Sebuah Harga Diri

Sebuah Harga Diri

Bab 1 Malam jahannam.

Hujan turun sangat deras! Amydia, bergegas berlari ke halte, dengan payung menaungi tubuhnya agar tak basah kuyup oleh air hujan.

Semoga, akan ada angkot lewat, harapnya dalam hati. Akan tetapi setelah menunggu hampir sepuluh menit, tidak satupun angkot yang melintas. Padahal, masih belum terlalu sore. Mungkin karena hujan, kenderaan singgah atau masih mangkal di terminal.

Amy melirik angka jam di tangan kirinya, masih 5;10. Karena hujan deras, seperti sudah malam saja. Ujung celana jins dan sepatu Amy sudah basah. Meski dia sudah naik ke atas tempat duduk di halte, tempiasan air hujan masih menerpa tubuhnya, karena angin yang berkesiur memainkan air hujan.

Amy nampak cemas, memandang curah hujan yang semakin deras. Ah, seandainya saja dia tadi tidak menolak tawaran Vivi, untuk nebeng. Namun, Amy, enggan karena rumah mereka tidak searah. Karena itu Amy buru-buru menuju halte. Sebelum hujan turun, perkiraannya dia sudah sampai di rumah.

Tapi prediksi Amy, melenceng. Belum sempat dia mencapai halte terdekat, tiba-tiba hujan lebat turun. Seolah tetumpah begitu saja dari langit.

Benar-benar sial. Kalau saja motornya tidak masuk bengkel, sederas apapun hujannya tidak akan masalah baginya.

Sekarang dia tengah terjebak di halte sendirian. Tidak mungkin rasanya menempuh perjalanan ke jalan utama untuk mencari angkot dalam derasnya hujan. Mana jaraknya hampir satu kilometer. Jalan yang akan dia lalui adalah jalan alternatif dari jalan utama menuju kampusnya. Dan hanya satu lin angkot yang akan melintasi jalan ini.

Amydia terpaksa bertahan di halte, sambil mulutnya komat-kamit agar ada angkot melintas sesegera mungkin. Selain karena kedinginan, perutnya juga sudah keroncongan sedari tadi.

Ditempat lain, Pramono, yang akrab disapa, Pram, merasa aneh dengan tubuhnya sendiri. Seperti ada sensasi aneh mengerayangi sekujur tubuhnya. Terutama dibagian bawah tubuhnya. Pram merasakan semua hal aneh itu, setelah disuguhi minuman oleh pramu saji.

Sore ini Pram tengah menghadiri acara reuni akbar dari alumni sekolah SMAnya dulu. Sebenarnya dia tidak ada waktu untuk mengikuti acara seperti ini, mengingat jadwal kerjanya yang padat. Atas undangan di group Wa alumni SMAnya dulu, juga berkat bujukan Alya mantan pacarnya saat sekolah. Akhirnya Pram, luluh juga.

Tanpa rasa curiga, Pram, mau saja hadir di acara reuni itu. Pram sempat kecewa, karena sejak datang tadi, Alya belum nampak juga. Padahal mereka sudah janjian ketemu.

Pram tidak pernah tau kalau Alya sudah hadir. Alya hendak menciptakan alibi, karena hendak menjebak Pram. Saat Pram menerima minuman yang sudah dia beri obat perangsang dan meminumnya hingga tandas, sepasang mata milik Alya melihatnya dari balik pintu. Senyum penuh kemenangan menghiasi bibirnya yang tipis. Tadi dia menyuruh seseorang memberikan segelas minuman untuk Pram.

Namun disaat dia melihat dari jauh, kalau Pram sudah kepanasan, yang artinya obat sudah bereaksi, Alya, mendapat panggilan di ponselnya. Dengan kesal Alya menerima panggilan itu, dan keluar dari ruangan.

Bersamaan dengan itu, karena merasakan panas dan haus bersamaan, Pram keluar dari gedung. Pram, ingin ke toilet tapi batal karena dia paling anti mampir di toilet umum.

Bergegas, Pram menuju tempat parkir. Sambil membuka jasnya, dan melonggarkan dasi di lehernya. Keadaan Pram saat datang dan pergi sangat jauh berbeda.

Pram memutar anak kunci, dan malajukan mobilnya keluar dari area parkir. Saat itulah Alya memanggil Pram tapi Pram tidak mendengarnya lagi.

"Huh, sial. Pram mau kemana sih?" gerutu Alya panjang pendek. Alya merasa kecewa berat karena segala rencananya gagal total. Alya kembali masuk ke gedung tempat acara diadakan. Tidak mungkin baginya untuk menyusul, Pramono.

"Huhk, apa-apaan ini. Kenapa tubuhku seperti ini. Aku benar-benar butuh penyaluran hasrat. Gila! Apa yang terjadi sebenarnya," cecar Pram pada dirinya sendiri. Entah kenapa dia merasakan tekanan yang luar biasa. Libidonya naik tak terkendali. Benar- benar butuh penyaluran. Setengah mati Pram menahan hasrat liarnya itu.

