita itu.

"No. Gue banyak urusan. Mending lo keluar sama cowok lo yang lain." Ujar Morgan dengan datar.

Jangan kira Morgan tak tahu, jika wanita itu buka gadis baik-baik. Banyak pria di keliling nya yang Ia jadikan boneka untuk menghasilkan uang demi gaya hidup wanita itu. Dan Morgan tak akan tertipu. Lagi pula dirinya hanya ingin bersenang-senang, membuat Elina menyerah.

***

Tampak tak jauh dari Morgan dan gadis itu, Elina dan Sella serta kedua temannya yang lain Viola dan Bianca. Mereka tengah mengawasi dan mengamati segala gerak gerik kedua insan itu.

Sejak tadi, Elina ingin segera menghampiri mereka dan melabrak gadis yang sedang bersama kekasihnya itu. Namun ketiga sahabatnya itu tentu saja melarangnya, karena tak ingin Elina dipermalukan di depan umum seperti yang sudah-sudah.

Karena tak ada yang percaya dengan hubungan Elina dan Morgan selain mereka saja, hingga saat Elina mencoba melabrak Morgan dan gadis lain. Pasti Elina yang akan dipermalukan di depan umum. Karena mereka berpikir Elina hanya mengaku-ngaku saja.

"Mending lo lepasin aja buaya satu itu El" ujar Bianca memberikan saran.

Sementara Sella dan Viola tampak mengangguk setuju dengan ucapan sahabatnya yang memang memiliki sikap paling dewasa diantara mereka.

Elina menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan sendu. Perasaan sayangnya pada Morgan tak mampu membuatnya pergi meninggalkan lelaki itu. Meski seburuk apapun kelakukan kekasihnya itu,

"Gue sayang sama dia, gak akan semudah itu lepasin dia. Gue tahu dia orang baik, hanya saja dia belum sadar sama perasaan nya ke gue. Itu aja." Jelas Elina dengan keyakinan pasti.

Selalu seperti itu, Elina selalu yakin dan percaya dengan sikap Morgan yang kelak akan berubah dengan dirinya. Oleh sebab itu Elina tak pernah mau menyerah dan melepaskan lelaki itu.

Elina memilih bertahan dan menunggu keajaiban itu datang menyambut kisah baru mereka yang akan saling menyatukan rasa sayang dan cinta satu sama lain.

"Gue tau, seorang pria akan berubah karena seorang wanita. Tapi belum tentu lo wanita itu El, wanita yang bisa membuat Morgan mau berubah." Ujar Viola yang akhirnya ikut berbicara

Elina menatap Viola setelah mendengar perkataan sahabatnya itu.

"Gimana kalau wanita itu emang gue, Vi" tanya Elina dengan yakin.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!