Sudah 4 tahun aku duduk di kursi roda, dan malam ini aku berada di luar rumah. Semua keluarga ku Sudah terlelap kecuali aku. Besok adalah hari ulang tahunku ke-14 tahun, ini sudah jam 23.50, 10 menit lagi umurku akan bertambah, tapi baru lima menit berlalu hujan turun dengan deras.
Ku dongakkan kepala ku ke atas dan dengan cepat air hujan membasahi wajahku. Aku tak sadar kalau diriku menangis. Tangisanku yang di selimuti di balik hujan, diiringi dengan mengalirnya air hujan. Kurasa Tuhan tahu kalau aku ingin menangis sehingga ia menurunkan hujan malam ini. Hanya untuk menemani diriku menangis.
Lima
Empat
Tiga
Dua
Satu
Jam 12 tepat, pergantian hari. "Selamat ulang tahun diriku yang ke-14 tahun dan Tuhan permintaan ku kali ini tetap sama aku ingin bertemu dengan ayah kembali".
*~*
"Marshal, Marshal, Marshal"
Dalam tidur ku, aku seakan bermimpi seseorang sedang memanggil namaku. Ketika aku terbangun tidak ada seorang pun di kamar ku selain aku. Hanya saja ada sebuah kotak di jendela ku lagi. Ku gapai kotak itu dan ku buka, di dalam nya ada sebuah bunga mawar plastik dan secarik kertas.
"Selamat ulang tahun Marshal, ku berikan bunga plastik ini untuk mu, agar semangat mu tidak akan pernah layu seperti bunga ini" From A.
Dia lagi. Siapa sih dia dia bahkan tahu tanggal lahir ku dia stalker pikir ku tapi penggalan surat ini memberi ku sebuah harapan. Akan ku letakkan bunga ini di vas dan akan ku letakkan di atas piano ini. Aku bergegas keluar kamar mengambil vas dari gelas kaca, ku letakkan Bunga itu di atas piano
"siapapun kamu A, sungguh aku sangat berterima kasih padamu. Aku harap suatu saat aku bisa bertemu denganmu" ucap ku sembari membelai lembut bunga plastik itu dan tangan sebelah ku mendentingkan piano.
Aku keluar dari kamar dan Kulihat Ibu ku berdiri menatap sebuah lukisan, lukisan itu tak berwarna, sekilas mirip wajah Ayah. "Ibu lihat apa?". Ketika ibu tersadar akan kehadiran ku di sana, dia cepat-cepat membuang lukisan itu, kemudian dia pergi meninggalkan ku tanpa sepatah kata apapun. Aku mendekat ke arah lukisan itu, ketika ku ambil memang benar ini lukisan wajah Ayah, tapi lukisan ini tak berwarna. Kenapa tak ada warnanya? I don't know.
Ketika aku berbalik, Ibu sudah berdiri di hadapan ku dia menyembunyikan sesuatu di balik tubuhnya, kemudian dia menunjukkan sebuah kanvas dan alat-alat melukis lainnya. "Selamat ulang tahun putriku, semoga kebahagiaan menyertai hidupmu" ucap Ibu sambil mengelus kepala ku dengan lembut. Mataku terpana pada hadiah yang diberikan ibu.
Kemudian ibu memasukkan hadiah itu ke dalam kamarku, setelah aku mengatakan "Terima kasih" padanya. Kemudian kami sarapan ketika sarapan tiba-tiba terbayang suatu nama dipikiranku "Archery" . Siapa dia? Namanya berasal dari bahasa Inggris, yang berarti panahan dalam bahasa Indonesia, tapi Siapa dia??
Karena hari ini hari libur aku tidak belajar bersama Bu Maimun, sekarang aku berada di kamar, aku berada di depan alat melukis ku. Aku mulai menggambar sketsa menggunakan pensil. Aku tak tahu harus menggambar apa, tapi pikiranku tiba-tiba melayang dengan wajah seorang anak lelaki entah siapa laki-laki yang ada di pikiranku. Yang jelas aku tak mengenalnya sama sekali. Aku tak mengerti kenapa aku ingin menamainya Archery, padahal nama itu juga aku dapat secara tiba-tiba. Sebenarnya apa yang terjadi denganku. Seakan-akan aku mengenal laki-laki di lukisan ku ini.
Matanya tajam, bibir atasnya tipis, dan Bibir bawahnya tebal, dagunya tirus tapi sedikit berisi, rambutnya panjang sebatas telinga, poninya menutupi sebelah matanya yang indah, tangan kanannya memegang bunga mawar, dan dia tersenyum. Ya itulah yang ada di pikiranku tentang lelaki ini.
"selesai, setelah ini tinggal diwarnai, tapi... kenapa dia sangat mirip dengan anak laki-laki yang kutemui Panti Asuhan itu?" Tanyaku pada diri sendiri.
Sementara orang di luar;
* tersenyum miring.
