Di tengah perpustakaan yang luas dan megah ini, aku terpesona melihat betapa besar dan megahnya tempat ini. Mata ku berkilau penuh rasa ingin tahu saat aku meneliti setiap sudut ruangan yang dipenuhi buku-buku yang tersusun rapi.
Namun, ada sesuatu yang janggal. Mengapa tempat ini begitu sepi? Tidak ada satu pun orang yang tampak hadir di sini, seolah-olah tempat ini telah lama ditinggalkan. Lobi perpustakaan ini sangat besar, lantainya dilapisi karpet mewah yang tampak seperti harta karun yang berkilau di bawah cahaya lembut.
Fokusku teralih pada sebuah buku besar yang terletak di depan. Buku tersebut dilindungi oleh lapisan kaca tebal berbentuk persegi, yang membuatku semakin penasaran. Aku mulai melangkah pelan di atas karpet merah menuju buku tersebut, rasa ingin tahuku memuncak.
Saat aku mendekat, buku itu tampak seperti permata langka yang bersinar di bawah laut. Kaca tebal yang melindunginya memantulkan cahaya dengan cara yang hampir magis. Permukaan buku dipenuhi dengan berlian emerald dan sebongkah berlian lainnya yang warnanya sulit dikenali. Perasaan campur aduk antara keingintahuan dan kekaguman mengisi pikiranku, seolah aku telah menemukan harta karun yang tersembunyi.
"Bagaimana cara membuka kaca ini?" tanyaku dalam hati. Dengan rasa kecewa karena tidak tahu cara membuka kaca tersebut, aku memutuskan untuk berbalik badan. Namun, saat aku melangkah mundur, mataku tertarik pada tulisan di bawah kaca.
"Kenapa ada tulisan aneh di sini?" gumamku. Tulisan-tulisan tersebut tampak seperti garis-garis dan simbol-simbol asing yang membingungkan. Aku mengamatinya dengan seksama, mencoba memahami maknanya.
Mata ku mulai terasa berat, seolah-olah kantuk mulai menyerang. Meskipun begitu, aku berusaha tetap terjaga, ingin memahami tulisan tersebut. Namun, saat aku berkedip, aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Tulisan itu tampak bergerak, seolah-olah menggeliat dan berubah bentuk, mirip dengan cacing yang bergerak atau belatung yang menjijikkan.
"Apa ini?" terkejutku. Tulisan tersebut mulai membentuk huruf-huruf yang aku kenali. Perasaan heran dan cemas menguasai diriku saat aku melihat tulisan itu menjadi bisa dibaca. Dengan panik, aku membaca kata-kata tersebut, yang ternyata hanya terdiri dari dua kata: "BOLA API."
“Hmmm, apa maksudnya?” pikirku, dengan berbagai pertanyaan berkecamuk di kepalaku. Di samping tulisan itu, aku melihat pola bergambar bola dengan sidik jari yang mengelilinginya.
“Apakah ini ada hubungannya dengan tulisan ‘BOLA API’?”
Tanpa ragu, aku mulai mengikuti pola bola tersebut dengan jariku. Tanpa aku sadari, percikan api panas muncul, membakar jariku seperti microwave yang sangat panas. Aku segera menarik tanganku kembali, tetapi percikan api itu terus menyala dan memutari pola bola api di kaca, semakin besar dan membesar.
Seolah-olah monster lapar yang sedang mencari makan, percikan api itu mengamuk, membakar pola tersebut dan membentuk bola api yang berkobar dengan intensitas yang luar biasa. Api biru yang menyala terasa seperti api dari dimensi lain—panasnya mirip dengan lautan es yang sangat dingin, namun membakar dengan kehangatan yang luar biasa.
“Aduh, panas sekali! Tapi kenapa apinya berwarna biru dan bukan merah?” teriakku dalam hati, merasakan kepanasan yang tidak biasa dan membingungkan.
Saat pola api membakar, cahaya biru tiba-tiba menyebar dari bawah kakiku. Buku yang dilindungi oleh kaca persegi itu mulai retak, dan suara pecahannya menggema di seluruh ruangan perpustakaan, mengisi suasana dengan kekacauan dan keheranan. Kaca itu akhirnya hancur, melepaskan energi dan rahasia yang selama ini tersembunyi di dalamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments