Bab 5. Pov, Pramono. Perasaan bersalah di hati Pram.

Sejak kejadian tiga bulan lalu, Pramono selalu dikejar bayang penyesalan yang tidak berujung. Sejak itu pula, Pram akrab dengan yang namanya minuman beralkohol. Semua itu dia lakukan, demi melupakan kejadian malam itu. Karena selama ini dia menyimpan rahasia itu untuk dirinya sendiri

Kejadian dimana dirinya dalam keadaan tidak terkontrol karena dibawah pengaruh obat perangsang, telah menodai seorang gadis yang menyetop mobilnya malam itu.

Ironisnya dia tidak tau siapa gadis itu. Dimana rumahnya. Meski dia dengan diam-diam telah menyelidikinya tapi sejauh ini belum ada titik terang. Peristiwa itu seolah hilang di telan malam.

Pram ingin minta maaf, sekalian akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Tapi, kemana, dimana, harus mencari perempuan itu.

Perubahan sikap Pram, membuat Arif orang kepercayaannya merasa prihatin juga. Tiga bulan terakhir ini bosnya seolah orang asing. Suka mabuk dan menutup diri. Sepertinya sesuatu telah terjadi padanya. Tidak biasanya Bosnya menutup diri seperti ini.

Seperti malam ini, Pram mabuk lagi seperti malam-malam yang lain. Arif mendapat telepon dari pemilik cafe kalau Pram tengah mabuk berat, tidak bisa mengendarai mobilnya.

Arif segera meluncur ketempat dimana Pram tengah mabuk.

"Bos, bangun bos! Ayo, pulang!" ajak Arif berusaha membantu Pram bangkit.

"Hei, siapa kamu? Jangan, sentuh aku!" kibas Pram, ketangan Arif.

"Ini Arif, bos, ayo pulang. Apa bos tidak malu, jadi pusat perhatian orang? Makanya jangan sok jago minum kalo memang gak kuat," ucap Arif sambil mendudukkan Pram kembali.

"Ada apa, bos? Kok sampai begini, cewek mana yang telah mematahkan hatimu, bos?" ucap Arif setengah bercanda, setelah mereka sampai di rumah.

"Alah, sudah. Jangan kepo!"

"Bos mandi dulu biar seger, baru kita cerita." tukas Arif. Seraya memapah Pram ke kamar mandi. Pram manut saja saat diperlakukan Arif. "Makanya cepat tuh, cari bini, biar ada yang ngurus," celoteh Arif, dari balik pintu saat Pram menutup pintu kamar mandi, dengan menghempaskannya.

Pram tidak menggubris ucapan Arif. Orang kepercayaannya itu sudah seperti sahabat baginya. Sakit di kepalanya serta rasa mual di perutnya begitu menyiksa. Arif, mendengar Pram muntah- muntah di kamar mandi. Arif menggedor pintu kamar mandi, takut terjadi apa-apa sama bosnya.

"Apaan sih lo, ngegedor pintu terus," ucap Pram kesal.

"Bos tidak apa-apa?"

"Apa lo gak denger, gua lagi muntah!" bentak Pram. Melihat kelakuan Arif.

"Maaf, bos. Aku cuma khawatir saja. Nih, minum dulu," Arif menyodorkan perasan jeruk nipis di campur air hangat.

"Arif! Kamu mau bunuh aku, ya?" sentak Pram marah.

"Loh, itu cuma perasan jeruk nipis, bos. Bukan racun!" teriak Arif.

"Gimana kalau aslamku kambuh?"

"Lah, justru alkohol itu yang akan membunuhmu bos, siapa suruh minum."

"Ah, dasar tengil lo," semprot Pram, meminum juga ramuan yang diberikan, Arif, hingga tandas.

Selesai mandi, Pram, telah melihat hidangan tersaji di meja makan. Arif dengan cekatan telah memesan makanan untuk bosnya.

Pram, menyantap makanan dalam diam. Perutnya yang mulai terasa perih, karena mengkomsumsi alkohol dalam keadaan perut kosong.

Tiba-tiba bayangan kejadian malam itu terlintas lagi di benak, Pram. Membuat wajahnya yang tadi nampak segar, kembali kisruh. Bahkan, Pram tidak bisa lagi melanjutkan makannya. Arif heran melihat perubahan drastis wajah bosnya.

"Bos, kenapa sih. Apa ada masalah yang begitu mengganjal?" tanya Arif hati- hati. Takut bosnya meledak lagi. Ditanya seperti itu, Pram menarik panjang napasnya, lalu menghelanya perlahan.

"Kejadian malam itu masih tidak bisa aku lupakan, Rif. Peristiwa itu kerap menghantuiku dan selalu hadir dalam mimpiku. Aku benar-benar bajingan, Rif," gertaknya. Lantas melemparkan gelas ke dinding.

Arif terkejut amat sangat, melihat sikap bosnya.

Matanya terbeliak melihat gelas yang hancur berserak di lantai.

"Rif, aku ini bajingan! Aku telah berubah jadi bajingan! Dengar gak kamu, Rif, omongan aku," teriak Pram tak mampu mengontrol emosi.

Untunglah bi Sumi tidak dirumah, kalau gak perempuan separuh baya itu akan jantungan karena ulah, Pram.

