Bodyguard Cool Rasa Pacar

Bodyguard Cool Rasa Pacar

Bad Girl

Tak…tak…tak…

Terdengar bunyi langkah kaki yang rapat mendekat ke arah meja makan. Semua sudah berkumpul di ruang makan bersiap sarapan pagi.

Hari ini ada jadwal kuliah pagi, bukan Biru namanya jika tidak terlambat, apalagi jika ada kuliah pagi. Biru menarik kursi makan yang ada di samping, melemparkan tasnya di meja dengan sembarangan. Bundanya melihat sambil menggelengkan kepalanya, sementara Papanya hanya diam seribu bahasa melihat tingkah putrinya yang dari hari ke hari semakin brutal itu di matanya.

“Pelan-pelan, jangan terburu-buru,” ujar Ganis menuangkan air di gelasnya. Terlihat Biru dengan tergesa mengunyah rotinya, terlihat penuh di mulutnya. Dia berusaha menjawab perkataan Bundanya, tapi tidak mampu dan alhasil hanya mengangguk-angguk kecil. Tangannya mengambil segelas susu dan meneguknya.

Meski sudah kesiangan, tapi Biru masih menyempatkan sarapan bersama keluarganya karena dia merasa sangat lapar setelah semalam tidak makan malam. Dia baru sampai di rumah jam 2 dinihari. Ok, memang anak super nih bocah.

“Biru berangkat dulu ya Bun, udah telat banget,” Biru mengambil tasnya, berdiri dan segera mencium pipi Bundanya dan juga Papanya. Ganis menghela nafas panjang melihat tingkah Biru, sedangkan Papanya sama saja, tetap saja diam.

“Hati-hati, jangan ngebut bawa mobilnya,” Ganis mengingatkan. Biru yang sudah berjarak beberapa langkah mengangkat jempol tangan kanannya sambil terus melangkah tanpa menjawab dengan ucapan.

Biru samba di garasi, membuka pintu mobil warna merahnya, begitu pintu terbuka Biru melemparkan tasnya sembarangan.

“Saya antar Non,?” tawar salah satu sopir keluarganya, laki-laki setengah baya itu hanya ditatap oleh Biru.

“Nggak usah, Pak Bud di rumah saja duduk manis ya…aku bisa nyetir sendiri,” jawabnya lalu tersenyum nakal, sejatinya Pak Budi adalah sopir yang disiapkan khusus oleh keluarganya untuk Biru. Hanya saja, setelah beberapa kali disopiri Pak Budi kemana-mana, Biru merasa tidak bebas dan tidak bisa sesuka hatinya. Alhasil Pak Budi berasa nganggur.

“Bye Pak Bud….selamat bersantai….,” Biru menyalakan mobilnya dan bergerak meninggalkan garasi sambil melambaikan tangan pada sopirnya itu. Tidak lupa tangannya mencari kacamata hitam yang dia simpan di dashboard, sebuah kacamata dengan merk ternama itu sudah nangkring di hidungnya.

Suara dentuman musik yang keras menemaninya sepanjang perjalanan menuju kampus elit di kota ini. Sungguh gadis metropolitan sekali.

Rambut panjang dibiarkan menjuntai dengan warna pirang, mata bening, hidung mancung, dan juga bibirnya yang sexy. Sesekali Biru mengeluarkan suaranya menirukan nyanyian yang sedang dia dengarkan meskipun suaranya sumbang. Sesekali juga dia mengangguk-anggukan kepalanya mengikuti alunan lagu. Biru melirik jam tangannya, sudah hampir 15 menit dia terlambat.

“Shiit, ini lampu merahnya lama banget sih,”

Tin…tin…tin….

Biru membunyikan klakson berkali-kali, padahal apa yang dilakukan itu tidak ada artinya, karena mobil di depannya juga sedang berhenti terkena lampu merah juga.

“Hahhh…. Siapa sih yang buat lampu merah begini, lama amat,?” gerutunya. Dan akhirnya warna hijau juga, Biru segera mengikuti laju mobil yang ada di depannya. Begitu ada kesempatan, Biru bergegas menyalip mobil tersebut dengan kecepatan tinggi.

“Wowwww,” ujarnya  merasa senang, tangannya terkepal ke atas.

Terlihat dari jarak agak jauh, seorang petugas tengah  melambatkan laju mobilnya. Untung saja Biru yang merasa memiliki jiwa pembalap, merasa sebagai salah satu keponakan pembalap itu bisa mengendalikan mobilnya dengan baik dan berhenti dengan mulus tepat di hadapan petugas yang menghadangnya.

“Selamat pagi Nona,” ujar salah satu petugas sambil memberikan hormat. Biru yang sudah terburu-buru pun tidak bisa berkutik, dia menurunkan kaca mobilnya dan melihat ke arah luar.

“Pagi pak,” jawabnya sembari melepas kacamata hitamnya. “Ada yang salah pak,?” tanya Biru percaya diri.

“Bisa tunjukkan surat-suratnya Nona,?” petugas tersebut menengadahkan tangannya hendak meminta surat kendaraan dan lain-lain untuk diperiksa.

Biru bergegas membuka tasnya, mencari barang yang diminta. Sedetik…dua detik…tiga detik….hingga akhirnya dan mengeluarkan isi tasnya, yang dicari tidak ada.

Biru masih santai, dia membuka dashboard mobilnya dan mencari-cari, tidak ada juga.

“Bagaimana Nona,?” petugas itu memastikan. Biru pun tersenyum meringis.

“Pak…saya lupa bawa,” Biru menggaruk kepalanya, sambil mencoba mengingat-ingat di mana dompetnya berada. Dan….kemungkinan tertinggal di kamarnya, di salah satu tasnya yang dia bawa semalam.

“Wah…silahkan keluar Nona, dan saya kasih surat tilang,”

“Pak….wow…pak…please pak, saya ada kok surat-suratnya,” Biru mencoba bernegosiasi, dia mengedipkan matanya ke arah petugas dengan harapan petugas tersebut terpana olehnya.

“Silahkan keluar Nona,” ujarnya lagi. Biru akhirnya keluar dari mobilnya.

“Jadi begini pak, saya mau kuliah pak, terus terburu-buru pak, ini saya sudah terlambat, jadi…,”

“Nona tahu apa kesalahan Nona,?” tanya petugas saat berhadapan dengan Biru yang masih berdiri dengan gaya anggunnya itu.

“Apa pak kira-kira,?”

“Nona mengendarai mobilnya terlalu kencang tanpa mempedulikan keadaan sekitar, ini bisa membahayakan Nona dan juga orang-orang sekitarnya, dan lagi Nona tidak ada surat kendaaan juga,”

“Ada pak, tapi lupa pak, lagian saya sudah telat pak…saya harus ujian…,” Biru menangkupkan kedua tangannya berharap mendapatkan amnesti dari petugas, wajahnya diupayakan semelas mungkin. “Ya pak ya…please…tidak akan saya ulangi lagi pak,” Biru memohon.

Ini bukan pertama kalinya Biru kena tilang, mungkin sudah berpuluh kali karena keteledorannya itu.

“Jadi gini aja pak,” Biru membuka pintu mobilnya dan mengambil ponselnya di sebelah tasnya. Biru membuka M-bankingnya dan segera berbisik ke petugas.

“Berapa nomor rekening Bapak,?” Biru berbisik, lirih sekali.

“Apa jadi Nona mau menyuap saya,?”

“Buk…bukan begitu maksudnya pak…bukan…ini bukan suap menyuap, ah bapak kayak nggak tahu aja,” Biru masih bernegosiasi.

“Siapa nama Nona,?” ujarnya dengan nada tegas. Biru mendengus, usahanya gagal. Petugas itu mencatat nomor polisi mobilnya di surat tilang. Biru pun ya sudahlah….kena tilang untuk keberapa puluh kalinya.

“Lain kali kalau sudah salah, jangan buat salah lagi dengan menyogok petugas,” pesannya dengan ramah.

“Siap pak,” jawab Biru di balik kemudinya. Tangannya menyimpan surat tilang di dalam dashboard dan bergegas meninggalkan petugas tersebut.

“Sial sekaliiii,” Biru kembali mengenakan kacamata hitamnya, dan dengan tanpa dosanya dia kembali menggeber laju kendaraannya hingga melebihi kecepatan normal yang disarankan.

            Celana jeans ketat warna navy, atasan kemeja warna putih bersih dengan kerah Victoria lengan pendek. Sepatu warna putih dengan hak tinggi di kakinya, menambah kesan sexy bagi Biru. Kacamata hitam masih menempel di wajahnya saat dia turun dari mobilnya.

