Cinta Terakhirku
Seorang gadis sedang termenung di dalam kamarnya, ia teringat akan temannya yang sudah lama berpisah. Beberapa tahun yang lalu saat aura masih menginjak kelas enam SD, ia mempunyai teman bernama Gilang. Mereka memiliki pertemanan yang unik.
Berteman tapi juga bermusuhan. Setiap ada kegiatan mereka akan terlihat kompak, tidak ada yang bisa menyaingi kekompakan mereka. Tetapi jika sudah ulangan berlangsung mereka akan menjadi musuh bebuyutan. Mereka akan bersaing dengan gigih.
Kedua orangtua mereka mengharuskan sama-sama menjadi juara kelas. Jadilah mereka bersaing dengan keras.
Tetapi satu sama lain saling melindungi terutama dari teman- teman yang ingin melihat mereka berdua hancur.
Di akhir kelulusan nilai Aura ataupun Gilang sama tingginya, seharusnya Aura akan mendapatkan saingannya jika saja Gilang dan keluarganya tidak memutuskan untuk pindah ke luar pulau.
Sekarang sudah lebih dari enam tahun mereka tidak berkabar sama sekali, membuat aura memikirkan bagaimana keadaan gilang sekarang.
Aura sendiri sekarang sudah memasuki bangku kuliah tingkat pertama di salah satu universitas negeri di kotanya. Sesuai dengan keinginannya ia masuk jurusan kedokteran.
Selalu dituntut untuk menjadi yang terbaik membuat jiwa kompetisi aura selalu tinggi.
Aura sendiri mempunyai jiwa pemenang yang tinggi. Walupun orangtua aura menuntutnya selalu menjadi yang terbaik, aura tidak pernah merasa terbebani.
Seseorang mengetuk pintu kamar aura membuyarkan lamunan aura.
" Aura ayo turun, kita makan malam. Semua orang sudah menunggu di meja makan."
Suara ibunya aura memintanya untuk bergabung di meja makan.
" Iya bu, nanti aura turun." seru aura menjawab panggilan ibunya.
Beberapa menit aura sudah ada di meja makan bersama keluarganya. Keluarga yang terdiri ayah, ibu dan kakaknya laki- laki aura. Aura sendiri anak kedua dari kedua bersaudara. Kakak laki-laki aura juga seorang dokter di salah satu rumah sakit swasta di kotanya. Ibu aura seorang pegawai negeri sipil yang mengajar di sebuah sekolah menegah atas negeri. Sedangkan ayah aura juga seorang ASN di salah satu perusahaan BUMN.
Setiap harinya keluarga aura selalu sibuk dan hanya bisa berkumpul saat pagi hari sarapan dan makan malam. Jadi sebisa mungkin mereka akan menyempatkan waktu di waktu itu.
Terkadang aura merasa kesepian jika pulang kuliah sebelum anggota keluarga yang lain pulang. Ingin rasanya memiliki seorang adik agar ada yang bisa di ajaknya untuk bermain.
" Aura bagaimana kuliah kamu?" tanya fadlan sang ayah.
" Lancar yah, mungkin beberapa minggu kedepan aura akan pulang terlambat dan tidak bisa ikut makan malam bersama." Ucap aura memberitahukan kegiatannya pada orangtuanya.
Ayahnya aura menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Kakaknya aura dan sang ibu hanya diam menyimak pembicaraan aura dan ayahnya.
" Kamu arfa, bagaimana pekerjaan kamu dirumah sakit?" tanya fadlan pada putranya.
" Arfa juga sekarang sedang sangat sibuk yah, banyak pasien terkena demam berdarah. Jadi rumah sakit sekarang amat ramai." Ucap arfa kakaknya aura.
" Kalian pandai- pandai menjaga kesehatan ditengah kegiatan kalian yang padat. Jangang lupa minum vitamin biar badan kalian selalu fit." kata fadlan menasehati kedua anaknya.
Makan malam selesai dan setelah sedikit bercengkrama di ruang tv, semua orang masuk ke kamarnya masing- masing.
Dikamar ponsel aura berdering menampilkan nama vina temannya sefakultas dengan aura.
" Hai vin, ada apa telepon malam- malam?"