"Tenanglah, bos. Semua sudah terjadi, itu tidak sepenuhnya kesalahan bos. Itu akibat pengaruh obat peragsang itu, bos. ucap Arif bingung. Karena bosnya, seterpuruk ini.

"Andai aku mendengar nasehatmu waktu itu. Tentu semua itu tidak akan terjadi," sesal Pram dalam. "Aku, aku telah melecehkan seorang perempuan. Ah....Sial!" teriak Pram, lalu menceritakan kembali peristiwa malam itu, mulai dari perasaan aneh yang menjalari tubuhnya, seusai minum di acara reuni itu. Pram menceritakannya secara detail. Arif menyimak dengan seksama.

"Ketika aku sadar, perempuan itu sudah tidak ada lagi di mobil. Aku mencarinya, tapi tidak kutemukan. Wajahnya pun tidak jelas aku kenali karena gelap. Aku, aku benci tubuh ini telah berbuat hal menjijikkan itu." Pram meremas rambutnya yang masih basah.

"Ini memang masalah serius, bos. Tapi, jangan- jangan dia bukan perempuan baik-baik. Buat apa coba dia di halte itu, ditengah hujan deras pula."

"Dia, terjebak hujan, Rif. Mengira mobilku adalah angkot, aku berhenti begitu saja, saat dia melambaikan tangannya. Mana wajahnya tertutup payung, jadi aku tidak lihat jelas wajahnya. Trus, dia masih perawan, karena ada noda bercak darah di jok mobilku."

"Astaga, bos. Keterlaluan sekali, orang yang menaruh obat itu. Lantas siapa yang tega melakukan itu, dan apa tujuannya. Siapapun dia, yang menjebak bos diacara reuni itu, dia pasti punya dendam dengan bos. Apa bos salah sasaran atau memang sengaja ditujukan buat bos."

"Maksudmu, ada seseorang yang hendak menjebakku, dengan memberi minuman yang sudah diberi obat perangsang, begitu?"

"Betul, bos. Masalahnya, siapa kira- kira orang itu. Bisa saja, musuh bos, atau seseorang yang menyukai bos. Oh, ya, bos. Sepertinya aku curiga dengan Alya. Bukankah dia yang selalu membujuk, bos, supaya hadir di acara reuni itu?"

"Alya? Gila kamu. Kami saja tidak sempat ketemu, jangan menuduh sembarangan.

Kamu harus cari info soal itu, Rif. Juga perempuan itu. Cari dan temukan dia segera, aku akan bertanggung jawab."

Sesuai intruksi dari, Pram, Arif melakukan penelusuran mencari informasi tentang kejadian malam itu. Arif menyewa orang yang ahli melacak kasus mulai dari lokasi acara reuni berlangsung sampai lokasi kejadian pelecehan itu.

"Tapi, kecurigaanku jatuhnya pada dia. Trus, Alya juga punya motif, secara dia mantan pacar bos, dan masih sering menggoda bos. Bisa saja'kan dia punya rencana jahat, mau menjebak bos. Iya, 'kan?"

"Hem, apa mungkin Alya akan bertindak sejauh itu?" guman Pram tak habis pikir.

"Semual hal bisa saja terjadi, bos."

"Ucapanmu, ada benarnya juga. Tapi, apa iya, dia akanmengorbankan dirinya sendiri?"

"Kenapa tidak, bos. Tujuannya adalah agar bisa memiliki, bos. Dia sengaja lakukan itu, untuk menjebak, bos. Sehingga bos mau tak mau harus menikahinya juga. Gampangkan?"

"Apa iya, Alya sejahat dan selicik itu? Aku masih tak percaya," geleng Pram.

"Kita tidak pernah tau isi hati dan pikiran orang, bos."

"Apa yang harus aku lakukan sekarang. Sepertinya semua jalan buntu. Tidak ada informasi tentang perempuan itu."

"Sabarlah, bos kami akan terus berusaha mencarinya."

"Tapi ini sudah lewat tiga bulan, Rif. Aku takut sesuatu terjadi padanya. Misalnya dia hamil atau nekad melakukan sesuatu," ucap Pram.

"Jangan berpikir jelek dulu, bos. Semoga kita meneukan titik terang siapa perempuan itu dan siapa yang telah menjebakmu.

Hasil dari penyelidikan itu sangat mengagetkan, Pram. Seperti dugaan Arif, Alya lah orang yang telah menaruh obat perangsang itu di minuman, Pram. Hal itu terlihat jelas terekam di cctv, nampak Alya menyuruh seseorang memberikan minuman itu pada, Pram.

Alya, hendak menciptakan alibi, kalau dirinya belum datang saat minuman itu diberikan ke Pram, sehingga mudah baginya untuk mendampingi, Pram.

Bahkan dirinya sudah merencanakan, sesaat Pram minum minuman itu, Alya, akan mengajak Pram, meninggalkan acara. Saat obat itu telah bereaksi. Alya akan menjebak Pram. Sayang rencana busuk Alya tidak berhasil.

Namun orang lainlah yang menjadi korban. ***

Terpopuler

Comments

Dinda Putri

Dinda Putri

lanjut

2023-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!