Meskipun sudah telat 30 menit, dia masih saja berjalan santai menuju kelasnya. Yang akan dia lakukan setelah masuk kelas adalah meminta maaf dengan wajah memelas kepada dosen pengajar dan mengatakan kalau dia kena tilang.

Sepanjang perjalanannya dari tempat parkir ke kelasnya, hampir semua mata tertuju padanya. Iya, sejak baru pertama kali masuk ke kampus ini, dia sudah menjadi primadona, menjadi gadis yang paling hits dan paling dicari kaum adam di sini. Hampir semua mengaguminya dan menginginkan menjadikannya pacar. Biru mengibaskan rambutnya, bau parfum begitu semerbak bagi orang yang ada di dekatnya.

“Pagi Biru….sendirian aja nih,” sapa salah satu mahasiswa laki-laki. Biru tak menghiraukannya dan terus saja berjalan dengan anggun.

Biru mengetuk pintu kelasnya dan bergegas masuk.

“Oh shiiiit,” pekiknya saat tahu hanya ada mahasiswa di dalamnya, tidak ada dosen. Semua mata tertuju padanya. Biru mendekat ke arah kursi yang sudah dipersiapkan oleh teman-temannya untukknya.

Rupanya, karena ada kepentingan mendadak, dosen kuliah jam pagi ini izin. Tahu begini dia tidak akan ngebut dan mendapatkan tilang. Biru menghela nafas, mengambil cermin yang dipegang temannya, membenahi make up dan juga rambutnya. Benar-benar hari sial.

Terpopuler

Comments

nana

nana

siap mengikuti....😀

2023-05-08

2

lihat semua
Episodes
1 Bad Girl
2 She is "Biru"
3 Sudut Biru yang Lain
4 Akal Bulus
5 Adu Tak Tik
6 Audisi Dimulai
7 Terpaksa Menerima
8 He Is Dipa
9 Awal Bertemu
10 Kucing-kucingan
11 Tentangnya
12 Makhluk Menyebalkan
13 Kenyataan Menyebalkan
14 Tak Seburuk Itu
15 Masih Terayu
16 Hati Yang Cerah
17 Berhati Malaikat
18 Mengusik Hati
19 Kasak Kusuk
20 Lets Free....
21 Makin Oleng
22 Pulang Party
23 Camping
24 Romantis yang Kacau
25 Tragedi Tengah Malam
26 Bersama Yang Terkasih
27 Rindu Mama
28 Pekerjaan Menanti
29 Konser
30 Perasaan Bersalah
31 Ada Rendang, Pusing Hilang
32 Terlalu Bucin
33 Bagaimana Dengan Kisah Kita?
34 Siapakah Dia?
35 Resah
36 Toxic
37 Dongkol
38 Teman Bunda
39 Boleh Libur
40 Ternyata
41 Sebelum Pesta
42 Pesta
43 Benar-Benar Kejutan
44 Tak Seburuk Itu
45 Gue Bodoh
46 Uti Sakit
47 Tiba-Tiba Sampai Sini
48 Aku Sudah Sampai
49 Seperti Tak Asing
50 Luka Yang Sebenarnya
51 Air Mata Dan Hujan
52 Penghibur Lara
53 Mendadak Dijadikan Pacar
54 Baper?
55 Masih Hujan
56 Berada Di Masa Lalu
57 Perpisahan Berupa Kematian
58 Perginya Mama
59 Para Gadis
60 Pilih Mana
61 Kakak Baru
62 Cerita Uti
63 Dia Buken Tipe Gueee
64 Jantung, Tolong Kerjasamanya!
65 Makin Kesini, Makin Kesana
66 Acara Mendadak
67 Who Are You?
68 Masih Punya Hati??
69 Dipertemukan Kembali
70 Hati-Hati Di Jalan Anakku
71 Rencana Biru
72 Gue Selow Aja
73 Overthinking
74 Selalu Ada
75 Siapakah Dia Yang Menyakitimu?
76 Benang Merah
77 Cinta Di Sudut Lain
78 Menuju Harinya
79 Ciyeee
80 D'Day
81 Break My Heart
82 Hati
83 Turun Tangan
84 Kencan?
85 Pasar Malam
86 Masih Pasar Malam
87 Bunga-Bunga
88 Kena Kau
89 Enyahlah
90 Janji
91 Bersamamu Kita Taklukkan Dunia
92 Berdua Denganmu
93 Keputusan Sepihak
94 Temu Kangen
95 Serasa Kosong
96 Kembali Sejenak
97 Berkecamuk
98 Mama
99 Daun Gugur
100 Mulai tak Berarti harus Usai
101 Haruskah ini Selesainya?
102 Payung yang Lain
103 Kebesaran Hati
104 Ku Ingin Marah
105 Hampa
106 Belum Sempat Pamit
107 Aku Tidak Pergi
108 Suasana Baru
109 Hari Ibu
110 Calon Ibunya Anak-Anak Ceunah
111 Obat dari Sakit
112 Obat Mujarab Lainnya
113 Happy Moment
114 MyBodyguard Seumur Hidup, Love You
115 PROMOOO NOVEL BARU YA....
Episodes