Apa ada yang salah dengan makanan dan minuman yang disajikan tadi di acara reuni. Tadi, Pram, sempat heran ketika baru sampai telah disuguhi makanan dan minuman. Ingin menolak, tapi semua sedang menikmati suguhan yang tersaji di depan masing-masing.

Seingat Pram, dia baru meneguk jus jeruk yang disuguhkan padanya. Apa iya jus jeruk itu penyebab dirinya seperti ini? Ataukah ada seseorang yang iseng menaruh sesuatu ke minumannya.

Bisa saja minuman itu salah sasaran 'kan? Duh, sungguh apes nasibnya hari ini.

Pram menambah laju kecepatan mobilnya. Satu-satunya tujuannya adalah segera pulang kerumah. Mandi atau melakukan apa saja agar libidonya hilang. Jangan sampai ia melakukan sesuatu diluar akal sehatnya yang merugikan dirinya dan orang lain.

Tapi sial, kenapa pula hujan turun tiba- tiba. Sehingga beberapa ruas jalan banjir karena drainase yang meluap. Mungkin karena tumpat atau terlalu kecil, sementara debit air hujan melebihi kapasitas.

Karena banjir, otomatis kemacetan sampai mengular. Frustrasi dengan keadaan dirinya dan suasana macet Pramono mencari jalan alternatif untuk terbebas dari jebakan banjir.

Otomatis jalan yang ditempuh Pram akan bertambah jauh. Daripada menghadapi kemacetan, mending cari solusi lain.

Pram selamat dari macet dan banjir, tapi tidak dengan hasratnya yang semakin menggebu. Dengan kecepatan maksimal Pram menerobos derasnya hujan.

Amy yang sudah putus asa, saat melihat titik cahaya lampu mobil di kejauhan segera turun dari tempat duduk halte. Melambaikan tangannya menyetop mobil Pram yang dia kira angkot.

Mendadak Pram berhenti, dan merasa heran kenapa ada orang yang menyetop mobilnya. Terhalang oleh payung yang dipegang Amy, Pram tidak jelas melihat wajah Amy. Begitu juga Amy, tidak melihat dengan jelas mobil yang ia masuki.

Begitu Amy masuk kedalam mobil, baru dia sadar kalau mobil yang dia masuki bukan angkot yang biasa beroperasi. Sementara didalam mobil gelap dan samar. Begitu juga diluar karena listrik mendadak padam. Satu-satunya cahaya yang ada hanyalah lampu mobil Pram, yang menerangi jalan. Suasana benar-benar sepi.

"Eh maaf, saya kira tadi angkot," ucap Amy panik. Amy, bergegas membuka pintu hendak keluar. Tapi Pram, telah menguncinya. Sehingga Amy tidak bisa keluar.

Beda dengan Pram, saat melihat siapa yang menyetop mobilnya dan masuk tanpa basa basi, menyeringai senang. Pikiran Pram sudah terkontaminasi obat perangsang mengira Amy adalah perempuan penjaja cinta.

Tanpa menunggu lama, Pram langsung menyerang Amy dengan ciu**n membabibuta. Amy terperangah, dan menjerit ketakutan. Sekuat tenaganya, berusaha melawan Pram. Tapi apalah daya Amy, tubuh mungilnya tak mampu melawan kekuatan Pram.

Amy masih berusaha melawan menendang, mencakar, dan menggigit. Namun berapalah kekuatan seorang Amydia, melawan tubuh kekar Pram, apalagi karena pengaruh obat perangsang.

Amy benar-benar ketakutan, saat Pram dengan mudah melumpuhkannya. Pakaian Amy telah robek, begitu juga celananya di tarik paksa. Lolongan dan jeritan Amy tidak sesiapapun mendengar. Sore yang telah berubah malam sebelum waktunya karena hujan. Telah menelan Amy dalam kelamnya.

"Tolong, jangan lakukan itu. Aku mohon, kasihani aku. Oh, Tuhan tolonglah aku. Jauhkan aku dari orang biadab ini," Amy terus meronta, menangis , memohon agar Pram tidak merusak dirinya dan masa depannya.

Tapi Pram tidak peduli semua itu. Meski wajahnya perih bekas cakaran kuku Amy. Pram tidak bisa lagi mengontrol emosinya.

Amy tak berdaya, ketika dia merasakan sesuatu menusuk bagian bawah tubuhnya. Sakitnya tidak terperi, hingga Amy tidak sadarkan diri.

Diluar hujan deras masih turun seakan berlomba dengan napsu liar dalam tubuh Pram menyalurkan hasratnya, yang akan dia sesali seumur hidupnya. Karena telah menghancurkan masa depan seorang gadis yang tidak bersalah.

Setelah selesai menuntaskan hasratnya, Pram merebahkan dirinya disamping Amy. Berdesakan dengan tubuh Amy yang tergeletak pingsan di jok mobil.

Pram tertidur kelelahan. Tidak peduli dengan guyuran hujan yang makin deras di luar. Napasnya kini perlahan teratur, beda dengan tadi yang memburu karena pengaruh napsu.*****

Terpopuler

Comments

The Lucky

The Lucky

syukurin kau Alya😂 umpanmu kayaknya lepas malah lari ke ikan lain😂

2023-07-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!