Imajiner Dunia Lain

Imajiner Dunia Lain

Imajiner Dunia Lain

Kadang-kadang, hidup terasa seperti lukisan hitam putih, sebuah skenario monoton di mana setiap hari tampak sama dan penuh kebosanan. Cita-cita yang dulunya membara kini tampak memudar, seolah hanya ilusi belaka, seperti bintang yang samar di langit malam.

Namun, meskipun hidup tampak redup, cita-cita itulah yang seringkali menjadi titik terang dalam kegelapan, seberkas harapan kecil seperti korek api yang menyala di tengah badai salju yang menderu dan bebatuan yang tertutup es. Kadang, harapan kecil ini menjadi satu-satunya hal yang membuat kita terus maju, meskipun segala sesuatunya tampak sulit.

Aku Arsyad, seorang desainer grafis yang menjalani rutinitas sehari-hari di kantor. Pekerjaan ini kuambil karena imajinasiku yang tak tertahan dan fantasi yang terasa nyata, seperti dunia anak-anak yang penuh warna dan keceriaan. Setiap hari, aku tenggelam dalam dunia desain yang membuatku merasa seolah aku bisa menciptakan sesuatu yang luar biasa dari kehampaan.

Setiap pulang kerja, aku sering menatap foto keluarga yang kusimpan dengan penuh kerinduan dan nostalgia. Ketika aku masih duduk di bangku SMP, aku menjadi saksi bisu dari pertengkaran yang terus-menerus antara ibu dan ayah. Suasana rumah kami dipenuhi ketegangan, hingga ibu jatuh sakit. Ibu, dengan jantung lemah dan paru-paru yang hampir tak mampu lagi, harus berjuang untuk menjaga keluarganya. Ia meninggal setelah pertengkaran hebat dengan ayah, yang sering pulang larut malam bersama wanita lain.

Setelah kepergian ibu, ayah meninggalkan keluarga tanpa kata perpisahan. Aku tidak tahu ke mana dia pergi, tetapi aku merasa dibiarkan terombang-ambing dalam ketidakpastian. Nenekku mengambil alih tanggung jawab untuk membesarkanku hingga aku lulus sekolah. Namun, waktu berlalu dan nenek pun semakin menua. Ia kembali menunjukkan sifat kekanak-kanakan yang membuatku merasa seperti merawat seorang anak lagi. Nenek akhirnya meninggal di sofa, terakhir kali aku melihatnya menonton acara kesukaanku yang sering kami tonton bersama.

Kini, aku merasa sebatang kara. Segala hal yang dulu ku anggap penting—percintaan, keluarga, kehangatan—seakan hanya ilusi belaka. Hidupku kini terfokus pada rutinitas kerja yang tidak berujung, berjuang untuk bertahan hidup, dan hanya imajinasi yang bisa sedikit memberikan warna dalam hari-hariku yang suram.

Saat malam tiba, tubuhku terasa lelah dan tatapanku kosong. Dengan setetes keringat yang menetes dari dahi, aku melangkah di bawah sinar rembulan yang redup dan suara jangkrik yang mengisi keheningan malam. Malam hari terasa sangat hening, seolah dunia tidur dan meninggalkanku sendirian dengan pikiran-pikiran yang melayang.

Tiba-tiba, notifikasi muncul di smartphone yang kupegang. Dengan rasa penasaran, aku membuka ponsel dan menemukan update terbaru dari komik fantasi favoritku. Karakter dalam komik itu tampak membawa pedang dengan gagah, seolah ia memiliki kekuatan untuk menyelamatkan dunia dan mengalahkan kegelapan. Senyuman yang terukir di wajahku membuat semua masalah hidup tampak menjauh sejenak. Aku membayangkan bagaimana rasanya memiliki kekuatan seperti itu, untuk mengubah dunia menjadi lebih berwarna dan penuh keajaiban.

Dengan semangat yang baru namun tubuh yang kelelahan, aku melanjutkan langkahku di malam yang sunyi. Namun, setelah beberapa saat berimajinasi, aku menyadari bahwa dunia nyata tidak akan berubah hanya dengan angan-angan. Aku masih terjebak dalam rutinitas yang monoton dan tak berujung. Aku terus berjalan dengan perasaan kosong, menyadari bahwa semua ini hanyalah bagian dari kehidupanku yang nyata.

Suara langkah kaki dan seruan jangkrik malam membuat keheningan semakin mendalam. Ketika aku melanjutkan perjalanan, aku melihat sebuah rumah tua dengan desain arsitektur medieval yang memukau. Pagar elegan dan jalan bebatuan yang indah mengarah ke rumah ini seolah menarikku untuk menjelajahinya. Rumah ini tampak seperti sesuatu dari cerita dongeng, seolah memiliki rahasia yang tersembunyi di dalamnya.

Aku mendekati rumah itu dan melihat papan bertuliskan “Toko Buku”. Ada sesuatu yang membuatku penasaran. Dengan perasaan bingung dan kelelahan, aku mendorong pintu yang berderit pelan dan memasuki toko buku tersebut. Lonceng di pintu berbunyi lembut, menandakan kedatanganku.

Di dalam, cahaya lilin menerangi rak-rak buku yang menjulang tinggi. Suasana yang elegan dan misterius mengundang rasa ingin tahuku untuk menjelajahi setiap sudut toko ini. Buku-buku yang tersusun rapi di rak tampak seperti memiliki cerita dan rahasia tersendiri. Aku merasa seolah telah memasuki dunia yang sama sekali baru, penuh dengan kemungkinan yang tak terduga. Dalam hening malam, aku melangkah lebih dalam ke dalam toko, berharap menemukan sesuatu yang bisa mengubah jalanku, atau setidaknya memberikan jawaban atas kebingunganku.

...(IMAJINER DUNIA LAIN)...

Terpopuler

Comments

PotatoBoy

PotatoBoy

ya sama seperti aku, hidup terasa hambar, dari tamat sekolah hingga sekarang cuma itu itu aja, kerja,pulang, tidur, kerja lagi, gitu aja terus. dan tidak pernah berubah sampai sekarang, tidak ada percintaan, kebahagiaan cuma dari baca komik, baca novel dan main game. semangat buat kalian yg merasa hidup nya kosong dan hambar, tetap jalanin dan jgn menyerah. you all are strong.

2024-09-09

2

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓

Yu.....

gabung sama gc.Bcm ya
d sn kita belajar brg
plus ad motor ka Lily loh.
yu buruan tunggu apa lagi?
tinggal follow akun aku maka aku undang kalian
Terima kasih

2024-09-08

0

Kita_Yama

Kita_Yama

kalo akhir kalimat jangan lupa jadi tanda titik ya kak

2023-05-28

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!