Updated 115 Episodes

1
Bad Girl
2
She is "Biru"
3
Sudut Biru yang Lain
4
Akal Bulus
5
Adu Tak Tik
6
Audisi Dimulai
7
Terpaksa Menerima
8
He Is Dipa
9
Awal Bertemu
10
Kucing-kucingan
11
Tentangnya
12
Makhluk Menyebalkan
13
Kenyataan Menyebalkan
14
Tak Seburuk Itu
15
Masih Terayu
16
Hati Yang Cerah
17
Berhati Malaikat
18
Mengusik Hati
19
Kasak Kusuk
20
Lets Free....
21
Makin Oleng
22
Pulang Party
23
Camping
24
Romantis yang Kacau
25
Tragedi Tengah Malam
26
Bersama Yang Terkasih
27
Rindu Mama
28
Pekerjaan Menanti
29
Konser
30
Perasaan Bersalah
31
Ada Rendang, Pusing Hilang
32
Terlalu Bucin
33
Bagaimana Dengan Kisah Kita?
34
Siapakah Dia?
35
Resah
36
Toxic
37
Dongkol
38
Teman Bunda
39
Boleh Libur
40
Ternyata
41
Sebelum Pesta
42
Pesta
43
Benar-Benar Kejutan
44
Tak Seburuk Itu
45
Gue Bodoh
46
Uti Sakit
47
Tiba-Tiba Sampai Sini
48
Aku Sudah Sampai
49
Seperti Tak Asing
50
Luka Yang Sebenarnya
51
Air Mata Dan Hujan
52
Penghibur Lara
53
Mendadak Dijadikan Pacar
54
Baper?
55
Masih Hujan
56
Berada Di Masa Lalu
57
Perpisahan Berupa Kematian
58
Perginya Mama
59
Para Gadis
60
Pilih Mana
61
Kakak Baru
62
Cerita Uti
63
Dia Buken Tipe Gueee
64
Jantung, Tolong Kerjasamanya!
65
Makin Kesini, Makin Kesana
66
Acara Mendadak
67
Who Are You?
68
Masih Punya Hati??
69
Dipertemukan Kembali
70
Hati-Hati Di Jalan Anakku
71
Rencana Biru
72
Gue Selow Aja
73
Overthinking
74
Selalu Ada
75
Siapakah Dia Yang Menyakitimu?
76
Benang Merah
77
Cinta Di Sudut Lain
78
Menuju Harinya
79
Ciyeee
80
D'Day
81
Break My Heart
82
Hati
83
Turun Tangan
84
Kencan?
85
Pasar Malam
86
Masih Pasar Malam
87
Bunga-Bunga
88
Kena Kau
89
Enyahlah
90
Janji
91
Bersamamu Kita Taklukkan Dunia
92
Berdua Denganmu
93
Keputusan Sepihak
94
Temu Kangen
95
Serasa Kosong
96
Kembali Sejenak
97
Berkecamuk
98
Mama
99
Daun Gugur
100
Mulai tak Berarti harus Usai
101
Haruskah ini Selesainya?
102
Payung yang Lain
103
Kebesaran Hati
104
Ku Ingin Marah
105
Hampa
106
Belum Sempat Pamit
107
Aku Tidak Pergi
108
Suasana Baru
109
Hari Ibu
110
Calon Ibunya Anak-Anak Ceunah
111
Obat dari Sakit
112
Obat Mujarab Lainnya
113
Happy Moment
114
MyBodyguard Seumur Hidup, Love You
115
PROMOOO NOVEL BARU YA....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!