Penasaran

Elina yang telah selesai mata kuliah, segera keluar meninggalkan kelasnya untuk mencari Morgan. Sudah seminggu ini mereka tak berkomunikasi sama sekali. Elina pikir, dengan tak berusaha menghubungi lelaki itu terlebih dahulu. Morgan yang akan berbalik mencarinya.

Namun setelah melihat apa yang malah lelaki itu lakukan, dengan kembali berulah. Membuat Elina memutuskan untuk memulai komunikasi seperti biasanya. Tak ingin semakin jauh dari Morgan, maka Elina memilih mengalah dibandingkan kehilangan.

Dan tepat saat menuju ke arah ruang kelas Morgan, tampak lelaki itu baru saja keluar dari sana. Hingga Elina memanggil nya dan menghampiri kekasihnya itu.

"Kita pulang bareng." Tutur Elina memberitahu. Dan Morgan yang terdiam dan menurut saja dengan apa yang menjadi keinginan kekasihnya itu.

Mereka pun berjalan ke arah parkir, di mana kendaraan roda dua milik Morgan berada. Saat hendak menaiki motor Morgan, gerakannya terhenti oleh suara yang mengintrupsi mereka.

"Morgan, lo bilang mau nganterin gue." Protes seorang wanita yang melihat tak suka pada Elina.

Siapa lagi, jika bukan pacar baru Morgan. Terkadang Elina juga lelah dengan kejadian seperti ini yang terjadi berulang-ulang. Hingga pada akhirnya, para gadis itu yang akhirnya menyerah, Karena ketiga sahabat Elina yang turut serta memberi pelajaran untuk para gadis itu dan memperingatinya.

"Gue ada urusan, lain kali gue anterin lo." Ujar Morgan tanpa rasa bersalah.

Sementara wanita itu terlihat menunjukkan wajah kesalnya. Dan semakin menatap tajam ke arah Elina yang sama sekali tak menganggapnya ada.

Saat ini Elina merasa menang dari wanita itu. Karena Morgan lebih memilih tetap pulang bersamanya dibandingkan pulang bersama wanita cabe-cabean itu. Namun Elina juga tak ingin merasa besar kepala. Karena dirinya belum tahu pasti apa yang membuat Morgan lebih memilih pulang bersamanya kali ini.

Karena selama ini, jika ada kejadian seperti ini pastilah Morgan dengan tanpa rasa bersalahnya akan meninggalkan dirinya. Dan menghabiskan waktunya dengan para pacar tak jelasnya itu.

Di dalam perjalanan terjadi keheningan yang mendera. Jika Morgan memang adalah kebiasaannya, sementara Elina tidak. Gadis itu tampak tak seceria dan cerewet seperti biasanya.

Elina merasa hari ini moodnya benar-benar down, entah karena permasalahan dengan Morgan atau hal lain. Namun batin nya merasakan sebuah kelelahan yang membuatnya malas hanya untuk sekedar mengeluarkan suara untuk lelaki di hadapannya itu.

"Lo mau balik kemana?" tanya Morgan.

Pada akhirnya, ada salah satu dari mereka yang memutus keheningan itu. Morgan yang juga tak mengetahui Elina akan pulang ke mana, memilih bertanya dan membuka suara. Karena biasanya, gadis itu akan ikut pulang ke rumah Morgan. Namun kadang juga meminta diantar ke rumah nya sendiri.

"Pulang ikut kamu." Jawab Elina dengan yakin.

Ya, dirinya lebih memilih ikut pulang bersama Morgan dan ingin ikut ke rumah kekasihnya itu. Karena ada hal yang ingin dirinya bicarakan dengan serius pada Morgan.

Rasanya lelah juga mempertahankan hubungan yang terasa pahit dan menyakitkan ini. Meskipun tahu kemungkinan besar bahwa Morgan tak benar-benar serius dengan para wanita itu.

Namun tetap saja rasanya hatinya panas dan cemburu dengan kedekatan Morgan dengan gadis lain. Apalagi akhir-akhir ini hubungan dan komunikasi nya dengan Morgan semakin renggang.

Sementara Morgan yang mendengar jawaban Elina yang akan akan ikut pulang ke rumahnya, tak menanggapi apapun. Namun dirinya segera melajukan kendaraan roda duanya untuk menuju ke rumahnya.