" Uara lusa kamu jadi ikut kan kegiatan debat antar kampus?"
" Iya, kamu kan tahu aku salah satu perwakilan kampus kita. Sudah pasti aku akan ikut dong!" kata uara.
" Kamu harus mempersiapkannya dengan matang, karena menurut info yang aku dapat lawan kamu kali ini cukup hebat. Walaupun ia dari luar pulau tapi kemampuan dan wawasannya cukup tinggi." ucap vina memperingati.
" Ya terimakasih kamu sudah memperingatiku vina, semoga lusa aku bisa memberikan performa terbaikku." jawab aura lagi.
Setelahnya mereka menutup sambungan telepon. Aura jadi berpikir lawan yang di maksud oleh vina. Sejauh ini setiap aura menjadi perwakilan kampus ataupun sekolah dulu ia tidak pernah kalah dari para lawannya.
Aura selalu unggul dalam bidang yang dilombakan. Dulu ada gilang yang kadang dapat mengalahkannya tapi beberapa tahu kebelakang sampai aura kuliah tidak ada yang bisa mengalahkan aura.
*********
Pagi hari aura sudah siap berangkat ke kampusnya menggunakan motor maticnya. Aura memakai helmnya dan mulai menjalankan motornya saat sang kakak dengan enaknya sudah duduk di belakangnya.
" Ish...kakak kok duduk dibelakang aura. Sana menyingkir aura mau berangkat ke kampus!"
" Kakak nebeng sampai rumah sakit de, mobil kakak mogok dan pagi ini kakak ada operasi. Bisa telat kalau harus ke bengkel dulu." Seru arfa pada aura.
" Kakak kan bisa pesan ojek atau taxi online." jawab aura.
" Gak da waktu de, kalau kakak gak cepet berangkat ntar kesiangan. Udah kamu jangan banyak omong antar kakak aja."
Dengan malan aura akhirnya mengantarkan arfa kerumah sakit. Sampai rumah sakit arfa turun dari motor aura dan berlari memasuki rumah sakit tanpa berkata apapun pada aura.
" Terimakasih!" Teriak aura kencang menyindir sang kakak yang sudah berlalu. Dan arfa hanya tersenyum sambil mengacungkan jempolnya pada uara.
" Dasar kakak tidak tahu terimakasih, udah ditolongin malah langsung ngacir aja gak ada apa niatan ngucapin terimakasih sama adeknya." kesal aura sambil mulutnya komat kamit menghujat arfa.
Arfa memang diburu waktu dengan jadwalnya. Saat mau berangkat kerumah sakit mobilnya tiba- tiba tidak bisa menyala dan arfa mencoba untuk memperbaiki tapi hasilnya mobil tetap tidak mau menyala. Jadilah dirinya agak sedikit terlambat datang.
Beruntung aura belum berangkat ke kampusnya dan arfa bisa nebeng kepada aura.
Aura sampai ke kampusnya dan kedatanganya disambut dengan teriakan cempreng dari temannya vina.
" Aura.... Kok kamu baru datang sih!" sapa vina.
" Emang ada apa sih, lagian juga jam masuk kuliah juga belum!" seru aura.
" Kamu dicariin sama bu dewi, tentang lomba untuk besok. Kayaknya bu dewi khawatir tentang lomba besok."
" Lho bu dewi kan tahu aku udah ngusain materi buat lomba besok, lagian kenapa jadi parno gini sih!" tutur aura lagi.
" Pokoknya lawan kamu kali ini tidak bisa dianggap remeh, makanya bu dewi mau kasih kamu tips dan trik." ucap vina sambil tersenyum menampilkan gigi gingsulnya.
Aura segera menghadap bu dewi untuk membenarkan perkataan vina.
Aura memasuki ruangan dosen dan menghampiri bu dewi.
" Pagi bu, kata vina ibu lagi nyari saya?" ucap aura.
" Ya, ibu emang lagi nyari kamu. Ini tentang lomba esok hari. Ibu harap kamu sudah mempersiapkannya dengan matang karena lawan kamu yang ibu denger kali ini berbahaya. Ibu juga mau ngasih tambahan materi yang harus kamu pelajari. Biar besok penampilan kamu bagus.
{ Bersambung }
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments