I Found You
PROLOG...
“Pernahkah kalian terfikir, di luar sana ada seseorang yang menunggu kalian?”.
“Apa pernah kalian memikirkan orang lain yang sama sekali tak tahu akan keberadaan nya?”.
“Juga, apa pernah melayang satu nama di fikiran kalian, yang mana kalian tak tahu itu siapa?”.
“Dan, pernahkah kalian membayangkan sebuah wajah, yang sama sekali tak kalian ingat?”.
“Sehingga kalian berfikir itu hanyalah sebuah kebetulan yang biasa”.
“Tapi tidak bagi semua orang”.
“Sebagian orang beranggapan itu adalah pertanda seseorang memikirkan mu”.
“Padahal kalian lah yang memikirkan orang itu”.
“Sama hal nya seperti ku, melukis wajah seseorang yang sama sekali tak ku ingat, dan ada satu nama yang melekat pada ingatan ku, nama itu adalah Archery. Bagai mimpi buruk yang datang setelah badai”.
\~\
Ketika aku terbangun. Ada banyak lampu menerangi ku. Sekilas seperti sedang berada di rumah sakit. Kepala ku berbalut perban,tangan kanan ku terpasang infus, kaki ku begitu berat untuk di rasakan. Ada apa dengan kaki ku?
"Marshal? Sudah bangun?".
Suara ini, aku mengenal nya. Suara milik ibu ku.Dia menyapa ku sambil menenteng botol air panas berwarna pink. " Sudah lama bangun nya sayang?". Aku tak menjawab hanya mengangguk. Ibu duduk di depan ku, raut wajah nya begitu sedih ketika melihat kaki ku.
"Ada yang ingin Ibu katakan?" Tanya ku.
"Jangan berbohong,aku sudah bukan anak kecil lagi" Sambung ku.
"Apa kamu sudah merasa tidak sakit lagi?".
Dia mengalihkan pembicaraan. Aku mengatakan yang sejujurnya pada nya, tentang kaki ku begitu berat untuk di rasakan. Dia diam, dan kemudian menghela nafas. " Marshal, nanti kita lakukan therapy ya, biar kaki mu tidak sakit lagi. Untuk saat ini kamu pakai kursi roda dulu ya". Pahit rasanya menerima kenyataan, kalau aku harus berakhir di kursi roda. Tapi mau bagaimana lagi?
\~\
Akhirnya aku kembali ke rumah. Ibu membantuku mendorong kursi roda yang kududuki ini. Rumah kosong melompong, tadinya, sekarang ada nenek di rumah menemani Ibu. "Marshal! Akhirnya kamu pulang nenek khawatir padamu". Nenek memelukku dengan erat. " Sesak nek". Nenek mengantarkan ku ke meja makan, tunggu bau ini, ayam bakar madu kesukaan ku. "Nenek yang terbaik" ujarku sambil mengacungkan dua jempol ku. "Oh ya jelas"jawab Nenek sembari memeluk ku dari samping.
"Ibu jadi obat nyamuk nih".
"nggak dong sini" ajak Nenek sambil merangkul kami berdua.
Note: jangan sangka kami Teletabiess ya, yang suka berpelukan.
Sekarang apa? Aku sudah tak sabar untuk memakan hidangan yang ada di hadapan ku, tapi mereka berdua tetap memeluk ku, kucoba menjangkau garpu di samping kanan ku. Dapat! Langsung ku santap hidangan itu yang sudah dipotong kecil-kecil.
"Nah ayo makan sepertinya Mashal sudah tak sabar untuk makan".
"finally. Akhirnya makan".
Siang itu aku makan begitu lahap. Tapi anehnya pikiran ku melayang kemana-mana. Aku memikirkan sesuatu tapi tak tahu mengenai apa, aneh, pikiran ku Aneh. "kenapa kamu melamun?". "tidak ada, aku sudah kenyang. Aku akan kembali ke kamar".
Karena sekarang aku menggunakan kursi roda, kamar ku dipindahkan ke lantai bawah. Ku lihat pintu berwarna pink bertulis "Marshal's room" dan aku masuk ke dalamnya. Isinya tetap sama hanya letak dan cat dindingnya yang berubah. Di sebelah meja belajarku, terdapat piano warna putih lengkap dengan buku musiknya.
Piano itu milik Ayah ku, ia memberikannya pada ku sebagai hadiah ulang tahun ku yang ke 8 tahun. Tahun lalu dia sempat mengajari ku beberapa lagu untuk dimainkan bersama piano. Aku masih ingat wajah cerianya yang ketika memainkan piano. Matanya terpejam menikmati melodi piano yang ia mainkan, suara senandungnya membuat ku tertidur dalam sadar. Suara nya yang indah bagai lagu pengantar tidur, tapi tidak untuk waktu yang lama aku merasakan kebahagiaan bersama nya, because why?! I don't know.
Aku bergegas ke arah piano itu, aku mainkan beberapa lagu yang masih kuingat dalam benak ku. Sejujurnya, aku benci piano ini ada di kamarku, tapi benda ini, hanya benda ini yang menjadi satu-satunya pengingat ku bersama ayah. Ayah di mana kau berada?
tok tok tok
"siapa? ".
Seseorang mengetuk jendela kamar ku, aku tak menghadap ke belakang, aku mendengar suara jendela terbuka kemudian tertutup kembali. Ku tolehkan kepala ku ke belakang, ku lihat kotak dengan dilapisi pita berwarna merah. Ku dekat kan kursi roda ku ke arah kotak itu, ku ambil dan ku buka kotak itu. Isinya gelang manik-manik berbentuk kerang laut. "Siapa yang memberikan ini lewat jendela lagi?, " tanya ku.
Sementara di luar kamar;
" Marshal...".
\~\
Gelang itu indah, warna nya cocok sekali dengan kulit ku. Dia, yang meletakkan kotak ini di jendela ku, hanya meninggalkan sepucuk kertas padaku. Bertuliskan "for you from 'A'". Inisial " A" Siapa itu? Aku sama sekali tak tahu mengenai inisial itu, apa dia orang yang kukenal, ataukah pengagum rahasia ku? heleh ngayal
"Gelang Siapa itu Marshal? Indah sekali"tanya ibu
" tidak tahu. Aku mendapatkannya di jendela " ujar ku.
"Gelangnya Indah cocok sekali dengan kulitmu".
Aku mengangguk dalam diam. Pkiranku masih terpikirkan dengan inisial "A" tadi siapa dia. Selesai makan malam, aku kembali ke dalam kamarku sebelum kembali ke kamarku, Ibu berkata "Marshal, besok akan ada guru yang akan mengajarimu di rumah".
Lagi? Aku harus homeschooling lagi? Dari SD aku selalu bersekolah di rumah, hanya TK yang tidak, bahkan aku sudah melupakan bagaimana rasanya sekolah di sekolah. Ngomong-ngomong tentang sekolah, waktu TK apa aku punya teman di sana? Jika ada siapa dia, laki-laki kah ataukah perempuan, yang jelas aku akan sangat senang bertemu dengannya lagi.
Kamar ku begitu dingin, pantas saja selimutnya begitu tebal. Kalau tidak salah, dulu aku punya koleksi buku cerita bertema horor. Dari kecil aku suka hal berbau mistis. Aku ingat waktu kecil aku pernah mengintip salah satu kakak sepupu ku sedang menonton film horor, dia berteriak ketakutan ketika hantu itu muncul di depan matanya. Aku masih ingat ekspresi ketakutan nya sungguh lucu.
\~\
Matahari bersinar begitu terang. Sinar nya membuat tubuh ku hangat. " Sudah pagi, jam berapa ini? What?! Jam tujuh! Nanti ada guru, aku harus bersiap". Aku beranjak dari tempat tidurku. Tapi, aku lupa. Gubrak!! Aku lupa kalau kaki ku sedang sakit. Aku terjatuh keras di lantai. Tangan ku meraba kaki ku yang kesakitan. Ku gapai kursi roda ku dengan kaki yang bergemetaran. Aku langsung mandi, berpakaian, sarapan, dan langsung aku temui guru baru ku.
Aku pergi ke ruang tamu. Ku lihat seorang wanita berambut cepol sedang duduk sambil membaca bukunya. "Pagi" sapa ku yang mencoba akrab. "Pagi Marshal". Lah? Dia tahu nama ku? Sejak kapan?. Kami langsung melakukan proses belajar mengajar. Suasana belajar ini sudah lama tak kurasakan. Biasa nya ayah yang selalu mengajari ku banyak hal. Tapi... dia sudah tidak ada.
2 jam kemudian:
Setelah selesai belajar, guru itu pergi ketika selesai berbicara dengan ibu dan aku pergi merenung ke dalam kamar ku. Tiba-tiba terdengar suara mobil truk menurunkan barang, ku intip dari balik gorden. Ada banyak orang menurunkan barang di depan rumah ku. Disana juga berdiri sosok nenek yang mengamati para pekerja itu.