Benar juga anak itu sangat mirip dengan lukisanku. Kenapa waktu itu aku tidak menanyakan namanya, kalau aku tanya waktu itu, aku tidak akan pernah kepikiran seperti ini. Kacau sudah
Siang hari kemudian;
Selesai melukis, aku dan ibu pergi ke rumah sakit. Aku berbaring di atas kasur sama seperti ketika aku terbangun dari tidur panjangku waktu itu. Kemudian aku dibawa ke sebuah ruangan redup. "Mari kita coba agar kakimu dapat berdiri kembali". Ku genggam erat kedua tiang panjang itu. Aku berusaha untuk berdiri tapi kakiku masih terus gemetar, padahal sudah 4 tahun berlalu kakiku masih belum ingin berdiri. Tangan ku tidak kuat menahan berat tubuhku. Aku terjatuh karena ke tidak keseimbangan tubuh ku tapi, aku tak menyerah, aku masih berlatih untuk berdiri. Tapi tetap saja kakiku masih belum mau berdiri.
" Dokter apa kakiku tidak akan bisa sembuh? Ini sudah 4 tahun aku terapi tapi tidak ada hasilnya" ujarku sambil menahan tangis di ujung mata.
"Kakimu akan sembuh tapi kalau kamu berusaha kamu pasti bisa".
Aku hanya mengangguk, aku tak tahu kenapa kakiku tetap tidak mau berdiri. Kali ini kakiku akan terapi laser, tidak ada rasa apapun dari kaki ku, hanya ada rasa hangat menyelimuti kakiku. Setelah di laser aku kembali belajar untuk berdiri. Kali ini kakiku terasa ringan tapi, tak bisa lama-lama berdiri, hanya 5 detik aku merasakan tidak duduk di kursi roda. Kemudian aku terjatuh kembali.
" Sakit tapi memuaskan" ujarku yang senang karena sudah bisa berdiri walau tak lama.
Aku keluar terlebih dahulu dari ruangan itu. Ibu dan Dokter sedang berbicara tentang perihal yang sama sekali tak ingin kuketahui. Aku memutari rumah sakit ini dengan kursi roda ku, ketika sedang membaca tulisan kesehatan, tiba-tiba secarik kertas menutupi wajahku. Kulihat tulisan di sana bertulis.
Namanya: Archery Priatta
Penyakit: Jantung koroner
Belum selesai membacanya. Seorang perawat berkata "Permisi ini kertas saya", aku memberikan kertas itu padanya. Kemudian dia membungkukkan badannya dan kemudian pergi meninggalkanku setelah mengatakan "Terima kasih" padaku. Ku lanjutkan jalan-jalanku memutari rumah sakit ini, hingga aku tersadar...
"Tunggu dulu kertas itu tadi bertulis Archery? Apa Archery yang ada dipikiranku? Gak mungkin sepertinya aku menghayal".
Malamnya aku berada di ruang belajar ku akan mengerjakan PR bahasa Inggris dari ibu Maimun. Kalau kalian pikir homeschooling tidak ada PR itu salah malah banyak PR nya gak bisa nyontek lagi (jangan dicontoh ya gaes:))
Aku melihat banyak buku di sekelilingku, tapi yang menjadi perhatianku hanya satu kotak bergaris merah dan biru. Ku ambil kotak itu dan kubuka. Di dalam nya berisi semua foto-foto yang sudah digunting. Foto-foto ini, aku ingat sekarang. Ini foto-foto yang ku gunting ketika aku tahu ayah menikah lagi, seharusnya foto-foto ini sudah ku bakar biar jadi abu, agar dibawa angin pergi, agar aku bisa melupakan kenangan ku bersama ayah, tapi tak bisa ingatan itu terkunci lekat di kepalaku. Seakan-akan kepalaku tidak mengizinkan aku untuk melupakan ayah.
Tiba-tiba aku melihat sebuah notebook atau diary yang bertuliskan " About A. P.".
"buku apa ini?" Tanya ku sambil meracau buku itu.
Ketika sedang meracau buku itu dan mencoba untuk membukanya, tiba-tiba pintu terbuka. Aku buru-buru menyembunyikan kotak ini dan aku langsung kembali fokus pada buku ku, ternyata ibu yang masuk ke dalam ruang belajar ku.
"kenapa kamu belum tidur?" tanya ibu.
"PR ku belum selesai".
"Ibu bawakan coklat panas untuk mu".
"Terima kasih".
Ibu tidak langsung pergi sesudah meletakkan coklat panas itu padaku, segera aku menyelesaikan pekerjaan rumahku dan langsung ingin pergi dari tempat ini. Karena bagiku itu sangat canggung. "aku sudah selesai Bu, aku ke kamar dulu ya"ujar ku sekalian membawa kotak yang dari tadi kusembunyikan dari Ibu.
Aku tak tahu harus apa ketika ibu tahu kalau aku menyimpan foto-foto ayah, setelah perceraian ayah dan ibu. Ibu membuang semua foto ayah yang ada di rumah ini kecuali aku. Aku menyembunyikan foto ayah di kotak ini. Aku menyimpannya, diam-diam tanpa sepengetahuannya.
Aku yakin dia pasti marah kalau tahu aku menyimpan foto ayah, lebih baik aku menyembunyikan kotak ini. Ku Letakkan kotak ini di bawah tempat tidurku dan aku menghela nafasku. Kurebahkan tubuhku ke atas kasur sambil berkata "ku titipkan ke angin rasa rinduku padamu ayah".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Alya_Kalyarha
semangat nulisnya kk, udah aku like ya
kalau sempat mampir baliklah ke karyaku "sahabat atau cinta" dan "berani baca" tinggalkan like dan komen ya makasih
2020-05-31
0
Calista Andriani
bau-bau sad ending
2020-04-18
0
maynchara
jantung koroner penyakit genetik nggak sih?
2020-04-02
0