Hingga pada akhirnya, alasan itulah yang membuat Morgan mau menerima Elina menjadi kekasihnya. Karena beberapa waktu setelah mama memaksa Morgan untuk mau bersama Elina. Setelahnya Elina mengatakan semua kejujuran akan perasaanya pada lelaki yang disukainya itu.
Dan dengan terpaksa, Morgan pun menerima ungkapan rasa sayang gadis itu terhadap dirinya. Meski dengan keterpaksaan, namun Morgan tetap berlaku baik pada gadis itu. Morgan pun juga tak pernah mengatakan perasaannya ataupun membalas perasaan Elina.
Namun Elina tak pernah mempermasalahkan hal itu, sikap baik Morgan padanya sampai detik ini sudah lebih dari cukup untuknya. Elina juga pahama bahwa perasaan tak bisa dipaksakan. Namun Elina akan membantu Morgan menumbuhkan perasaan itu padanya.
Hingga waktu yang berjalan begitu cepat, tak terasa Elina dan Morgan telah menjalin hubungan selama satu tahun. Selama ini mereka hanya bisa menghabiskan waktu bersama setelah pulang dari sekolah.
Perbedaan tempat menuntut ilmu, terkadang membuat Morgan merasa lelah dengan semuanya terkait hubungan mereka. Karena sang mama selalu memintanya untuk menjemput Elina ke sekolahnya, padahal arahnya berlawanan dari jalan pulang ke rumah nya.
Namun setelah ini, sepertinya segala penderitaan itu akan segera usai. Karena Elina dan dirinya akan masuk ke kampus yang sama. Meski harus lebih sering bertemu dengan gadis itu, namun setidaknya dirinya tak harus tersiksa bolak-balik setiap hari.
Di tahun itu pula, sang mama memutuskan untuk menikah dengan seorang kenalan prianya dari negara tetangga. Hingga akhirnya, Morgan harus merelakan sang mama dibawa oleh papa sambungnya. Semua demi kebahagiaan sang mama.
Sebenarnya mama memaksa dirinya untuk ikut serta, namun Morgan menolaknya. Morgan menggunakan alibi Elina untuk membuat sang mama tak lagi memaksanya. Padahal bukan itu alasan sebenarnya. Hanya saja, Morgan tak nyaman tinggal bersama orang lain.
Dan semua alasan itu yang pada akhirnya menjadi awal di mana Morgan mulai berencana membuat Elina sakit hati. Dengan berusaha menjalin hubungan dengan gadis lain di kampusnya, yang tentu saja ada Elina di dalamnya.
Morgan melakukannya hanya demi agar Elina segera melepaskan dirinya dari belenggu hubungan mereka yang selama ini Morgan jalani dengan terpaksa. Apalagi kepergian sang mama yang ikut dengan suaminya, membuat Morgan semakin memiliki kebebasan untuk melepaskan diri dari belenggu Elina.
"Morgan!?" Ujar Elina ketika mendapati sang kekasih tengah dinner di sebuah restoran dengan seorang wanita.
Morgan yang memang sengaja melakukannya merasa senang karena Elina melabrak dirinya. Hingga dirinya bersikap acuh dan seolah tak perduli dengan kehadiran gadis yang berstatus kekasihnya itu.
"Ini siapa Morgan?" tanya seorang wanita yang sedang duduk bersama Morgan.
"Gue pacarnya, lo yang siapa?" tanya Elina merasa tak terima. Apalagi melihat Morgan yang tak menunjukkan rasa terkejut atau bersalah sama sekali, membuat Elina merasa geram.
"Jangan ngaku-ngaku ya, gue di sini pacarnya Morgan. Iyakan Gan?" ujar wanita itu meminta dukungan dari lelaki di hadapannya.
"iya, dia pacar gue." ujar Morgan mengiyakan ucapan wanita itu, dan melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Tanpa perduli pada kekasihnya ataupun pacar barunya yang bari jadian beberapa jam lalu.
Flashback off
***
Semenjak kejadian itu, Morgan selalu mengulangi kejadian yang sama. Semua dirinya lakukan demi membuat Elina pergi dari kehidupannya. Namun gadis itu masih tetap bersikeras. Bahkan mengancam Morgan akan mengadu kepada mama Morgan. Jika Morgan yang berniat mengakhiri hubungan mereka.
Oleh sebab itu, sampai setahun ini Morgan masih terus berulah seperti itu. Bahkan kelakukan Morgan itu sudah membuat ketiga sahabat Elina merasa geram. Namun Elina nya sendiri masih tetap keras kepala untuk mempertahankan Morgan.