"Apa yang sedang nenek lakukan? ".
Karena penasaran, lebih baik aku tanya langsung pada nenek. Ketika keluar dari kamar, aku melihat banyak tumpukan kardus dan nenek yang yang sedang menghitung kardus itu. " Kardus apa itu nek? " tanya ku yang membuat nenek berhenti menghitung.
"Ini mainan dan pakaian, kalau Marshal mau, silakan diambil".
" Tidak mau. Tapi untuk apa semua ini? " tanya ku.
"Untuk di sumbangkan".
" Disumbangkan? ".
" Iya. Saling berbagi itu, sama hal nya seperti bersedekah. Kita bersedekah tidak membuat kita jatuh miskin. Melainkan sebagian harta yang kita punya adalah hak anak yatim dan fakir miskin, jadi nenek akan membawa ini ke panti asuhan" ujar nenek.
"Kalau begitu aku akan ikut nenek".
" Boleh ".
\~\
Aku pergi bersama nenek ke panti asuhan. Panti asuhan nya tidak jauh, hanya memakan waktu 15 menit untuk sampai kesana. Ketika sampai, aku mlihat papan tanda bertulis " Panti Asuhan Dandelion ". Namanya unik begitu fikir ku.
Kami turun dari mobil, ketika turun, pintu rumah terbuka dan isinya keluar. Ah maaf, maksud ku anak-anak di dalam sana. Mereka berlari dan memeluk nenek, dan aku? Aku kacang. Wkwkwk. Tiba-tiba ada yang mendorong kursi roda ku, ku tolehkan kepala ku dan kulihat seorang anak lelaki mendorong kursi roda ku.
" Halo".
Dia tersenyum. Masya Allah ganteng nya. Dia membawa ku ke taman, mengikuti segerombolan anak-anak yang berlarian membawa bola. Sedangkan nenek, dia di dalam bersama pengurus panti asuhan ini. Dan aku? Mengalami masa canggung bersama laki-laki yang tak ku kenal sama sekali.
"Ada apa? Ada sesuatu di wajah ku? " Tanya nya yang memergoki ku sedang menatapnya.
Aku menggeleng. Tiba-tiba dia kembali bersuara "Kamu kok naik kursi roda? Kamu lumpuh? ". Hati ku terasa tertohok benda tajam sangat dalam. " Iya. Kata ibu kaki ku akan sembuh dengan melakukan therapy " ujar ku yang malas mengakui kenyataan pahit ini T-T.
"Kalau begitu lakukan lah".
Dia berkata begitu seakan dia pernah merasakan apa yang ku rasakan. Walau pada kenyataannya, dia sama sekali tidak merasakan apa yang kurasa. Menyebalkan memang, jika harus mendengar kata-kata yang menyemangati orang, walau pada akhirnya, dia hanya ingin mengolok-olok keadaan itu.
" Aku memang sama sekali tidak merasakan bagaimana rasa nya lumpuh. Tapi... aku punya keinginan untuk menyemangati orang lain agar ia tambah semangat untuk menjalani hidup walau seberat apapun".
Selama ini, bukan, maksud ku selama aku harus menerima banyak kenyataan pahit. Aku hanya diam menangis sendirian. Dalam keadaan gelap gulita, aku termenung memikirkan perlakuan orang lain terhadap ku. Menganggap mereka seakan-akan sedang menghina ku. Padahal, banyak orang membutuhkan semangat dari orang yang mereka kasihi. Sedangkan aku? Aku lupa kalau aku punya keluarga yang selalu menyemangati ku, termasuk laki-laki yang tak ku kenal ini.
"Ayah ku selalu berkata padaku, hal yang menyakitkan itu, adalah ketika orang lain membutuhkan bantuan kita, dan kita hanya bisa berpaling dari nya".
" Kamu punya Ayah? " tanya ku.
"Punya dong ".
" Kenapa kamu ada di panti asuhan ini? " tanya ku.
"Aku hanya mampir".
" Kamu enak punya Ayah, lah aku? ".
" Ayah mu? ".
" Dia sudah pergi".
"Kemana? ".
" Ke tempat yang sama sekali tak ku ketahui ".
to be continue...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
chelsea lowren
Lanjut lah thor! Gas!
Aku mampir nitip like nih.
Jangan lupa feedbacknya ya...
2020-06-08
0
Ivon Pratama
heyy
2020-06-03
0
kiki rizki
aku mampir thor..
2020-05-28
1