Dan keheningan kembali melanda setelah perbincangan singkat mereka. Elina juga tak ada niat untuk meneruskan perbincangan mereka. Atau mencoba mencari topik lain lagi.

Hingga setelah beberapa menit menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah Morgan yang tampak masih terawat meski lelaki itu hanya tinggal sendirian.

Bukan Morgan yang membersihkannya, melainkan seseorang yang memang ditugaskan bersih-bersih pada setiap pagi harinya. Karena tak mungkin jika Morgan yang membersihkannya sendiri, hampir mustahil.

Mereka melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam. Morgan yang merasa lengket badannya segera ingin membersihkan diri.

"Gue mau mandi, lo tunggu di sini." Ujarnya memberitahu Elina bahwa dirinya akan mandi.

Elina mengangguk untuk merespon ucapan lelaki yang masih berstatus kekasihnya itu. Dan dirinya menunggu di sofa yang ada di ruang keluarga, sebagaimana yang Morgan perintahkan.

Setelah kepergian Morgan untuk pergi mandi, Elina memutuskan untuk bermain ponsel. Hingga sebuah suara ponsel mengganggu kegiatannya yang sedang asik dengan ponselnya.

Saat pandangannya teralihkan dari ponsel miliknya, didapati sebuah ponsel di atas meja. Yang Elina yakini adalah ponsel milik Morgan yang tak sengaja ditinggalkan.

Elina memutuskan untuk melihat siapa gerangan yang menghubungi kekasihnya itu. Hingga Elina mengulurkan tangannya untuk mengambil ponsel itu dari atas meja.

Di lihatnya layar ponsel yang kini sudah ada dalam genggamannya. Tertera nama Shella di sana. Tentu hal itu membuat Elina merasa terkejut. Karena pikirannya langsung mengarah pada salah satu sahabatnya yang juga bernama Shella.

Elina berpikir keras, jika benar itu sahabatnya apa yang membuat Shella menghubungi Morgan. Karena setahunya Morgan dan Shella tak seakrab itu untuk saling menyimpan kontak ponselnya.

Daripada merasa penasaran dengan pemikiran nya sendiri yang belum pasti. Elina memutuskan untuk mengangkat panggilan itu. Namun belum sempat Elina menggeser ikon hijau nya. Ada sebuah tangan yang dengan cepat merebut ponsel itu dari tangan nya.

Sontak hal itu membuat Elina terkejut dan mendongakkan wajahnya. Tampak Morgan yang menatap tajam ke arahnya dengan ponsel yang telah berpindah ke tangan nya.

Elina merasa sedikit takut dengan tatapan tajam yang Morgan berikan itu. Namun dengan segera dirinya mencoba mengklarifikasi.

"Sorry, aku cuma ..." ucapan Elina terpotong kala Morgan berlalu meninggalkan dirinya setelah tangannya tampak mengangkat panggilan itu/

Elina merasa begitu penasaran dengan siapa Shella yang tertulis di sana. Namun biarlah sejenak, nanti akan dirinya tanyakan pada Morgan siapa nama Shella yang menghubunginya.

Meskipun berpikir begitu, namun Elina tampak masih teka cukup tenang. Hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk mengikuti Morgan. Elina berniat menguping apa yang pria itu bicarakan pada wanita di telepon itu.

Dengan melangkah perlahan, Elina mendekati tempat di mana Morgan berada. Matanya membulat sempurna dan hatinya menjadi panas, kala telinganya mendengar bibir pria itu memanggil nama sayang untuk si pemanggil itu.

"Jadi dia pacar Morgan yang lain lagi? Sebenarnya berapa banyak wanita yang diajak pacaran oleh Morgan?" gumam Elina berbicara dengan dirinya sendiri.

"Shella" lirih Elina. Apa dia orang yang sama, yang tengah berada dalam pikiran Elina saat ini. Elina harus segera memastikannya.

Elina memutuskan untuk kembali ke ruang keluarga dan kembali duduk di sana untuk menunggu Morgan selesai dengan urusannya. Daripada banyak berspekulasi sendiri, lebih baik menunggu Morgan yang akan menjelaskannya.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Morgan selesai juga dengan urusannya mengobrol dengan wanita di telepon itu. Elina tak sabar lagi untuk memastikan dugaannya. ELina harap dugaannya salah.

"Siapa Shella, apa pacar mu yang lain Gan? Dan apa dia Shella yang kita kenal?" tanya Elina dengan beruntun.

Next .......

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!