Karena menurutnya Morgan hanya masih belum mampu mencintai dirinya. Atau Morgan belum menyadari bahwa sebenarnya pria itu mencintai dirinya.
Mengingat bagaimana baik dan perduli nya Morgan padanya dulu. Elina yakin, Morgan bisa berubah untuknya. Entah cepat atau lambat, Elina akan terus menunggu keajaiban itu.
"Gue percaya sama Morgan, kalian liat. Morgan gak pernah gue liat sentuhan fisik sama cewek lain. Meskipun mereka ngakunya pacar Morgan. Cuma gue yang sering pegangan tangan, pelukan sama Morgan." Jelas Elina yang begitu yakin dengan pemikirannya.
Ketiga sahabatnya itu saling pandang satu sama lain. Hingga Bianca akhirnya menimpali ucapan sahabat nya yang keras kepala itu
"Jadi maksud lo cuma lo yang Morgan sayang?" tanya Bianca menantang.
"Gue gak yakin akan hal itu, tapi yang pasti Morgan juga gak membuka diri ke gadis lain." Ujar Elina dengan yakinnya.
"Lo tahu, kenapa Morgan kayak gitu?" tanya Viola. Mereka ingin Elina menyadari kesalahan nya selama ini yang masih bersikeras mempertahankan lelaki seperti Morgan.
"Gue rasa, dia memang sengaja buat gue sakit hati dan lepasin dia." Tutur Elina dengan pemikirannya.
Ketiga gadis yang setia menemani Elina itu saling menangguk. "Jadi lo paham kan apa yang harus lo lakuin?" tanya Sella.
"Gue pahami maksud kalian. Tapi gue akan tetap pertahankan Morgan sampai dia benar- benar terbukti khianati gue. Gue yakin dia hanya main-main dengan para gadis itu." ujar Elina berlalu pergi meninggalkan tempat itu.
Meski meyakini dan mencoba percaya dengan pemikirannya bahwa Morgan tak main rasa dan hanya bermain-main dengan para gadis itu. Namun Elina tetap merasa hatinya terbakar melihat Morgan bersenda gurau dengan gadis lain.
Apalagi selama setahun ini, hubungan mereka juga tak seintens dulu saat masih ada sang mama.
Sementara di tempat lain, Morgan tampak sedang bersama temannya di kantin. Setelah kepergian gadis yang tadi bersamanya, teman nya itu langsung menghampirinya yang terlihat sendirian.
"Gue liat El lagi awasin lo tadi." Adu Roland pada Morgan.
Morgan tampak acuh mendengar penuturan temannya itu, karena selama ini usaha yang dirinya lakukan untuk membuat Elina jera dengan nya, semua sia-sia saja, karena rupanya gadis itu masih bersikeras tetap mempertahankan hubungan mereka.
Hingga kini tujuan Morgan menjadi berbeda. Bukan lagi untuk melepaskan diri dari belenggu Elina, namun benar-benar berniat mencari seorang wanita yang bisa mencairkan perasaan nya.
Dan Morgan yakin, jika Morgan menemukan seseorang itu. Elina pun tak akan lagi mau mempertahankan dirinya. Karena Morgan juga sama tahunya, jika Elina memiliki keyakinan bahwa sifat buruknya ini hanya karena belum bisa mencintai atau belum menyadari perasaannya.
Elina juga pernah mengatakan padanya bahwa tak akan pernah melepaskan Morgan karena yakin Morgan akan membalas perasaannya.
"Lo beneran gak ada rasa sedikitpun ke El? Gue rasa lo gak normal kalau itu bener." Ujar Roland mengejek temannya itu.
"Lo yang gak normal. Kalau lo tertarik ambil aja, gue ikhlas." Jawab Morgan dengan acuh.
"Gue bener-bener gak paham sama lo. Bisa-bisanya punya cewek secakep El, lo anggurin gitu aja. Malah nyari yang lain lagi, cabe-cabean pula." Tutur Roland semakin mengejek temannya itu.
Roland adalah salah satu diantara yang tahu bagaimana hubungan Morgan dan Elina. Bahkan Roland tak habis pikir dengan kelakukan absurd temannya itu. Bisa-bisanya mencari pacar sana-sini padahal sang ratunya sudah ada di depan mata.
Kalaupun tak memiliki perasaan, harusnya Morgan berusaha menumbuhkan perasaan itu. Bukannya malah mencari orang lain seperti ini.
Next .......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments